PERTEMUAN 2-14
NIM : 111910176
Kelas : Ma.19.A4
KAPITALISME ISLAM
I – Hakikat Ekonomi
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka, ekonomi
berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1)
memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara
pendistribusiannya kepada masyarakat.
Bidang Ekonomi:
1) Ilmu ekonomi → Memperbanyak jumlah, dan menjaga pengadaannya (Faktor
Produksi)
2) Sistem ekonomi → Tatacara distribusi kekayaan di tengah masyarakat (Pemikiran
dan Konsep Ekonomi)
Asas dan Kaidah Ekonomi Islam:
1) Kepemilikan (Ownership) : Kepemilikan Individu (Private Ownership), Kepemilikan
Umum (Public Ownership), Kepemilikan Negara (State’s Ownership)
2) Distribusi (Distribution) : Menjamin Kebutuhan per Individu Warga Negara
3) Disposisi (Tasharruf) : Pengembangan Hak Milik, Nafkah dan Infaq
Kebijakan Ekonomi Islam:
Kebutuhan manusia (Human Needs) :
1) Kebutuhan per individu : Kebutuhan pokok (Primery Needs), Kebutuhan Sekunder
(Scondary Needs), Kebutuhan Mewah (Luxury Needs)
2) Kebutuhan kelompok : Pendidikan (Needs for Education), Kesehatan (Needs for
Health), Keamanan (Needs for Savety)
II – Kepemilikan
Kepemilikan adalah Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan
jasa tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-
nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.
Bentuk kepemilikan ada 3 : Kepemilikan Individu (Private Ownership), Kepemilikan
Umum (Public Ownership), dan Kepemilikan Negara (State’s Ownership).
Tata cara memiliki
Manusia memiliki keinginan untuk memiliki, yang berasal dari kebutuhan jasmani dan
naluri survival :
1) Kaifiyah Tamalluk: Sebab Pemilikan Islam (Shahih/benar)
2) Kammiyah Tamalluk: Pembatasan Jumlah Sosialisme (Batil/salah)
3) Hurriyah Tamalluk: Kebebasan Hak Milik Kapitalisme (Batil/salah)
Sebab Kepemilikan Islam berasal dari Waris, Harta yang diperoleh tanpa kompensasi,
Bekerja, Kebutuhan harta penyambung hidup, dan Pemberian negara.
Hukum Perdagangan
Halal hukumnya apabila bentuk perdagangan dilakukan dengan cara Jual-Beli, Salam,
Istishna’ barang dengan barang, dan Sharf uang dengan uang.
Haram hukumnya apabila bentuk perdangan dilakukan dengan cara Riba uangan
dengan uang/barang dengan barang, Ghabn Fahisy, Tadis, dan Penimbunan.
Hukum Syarikah
Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih, yang keduanya sepakat untuk
melakukan kerjasama dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari keuntungan.
1) Akad Syar’i : Ijab dan Qabul
- Sepakat melakukan Syarikah dan Sepakat memberikan modal hukumnya
“belum sah”
- Sepakat melakukan Syarikah dalam urusan tertentu hukumnya “sah”
2) Obyek Akad: Sesuatu yang Bisa Diakadkan
- Barang dan Jasa hukumnya “sah”.
Bentuk Syarikah dalam Islam terdiri dari Syarikah Amlak: Zat Barang dan Syarikah
Uqud: Pengembangan Harta.
Tasharruf yang Diharamkan:
- Infaq : Isyraf – Tabdzir, Taraf (Foya-foya), Taqtir (Kikir-Bakhil)
- Pengembangan Harta: Judi, Riba, Syarikah Kapitalis, Ghabn Fakhisy, Tadis,
Ihtikar, Mematok Harga.
IV – Kepemilikan Umum
V – Kepemilikan Negara
Fai’, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang diperoleh
melalui peperangan. Fai’ adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui
peperangan.
Khumus: seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah).
Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan rampasan
perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian.
Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum Muslim
karena ketundukan mereka kepada sistem Islam.
Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yangdiwajibkan oleh Allah kepadakaum
Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara
tidak ada harta di Baitul Mal.
Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan, seperti
Narkoba, dll.
Harta Orang Murtad.
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Kegiatan usaha:
1. Menghimpun dana: Tabungan, Giro, Deposito
2. Menyalurkan dana: Bagi hasil, Jual beli, Sewa, Pinjaman
3. Pelayanan jasa: Transfer, Remitten, Letter of Credit, Bank Garansi, SKBDN, RTGS
Prinsip Syariah: Prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di
bidang syariah.
Definisi akad: Perikatan antara ijab dan qabul dengan cara yang disyariatkan, yang
memiliki dampak (hukum) sesuai perikatannya.
Hal-hal yang mempengaruhi akad:
1) Faktor internal
2) Faktor eksternal: Adanya mudharat, Menjadi wasila kepada yang haram, Merupakan
tadlis, Adanya gharar, Merupakan maysir, Mengandung riba tidak, Terpenuhinya
rukun & syarat, Tidak terpenuhinya maqashid as syariah.
Akad berdasarkan sifatnya:
- Bathil/tidak sah
- Fasid/rusak
- Shahih/sah/benar
Jenis akad dalam Syariah
1) Profit (tijarah)
Natural Certainty Contract Jual beli
- Murabahah
- Salam
- Istishna : Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(mustashni’) dan produsen (shani’).
- Ijarah
- IMBT
Natural Uncertainty Contract Bagi hasil
- Musyarakah
- Mudharabah : Sejumlah modal yang diberikan oleh shahibul maal untuk
diinvestasikan dalam bentuk usaha dengan keuntungan yang dibagi bersama
diantara keduanya.
2) Non Profit (tabarru)
Pinjamkan uang
Pinjaman jasa
Memberi
Riba adalah kelebihan harta tanpa adanya padanan dalam transaksi pertukaran harta
Tadlis adalah transaksi yang mengandung suatu hal yang tidak diketahui oleh salah satu
pihak (unknown to one party). Bentuk-bentuk tadlis dalam perbankan yang harus
diwaspadai:
- Tidak menyampaikan informasi terkait produk bank dengan lengkap dan transparan
- Solisitasi kepada calon nasabah dengan memberikan keterangan yang tidak sesuai
fakta dan memanfaatkan ketidaktahuan nasabah, untuk tujuan pencapaian closing
- Mengiklankan produk kita dengan kata yang ambigu yang diduga kuat dapat
menimbulkan kesalahpahaman.
Gharar adalah Segala sesuatu yang tidak diketahui akibatnya (Al Mabshuuth, as
Sharakhasi). Dampak transaksi yang mengandung gharar adalah pendzaliman atas salah
satu pihak bertransaksi.
Maysir/Qimar adalah suatu bentuk permainan yang di dalamnya dipersyaratkan, jika
salah seorang pemain menang, maka ia akan mengambil keuntungan dari pemain yang
kalah dan sebaliknya.
Dalam masalah KONSUMSI, Islam mengatur mengenai apa yang boleh dikonsumsi
(halal) & apa yang tidak boleh dikonsumsi (haram)
Pola konsumsi menurut konsep islam:
ZIS-W:
1. Zakat: fitrah, kekayaan, penghasilan, barang temuan
2. Infaq
3. Shodaqoh
4. Wakaf
Pola konsumsi rumah tangga:
1. Faktor ekonomi: Penghasilan, Kekayaan, Harga barang, Tabungan, Kredit,
Konsumsi masa lalu, Ekspektasi.
2. Faktor sosial: Ukuran rumah tangga, Lingkungan, Pendidikan, Usia.
3. Faktor budaya: Gaya hidup, Nilai tradisi.
4. Faktor agama: Balasan surga, Ampunan dosa, Balasan berlipat ganda, Keteguhan
jiwa/hati, Jaminan keuntungan.
Tujuan konsumsi
1) Konsep islam
Tujuan : Maslahah (Daruriyah: kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia,
Hajiayah: sesuatu yang diperlukan oleh manusia dengan tujuan untuk memperingan
dan kenyamanan untuk menanggulangi kesulitan-kesulitan, Tahsiniyah : sesuatu
diperlukan untuk tatanan hidup).
