Anda di halaman 1dari 13

Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No.

1 January 2018 Page 134-146


Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399

TINJAUAN FIKIH MUAMALAH TERHADAP AKAD JUAL BELI DALAM


TRANSAKSI ONLINE PADA APLIKASI GO-FOOD

1
Muhammad Yunus, 2 Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani, 3 Gusti Khairina Shofia
1,2,3,
FakultasSyariah, Universitas Islam Bandung, Jl. Ranggagading No. 8 Bandung 40116
email :1fatwa19@gmail.co.id

Abstrak : Transaksi jual beli dalam Islam semakin berkembang seiring dengan semakin
berkembangnya zaman dan teknologi. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi umat muslim
untuk dapat lebih menelaah lebih jauh terhadap transaksi-transaksi yang sedang berkembang,
salah satunya layanan go-food pada aplikasi go-jek. Apakah akad-akad dari pihak-pihak yang
terkait sudah sesuai dengan syariat atau sebaliknya. Oleh karenanya penelitian ini bermaksud
untuk mengetahui jenis-jenis akad yang terdapat dalam layanan go-food dalam aplikasi go-
jek, serta pandangan Islam terhadap akad-akad tersebut. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatis dengan analisis konsep, di mana peneliti mengumpulkan sumber-
sumber bacaan yang memiliki keterkaitan dengan bahasan yang sedang dikaji. Hasil dari
penelitian ini, dijumpai bahwa akad sewa menyewa terjadi antara perusahaan go-jek dengan
penyedia layanan / pengemudi ojek, antara perusahaan go-jek dengan penjual yang terdaftar
dalam layanan go-food, dan antara perusahan go-jek dengan pengguna layanan. Akad jual
beli terjadi antara pengguna layanan go-food dengan penjual makanan, dan antara penyedia
layanan / pengemudi ojek dengan penjual yang terdaftar dalam layanan go-food. Sedangkan
akad wakalah terjadi antara pengguna layanan go-food dengan penyedia layanan / pengemudi
ojek. Adapun transaksi-transaksi yang dilakukan tersebut dapat diketahui telah sesuai dengan
rukun dan syaratnya.

Kata Kunci: Jual Beli, Go-jek, Go-food

Abstract : Transactions in buying and selling in Islam are growing along with the growing
era and technology. This is certainly a challenge for Muslims to be able to further explore the
growing transactions, blame go-food services on go-jek applications. Are the contracts of the
parties concerned are in accordance with the Shari'a or vice versa. By completeness of this
study for the types of contracts that exist in go-food services in go-jek applications, as well as
Islamic views of these contracts. This study uses a qualitative approach to the concept, in
which researchers a collection of reading sources that have relevance to the subject under
study. The results of this study found lease agreements with businesses between go-jek
companies and ojek service providers, between go-jek companies and sellers who subscribe
to food services, and between go-jek companies and service users. Buy and sell agreements
occur between food and beverage with food service, and between ojek service providers /
drivers with sellers who subscribe to go-food services. While akad wakalah occurs between
users of go-food services with service providers / motorcycle drivers. As these transactions
can be known already in accordance with the rules and conditions.

Keywords: Sell Buy, Go-Jek, Go-food

Received: 2018-01-07| Reviced: 2018-01-30| Accepted: 2018-01-31


Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v2i1.3363
134
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399

