Kelompok 8
Disusun Oleh:
Annisa Raudyatuzzahra (4213311058)
Aulia Anggun Mutiara ( 4211111030)
Boreki Ambarita (4213111073)
Chris Jonathan Sembiring (4213311046)
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menunjukkan gelombang transversal stasioner pada tali.
b. Menentukan cepat rambat gelombang pada tali.
c. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan gaya
ketegangan tali (F).
d. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan massa jenis
tali
(𝜇).
1
konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada
simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum.
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk
menempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak
yang ditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya
gelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak
yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Secara umum, cepat rambat
gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝒗 = 𝝀. 𝒇
HUKUM MELDE
Dalam percobaan ini akan dibahas interferensi gelombang pada tali yang
diakibatkan oleh dua buah gelombang, yaitu gelombang yang datang dan gelombang
pantul. Hasil interferensi gelombang pada tali yang simpul dan perut yang terlihat
pada gambar 1.
2
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus
maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambat gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika
kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat
menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut
gelombang.
Dari gambar di atas diketahui bahwa amplitudo adalah jarak antara perut
gelombang dengan arah cepat rambatnya. Sedangkan panjang gelombang adalah
jarak satu perut dan satu lembah yang terdiri dari tiga simpul.
Pada percobaan melde, besarnya cepat rambat gelombang dinyatakan
berbanding lurus dengan akar tegangan tali, berbanding lurus dengan akar panjang
tali dan berbanding terbalik dengan akar massa tali. Sehingga persamaan cepat
rambat gelombang dalam percobaan Melde dapat dirumuskan:
Dengan
dimana :
v = cepat rambat gelombang (m/s) F = gaya
ketegangan tali (N) µ = rapat massa linier tali (massa
tali/panjang tali) (kg/m)
3
IV. A. Rancangan Percobaan
C. Langkah-Langkah Percobaan
1. Percobaan I (variasi massa beban) :
4
2. Percobaan II (variasi jenis tali) :
a. Mengukur panjang dan massa tali.
b. Menimbang massa beban yang dipakai.
c. Merangkat alat seperti pada gambar 2.
d. Mencatat frekuensi yang dipakai.
e. Menghidupkan vibrator dengan menghubungkan pada sumber tegangan.
f. Mengukur panjang gelombang yang terjadi.
g. Mencatat data yang diperoleh.
h. Mengulangi langkah a sampai g dengan memvariasi jenis tali.
V. DATA PERCOBAAN
5
𝒗=𝝀.𝒇
1.) v1 = λ1.f1
= 1,05 m.50 Hz = 52,50 m/s
2.) v2 = λ2.f2
= 1,28 m.50 Hz = 64,00 m/s
3.) v3 = λ3.f3
= 1,49 m.50 Hz = 74,50 m/s
4.) v4 = λ4.f4
= 1,68 m.50 Hz = 84,00 m/s
5.) v5 = λ5.f5
= 1,84 m. 50 Hz = 92,00 m/s
1.) m/s
2.) m/s
3.) m/s
4.) m/s
5.) m/s
6
Sesuai dengan hasil perhitungan, maka bila ditabulasikan :
No mbeban (kg) λ (m) f (Hz) µ (kg/m) vsin (m/s) vmelde (m/s)
1 0,02 1,05 50 8,14.10-5 52,50 49,10
2 0,03 1,28 50 8,14.10-5 64,00 60,13
3 0,04 1,49 50 8,14.10-5 74,50 69,43
4 0,05 1,68 50 8,14.10-5 84,00 77,63
5 0,06 1,64 50 8,14.10-5 92,00 85,04
∑v = 367,00 ∑v = 341,32
Kesesatan │x100%
│x100%
= 7,52%
Ketepatan = 100% - 7,52%
= 92,47%
2. Percobaan II
Cepat rambat gelombang secara umum dapat ditentukan dengan persamaan:
1.) v1 = λ1 f1
= 0,48.50 = 24,00 m/s
2.) v2 = λ2 f2
= 0,68.50 = 34,00 m/s
3.) v3 = λ3 f3
= 0,8.50 = 40,00 m/s
4.) v4 = λ4 f4
= 1,9.50 = 95,00 m/s
5.) v5 = λ5 f5
= 2,0.50 = 100,00 m/s
7
1.) m/s
2.) m/s
3.) m/s
4.) m/s
5.) m/s
Kesesatan │x100%
│x100%
= 6,50%
Ketepatan = 100% -
6,50%
= 93,50%
8
VII. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang dengan gaya
ketegangan tali dapat diungkapkan melalui percobaan Melde. Dimana praktikan
menghitung banyaknya gelombang stationer dalam jarak 100 cm. Gelombang
stationer ini muncul sebagai akibat perlakuan benang kasur yang diikatkan pada
vibrator berfrekuensi 50 Hz lalu digantungkan massa beban.