Secara syari’ah : Sesuai kebutuhan tercapainya kesejahteraan manusia.
2) Konsep konvensional
Tujuan : Satisfaction (utility)/kepuasan.
Dasar perilaku konsumen
1) Konsep Islam
- Al-Qur’an
Makanlah dan minumlah, namun janganlah berlebih-lebihan, sesunggunhnya
Allah itu tidak menyukai orang-orang yang berlebihan (QS: 7:31).
- Al Hadist
Siapa yang mempunyai kelebihan kendaraan harus dibantukan pada yang tidak
mempunyai kendaraan. Dan siapa yang mempunyai kelebihan bekal harus
dibantukan pada orang yang tidak berbekal.
- Ijtihad.
2) Konsep Konvensional
- Tidak mempunyai dasar hukum.
5 prinsip konsumsi menurut konsep islam (menurut Mannan)
Prinsip Keadilan
Prinsip Keberhasilan
Prinsip Kesederhanaan
Prinsip Kemurahan Hati
Prinsip Moralitas
Perilaku konsumen muslim
Etika Konsumsi
- Tauhid (Unity)
- Adil (Equlibrium)
- Bebas (Free Will)
- Amanah (Responsibility)
- Halal
- Sederhana
Sasaran konsumsi:
Konsumsi untuk diri sendiri dan keluarga
Tabungan
Investasi
Konsumsi Untuk Tanggung Jawab Sosial
Zakat dan Konsumsi
Kepuasan maksimum bisa dicapai menurut konsep islam:
1. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi..
(QS: 2 ; 68)
2. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan..(QS: 2 ; 172)
3. Diharamkan bagimu (makanan) bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang
(ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam bintang buas kecuali sempat dibelihnya.
(QS: 5 ; 3)
4. Jauhilah olehmu berfoya-foya karena hamba-hamba Allah (yang taat) itu bukanlah
orang yang berfoya-foya. (HR: Ahmad)
5. …Sesunggunhnya pemboros-pemboros itu saudara-saudara syetan, dan syetan itu
sangat ingkar terhadap Tuhanmu.(QS: 17 ; 27), dsb.
Pengertian Uang
Dalam ekonomi islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu-nuqud.
Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu al-naqdu berarti yang baik dari dirham,
menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqd juga berarti tunai. Kata nuqud
tidak terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak
menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar untuk
menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat
tukar dari perak. Mereka juga menggunakan wariq untuk menunjukkan dirham perak,
kata ‘ain untuk menunjukkan dinar emas. Sementara itu, kata fulus (uang tembaga)
adalah alat tukar tambahan yang di gunakan untuk membeli barang-barang yang murah.
Syarat-Syarat Uang
1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
2. Tahan lama
3. Bendanya mempunyai mutu yang sama
4. Mudah dibawa-bawa
5. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
6. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)
7. Dicetak dan disahkan penggunaannya oleh pemegang otoritas moneter (pemerintah).
Konsep Uang dalam Islam
Uang tidak identic dengan modal Uang sering kali diidentikan dengan
modal
Uang adalah public goods Uang (modal) adalah private goods
Modal adalah private goods Uang (modal) adalah flow concept
bagi Fisher
Uang adalah flow concept Uang (modal) adalah stock concept
bagi cambridge school
Modal adalah stock concept
Fungsi Uang
- Alat tukar
- Satuan hitung
- Penyimpan kekayaan
- Standar pembayaran tunda
Perubahan Fungsi Uang
Uang Barang (commodity money): alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa
di perjualbelikan apabila barang tersebut di gunakan bukan sebagai uang.
Uang Tanda/Kertas (token money): Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila
nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan. Atau nilai
nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut.
Uang Giral (deposit money): uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial
melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya.