I PENDAHULUAN Ketika driver gojek mendapatkan


Latar Belakang order dari pelanggan atas pemesanan
Dewasa ini perkembangan makanan, maka pihak driver gojek
teknologi semakin memanjakan memberikan dana talangan terlebih dahulu
masyariatat dalam mempermudah berbagai yang kemudian akan diganti oleh
aktifitas sehari-hari. Aktifitas yang dahulu pelanggan setelah pesanannya telah
terkesan membuang banyak waktu dan diantarkan. Sebagai seorang muslim, maka
biaya, kini dapat dinikmati dengan lebih perlu dilakukan kajian untuk berfikir kritis
mudah dan praktis tanpa merasa kerepotan. terhadap berbagai fenomena baru atau
Salah satunya dengan fasilitas layanan sesuatu yang sedang berkembang di
online yang masyariatat nikmati sekarang. masyariatat. Apakah fenomena tersebut
Berbagai macam fasilitas layanan masih sesuai dengan ajaran dan kaidah
online yang tersedia di masyariatat, mulai syariah atau sudah keluar dari kaidah yang
dari sarana pembayaran online, belanja seharusnya. Dalam kaidah ushul fiqh,
online, hingga transportasi online dengan hukum dasar mu’amalah adalah boleh
mudah dapat dinikmati melalui sarana e- kecuali terdapat dalil yang melarangnya.
commerce yang banyak tersedia saat ini. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
Salah satu fasilitas layanan jasa tranportasi melakukan pembahasan tinjauan akad jual
online yang paling populer di masyariatat beli yang terjadi pada aplikasi go-food.
yaitu aplikasi Gojek. Selain itu pun dilakukan pembahasan
Gojek merupakan aplikasi yang tentang pandangan hukum Islam terhadap
menawarkan layanan jasa transportasi transaksi berbasis online (go-food)
online dengan menyediakan berbagai tersebut.
fasilitas lainnya yang kesemuanya Tujuan Penelitian
menawarkan layanan dibidang jasa.
a. Untuk mengetahui model akad yang
Layanan yang paling diminati setelah
diterapkan oleh para pihak yang terkait,
transportasi kendaraan beroda dua dan
seperti perusahaan gojek, sdm yang
empat dalam aplikasi gojek ini adalah
bekerja pada perusahaan gojek, penjual,
layanan Go-food, di mana para pelanggan
dan pembeli (customer) pada layanan
dapat menggunakan layanan jasa pesan
aplikasi go-food.
antar makanan, sesuai dengan kebutuhan
atau minat customer.

Received: 2018-01-07| Reviced: 2018-01-30| Accepted: 2018-01-31


Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v2i1.3363
145
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146

b. Untuk mengetahui pandangan hukum sebagai pertalian ijab dan kabul sesuai
Islam terhadap transaksi berbasis online dengan kehendak syariat yang berpengaruh
(go-food) tersebut. pada suatu objek perikatan.3 Ijab adalah
suatu pernyataan seseorang yang
Metode Penelitian
melakukan ikatan, sedangkan kabul
Penelitian ini menggunakan diidentikkan sebagai suatu pernyataan
pendekatan kualitatif dalam bentuk yuridis penerimaan terhadap ikatan tersebut.
normatif. Metode yang digunakan berupa Dalam Islam, tentunya seluruh perikatan
analisis konsep. Penelitian dilakukan yang dilakukan oleh dua pihak ataupun
dengan mencari sumber-sumber rujukan lebih, harus sesuai dengan kehendak
yang relevan dengan kajian yang akan syariat.
diteliti, seperti dari jurnal terbaru, buku, Berkaitan dengan akad, Mustafa
majalah, dan bahan rujukan lainnya. Ahmad az-Zarqa sebagaimana yang
Setelah terkumpul bahan-bahan yang akan dijelaskan dalam ensikolpedi hukum islam,
dimasukkan ke dalam kajian, maka membedakan dua macam tindakan hukum
selanjutnya pemakalah menganalisis yang dilakukan oleh seseorang, di
konsep tersebut untuk selanjutnya antaranya:4
mengambil beberapa simpulan dari
1. Tindakan yang berupa perkataan:
rumusan masalah yang telah ditentukan di
a. Bersifat akad: terjadi apabila dua
awal.
atau beberapa pihak mengikatkan
diri untuk melakukan suatu
Kerangka Teori
perjanjian. Misalnya seorang penjual
Akad dan Jual Beli dalam Islam
di sebuah pasar yang menyatakan
Istilah akad berasal dari bahasa
bahwa ia telah menjual barangnya
Arab, yaitu al-‘aqdu yang berarti
dengan harga “sekian” dan pihak
perjanjian yang tercatat atau kontrak.1
lainnya/pembeli menyatakan bahwa
Sayyid Sabiq dalam kitabnya fikih sunah
ia membeli barang tersebut dengan
memberikan arti bahwa akad adalah suatu
harga yang telah ditetapkan penjual
ikatan dan kesepakatan.2 Adapun sumber
3
lain ada yang mengartikan bahwa akad Abdul Aziz Dahlan dkk, Ensiklopedi Hukum
Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001, jilid
1 hal. 63. Lihat juga Eka Nuraini Rachmawati dan
1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Ab Mumin bin Ab Ghani, Akad Jual Beli dalam
Arab-Indonesia lengkap, Surabaya: Pustaka Perspektif Fikih dan Praktiknya di Pasar Modal
Progresif, 1997, hal. 953. Indonesia, Jurnal al-‘Adalah, Vol. 12 (4). hal. 786
2
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Juz. 3. , Beirut: Darul (785-806).
4
Fikri, 1995. hal 93. Ibid.
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
146
Muhammad Yunus : Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam Transaksi Online Pada Aplikasi
Go Food

