TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
095214075
Kepada :
YOGYAKARTA
2013
CHARACTERISTICS OF THERMOELECTRIC GENERATOR
FINAL PROJECT
in Mechanical Engineering
Submitted by :
095214075
TO
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MECHANICHAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
2013
ii
TUGAS AKHIR
KARAKTERISTIK GENERATOR TERMOELEKTRIK
Disusun oleh :
095214075
Pembimbing Utama
095214075
Dekan
“ Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
pengetahuan penulis juga tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau
pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Yang menyatakan
Kristoforus Agastya M
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
INTISARI................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1.1 Termoelektrik................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................5
1.5 Manfaat..............................................................................................................8
2.1.2 Sirip...............................................................................................................15
2.1.3 Termoelektrik...............................................................................................16
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................75
5.2 Saran................................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................77
LAMPIRAN...........................................................................................................78
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat
Tugas Akhir bagi seorang mahasiswa adalah puncak dari rangkaian studi
yang telah ditempuh selama kuliah beberapa semester. Melalui tugas akhir
disamping itu juga merupakan salah satu mata kuliah prasyarat dalam mencapai
gelar sarjana strata satu pada Prodi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,
bantuannya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik, kepada :
2. Alb. Murdianto, M.Pd. selaku Kepala SMK Katolik Mikael yang telah
3. P. C. Wisnu Haryanto, S.Pd, M.M. selaku Kepala Unit Kerja Workshop SMK
Katolik Mikael yang selalu memberi dukungan dan bantuan sarana dan
5. Rekan-rekan kerja serta para siswa SMK Katolik Mikael, terima kasih atas
dukungannya.
6. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
terdapat banyak kekurangan, maka penulis menerima segala bentuk saran dan
Penulis
INTISARI
Sekarang ini kebutuhan akan energi listrik semakin besar, sebagian besar
manusia saat ini sangat tergantung pada energi listrik dalam kehidupan sehari-
hari. Listrik merupakan energi yang sangat mudah untuk diubah menjadi bentuk
listrik. Akan tetapi dibalik kemudahan tersebut terdapat ancaman krisis energi,
tidak dapat dipungkiri energi listrik saat ini terutama di negeri kita tercinta
Indonesia sebagian besar berasal dari energi fosil yang bisa dikatakan mulai
menipis. Di negara-negara maju saat ini mulai meninggalkan energi dari fosil dan
beralih ke bentuk energi yang tebarukan dari alam antara lain kincir angin, kincir
air dan sel surya. Selain daripada itu saat ini mulai dikembangkan bentuk konversi
yang ditemukan oleh Seebeck. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti
banyak yang belum melakukan penelitian ini. Diharapkan penelitian yang dibuat
dapat digunakan sebagai referensi dari peneliti lain yang akan meneliti
terbuka maksimum 12,06 volt dan daya rata-rata sebesar 2,08 watt pada
PENDAHULUAN
1.1.1. Termoelektrik
suhu dan listrik. Ada dua macam termoelektrik, pertama adalah pendingin
termoelektrik (peltier cooler atau TEC) seperti pada Gambar 1.1 yaitu alat yang
memanfatkan energi listrik untuk memompa kalor dari permukaan satu terhadap
1
Kedua adalah termoelektrik generator (peltier generator atau TEG) pada
Gambar 1.2 yaitu alat yang memanfaatkan perbedaan suhu dari panas dan dingin
Kedua jenis ini pada dasarnya menggunakan prinsip kerja yang sama yaitu
memanfaatkan perbedaan suhu, sehingga jika TEC pada sisi panas dan dingin
terjadi perbedaan suhu maka akan timbul arus listrik di kedua kutub TEC.
Sedangkan TEG jika dialiri listrik di kedua kutubnya maka akan terjadi perbedaan
suhu di sisi panas dan dingin TEG tersebut. Dari kedua termoelektrik tersebut
yang berbeda adalah kekuatan bahan dari konduktor terhadap panas. Untuk TEG
bisa mencapai 250 celcius dan TEC hanya sampai 175 celcius. Beberapa contoh
Pada Gambar 1.3 dapat dijelaskan bahwa panas yang dihasilkan karena
menggunakan TEG.
