Anda di halaman 1dari 38

METODE PEMBELAJARAN FISIKA

BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE


PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Oleh,
Galuh Kusuma Wardhani
NIM: 192010009

TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

i
METODE PEMBELAJARAN FISIKA
BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR
Oleh ,
Galuh Kusuma Wardhani
192010009

TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. Prof. Ferdy .S.Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D

Disahkan oleh,
Diketahui oleh,
Dekan
Kaprogdi

Dra. Marmi Sudarmi, M.Si.


Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015

ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Galuh Kusuma Wardhani gguhnya bahwa
Nim : 192010009
Program Studi : Pendidikan Fisika
Fakultas : Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

METODE PEMBELAJARAN FISIKA


BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Yang dibimbing oleh :


1. Dra. Marmi Sudarmi, M.Si
2. Prof. Ferdy Semuel Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D

Adalah benar- benar karya saya

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dngan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah – olah sebagai karya
saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 28 Oktober 2014

Galuh Kusuma Wardhani

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Galuh Kusuma Wardhani
NIM : 192010009
Program Studi : Pendidikan Fisika
Fakultas : Sains dan Matematika
Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak
Bebas Royalti non – ekslusif (non-exclusive royalty free right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul :
METODE PEMBELAJARAN FISIKA
BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR
beserta perangkat yang ada (jika perlu).
Dengan hak bebas royalti non – ekslusif ini, UKSW berhak menyimpan
mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk perangkat data, merawat, dan
mempublikasikan
blikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya .


Dibuat di : Salatiga
Pada tanggal : 15 Desember 2014
Yang menyatakan,

Galuh Kusuma Wardhani

Mengetahui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. Prof. Ferdy .S.Rondonuwu,


Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D

iv
Motto

Jangan menunggu terlalu lama, Semua hal baik datang


kepada yang menunggu,
tapi bukan kepada yang menunggu terlalu lama.
Mengetahui kapan saat berhenti untuk menunggu,
adalah seni menemukan awal baru yang lebih baik.

-Mario Teguh -

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih
karunia dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Tugas akhir ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Prof. Ferdy S.
Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing, memberikan masukan,
dorongan, dan pengertian dengan penuh kesabaran kepada penulis selama
penelitian hingga tugas akhir ini selesai.
2. Seluruh Dosen FSM UKSW, khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika:
Bapak Adita Sutrisno, Ibu Diane Noviandini, Ibu Santi, Bapak Surya Satria
Trihandaru, Bapak Andreas, Ibu Marmi, Bapak Ferdi S Rondonuwu, Bapak Wahyu
H.K., Bapak Nur Aji Wibowo, Ibu Debora Natalia S, dan Bapak Alva atas
bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama kuliah.
3. Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika
FSM UKSW atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu
merepotkan.
4. Keluarga tercinta Ayah dan Ibu terima kasih atas dukungan doa, materil,
semangat, dan perhatiannya selama ini.
5. Teman-teman Pendidikan Fisika dan Fisika 2010. Ice, Dian, Erfi, Ucik, Kukuh,
Wahyu dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas segala bantuan dan semangat yang kalian berikan.
6. Teman- teman dari fakultas lain, Elleva(pend.Matematika 2010) dan Effi (PGSD
2010)yang telah bersedia menjadi pengamat saat penulis mengadakan penelitian di
sekolah.
7. Kepala sekolah dan semua guru SMP Sammaratungga yang telah mengizinkan
dan membantu penulis melaksanakan penelitian, serta seluruh siswa kelas VIII
yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.
8. Segenap pihak yang turut membantu dan terlibat dalam pelaksanaan penelitian
dan penyusunan tugas akhir ini.

vi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesaian
tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan tugas akhir ini ada kata-kata
yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirnya penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 15 Desember 2014

Penulis

vii
METODE PEMBELAJARAN FISIKA
BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Galuh K.Wardhani, Ferdy S. Rondonuwu, Marmi Sudarmi


Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Jawa Tengah – Indonesia
email: beauty_tayuya@yahoo.com

Abstrak
Di Indonesia masih banyak kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran klasikal
padahal tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama. Sehingga guru perlu
mengetahui MI (Multiple Intelegence) yang dominan di kelasnya, supaya
pembelajarannya bisa disesuaikan. Pada kenyataannya ada siswa yang memiliki MI
cenderung mengarah ke kecerdasan naturalis, maka dibutuhkan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan kecerdasan siswa sehingga penyerapan
materi pada siswa dapat maksimal serta merancang strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kecenderungan kecerdasan siswa dan bagaimana dampak penggunaan strategi
pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dimana guru
bertindak sebagai peneliti. Penelitian ini terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan,
kecerdasan majemuk siswa dinilai dengan cara memberikan tes kecerdasan majemuk.
Hasil tes kemudian dianalisa untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan dan gaya
belajar setiap siswa. Selanjutnya guru menyusun instrumen penelitian berupa RPP
berdasarkan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas, soal evaluasi, dan
pedoman obsevasi. Pada tahap pelaksanaan, RPP diterapkan dalam pembelajaran di
kelas dan jalannya pembelajaran direkam dalam lembar observasi. Pada tahap refleksi,
hasil evaluasi dianalisis untuk mencari nilai rata-rata dan prosentase keberhasilan
belajar siswa, sedangkan data pada lembar observasi dianalisis secara deskriptif-
kualitatif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 22 dari 27 siswa atau sebesar 81% siswa
mendapatkan nilai sama atau lebih dari 70. Hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran berdasarkan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas dapat
membantu siswa memahami materi perpindahan kalor.
Kata kunci: kecerdasan naturalis, gaya belajar, perpindahan kalor

I. PENDAHULUAN

Di Indonesia masih banyak kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran


klasikal padahal tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama. Sehingga guru perlu
mengetahui MI (Multiple Intelegence) yang dominan di kelasnya, supaya
pembelajarannya bisa disesuaikan.
Pada kenyataannya ada siswa yang memiliki MI cenderung mengarah ke kecerdasan
naturalis, maka dibutuhkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai
dengan kecerdasan siswa sehingga penyerapan materi pada siswa dapat maksimal.