tersebut. Tindakan yang serperti 2. Tindakan yang berupa perbuatan.5


inilah yang bersifat akad, karena
Adapun jual beli dalam masyariatat
antara pihak penjual dan pembeli
saat ini, merupakan rutinitas harian yang
telah mengikatkan diri untuk
biasa dilakukan antara dua pihak atau
melakukan suatu perbuatan jual dan
lebih. Bahkan hal tersebut telah diatur
beli.
dalam al-Qur’an dan hadis. Namun jual
b. Tidak bersifat akad:
beli yang sesuai menurut syariat belum
1) Yang mengandung kehendak
tentu semua masyariatat muslim
pemilik untuk menetapkan atau
melakukannya, atau mungkin tidak ada
melimpahkan hak,
yang mengetahui sama sekali tentang
membatalkannya, atau
ketentuan-ketentuan dalam praktek jual
menggugurkannya, contoh:
beli.6
wakaf, hibah, dan talak. Akad
Untuk mendapatkan definisi yang
dengan perbuatan seperti ini tidak
lebih jelas terhadap jual beli (al-bai’u),
memerlukan kabul, walaupu
pemakalah menemukan beberapa sumber
beberapa ulama masih berbeda
yang memberikan pengertian terkait jual
pendapat terkait tindakan hukum
beli, seperti yang dikemukakan oleh
tersebut. Ada yang berpendapat
Taqiyyuddin,7 Zainuddin,8 Dimyauddin,9
telah terjadi akad dan ada pula 10
dan Sabiq, bahwa jual beli merupakan
sebaliknya, tidak terjadi akad.
suatu kegiatan pertukaran barang dengan
2) Yang tidak mengandung
barang, atau harta dengan harta, yang
kehendak pihak yang menetapkan
dilakukan oleh pembeli dan penjual
atau menggugurkan suatu hak,
5
akan tetapi perkataannya Sebagai bahan tambahan, Zarqa menjelaskan
lebih lanjut bahwa setiap akad yang dilakukan
memunculkan suatu tindakan seseorang atau badan hukum dapat dikatakan
sebagai tindakan hukum dari dua atau beberapa
hukum. Salah satu contohnya pihak, akan tetapi sebaliknya bahwa setiap tindakan
hukum tidak dapat disebut sebagai akad. Ibid.
adalah gugatan yang diajukan 6
Shobirin, Jual Beli dalam Pandangan Islam,
Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, Vol. 3 (2),
kepada hakim dan pengakuan
2015, hal. 240.
7
seseorang di depan hakim. Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad al-Husna,
Kifayatu al-Akhyar fi Halli Ghayat al-ikhtishar fi
Tindakan demikian akan al-Fiqh asy-Syafi’i, Damaskus: Dar al-Basyair,
2001, hal. 279.
menimbulkan suatu ikatan secara 8
Ahmad Zainuddin bin Abdul Aziz, Fathu al-
Mu’in, Beirut: Dar Ibn Hazm, 2004, hal. 316-317.
hukum, namun sifatnya tidak 9
Dimyaudin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2008, hal. 69.
mengikat. 10
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 3, Beirut: Darul
Fikri, 1995, hal. 92-93.
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
147
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146