Gambar 1.3 Mobil hibrid dengan TEG
Pada Gambar 1.6 dapat diperhatikan TEG memanfaatkan panas dari api
berbagai macam sumber daya panas. Oleh karena itu penulis mencoba untuk
yang diserap dan energi listrik yang dihasilkan. Karena TEG dan TEC memiliki
karakteristik yang hampir sama dan TEG dirasa cukup mahal maka penulis
menggunakan modul TEC sebagai penelitian karena harga TEC cukup murah.
1.2. Tujuan
lain :
a. Generator menggunakan 4 modul TEC dengan tipe 12706A ukuran tiap modul
40 x 40 x 4 mm.
c. Lama pengambilan data kondisi tanpa beban adalah 10 menit atau sampai
suhu 130°C
i. Pengukuran suhu dengan termokopel digital pada sisi panas dan dingin.
yang dipanaskan dan satu permukaan yang didinginkan seperti pada Gambar 1.7.
untuk rangkaian dapat dibuat seri Gambar 1.9 ataupun paralel Gambar 1.8
+ (-)
Gambar 1.8 Rangkaian Paralel
+ (-)
Gambar 1.9 Rangkaian Seri
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang lebih bagi dunia ilmu
d. Alat yang digunakan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain
BAB II
yang disebabkan karena perbedaan suhu maka kalor mengalir dari suhu tinggi
menuju suhu rendah dan karena sifat alam yang selalu mencari titik
kesetimbangan. Perpindahan kalor dapat berlangsung pada benda padat, cair dan
gas dan dapat terjadi dalam tiga mekanisme yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi
terlihat pada Gambar 2.1. Syarat setiap mekanisme dapat berlangsung jika
perpindahan pada media perambatan kalor tersebut dan umumnya terjadi pada
benda padat seperti terlihat pada Gambar 2.2, walaupun tidak menutup
kemungkinan pada benda cair dan gas dapat terjadi perpindahan kalor konduksi
meskipun kecil.
T
Q˙ = kA(∆T) (2.1)
∆x
Nilai konduktivitas termal berbagai bahan disajikan pada Lampiran Tabel 1 Sifat
Perpindahan kalor konveksi terjadi pada fluida yang mengalir (zat cair dan
gas) dan disertai dengan perpindahan media dari perpindahan kalor tersebut.
Perpindahan kalor konveksi tidak dapat berlangsung pada benda padat. Proses
Konveksi paksa terjadi jika aliran fluida yang mengalir disebabkan adanya
peralatan bantu yang memaksa fluida mengalir, sedangkan konveksi bebas atau
konveksi alami, tidak ada peralatan bantu yang dipergunakan untuk memaksa
mengalirkan fluida. Aliran fluida pada konveksi bebas terjadi karena adanya
suhu. Untuk massa fluida yang sudah tertentu jumlahnya, semakin tinggi suhunya,
semakin rendah massa jenisnya. Pada konveksi apa bila semakin cepat fluida (cair
atau gas) maka akan semakin cepat pula laju aliran perpindahan panas yang
terjadi.