1
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah” Bagaimana membuat RPP
yang berdasarkan MI yang dominan dalam kelas?” dan ” Apakah setelah diterapkan
model pembelajaran berdasarkan teori MI yang dominan dalam kelas dapat membuat
70% siswa memahami materi perpindahan kalor?”Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah merancang strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kecenderungan kecerdasan siswa serta bagaimana dampak penggunaan strategi
pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor.
Untuk mengatasi masalah diatas diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang
sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa karena siswa akan mudah mempelajari
materi yang diajarkan apabila materi itu disampaikan sesuai dengan kecenderungan
kecerdasan siswa tersebut [1]. Meskipun demikian, jumlah siswa dalam satu kelas bukan
hanya seorang saja. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran
umum dan khusus sekaligus. Artinya, kita melihat kecenderungan kecerdasan umum di
kelas dan kecenderungan kecerdasan khusus per-siswa [9].
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Siswa diharapkan
lebih mudah memahami materi pelajaran sedangkan bagi guru, penelitian ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu contoh strategi pembelajaran fisika dalam kelas.

II. LANDASAN TEORI


A. Multiple Intellegence (Kecerdasan Majemuk)
Kecerdasan dalam teori kecerdasan majemuk memiliki arti kemampuan
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia atau kemampuan problem
solving yaitu kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan,
dan kemampuan menciptakan sesuatu atau kemampuan menghasilkan produk yang akan
menimbulkan penghargaan atas kebudayaan manusia[2]. Kecerdasan majemuk, sesuai
namanya menginformasikan adanya lebih dari satu kecerdasan manusia [3].
Seseorang mempunyai delapan aspek yang disebut dengan istilah kecerdasan
majemuk. Kedelapan aspek itu adalah kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logika-
matematika, kecerdasan kinestetik-badani, kecerdasan spasial (ruang-tempat), kecerdasan
bermusik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,dan kecerdasan naturalis.
Setiap siswa memiliki kecerdasan majemuk, tetapi pada masing-masing mereka ada
aspek-aspek yang paling menonjol. Menurut Gardner, siswa ternyata lebih mudah belajar
atau menangkap bahan yang diajarkan guru apabila bahan yang disajikan sesuai dengan
kecerdasan siswa yang menonjol. Salah satunya kecerdasan naturalis, siswa dengan MI
naturalis ahli dalam membedakan anggota-anggota spesies, mengatasi eksistensi spesies
lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun non-
formal serta berkemampuan meneliti gejala-gejala alam[4]. Kecenderungan kecerdasan
seseorang mencerminkan gaya belajar orang tersebut. Misalnya, seseorang dengan
kecerdasan naturalis tinggi akan memiliki gaya belajar dengan pola-pola naturalis. Seperti
praktik belajar langsung, belajar di alam terbuka, menghubungkan fenomena alam dengan
materi belajar, menyukai gejala alam.
Fisika merupakan pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta, fenomena-fenomena
alam, hasil pemikiran dan eksperimen. Salah satu cara untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran fisika adalah siswa memahami konsep dan mengetahui
manfaat serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

2
Setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan dan dapat mengembangkan setiap
kecerdasan sampai tingkat kompetensi yang cukup tinggi. Namun saat menginjak usia
sekolah, anak-anak mungkin telah mengembangkan cara belajar yang lebih banyak
menggunakan salah satu kecerdasan dibandingkan dengan kecerdasan yang lain. Howard
Gardner menyebut perilaku ini sebagai “kecenderungan” atau inklinasi terhadap
kecerdasan tertentu. Namun, kebanyakan anak mempunyai kelebihan di beberapa wilayah
tertentu, sekurang-kurangnya dua atau tiga kecerdasan [5].

B. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-pertikel zat
tersebut dinamakan konduksi. Zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut
konduktor. Sedangkan penghantar kalor yang buruk disebut isolator. Pada umumnya,
benda logam seperti besi, alumunium, tembaga dan kuningan merupakan konduktor.
Sedangkan benda selain logam seperti kaca, kayu, plastic, udara dan air merupakan
isolator.
Konveksi atau aliran adalah perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel-
pertikel zat tersebut karena perbedaan massa jenis zat.
Konveksi dalam zat cair dapat diperlihatkan dalam pemanasan air. Air dikalorkan akan
memuai sehingga massa jenisnya akan berkurang. Karena massa jenisnya berkurang, air
bergerak naik. Tempatnya digantikan oleh air yang suhunya lebih rendah, bergerak turun
karena massa jenisnya lebih besar.
Konveksi pada gas terjadi ketika udara yang kalor naik dan udara yang lebih dingin
turun. Konveksi pada udara dapat dilakukan dengan percobaan lilin yang dinyalakan di
dalam kotak . udara di sekitar lilin terkalori sehingga naik melalui salah satu cerobong.
Tempatnya diganti oleh udara dingin yang masuk melalui cerobong yang satunya lagi.
Keadaan tersebut selalu terjadi sehingga menimbulkan aliran udara. Aliran udara tersebut
terlihat apabila kamu membakar kertas cerobong tempat masuknya udara karena asap dari
kertas akan terbawa aliran udara.
Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.
Banyaknya radiasi kalor yang dipancarkan ataupun yang diserap oleh suatu benda
bergantung pada warna benda [10].

C. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


PTK adalah penelitian tindakan action research yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap
siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi [6].

III. METODOLOGI PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di SMP. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
yang berjumlah 27 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
kecerdasan majemuk [7], RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi dan lembar
observasi KBM. Tes kecerdasan majemuk digunakan untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasan setiap siswa, soal evaluasi digunakan untuk menilai hasil belajar siswa
sedangkan lembar observasi KBM digunakan untuk menilai aspek afektif siswa selama
pembelajaran berlangsung.