dengan sighat, yaitu ungkapan ijab dan Dasar hukum jual beli ialah ijma’,
kabul, dilakukan dengan sukarela antara yaitu karena manusia sebagai anggota
masing-masing pihak, dan harta yang masyariatat selalu membutuhkan apa
ditukar adalah yang bernilai manfaat. yang dihasilkan dan dimiliki oleh orang
lain.12 Oleh karena itu, jual beli adalah
Rukun, Syarat, dan Dasar Hukum Jual salah satu jalan untuk mendapatkan
Beli suatu objek secara sah. Berdasarkan hal
Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan tersebut, maka mudahlah bagi setiap
al-bai’u yang berarti menjual, mengganti, individu memenuhi kebutuhannya.
dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang Ekonomi Islam berdiri di atas prinsip
lain. Dalam definisi menurut ulama perdagangan yang berdasarkan syari’at,
hanafiyah jual beli ialah “Tukar menukar yaitu dengan mengembangkan harta
sesuatu yang diingini dengan yang melalui cara-cara yang dihalalkan oleh
sepadan melalui cara tertentu yang Allah SWT, sesuai dengan kaidah-
bermanfaat”. yang dimaksud ialah melalui kaidah dan ketentuan-ketentuan
ijab dan qabul (pernyataan menjual dari muamalah syar’iyyah, yang didasarkan
penjual), atau juga boleh melalui saling pada hukum pokok (boleh dan halal
memberikan barang dan harga dari penjual dalam berbagai mu’amalat) dan
dan pembeli. disamping harta yang menjauhi segala yang diharamkan oleh
diperjual belikan harus bermanfaat bagi Allah Ta’ala, misalnya, riba. Allah
manusia.11 Objek jual beli bukanlah objek Ta’ala berfirman:
yang dilarang dan harus sesuai kaidah
“Allah telah menghalalkan
syari’ah. sebagaimana yang dijelaskan
jual beli dan mengharamkan
dalam sebuah hadist:
riba.”(QS. Al-Baqarah: 275)
‫اَّللَ َوَر ُسولَهُ َحَّرَم بَيْ َع ا ْْلَ ْم ِر َوالْ َمْي تَ ِة‬
َّ ‫إِ َّن‬
Di dalam transaksi jual beli harus

‫َصنَ ِام‬ ِ
ْ ‫َوا ْْلْن ِزي ِر َواْأل‬
terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun
jual beli adalah sesuatu yang harus ada
“ Sesungguhnya Allah dan
Rasul-Nya mengharamkan jual
beli khamr, bangkai, babi dan
patung ” (Muttafaq ‘alaih).
12
Ahmad bin Abdurrazzaq ad-Duwaisy, Fatwa-
11
Hasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya fatwa Jual Beli, Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i,
Media Pratama, hal. 111-112 hal. 2.
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
148
Muhammad Yunus : Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam Transaksi Online Pada Aplikasi
Go Food

dalam setiap perbuatan hukum. Rukun Ulama fikih telah menetapkan


jual beli tersebut terdapat tiga macam:13 beberapa syarat umum yang harus
dipenuhi dalam suatu akad yaitu:15
a. Ijab kabul (akad), yaitu ikatan kata
antara penjual dan pembeli, syarat a. Pihak-pihak yang melakukan akad
kabul antara lain: telah cakap untuk bertidak
1) jangan ada tenggang waktu yang hukum/mukallaf, atau apabila obyek
memisahkan antara ucapan akad merupakan kepunyaan orang
penjual dan pembeli. yang tidak atau belum cakap
2) jangan diselangi kata-kata lain bertindak hukum, maka yang berhak
antara penjual dan pembeli. bertindak adalah walinya.
b. orang-orang yang berakad, penjual b. Objek akad tersebut diakui oleh
dan pembeli; dan syariat. Benda yang menjadi objek
c. objek akad (ma’qud alaih). adalah bukan barang najis, akan
tetapi bermanfaat, bisa diserah
Adapun syarat jual beli dibagi
terimakan, kepunyaan orang yang
menjadi dua, yaitu syarat untuk objek
menjualnya atau orang yang
jual beli dan syarat untuk orang yang
menjualnya dikuasakan untuk
melakukan transaksi jual beli. Adapun
menjualnya.
syarat untuk objeknya, di antaranya:14
c. Akad tersebut tidak dilarang oleh
a. suci dan bisa disucikan. nas syariat.
b. bermanfaat menurut hukum islam. d. Akad yang dilakukan memenui
c. tidak digantungkan pada suatu syarat-syarat khusus.
kondisi tertentu. e. Akad itu bermanfaat.
d. tidak dibatasi tenggang waktu f. Ijab tetap utuh dan shahih sampai
tertentu. terjadinya kabul.
e. dapat diserahkan. g. Ijab dan kabul dilakukan dalam satu
f. milik sendiri. majlis, yaitu suatu keadaan yang
g. tertentu atau dapat diindra. menggambarkan suatu transaksi.
h. Tujuan akad jelas dan diakui oleh
syariat.