Gambar 2.3 Perpindahan kalor konveksi
Nilai koefisien
No Proses konveksi
W/m2K
1 Konveksi bebas, udara 2 – 25
2 Konveksi bebas, air 10 – 1.000
3 Konveksi paksa, udara 25 – 250
4 Konveksi paksa, air 50 – 20.000
5 Air mendidih 2.500 – 100.000
2.1.2. Sirip
dipasangi sirip. Jika sirip dipasang di sisi dingin dari elemen pendingin maka sirip
akan dapat membantu memperbesar dalam hal perbedaan suhu dengan sisi yang
besar luas permukaan sirip yang dipasang, akan semakin besar kalor yang akan
dipindahkan ke fluida sekitar. Demikian juga, semakin banyak sirip yang dipasang
akan semakin besar kalor yang mampu dipindahkan. Pemilihan bahan sirip juga
berpengaruh terhadap besarnya kalor yang dapat dipindahkan. Semakin besar nilai
konduktivitas termal bahan sirip, semakin besar kalor yang dapat dilepas oleh
sirip. Pengaruh luas A dan pengaruh bahan sirip terhadap efisiensi sirip,
diperlihatkan pada Gambar 2.5. Semakin tinggi efisiensi, semakin besar kalor
yang mampu dipindahkan. Dengan logika sama, jika sirip dipasang di sisi
permukaan dingin dari elemen pendingin. Perbedaan dalam hal ini adalah sirip
energi kalor menjadi energi listrik secara langsung atau sebaliknya dari energi
listrik menjadi energi kalor. Dengan teknologi ini, aliran listrik dapat dihasilkan
dengan adanya aliran kalor dan aliran kalor dapat dihasilkan dengan adanya aliran
semikunduktor paduan Bi, Sb, Te dan Si. Dari sisi efisiensi hampir sama, untuk
mencapai efisiensi yang tinggi suhu kerja yang disarankan antara 180K pada sisi
dingin sampai 400K pada sisi panas. Namun untuk jangkauan suhu TE generator
sampai 138°C, meskipun demikian TE pendingin masih bisa tahan sampai suhu
200°C tetapi hanya dalam waktu singkat saja. Dari sisi harga TE generator lebih
generator, adapun efek timbulnya beda potensial karena perbedaan suhu pada
Efek Seebeck diketemukan oleh seorang ahli ilmu alam asal Jerman yang
bahwa adanya aliran kalor dalam 2 material yang berbeda dapat menimbulkan
Material 1 Energi
kalor
B
Suhu Material 2 Material 2 Suhu
T T
∆
berikut, bila dua penghantar yang berbeda bahan (misalnya : material 1 : besi
rangkaian tersebut akan timbul gaya gerak listrik (electromotive force = emf)
yang disebut dengan gaya gerak listrik Seebeck. Arus listrik yang ditimbulkan
adalah arus listrik searah (DC). Pada Gambar 2.6, sambungan A bersuhu T c dan
sambungan B bersuhu Th. Suhu Th lebih tinggi dari suhu Tc. Perbedaan suhu
Jika di salah satu penghantar pada rangkaian diputuskan, maka akan terjadi
suatu tegangan listrik atau beda potensial diantara kutub kutub yang diputuskan.
Beda potensial ini sebanding dengan perbedaan suhu dan tergantung dari sifat
∆E = αXY. ∆T ( 2.3 )
B, K
Koefisien Seebeck relatif (αXY) dari rangkaian, tergantung dari jenis bahan
penghantar. Besarnya nilai koefisien Seebeck relatif ditentukan dari selisih nilai
koefisien Seebeck mutlak material pertama (αX) dengan nilai koefisien mutlak
αXY. = αX – αY (2.4 )
material X lebih positif dari nilai koefisien mutlak material Y (atau koefisien
Seebeck relatif XY positif) dan jika T1<T2 maka arus listrik (I) mengalir pada
rendah yang sebelumnya bersuhu tinggi) arah arus listrik dari material 2 ke
material 1. Nilai koefisien Seebeck dari beberapa material disajikan dalam Tabel
2.2.
Tabel 2.3 Koefisien Seebeck mutlak pada material logam dan semikonduktor
Koefisien Koefisien
Semikonduktor Logam
Seebeck Seebeck
V/K V/K
Se 900 Antimony 47
Te 500 Nichrome 25
Si 440 Molybdenum 10
Ge 300 Cadmium 7,5
n-type Bi2Te3 -230 Wolfram 7,5
Koefisien Koefisien
Semikonduktor Logam
Seebeck Seebeck
p-type
300 Emas 6,5
Bi2xSbxTe3
p-type Sb2Te3 185 Perak 6,5
PbTe -180 Tembaga 6,5
Pb03Ge39Se58 1670 Rhodium 6
Pb06Ge36Se58 1410 Tantalum 4,5
Pb09Ge33Se58 -1360 Timbal 4
Pb13Ge29Se58 -1710 Aluminum 3,5
Pb15Ge37Se58 -1990 Karbon 3
SnSb4Te7 25 Merkuri 0,6
SnBi4Te7 120 Platina 0
SnBi3Sb1Te7 151 Sodium -2,0
SnBi2,5Sb1,5Te7 110 Potassium -9,0
SnBi2Sb2Te7 90 Nikel -15
PbBi4Te7 -53 Constantan -35
Bismuth -72
(Bi2Te3)
Telluride (Bi2xSbxTe3)
( SnPb Alloy)
membandingkan energi output yang dihasilkan oleh sistem dengan energi input
ditunjukkan dari perbandingan energi listrik yang dihasilkan dengan energi panas
yang diberikan.