3
Penelitian ini menggunakan metode PTK dimana guru bertindak sebagai peneliti.
Peneliti yang berperan sebagai guru menentukan masalah yang akan diselesaikan [11],
merancang tindakan yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, menerapkan
dan melaksanakan rancangan tindakan dalam pembelajaran, serta mengevaluasi penelitian
yang telah dilakukan [8]. PTK terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Tahap perencanaan diawali dengan menilai kecerdasan majemuk siswa menggunakan
tes kecerdasan majemuk. Hasil tes kemudian dianalisa untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa. Selanjutnya guru menyusun RPP berdasarkan
gaya belajar siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas dan
menyusun instrumen pengumpul data berupa soal evaluasi dan observasi KBM.
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
RPP yang telah dibuat. Masing-masing siswa diberikan LKS sebagai panduan praktikum
perpindahan kalor. Selama KBM berlangsung, observer merekam aspek afektif siswa
berupa aktivitas siswa dalam lembar observasi KBM. Di akhir pembelajaran guru
memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan masing-masing siswa.
Pada tahap refleksi, data-data yang telah terkumpul dari tahap pelaksanaan yaitu dari
hasil tes evluasi dan lembar observasi KBM dianalisis. Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila minimal 70% siswa memperoleh nilai sama atau lebih dari 70 dan nilai rata-rata
siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas lebih tinggi daripada
nilai rata-rata siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang tidak dominan.
Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif-
kualitatif. Aspek yang diamati dalam penelitian ini menggunakan instrumen : Angket
Kecerdasan Majemuk [11], Lembar Observasi, Lembar Kuesioner, dan Soal Evaluasi.
Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut :

Tabel 1. Kecenderungan kecerdasan Siswa


No Nama Usia Kecerdasan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 A
2 B
...dst ...dst
Jumlah

Keterangan:
(1) Linguistik, (2) matematis-logis, (3) visual-spasial, (4) kinestetik, (5) musikal, (6)
interpersonal, (7) intrapersonal, (8) naturalis.

Tabel 2. Lembar observasi


No Aktivitas Siswa Point
1 Siswa dengan MI naturalis lebih ahli
dalam soal kualitatif.
2 Siswa dengan MI naturalis kurang
ahli dalam soal kuantitatif.
...dst ...dst

4
Point :
Kurang baik =1
Cukup baik =2
Baik =3
Sangat baik =4

Tabel 3.Hasil tes evaluasi


No Nama Nilai
1 A
2 B
...dst ...dst

Untuk mengetahui prosentase tes menggunakan penilaian seperti berikut :

jumlah siswa dengan nilai  70


% nilai diatas  70   100 %
jumlah siswa
Jika hasil prosentase menunjukkan minimal 70% siswa memiliki nilai ≥70 maka
penelitian ini dihentikan. Tetapi jika prosentase tidak mencapai 70% maka penelitian ini
harus diulang sampai memenuhi target.

IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN


A. Penilaian Kecerdasan Majemuk Siswa
Penilaian kecerdasan majemuk siswa dilakukan untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasan setiap siswa. Penilaian ini dilakukan dengan cara memberikan tes kecerdasan
majemuk kepada siswa.

Tabel 4. Kecenderungan kecerdasan siswa


No Kecerdasan
Matematis-logis

Visual-Spasial

Intrapersonal
Interpersonal
Kinestetik
Linguistik

Naturalis
Nama

Musikal
Usia

1 A 13 √ √ √ √
2 B 14 √ √ √
3 C 15 √ √ √
4 D 13 √ √ √
5 E 13 √ √ √ √
6 F 13 √ √ √
7 G 13 √ √ √
8 H 13 √ √
9 I 14 √ √ √
10 J 12 √ √ √

5
11 K 14 √ √ √
12 L 14 √ √ √
13 M 14 √ √ √
14 N 15 √ √ √
15 O 14 √ √ √
16 P 13 √ √ √ √
17 Q 12 √ √
18 R 15 √ √ √
19 S 13 √ √ √
20 T 12 √ √ √
21 U 14 √ √ √ √
22 V 14 √ √ √ √
23 W 13 √ √ √
24 X 13 √ √ √
25 Y 12 √ √ √
26 Z 14 √ √ √
27 A 13 √ √ √ √
B
Jumlah 11 13 2 3 10 11 15 20

data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa sekurang


Data-data sekurang-kurangnya
memiliki dua kecenderungan kecerdasan. Distribusi kecenderungan kecerdasan siswa
disajikan pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Prosentase Tingkat Kecenderungan Kecerdasan Siswa

6
Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan yang dominan
dalam kelas adalah kecerdasan naturalis(74,07%). Strategi pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajar siswa dengan kecenderungan kecerdasan naturalis yaitu belajar di
alam terbuka, menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam.