13 15
Sayyid Sabiq, ....., Ibid, hal. 93. Lihat juga Hendi Abdul Aziz Dahlan, ....., ibid, hal. 65-67. Lihat
suhendi. Fiqh mualmalah, Jakarta: PT. Raja juga Abd. Shomad, Hukum Islam: Penormaan
Grafindo Persada, hal. 70. Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia, Bandung:
14
Ibid. Kencana, 2017, hal. 155-156.
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
149
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146

Macam-Macam Akad dan Jual Beli Adapun dari segi penamaannya,


dalam Islam dibagi menjadi dua:
Kontrak jual beli menjadi
1. Akad-akad yang namanya telah
sempurna (tamn) dengan terjadinya
ditentukan sesuai syariat dan telah
penyerahan barang (taqabud). Pengakuan
dijelaskan hukum-hukumnya, seperti
untung atau rugi dari salah satu pihak yang
jual beli, sewa menyewa,
tidak berkenan dengan tujuan kontrak
perserikatan, hibah, al-wakalah,
(misalkan bahwa pembeli harus
wakaf, hiwalah, ji’alah, wasiat, dan
membebaskan budak yang dia beli) adalah
perkawinan.
tidak sah dan itu berarti membuat kontrak
2. Akad-akad yang penamaannya
menjadi cacat.16
ditentukan oleh masyarakat, sesuai
Suatu akad dalam Islam dibagi
dengan kebutuhan sepanjang zaman
menjadi beberapa macam, yaitu dari segi
dan tempat, seperti istisna dan bai al-
keabsahannya menurut syariat dan dari
wafa’.
segi penamaannya.17 Dari segi
keabsahannya menurut syariat, dibagi Fikih muamalah, telah
menjadi dua: mengidentifikasi dan menguraikan
macam-macam jual beli, termasuk jenis-
1. Akad shahih, yaitu yang telah
jenis jual beli yang dilarang oleh Islam.
memenuhi rukun dan syaratnya.18
Macam atau jenis jual beli tersebut ialah:
2. Akad yang tidak shahih, yang
terdapat kekurangan pada rukun dan a. Bai’ al mutlaqah, yaitu pertukaran
syaratnya. antara barang atau jasa dengan
uang. Uang berperan sebagai alat
16
Joseph Schacht, Pengantar Hukum Islam, tukar. Jual-beli semacam ini
Yogyakarta: Islamika, 2003.
17
Abdul Aziz Dahlan,...., Ibid, hal. 67-68. Lihat menjiwai semua produk-produk
juga Siswadi, Jual Beli dalam Perspektif Islam,
Jurnal Ummul Qura, Vol. 3 (2), hal. 63-65. lembaga keuangan yang didasarkan
18
Para ulama mazhab Hanafi dan Maliki membagi
akad shahih menjadi dua, yaitu (1) akad shahih atas prinsip jual-beli.
yang nafiz (sempurna untuk dilaksanakan), yaitu
akad yang dilangsungkan dengan memenuhi rukun
b. Bai’ al muqayyadah, yaitu jual beli
dan syaratnya dan tidak ada penghalang untuk dimana pertukaran terjadi antara
melakukannya, dan (2) akad shahih yang mauquf,
yaitu akad yang dilakukan oleh seseorang yang barang dengan barang (barter).
cakap untuk bertindak hukum, namun ia tidak
memiliki kekuasaan untuk melangsungkan dan Aplikasi jual beli semacam ini dapat
melaksanakan akad tersebut, seperti akad yang
dilakukan oleh anak kecil yang sudah mumayyiz, dilakukan sebagai jalan keluar bagi
lebih lengkapnya lihat Abdul Aziz Dahlan, ...., hal.
67-68.
transaksi ekspor yang tidak dapat
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
150
Muhammad Yunus : Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam Transaksi Online Pada Aplikasi
Go Food