Time Value of Money
Dalam menghitung pertumbuhan populasi digunakan rumus: Pt = Po (1 + r)
Rumus ini kemudian di adopsi begitu saja dalam ilmu finance sebagai teori bunga
majemuk menjadi: FV = PV (1 + r)
Economic Value of Time
Islam hanya mengenal konsep economic value of time, artinya yang bernilai adalah
waktu itu sendiri. Dalam pandangan islam mengenai waktu, waktu bagi semua orang
adalah sama kuantitasnya, yaitu 24 jam. Nilai waktu antara satu orang dengan orang
yang lainnya, akan berbeda dari sisi kualitasnya. Jadi factor yang menentukan nilai
waktu adalah bagaimana seseorang bisa memanfaatkan waktu itu sendiri.
Uang sebagai Flow Concept
Dalam islam, uang adalah flow concept dan capital adalah stock concept. Semakin cepat
perputaran uang, akan semakin baik.
Uang sebagai Public Goods
Dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah milik masyarakat (money is public goods).
Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak produktif berarti mengurangi
jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan tidak jalannya perekonomian. Sifat-sifat
tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap kelangsungan
perekonomian. Oleh karenanya Islam melarang penumpukan/penimbunan harta,
memonopoli kekayaan.
Motif Permintaan Terhadap Uang
KONVENSIONAL ISLAM
Pemasaran Syariah adalah segala aktifitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value(nilai) dari suatu inisiator
kepada stakeholder yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalah (bisnis) dalam islam.
Pengertian
Saham adalah suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.
Saham Syariah adalah suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
memenuhi kriteria Syariah dan tidak termasuk saham yg memiliki hak- hak istimewa.
Jenis-Jenis Saham
Saham Preferen: mempunyai sifat gabungan antara saham biasa dan obligasi
Saham Biasa memiliki 3 hak:
- Hak Kontrol Memilih pimpinan perusahaan
- Hak menerima pembagian keuntungan
- Hak Preemptive: Hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama
jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.
Saham Teasury adalah saham perusahaan yang pernah beredar dan dibeli kembali
oleh perusahaan untuk disimpan dan dapat dijual kembali.
Pedoman Saham Syariah
Uang tidak boleh menghasilkan uang. Uang hanya boleh berkembang bila
diinvestasikan dalam tangible economic activity.
Hasil dari kegiatan ekonomi diukur dengan the return on investment. Return ini dapat
diestimasikan tetapi tidak ditetapkan di depan.
Uang tidak boleh dijual untuk memperoleh uang.
Saham dalam perusahaan, kegiatan mudharabah atau partnership musyarakah
dapat diperjual-belikan dalam rangka kegiatan investasi dan bukan untuk spekulasi
dan untuk tujuan perdagangan kertas berharga.
Instrumen finansial Islami, seperti saham, dalam suatu venture atau perusahaan,
dapat diperjual-belikan karena ia mewakili bagian kepemilikan atas aset dari suatu
bisnis.
Beberapa batasan dalam perdagangan sekuritas seperti itu antara lain :
- Nilai per share dalam suatu bisnis harus didasarkan pada hasil appraisal atas
bisnis ybs. (fundamental analysis)
- Transaksi tunai, harus segera diselesaikan sesuai dengan kontrak.
Pasar Modal
Beberapa definisi dalam pasar modal:
Pasar modal: Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek
Penawaran Umum: Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten kepada masyarakat/umum/publik (minimal 100 pihak) untuk
menjual Efek kepada masyarakat/umum/publik (minimal 50 pihak) berdasarkan
tatacara yang di atur oleh Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya.
Bursa Efek: pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek di antara mereka
Efek: surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek
Efek Syariah: Efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya
memenuhi prinsip-prinsip Syariah
Emiten: Pihak yang melakukan Penawaran Umum.
Prinsip Dasar Saham Syariah
Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas
Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik
Tidak boleh ada pembedaan jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh semua
pihak
Prinsip profit/loss sharing
Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi.
PERTEMUAN 13: ETOS KERJA
1. Islam tidak menyukai pembelanjaan yang tidak terkendali. Israf atau berlebih-lebihan
dilarang secara keras baik dalam al-qur’an maupun sunnah. Larangan ini berlaku baik
untuk individu maupun negara.
2. Kebijasanaan fiskal harus mampu memenuhi sasaran dasar sebuah tatanan
sosioekonomi islami. Yaitu, terpenuhi kesejahteraan material dan spiritual.