B. Kegiatan Belajar Mengajar


Kegiatan pertama berlokasi di halaman sekolah, sebelumnnya siswa ditannya
pengalaman saat mereka upacara bendera di bawah sinar matahari yang terik, setelah itu
siswa ditannya lagi, bagaimana kalor matahari bisa sampai ke bumi. Dengan buku yang
sudah di sediakan siswa mengaitkan gejala- gejala alam dengan informasi di dalam buku
“ di antara bumi dan matahari terdapat ruang hampa” Dengan pengalaman upacara yang
mereka alami, berdiri di bawah terik matahari sekitar 30 menit lama kelamaan badan
terasa panas, itu membuktikan bahwa matahari sampai ke bumi tidak memerlukan
medium , setelah mengetahui hal tersebut, di informasikan bahwa proses tersebut
merupakan perpindahan kalor secara radiasi. Untuk mengecek pemahaman siswa, siswa
mensimulasikan proses perpindahan kalor secara radiasi. Simulasi ini menganalogikan
kalor matahari yang sampai ke bumi. Satu orang siswa sebagai matahari sedangkan siswa
yang lain berada di sekeliling siswa tersebut sebagai penerima kalor. Setelah formasi
terbentuk siswa sebagai matahari melemparkan kertas sebagai kalor ke siswa lain, dan
siswa lain menangkap kertas tersebut, melihat hal ini mengindikasikan bahwa siswa
sudah paham dengan materi perpindahan kalor secara radiasi.
Kegiatan 2, Siswa melihat video fenomena alam tentang angin darat dan angin laut.
Terlihat pohon kelapa di pinggir pantai pada waktu siang dan malam dengan posisi daun
yang berbeda, karena pengaruh angin. Untuk mengetahui proses terjadinya angin darat
dan angin laut, dilakukan percoaan tentang arah aliran udara pada suhu yang lebih rendah
ke suhu yang lebih tinggi sehingga dilakukan penyelidikan aliran udara di atas dan di
samping api, karena udara tidak bisa di amati, maka digunakan asap obat nyamuk yang
molekulnya dapat di amati. Percobaan di lakukan dengan tempat yang sudah di
kondisikan agar pergerakan asap tidak terganggu. Siswa dengan kecenderungan naturalis
terlihat antusias dengan percobaan ini, terlihat beberapa siswa ingin segera mencobanya.
Setelah mengetahui bahwa asap bergerak menuju api yang suhunya lebih tinggi, tanpa
sengaja siswa mulai berfikir bahwa udara yang lebih dingin bergerak menuju udara yang
lebih panas, terbukti ada siswa yang mengatakan “ Asapnya bergerak menuju api.”
Setelah mengetahui hal itu, selanjutnya menganalogikan dengan proses terjadinya angin
darat dan angin laut. Didapatkan kesimpulan “Pada siang hari, daratan lebih panas dari
pada lautan akibatnya suhu udara daratan lebih tinggi dari pada suhu udara lautan,
sehingga terjadi perbedaan tekanan antara udara lautan dengan udara daratan.Tekanan
udara di darat lebih kecil dari pada tekanan udara di laut, terjadi gerakan udara dari yang
bertekanan tinggi ke rendah. Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari
laut ke darat maka disebut angin laut.” Di lanjutkan dengan proses terjadinya angin darat
di dapatkan kesimpulan “Pada malam hari, lautan lebih panas dari pada daratan akibatnya
suhu udara lautan lebih tinggi dari pada suhu udara daratan, sehingga terjadi perbedaan
tekanan antara udara daratan dengan udara lautan. Tekanan udara di laut lebih kecil dari
pada tekanan udara di darat, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah.
Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari darat ke laut maka disebut
angin darat” Kemudian di informasikan bahwa peristiwa angin darat dan angin laut

7
merupakan peristiwa konveksi. Untuk mengecek pemahaman siswa, siswa ditugaskan
untuk mensimulasikan perpindahan kalor secara koveksi, siswa dengan kecerdasan
naturalis mensimulasikan dengan benar namun ada beberapa yang salah, sedangkan siswa
dengan kecerdasan lain ada beberapa anak yang benar.
Kegiatan 3, Sejenak kegiatan belajar mengajar berlangsung di halaman sekolah,
dilanjutkan dengan berjalan-jalan di luar sekolah. Sambil berjalan- jalan siswa ditugaskan
untuk mengamati batu yang berada di jalanan, apakah panas dari atas batu merambat ke
bagian batu yang lain. Tak sengaja terdengar ketika ada salah satu siswa sedang
berbincang dengan siswa lain bahwa dia tidak berkonsentrasi jika belajar di alam terbuka,
ternyata siswa tersebut bukan siswa yang memiliki kecerdasan naturalis (lihat lampiran
4). Sesaat setelah mengobservasi batu dan melihat benda – benda sejenisnya, kegiatan
belajar mengajar kembali ke halaman sekolah karena akan melakukan percobaan dengan
tungku yang lengkap dengan wajannya, wajan tersebut sebagai bahan konduktor untuk
melelehkan mentega yang telah dioleskan secara berurutan. Mentega meleleh secara
berurutan, yang menunjukkan urut- urutan jalannya kalor pada peristiwa konduksi.
Setelah siswa mengetahui peristiwa konduksi siswa ditugaskan kembali untuk
mensimulasikan perpindahan kalor tersebut , banyak siswa dengan kecenderungan
naturalis benar dalam melakukan simulasi.
Setelah selesai percobaan dilanjutkan dengan latihan soal, terdiri dari dua macam soal,
soal tentang konsep dan soal hitungan. Siswa dengan kecerdasan naturalis lebih
mendominasi saat tanya jawab tentang pembahasan soal konsep.Berdasarkan hal tersebut
terlihat bahwa siswa yang mempunyai kecerdasan naturalis lebih memahami soal-soal
yang berkaitan dengan konsep (lihat lampiran 4).
Berdasarkan uraian KBM diatas, apresiasi siswa berupa respon dalam menanggapi
pertanyaan dan tugas menandakan bahwa mereka mempunyai semangat belajar yang
cukup tinggi dan KBM bisa dikatakan berjalan dengan lancar.

C. Hasil dan Analisa Soal Evaluasi Siswa


Setelah KBM selesai, siswa diberikan soal evaluasi tentang penerapan konsep
perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk menguji
pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor. Nilai siswa dapat dilihat pada tabel 5 .

Tabel 5. Nilai Siswa


No Nama Usia Kecerdasan
Naturalis Non - naturalis
1 A 13 - 55
2 B 14 80 -
3 C 15 70 -
4 D 13 75 -
5 E 13 85 -
6 F 13 35
7 G 13 55 -
8 H 13 - 70
9 I 14 75 -

8
10 J 12 85 -
11 K 14 80 -
12 L 14 75 -
13 M 14 85 -
14 N 15 70 -
15 O 14 - 55
16 P 13 85 -
17 Q 12 - 55
18 R 15 80 -
19 S 13 - 55
20 T 12 85 -
21 U 14 65 -
22 V 14 80 -
23 W 13 - 35
24 X 13 75 -
25 Y 12 85 -
26 Z 14 70 -
27 AB 13 80 -
Rata- rata 77 43,57
Ralat nilai rata-rata ±8,01 ±12,48

Data pada tabel 5 tampak bahwa 18 dari 20 siswa dengan kecerdasan naturalis
berhasil memenuhi standar kelulusan. Sedangkan hanya 1 dari 7 siswa dengan kecerdasan
non - naturalis yang memenuhi standar kelulusan. Berikut ini prosentase tingkat
keberhasilan siswa :