menghasilkan valuta asing (devisa). hanya dilakukan untuk barang-


karena itu dilakukan pertukaran barang atau aktiva tetap yang nilai
barang dengan barang yang dinilai bukunya sudah sangat rendah.
dalam valuta asing. Transaksi g. Bai’ as salam adalah akad jual beli
semacam ini lazim disebut Counter di mana pembeli membayar uang
trade. (sebesar harga) atas barang yang
c. Bai’ al sharf, yaitu jual-beli atau telah disebutkan spesifikasinya,
pertukaran antara satu mata uang sedangkan barang yang
asing dengan mata uang asing lain, diperjualbelikan itu akan diserahkan
seperti antara rupiah dengan dolar, kemudian, yaitu pada tanggal yang
dolar dengan yen dan sebagainya. disepakati. Bai’ as salam biasanya
Mata uang asing yang dilakukan untuk produk-produk
diperjualbelikan itu dapat berupa pertanian jangka pendek.
uang kartal (bank notes) ataupun h. Bai’ al istishna’ hampir sama
bentuk uang giral (telegrafic dengan bai’ as salam, yaitu kontrak
transfer atau mail transfer). jual-beli dimana harga atas barang
d. Bai’ al murabahah adalah akad jual tersebut dibayar lebih dulu tapi
beli barang tertentu. Dalam dapat diangsur sesuai dengan jadwal
transaksi jual beli tersebut penjual dan syarat-syarat yang disepakati
menyebutkan dengan jelas barang bersama, sedangkan barang yang
yang diperjualbelikan, termasuk dibeli diproduksi dan diserahkan
harga pembelian dan keuntungan kemudian.
yang diambil.
Di antara jenis-jenis jual beli
e. Bai’ al musawamah adalah jual-beli
tersebut, yang lazim digunakan dalam
biasa, dimana penjual tidak
bertransaksi adalah yang berdasarkan
memberitahukan haga pokok dan
prinsip bai’ al murabahah, bai’ as
keuntungan yang didapatnya.
salam dan bai’ al istishna’.19
f. Bai’ al muwadha’ah yaitu jual beli
dimana penjual melakukan
II PEMBAHASAN
penjualan dengan harga yang lebih
Gambaran Umum Layanan Go-Food
rendah daripada harga pasar atau
pada Aplikasi Go-jek
dengan potongan (discount).
penjualan semacam ini biasanya 19
Zainul Arifin. Dasar-dasar Manajemen Bank
Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, 2012, hal. 26-27.
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
151
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146

Go-jek hadir pada tahun 2010 di perusahaan dan ini semua dapat dilihat di
Indonesia, yang merupakan perusahaan halaman resmi webnya.
transportasi roda dua melalui panggilan Namun, pada makalah ini,
telepon. Dikutip dari halaman resmi pemakalah hanya akan fokus pada layanan
webnya, saat ini go-jek telah berkembang go-food yang disediakan go-jek. Pada
begitu pesat menjadi perusahaan teknologi layanan ini, setidaknya dijumpai beberapa
yang menyediakan berbagai macam pihak, di antaranya perusahaan sebagai
layanan yang berjiwa sosial. Maksud dan pihak pertama yang mempunyai aplikasi,
tujuannya tidak lain adalah untuk kemudian customer atau pengguna aplikasi
meningkatkan kesejahteraan pekerja di go-jek sebagai pihak kedua, pengemudi
berbagai sektor informal di Indonesia.20 ojek atau para penyedia layanan kendaraan
Beberapa layanan yang ditawarkan bermotor yang telah bekerjasama dengan
oleh go-jek kepada masyarakat sangat perusahaan go-jek sebagai pihak ketiga,
beraneka ragam, mulai dari transportasi dan penjual makanan sebagai pihak
roda dua, transportasi roda empat, layanan keempat. Apabila ditelusuri lebih dalam
antar barang, pemesanan dan pembelian lagi, maka akan dijumpai beberapa akad
makanan, dan lain sebagainya.21 Tidak yang telah dilakukan oleh keempat pihak
sedikit masyarakat dari berbagai macam tersebut.
latar belakang yang berbeda dan beragam Ketika seseorang ingin memesan
usia, ikut menikmati layanan salah satu makanan dengan menggunakan layanan
aplikasi online ini. go-food pada aplikasi go-jek, maka
Pada setiap layanan yang setidaknya terdpat empat pihak yang
ditawarkan oleh perusahaan go-jek kepada terlibat dengan beberapa macam akad, di
customer, tentunya mempunyai prosedur antaranya:
yang berbeda, sesuai dengan layanan-
1. Akad sewa menyewa antara
layanan yang telah disediakan perusahaan,
perusahaan go-jek dengan penyedia
sebagaimana yang telah diatur pada kolom
layanan / pengemudi ojek, antara
syarat dan ketentuan yang dibuat oleh
perusahaan go-jek dengan penjual
yang terdaftar dalam layanan go-

20
food, dan antara perusahan go-jek
Info terkait go-jek diakses langsung dari situs
web https://www.go-jek.com/about/, diakses pada 7 dengan pengguna layanan.
Januari 2018 jam 16.30 WIB.
21
Berbagai macam layanan yang ditawarkan go- 2. Akad jual beli antara pengguna
jek, selengkapnya dapat diakses pada halaman web
resminya https://www.go-jek.com/about/. layanan go-food dengan penjual
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
152
Muhammad Yunus : Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam Transaksi Online Pada Aplikasi
Go Food

makanan, dan antara penyedia 3. Akad wakalah antara pengguna


layanan / pengemudi ojek dengan layanan go-food dengan penyedia
penjual yang terdaftar dalam layanan / pengemudi ojek.
layanan go-food.