Saat vibrator dihubungkan pada sumber tegangan, akan timbul gelombang
transversal yang merambat dari vibrator ke katrol dan dipantulkan oleh katrol ke
vibrator, dan akhirnya timbul superposisi antara gelombang datang dengan
gelombang pantul yang menghasilkan simpangan sama dengan nol (gelombang
stasioner) pada tali sehingga simpul dan perut dapat diamati. Untuk gelombang yang
panjangnya lebih dari 100 cm, gelombang yang tampak tidak sampai satu
gelombang. Tapi hanya setengah gelombang, seperempat gelombang, dsb.
Dalam percobaan ini, praktikan melakukan percobaan dengan dua variasi
yaitu variasi massa beban dan variasi jenis tali. Pada percobaan I (variasi massa
beban), bila dilihat dari grafik 1, semakin besar massa beban yang digantungkan,
maka akan terjadi panjang gelombang yang semakin besar. Hal ini menyebabkan
cepat rambat semakin besar pula.
Pada percobaan II (variasi jenis tali), variasi ini dapat dilakukan dengan
melilitkan 2 atau 3 benang yang sama panjang menjadi satu. Berdasarkan grafik 2,
semakin besar massa tali/ benang mengakibatkan semakin kecilnya rapat massa
linier tali. Maka cepat rambat gelombang akan semakin besar.
Dari data hasil percobaan dan perhitungan, didapatkan bahwa semakin besar
rapat massa linier tali maka semakin kecil cepat rambat gelombang. Semakin
besarnya rapat massa linier tali juga mempengaruhi panjang gelombang yang
terbentuk, yaitu semakin kecil. Sehingga jika dianalisis dengan menggunakan
persamaan cepat rambat sinusoidal, maka didapatkan cepat rambat yang semakin
kecil pula.
𝒗=𝝀.𝒇
Jika dianalisis dengan Hukum Melde, besarnya cepat rambat gelombang
dinyatakan berbanding lurus dengan akar tegangan tali, berbanding lurus dengan
akar panjang tali dan berbanding terbalik dengan akar massa tali
9
�
�
𝑣= µ
F = mbeban.g
Dengan bertambah besarnya gaya ketegangan tali, maka cepat rambat
gelombangnyapun semakin besar. Sehingga percobaan praktikan kali ini telah sesuai
dengan hukum Melde, meskipun didapatkan kesesatan sebesar 7,53% pada
percobaan I dengan ketepatan 92,47% dan pada percobaan II, didapatkan kesesatan
6,50% dan ketepatannya adalah 93,50%.
Adanya kesesatan diperkirakan terjadi akibat:
1. Posisi katrol yang ikut bervibrasi, sehingga gelombang yang terbentuk agak
sulit diukur.
2. Adanya pembulatan angka dalam analisis data.
3. Massa beban kurang berat, sehingga diperoleh ketegangan tali yang kecil.
VIII. KESIMPULAN
Dalam percobaan Melde, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jika seutas tali digetarkan secara terus menerus, maka akan menimbulkan
gelombang transversal pada tali. Jika kedua ujung tali tertutup, maka akan terjadi
gelombang datang dan gelombang pantul. Jika superposisi antara gelombang
datang dengan gelombang pantul menghasilkan simpangan sama dengan nol,
maka dinamakan gelombang berdiri atau gelombang diam atau gelombang
Stasioner
2. Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan :
v=λf
Cepat rambat gelombang secara sinusoidal dapat ditentukan dengan persamaan
Melde yaitu :
3. Semakin besar gaya ketegangan tali (F), maka semakin besar pula cepat rambat
gelombang (v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding lurus dengan akar
kuadrat gaya ketegangan tali (F).
10
4. Semakin besar rapat massa linier tali (µ), semakin kecil cepat rambat gelombang
(v). Cepat rambat gelombang (v) berbanding terbalik dengan akar kuadrat rapat
massa linier tali (µ).
Millardo, Albert dkk. 2008. Laporan Fisika Percobaan Melde. Jakarta : SMA
http://pindriirawan.blogspot.com/2016/03/teori-percobaan-melde-peralatan-dan.htm
Kasinius. http://d-lastone05.blogspot.com/2009/10/Percobaan-Melde.html.
http://gudangmateri.blogspot.com/2009/03/gelombang-tali-melde_29.html.
http://andikakuncacing.wordpress.com/getaran/andika4ever.htm.
http://fisikasmk2kendal.blogspot.com/2008/03/getaran-gelombang-dan-
bunyi.html http://geocities.com/dmipa/dictate/melde.PDF
http://id.wikipedia.org/wiki/getaran. http://id.wikipedia.org/wiki/gelombang.
11