Tabel 6. Prosentase tingkat keberhasilan siswa


No Kecerdasan Prosentase (%)
1 Naturalis 90
2 Non – naturalis 14,28
Pada tabel 6 nampak bahwa prosentase siswa yang memiliki kecerdasan naturalis
lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kecerdasan non - naturalis, tingkat
keberhasilan yang dicapai untuk siswa dengan kecerdasan naturalis 90% sedangkan siswa
non - naturalis hanya 14,28% .Sehingga jika diakumulasikan prosentase keberhasilan
dari 27 siswa adalah 78%.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa RPP yang
dibuat berdasarkan teori MI dapat diimplementasikan sebagai strategi pembelajaran untuk
mengajar kelas dengan kecenderungan kecerdasan naturalis.

9
PUSTAKA

[1] Suparno, Paul. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius. 2004
[2] Campbell, Linda, Campbell, B., dan Dickinson, D. 2002. Multiple Intelligences:
MetodeTerbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press.
[3] Hernowo. 2004. Bu Slim dan Pak Bil: Kisah tentang Kiprah Guru “Multiple
Intelligences” di Sekolah. Bandung: MLC
[4] Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia. Bandung: Kaifa.
[5] Armstrong, Thomas. 2004.Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di
Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.
[6] Chatib, Munif. 2012.Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan
dengan Menghargai Fitrah setiap Anak. Bandung: Kaifa.
[7] Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara
[8] Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[9] Paud, Andi. “Multiple Intelligences Kecerdasan Menurut Howard Gardner dan
Implementasinya (Strategi Pengajaran Di Kelas) Part 2.”
http://www.umprodipaud.blogspot.com/2010/11/multiple-intelligences-
kecerdasn_18.html (diakses tanggal 1 oktober 2014)
[10] Ardi.psychologymania”Teori Perpindahan Kalor”
http://www.psychologymania.com/2013/04/teori-perpindahan-kalor.html (diakses
tanggal 10 oktober 2014)
[11] Winarto, Paulus. “Maximizing Your Talent (Menemukan dan Memaksimalkan
Potensi Diri Anda).” http://blog.pauluswinarto.com/ttalentaweb.pdf (diakses tanggal
6 oktober 2014)

10
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP. Smaratungga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Perpindahan Kalor
Alokasi Waktu : 2x45 menit
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


1.Menghargai dan menghayati ajaran 1.1.Mengagumi keteraturan dan
agama yang dianutnya. kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi,kehidupan dalam
ekosistem dan peranan manusia
dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku 2.1.Menunjukan perilaku ilmiah
jujur, disiplin, tanggungjawab, (memiliki rasa ingin
peduli (toleransi, gotong royong), tahu;objektif;jujur;teliti;cermat;
santun, percaya diri, dalam hati-hati;bertanggung
berinteraksi secara efektif dengan jawab;terbuka;kritis;kreatif;ino
lingkungan sosial dan alam dalam vatif dan peduli
jangkauan pergaulan dan lingkungan) dalam aktifitas
keberadaannya. sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan
berdiskusi.
3. Memahami pengetahuan (faktual, 3.1.Memahami konsep suhu,
konseptual, dan prosedural) pemuaian, kalor, perpindahan
berdasarkan rasa ingin tahunya kalor, dan penerapannya dalam
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mekanisme menjaga kestabilan
seni, budaya terkait fenomena dan suhu tubuh pada manusia dan
kejadian tampak mata. hewan serta dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 4.1.Melakukan eksperimen untuk
dalam ranah konkret (menggunakan, menyelidiki suhu dan
mengurai, merangkai, memodifikasi, perubahannya serta pengaruh
dan membuat) dan ranah abstrak kalor terhadap perubahan suhu
(menulis, membaca, menghitung, dan perubahan wujud benda.
menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
5.1.Melakukan penyelidikan
terhadap cara berisi penambahan
kalor secara konduksi, konveksi,
dan radiasi.

B. Indikator

1. Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara radiasi,konveksi dan


konduksi
2. Menjelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui berbagai percobaan yang sesuai dengan kecerdasan majemuk, siswa
mampu membedakan antara konduksi, konveksi dan radiasi.
2. Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut.

D. Materi Pembelajaran
Perpindahan Kalor :
1). Radiasi
2). Konveksi
3). Konduksi

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scentifik
Metode : Multiple Intelegensi (kecerdasan Majemuk)

F. Tipe Kecerdasan Majemuk


Kecerdasan Naturalis

G. Media Pembelajaran
Laboratorium Alam (lingkungan sekitar, sungai, lapangan dll)

H. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan(10 menit)
1) Guru memberi salam kepada siswa.
2) Siswa bersama guru berdoa untuk memulai pelajaran.
3) Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

b. Kegiatan Inti ( 80 menit)

Kegiatan 1 (Radiasi)
1. Mengamati :
(Sebelumnya siswa ditanya tentang , apa yang mereka rasakan saat
mengikuti upacara )
1) Kenapa pada saat upacara kalian harus memakai topi? (biar tidak
panas)
2) Dari manakah panas itu berasal ? ( dari matahari)

2. Menanya :
Bagaimana panas matahari bisa sampai kebumi?

3. Mencoba :
(Dari buku menginformasikan, bahwa diantara bumi dan matahari
terdapat ruang hampa)

Pertanyaan menggiring mengamati :


1). Apakah diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa?
Hasil Pengamatan :
Diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa

4. Menalar
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :
Apakah cahaya matahari sampai ke bumi memerlukan medium? ( tidak)

( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut peristiwa


radiasi, jadi apa yang dimaksud dengan radiasi?)

Kesimpulan:

Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan zat perantara.