PENYEDIA LAYANAN/
PENGEMUDI OJEK

PERUSAHAAN
GO-JEK

PEMBELI PENJUAL

Keterangan:
Garis Merah: Akad Sewa Menyewa
Garis Biru: Akad Jual Beli
Garis Kuning: Akad Wakalah

Pihak pertama selaku perusahaan, tersebut termasuk dalam kategori akad


tidak dapat menjalankan roda sewa menyewa, di mana pengemudi
perusahaan tanpa adanya penyedia ojek menyewa aplikasi go-jek yang
layanan atau pengemudi go-jek. Oleh memuat berbagai macam layanan sosial
karenanya, pihak perusahaan bekerja masyarakat untuk mendapatkan
sama dengan pihak penyedia layanan pelanggan atau customer, yang dalam
dalam memberikan pelayanan sebaik hal ini layanan go-food.
mungkin kepada para customer go-jek. Setiap kali transaksi terjadi, pihak
Akad yang dibuat pun cukup jelas, penyedia layanan / pengemudi ojek
karena tercantum dalam syarat dan akan memberikan biaya sewa aplikasi
ketentuan yang diberikan kepada calon dalam jumlah tertentu kepada
penyedia layanan pada saat mendaftar perusahaan, dan biasanya pembayaran
pertama kali untuk bermitra. Akad menggunakan jumlah persentase dari

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


153
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146

pendapatan setiap kali transaksi. Hal penilaian terhadap kinerja keseharian


yang demikian pun terjadi antara dan berdampak kepada reward yang
perusahaan go-jek dengan penjual yang akan diterima dari perusahaan.
terdaftar dalam layanan go-food, namun Dalam hal pemberian reward atau
tidak dengan pembeli. Dalam hal ini, upah, Rasulullah SAW bersama Abu
meskipun pengguna layanan (pembeli) Bakar pernah mengupah seorang laki-
telah menyewa aplikasi dengan laki dari Bani Diel sebagai petunjuk
mengunduhnya di playstore, ia tidak jalan yang pandai, dan hal ini
dibebankan untuk membayar saat diriwayatkan oleh Ahmad dan
mengunduh, namun ada beberapa Bukhari:22
persyaratan yang perlu disepakati
apabila ingin menggunakan aplikasi go-
jek, seperti penyantuman data pribadi
agar dapat diakses oleh perusahaan
sebagai data base pengguna aplikasi go-
jek.
Akad selanjutnya adalah akad jual
beli, yang dalam hal ini terjadi antara
pengguna layanan / pembeli dengan
penjual, dan antara penyedia layanan /
pengemudi ojek dengan penjual.
Akad yang terakhir adalah akad
wakalah yang terjadi antara pengguna
layanan / pembeli dengna penyedia
layanan / pengemudi ojek, di mana
penyedia layanan / pengemudi ojek
menggantikan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli langsung
dengan penjual. Apabila transaksi
berjalan dengan lancar, maka penyedia
layanan / pengemudi ojek akan
mendapatkan reward dalam bentuk
22
Faishal bin Abdul Aziz, Terjemahan Nailul
bintang, yang nantinya menjadi Author (terjemahan oleh A. Qadir Hassan dkk),
jilid 4, Surabaya, PT Bina Ilmu, hal 1861.
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
154
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399