5.Mengomunikasikan
Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara radiasi

Sebagai matahari

Kegiatan 2 ( Konveksi )
1. Mengamati :

(Siswa mengamati daun pohon kelapa suasana laut di pagi dan malam
hari )

Angin darat ( malam hari) Angin laut ( siang hari)

2. Menanya :
Bagaimana terjadinya angin darat dan angin laut ?
(setelah menyaksikan video tentang angin darat dan angin laut, siswa diajak
keluar kelas untuk melakukan percobaan )
3. Mencoba :
Kita ingin menyelidiki aliran udara di atas dan di samping api, Karena udara
(Kita
tidak dapat diamati, maka digunakan asap obat nyamuk yang molekulnya dapat
diamati)

1).

Asap obat nyamuk di


samping api

Asap obat nyamuk di atas api

Pertanyaan menggiring mengamati :


1. Kemana gerak asap, ketika di atas api ?
2. Kemana gerak asap, ketika di samping api?
Hasil pengamatan :
1. Di atas api, asab bergerak ke atas
2. Di samping api asab bergerak menuju api
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :
1. Bagaimana gerakan udara panas ? ( bergerak ke atas)
2. Jika adadua area panas dan dingin, udara bergerak dari mana ke mana
? (dari udara dingin ke udara panas )

Kesimpulan :
1. Udara panas bergerak ke atas
2. Udara dingin bergerak menuju ke udara yang panas
4. Menalar
2). A. Proses terjadinya angin laut
Pada siang hari

Pada siang hari suhu daratan lebih


panas dari pada suhu laut ( angin laut)
Pertanyaan menggiring mengamati :
 Pada siang hari, lebih panas (Q) mana antara daratan dan lautan ? ( daratan )
 Mana yang memiliki suhu(T) lebih tinggi ? ( daratan )
 Lebih tinggi mana suhu udara (TUD ) darat dan laut ? (suhu udara di darat)

Hasil Pengamatan :
Pada siang hari,
 Daratan lebih panas (Q) dari pada lautan.
 Suhu (T)daratan lebih tinggi daripada suhu lautan.
 Suhu udara di darat(T UD darat ) lebih tinggi dari pada suhu udara di laut( TUD
laut.)

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :


1. Jika suhu udara lebih besar di darat , besar mana antara tekanan udara (PUD)
di darat dan di laut? ( lebih besar tekanan udara (PUD) di laut)
2. Apa yang terjadi jika ada perbedaan tekanan (ΔP) ? (Akan menimbulkan
gerakan udara)
3. Dari mana ke mana gerakan udaranya ? (dari tekanan udara tinggi ke
tekanan udara yang rendah ( P↑ P↓)
4. Jika PUD darat < PUD laut kemana gerak udaranya ? laut ke darat
Kesimpulan :

Pada siang hari, daratan lebih panas dari pada lautan akibatnya suhu udara daratan
lebih tinggi dari pada suhu udara lautan, sehingga terjadi perbedaan tekanan antara
udara lautan dengan udara daratan.Tekanan udara di darat lebih kecil dari pada
tekanan udara di laut, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah.
Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari laut ke darat maka
disebut angin laut.

B. Proses terjadinya angin Darat


Pada malam hari

Pada malam hari suhu lautan lebih


panas dari pada suhu daratan (Agin
darat)

Pertanyaan menggiring mengamati :


1. Pada malam hari, lebih panas (Q) mana antara daratan dan lautan ? ( lautan )
2. Mana yang memiliki suhu(T) lebih tinggi ? ( lautan)
3. Lebih tinggi mana suhu udara (TUD ) darat dan laut ? (suhu udara di laut)
Hasil Pengamatan :
Pada malam hari,
 Lautan lebih panas (Q) dari pada daratan.
 Suhu (T)lautan lebih tinggi daripada suhu daratan.
 Suhu udara di laut(T UD laut ) lebih tinggi dari pada suhu udara di darat( TUD
darat)

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :


1. Jika suhu udara lebih besar di laut , besar mana antara tekanan udara (PUD) di
darat dan di laut? ( lebih besar tekanan udara (PUD) di darat)
2. Apa yang terjadi jika ada perbedaan tekanan (ΔP) ? (Akan menimbulkan
gerakan udara)
3. Dari mana ke mana gerakan udaranya ? (dari tekanan udara tinggi ke tekanan
udara yang rendah ( P↑ P↓)
4. Jika PUD darat > PUD laut kemana gerak udaranya ? darat ke laut

Kesimpulan :

Pada malam hari, lautan lebih panas dari pada daratan akibatnya suhu udara lautan
lebih tinggi dari pada suhu udara daratan, sehingga terjadi perbedaan tekanan antara
udara daratan dengan udara lautan. Tekanan udara di laut lebih kecil dari pada
tekanan udara di darat, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah.
Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari darat ke laut maka
disebut angin darat.
( Info : peristiwa tersebut di sebut peristiwa konveksi, jadi apa yang dimaksud
konveksi ?)
Kesimpulan:
konveksi adalah perpindahan panas yang disertai perpindahan partikel-partikelnya
yang mengalir dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi

5.Mengomunikasikan
Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara konveksi

Kegiatan 3( Konduksi) ;
1. Mengamati :
(siswa ditugaskan untuk mengamati batu yang permukaannya terkena sinar
matahari, dan ditugaskan mengidentifikasi apakah sisi batu yang lain ikut panas
atau tidak)
Siswa ditanya :
Apakah sisi lain/balik batu ikut panas ?
2. Menanya :
Bagaimana panas merambat di dalam batu ?

3. Mencoba :

Mentega 1,2,3

Pertanyaan menggiring mengamati :

1. Bagaimana urutan melelehnya mentega? (mentega 1, 2, 3)


2. Bagaimana bentuk wajan sebelum dan sesudah dipanasi? Berubah atau tetap?
(tetap)

Hasil Pengamatan :

1. Mentega meleleh secara berurutan


2. Bentuk wajan tetap sebelum dan sesudah di panasi

4. Menalar
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

1. Jika urutan melelehnya mentega seperti itu, bagaimana jalannya rambatan


panasnya?? Apakah berurutan atau melompat-lompat?
lompat? (berurutan)
2. Apakah wajan termasuk zat padat ?
3. Ketika dipanaskan bentuk wajan tetap,bagaimana degnan partikelnya ? (tetap
juga), Apakah partikelnya ikut bergerak ? (tidak)
( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut
peristiwa konduksii, jadi apa yang dimaksud dengan konduksi ?)
Kesimpulan:

Konduksi adalah perpindahan panas secara berurutan tanpa diikuti oleh perpindahan
partikel-partikel zat padat

5.Mengomunikasikan
Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara konduksi

c. Penutup (5 menit)
1) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain
yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.
Lampiran 2. Soal Evaluasi
No Indikator Soal
Membedakan 1. Apa perbedaan perpindahan kalor secara
peristiwa radiasi, konveksi, dan konduksi ?
perpindahan
kalor secara 2. Saat kalian berada di dekat api, lama kelamaan
radiasi, tubuh akan terasa panas, padahal kalian tidak
konveksi, memegang api.Apa saja perpindahan kalor
dan yang terjadi dalam peristiwa ini? Jelaskan !
konduksi.

3. Perhatikan gambar di bawah ini !

kayu

besi

a. Untuk mencegah peristiwa apa, kayu pada


setlika?
b. Logam pada setlika bertujuan memanfaatkan
peristiwa perpindahan panas secara apa?

Menjelaskan 4. Nelayan berlayar mencari ikan pada malam


proses hari, sedangkan pada pagi hari kembali kedarat,
terjadinya mengapa demikian? Jelaskan berdasarkan
angin darat proses terjadinya angin darat dan angin laut!
dan angin
laut.
Lampiran 3. Tes Kecerdasan Majemuk
PENGANTAR DAN PETUNJUK TES

 Sebelum anda memulai tes ini, bacalah dulu dengan saksama beberapa hal penting
 berikut:
 Tes ini bukanlah sebuah ujian. Nikmatilah prosesnya.
 Tidak ada jawaban yang benar dan salah dalam tes ini.
 Isilah dengan jujur (sesuai dengan keadaan anda) dan kerjakan dengan secepat
mungkin pada setiap kolom yang tersedia.
 Isilah jawaban anda pada kolom skor.

1 = sangat tidak setuju


2 = tidak setuju
3 = agak setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju

Selamat Mengerjakan
Kecerdasan Majemuk 1 Kecerdasan Majemuk 2

SKOR SKOR
1 Saya suka bercerita, 1 Saya sangat menikmati
termasuk cerita dongeng pelajaran matematika
dan cerita yang lucu. 2 Saya menyukai
2 Saya memiliki ingatan permainan yang
yang baik untuk hal- hal menggunakan logika,
yang sepele. seperti teka-teki angka.
3 Saya menyukai 3 Dapat memecahkan soal-
permainan kata-kata soal hitungan adalah hal
(seperti scrabble dan yang menyenangkan
puzzle) bagi saya.
4 Membaca buku adalah 4 Jika saya harus
hobi saya. mengingat sesuatu, saya
5 Saya seorang pembicara cenderung menempatkan
yang baik( hampir setiap setiap kejadian dalam
waktu) urutan yang logis.
6 Dalam berargumentasi, 5 Saya senang mencari
saya cenderung tahu bagaimana cara
menggunakan kata- kata kerja setiap benda.
sindiran. 6 Saya menyukai
7 Saya senang komputer dan berbagai
membicarakan dan permainan angka-angka.
menulis ide-ide saya. 7 Saya suka bermain catur
8 Jika saya harus atau monopoli.
mengingat sesuatu saya 8 Dalam berargumentasi,
menciptakan irama- saya mencoba mencari
irama atau kata-kata solusi yang adil dan
yang membantu saya logis
untuk mengingatnya. 9 Jika sesuatu rusak dan
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya
tidak berfungsi,saya melihat bagian-
akan membaca buku bagiannya ( atau
panduannya terlebih komponen –
dahulu. komponennya) dan
10 Dalam kerja kelompok mencari tahu bagaimana
(untuk menyiapkan cara kerjanya.
sebuah presentasi), Saya 10 Dalam kerja kelompok,
lebih memilih untuk saya lebih memilih
menulis dan melakukan membuat diagram dan
riset pustaka grafik.
Jumlah Skor Jumlah Skor
Kecerdasan Majemuk 3 Kecerdasan Majemuk 4

SKOR SKOR
1 Saya lebih memilih peta 1 Sejak suka berolahraga,
daripada petunjuk senam menjadi olah raga
tertulis dalam mencari favorit saya.
sebuah alamat. 2 Saya menyukai kegiatan-
2 Saya sering melamun. kegiatan seperti
3 Saya menikmati pertukangan, menjahit
hobisaya dalam bidang dan membuat bentuk-
fotografi. bentuk.
4 Saya senang 3 Ketika melihat benda-
menggambar dan benda, saya senang
menciptakan sesuatu. menyentuhnya.
5 Jika saya harus 4 Saya tidak dapat duduk
mengingat sesuatu,saya diam dalam waktu yang
mengambar diagram lama.
untuk membantu saya 5 Saya menggunakan
mengingatnya. banyak gerakan tubuh
6 Saya senang membuat ketika berbicara.
coret-coretan dikertas 6 Jika saya harus
kapan pun saya bisa. mengingat sesuatu, saya
7 Ketika membaca menulisnya berkali-kali
majalah, saya lebih suka sampai saya memahami.
melihat gambarnya 7 Saya cenderung
daripada membaca mengetuk-ngetuk jari
teksnya. saya atau memainkan
8 Dalam berargumentasi, pena/pensil selama jam
saya mencoba menjaga pelajaran
jarak, tetap berdiam diri, 8 Dalam berargumentasi,
atau memvisualisasikan saya cenderung
beberapa solusi. menyerang atau
9 Jika sesuatu rusak dan menghindarinya.
tidak berfungsi, saya 9 Jika sesuatu rusak dan
cenderung mempelajari tidak berfungsi, saya
diagram mengenai cara cenderung memisah
kerjanya. setiap bagian lalu
10 Dalam kerja kelompok, menggabungkannya
saya lebih memilih kembali.
menggambar hal-hal 10 Dalam kerja kelompok,
yang penting. saya lebih memilih
Jumlah Skor memindahkan barang
atau membuat suatu
bentuk.
Jumlah Skor
Kecerdasan Majemuk 5 Kecerdasan Majemuk 6