ِ ِ ِ ِ
‫م َو أَبُو بَ ْك ٍر‬.‫النيب ص‬
ُّ ‫استَأْ َجَر‬ ْ َ‫َع ْن َعائ َشةَ رضي هللا عنها ِِف َحديْث اهل ْجَرةِ قَال‬
ْ ‫ و‬:‫ت‬
‫ َو ُه َو َعلَى ِديْ ِن ُك َّفا ِر‬،‫اه ُر ِِب ْهلِ َدايَِة‬
ِ ‫اْلِ ِريت الْم‬ ِ ِ ِ
َ ُ ِّْ ْ ‫ َو‬،‫َر ُجالً م ْن بَِِن الدَّيْ ِل َهاد ًًي خِِّريْتًا‬
ٍ ‫احلَت ي ِهما صبِيحةَ لَي ٍال ثََال‬
‫ (رواه أمحد و‬.‫ فَ ْارَتَ َال‬،‫ث‬ ِ ‫ فَ َدفَ َعا إِلَْي ِه‬،ُ‫ش َو أَِمنَاه‬
ٍ ْ‫قُ َري‬
َ َ ْ َ َ ْ َ ‫َر‬
)‫البخاري‬
Dari Aisyah r.a. -tentang mereka pergi menuju
hadis hijrah- ia berkata: Madinah. (HR. Ahmad dan
Nabi SAW bersama Abu Bukhari)
Bakar mengupah
III SIMPULAN
seoranglaki-laki dari Bani
Diel sebagai petunjuk jalan Berdasarkan pembahasan-
yang mahir, sedangkan si pembahasan di atas, pemakalah ingin
laki-laki tersebut ketika itu menarik beberapa simpulan, di antaranya:
masih berada dalam
1. Terdapat tiga macam akad yang
kelompok agamanya orang-
terjadi pada layanan go-food dalam
orang kafir Quraisy. Nabi
aplikasi go-jek, yaitu akad sewa
dan Abu Bakar
menyewa, akad jual beli, dan akad
mengamanatkan kepada
wakalah.
laki-laki tersebut, lalu
2. Secara umum, transaksi yang ada
menyerahkan kedua
pada layanan go-food dalam
kendaraan mereka
aplikasi go-jek, hingga saat ini
kepadanya, dan mereka
sudah sesuai dengan apa yang
menjanjikannya untuk
ditentukan dalam syariat, sudah
bertemu di gua Tsaur
sesuai rukun dan syaratnya, hingga
sesudah tiga malam. Si laki-
adanya sukarela dari masing-masing
laki itu kemudian datang
pihak.
kepada mereka dengan
membawa kedua kendaraan
tersebut di pagi hari pada
malam yang ketiga itu, lalu
Received: 2018-01-07| Reviced: 2018-01-30| Accepted: 2018-01-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v2i1.3363
145
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 134-146

DAFTAR PUSTAKA dalam Perspektif Fikih dan


Praktiknya di Pasar Modal
Indonesia, Jurnal al-‘Adalah, Vol.
Arifin, Zainul. 2012, Dasar-dasar
12 (4), hal. 785-806.
Manajemen Bank Syariah, Jakarta:
Sabiq, Sayyid, 1995, Fikih Sunnah Juz. 3. ,
Pustaka Alfabet.
Beirut: Darul Fikri.
Aziz, Faishal bin Abdul, 1993,
Schacht, Joseph, 2003, Pengantar Hukum
Terjemahan Nailul Author
Islam, Yogyakarta: Islamika.
(terjemahan oleh A. Qadir Hassan
Shobirin, Jual Beli dalam Pandangan
dkk), jilid 4, Surabaya, PT Bina
Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen
Ilmu.
Islam, Vol. 3 (2), 2015, hal. 240-261.
Bakar, Taqiyuddin Abu, 2001, Kifayatu al-
Shomad, Abd., 2017, Hukum Islam:
Akhyar fi Halli Ghayat al-ikhtishar fi
Penormaan Prinsip Syariah dalam
al-Fiqh asy-Syafi’i, Damaskus: Dar
Hukum Indonesia, Bandung:
al-Basyair.
Kencana.
Dahlan, Abdul Aziz, dkk, 2001,
Siswadi, Jual Beli dalam Perspektif Islam,
Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta:
Jurnal Ummul Qura, Vol. 3 (2), hal.
Ichtiar Baru Van Hoeve.
59-65.
Djuwaini, Dimyaudin, 2008, Pengantar
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta:
Fiqh Muamalah, Yogyakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Pustaka Pelajar.
Zainuddin, Ahmad, 2004, Fathu al-Mu’in,
Duwaisy, Ahmad bin Abdurrazzaq ad-,
Beirut: Dar Ibn Hazm.
Fatwa-fatwa Jual Beli, Jakarta:
Pustaka Imam asy-Syafi’i.
Haroen, Hasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta:
Gaya Media Pratama.
https://www.go-jek.com/about/, diakses
pada 7 Januari 2018 jam 16.30 WIB.
Munawwir, Ahmad Warson, 1997, Kamus
al-Munawwir Arab-Indonesia
lengkap, Surabaya: Pustaka
Progresif.
Rachmawati, Eka Nuraini, dan Ghani, Ab
Mumin bin Ab, 2015, Akad Jual Beli
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
146

Anda mungkin juga menyukai