SKOR SKOR
1 Saya senang 1 Saya pandai bergaul
mendengarkan musik dengan oranglain.
dan radio. 2 Saya senang berkumpul
2 Saya cenderung dan berorganisasi.
bersenandung ketika 3 Saya mempunyai
sedang bekerja. beberapa teman dekat.
3 Saya suka bernyanyi 4 Saya suka membantu
4 Saya bisa memainkan dan mengajar murid-
salah satu alat musik murid lain.
dengan baik. 5 Saya senang bekerja
5 Saya suka sama dalam kelompok.
mendengarkan musik 6 Teman-teman sering
sambil belajar atau meminta saran dari saya
sambil membaca buku. karena saya terlihat
6 Jika saya harus sebagai pemimpin
mengingat sesuatu, saya alamiah.
mencoba untuk membuat 7 Jika saya harus
irama tentang hal mengingat sesuatu, saya
tersebut. meminta seseorang
7 Dalam berargumentasi, untuk menguji saya,
saya cenderung apakah saya sudah
bertindak atau memahaminya.
memukul(meja/benda) 8 Dalam berargumentasi,
atau bergerak dalam saya cenderung meminta
suatu irama. bantuan teman atau
8 Saya bisa menghafal pihak-pihak yang
nada-nada dari banyak memiliki otoritas (ahli)
lagu. dalam bidang tersebut.
9 Jika sesuatu rusak dan 9 Jika sesuatu rusak dan
tidak berfungsi, saya tidak berfungsi, saya
cenderung mengetuk- mencari seseorang yang
ngetuk jari saya dapat menolong saya.
membentuk suatu irama 10 Dalam kerja kelompok,
sambil mencari jalan saya lebih memilih
keluar. mengatur tugas dalam
10 Dalam kerja kelompok.
kelompok,saya lebih Jumlah Skor
suka menggunakan kata-
kata baru pada nada atau
musikyang sudah
dikenal.
Jumlah Skor
Kecerdasan Majemuk 7 Kecerdasan Majemuk 8

SKOR SKOR
1 Saya suka bekerja 1 Saya sangat memperhatikan
sendirian tanpa ada sekeliling dan apa yang
ganguan orang lain. sedang terjadi di sekitar saya.
2 Saya suka menulis buku 2 Saya senang berjalan-jalan di
harian. hutan(atau taman) dan melihat
3 Saya menyukai diri –lihat pohon serta bunga.
saya(hampir semua 3 Saya senang berkebun.
waktu). 4 Saya suka mengoleksi barang-
4 Saya tidak suka barang seperti batu-batuan,
keramaian. kartu olahraga,perangko,dsb.
5 Saya tahu kelebihan dan 5 Ketika dewasa, saya ingin
kekurangan diri saya. pergi dari kota yang ramai ke
6 Saya memiliki tekad tempat yang masih alamiah
yang kuat,mandiri dan untuk menikmati alam.
berpendirian kuat(tidak 6 Jika saya harus mengingat
mudah ikut-ikutan orang sesuatu, saya cenderung
lain). mengkategorikan dalam
7 Jika saya harus kelompok- kelompok.
mengingat sesuatu saya 7 Saya senang mempelajari
cenderung menutup mata nama-nama makluk hidup di
saya dan mendalami lingkungan tempat saya
(merasakan) situasi yang berada, seperti bunga dan
sedang terjadi. pohon.
8 Dalam berargumentasi, 8 Dalam berargumentasi, saya
saya biasanya cenderung membandingkan
menghindar ( keluar lawan saya dengan seseorang
ruangan) hingga saya atau sesuatu yang pernah saya
dapat menenangkan diri. baca atau dengar lalu bereaksi.
9 Jika sesuatu rusak dan 9 Jika sesuatu rusak dan tidak
tidak berfungsi, saya berfungsi, saya
mempertimbangkan memperhatikan sekeliling saya
apakah benda tersebut untuk melihat apa yang bisa
layak untuk diperbaiki. saya temukan untuk
10 Dalam kerja kelompok, memperbaikinya.
saya senang 10 Dalam kerja kelompok, saya
mengkontribusikan lebih memilih mengatur dan
sesuatu yang unik mengelompokkan informasi
berdasarkan apa yang dalam kategori- kategori
saya rasakan dan miliki. sehingga mudah dimengerti.
Jumlah Skor Jumlah Skor
Keterangan:
 Kecerdasan majemuk 01 = kecerdasan verbal/linguistik
 Kecerdasan majemuk 02 = kecerdasan logis/matematis
 Kecerdasan majemuk 03 = kecerdasan visual/spasial
 Kecerdasan majemuk 04 = kecerdasan kinestetik
 Kecerdasan majemuk 05 = kecerdasan musikal
 Kecerdasan majemuk 06 = kecerdasan interpersonal
 Kecerdasan majemuk 07 = kecerdasan intrapersonal
 Kecerdasan majemuk 08 = kecerdasan naturalis
Lampiran 4. Lembar observasi

Tabel 1. Lembar observasi


No Aktivitas Siswa Point
Point :
1 Siswa dengan MI naturalis lebih ahli Kurang baik =1
3
dalam soal kualitatif. Cukup baik =2
2 Siswa dengan MI naturalis kurang ahli Baik =3
2
dalam soal kuantitatif. Sangat baik =4
3 Siswa dengan MI naturalis lebih
memahami materi jika pembelajaran
4
di alam terbuka menggunakan
laboratorium alam
4. Siswa dengan MI naturalis lebih
memahami materi jika pembelajaran
2
di kondisikan seperti halnya di
laboratorium.
5. Siswa dengan MI naturalis lebih ahli
dalam menjawab pertanyaan tentang 3
konsep.

Anda mungkin juga menyukai