˙
We
Pout × 100% = × 100% (2.5)
5= Pin W˙ heat
Dengan keterangan :
We : kerja elektrik
panas (watt)
Pout = V × I (2.6)
Dengan keterangan:
Penelitian ini dilakukan oleh Ardian Roekettino, (2008). Pada Gambar 2.7
yang keluaran listriknya disusun seri, sumber panas dari gas buang kendaraan
bermotor yang disimulasikan dari panas sebuah heater dengan variasi tegangan
heater 110V dan 220V. Untuk pendinginan menggunakan sirip pendingin dari
aluminum dengan variasi pendinginan konveksi bebas tanpa kipas dan konveksi
18,1 volt, kuat arus maksimum 0,46 ampere dan daya maksimum sebesar 8,11
watt.
modul termoelektrik dengan panel penangkap sinar matahari ukuran 11,5 x 11,5
inchi didalam kotak kaca seperti terlihat pada Gambar 2.8. Termoelektik yang
didapatkan hasil keluaran tegangan (V) 0,66 volt pada solar flux 834 W/m 2 dan
Penelitian ini dilakukan oleh R. Dell, C.S. Wei & G. Sidebotham (2013).
dengan sumber panas dari pipa uap panas bumi (geothermal) dan pendingin
menggunakan pipakalor seperti terlihat pada Gambar 2.9. Dari penelitian tegangan
listrik terbuka yang dihasilkan adalah 31 volt, dan arus hubung singkat sebesar
0,89 ampere, suhu pada sisi panas mencapai 160°C dan sisi dingin mencapai
30°C.
Gambar 2.9 Penelitian termoelektrik sebagai pembangkit listrik pada pipa uap
geothermal
BAB III
b. Sirip pendingin
d. Pembakar spiritus
e. Kipas pendingin
f. Pompa akuarium
unjuk kerja dari generator termoelektrik. Dari skema Gambar 3.1 dapat diketahui
pemasangan termokopel untuk pengukuran suhu panas dan dingin dari modul
peltier, untuk mengatur rangkaian kabel keluaran dari modul peltier kemudian
disambungkan pada panel kontrol pada skema Gambar 3.2 untuk mengatur
Dari panel kontrol dapat dilakukan pengukuran arus dan tegangan listrik yang
beban lampu berjumlah 6 buah yang akan dihidupkan satu persatu untuk
a. Mesin milling
pembakar spiritus
b. Gergaji
pembakar spiritus
c. Ellenkey set
d. Cutter
e. Solder
f. Obeng
Setelah bahan dan alat telah siap, berikut pembuatan generator termoelektrik
a. Persiapan dan pembuatan generator
dengan proses finishing di mesin milling. Tahap kedua sirip pendingin dan
pemotongan pelat aluminium untuk wadah air sisi panas dan wadah pembakar
dilubangi dengan mesin miling kemudian saklar dan lampu dirangkai dengan
menggunakan solder sesuai dengan skema pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3
adalah pemasangan sirip dan wadah air sisi panas. Ketiga kabel dari
c. Ujicoba generator
Ujicoba dilakukan dengan cara mengukur suhu di sisi dingin dan sisi panas
digital. Pastikan kedua sisi panas dan dingin terjadi perbedaan suhu minimal
1°C, bisa dengan cara menuangkan air dingin ke wadah sisi dingin. Ujicoba
alat ini berhasil apabila tegangan listrik keluar dari termoelektrik yang
a. Penelitian I
Sisi panas dipanaskan dengan api spiritus tanpa air didalam sisi panas dan
konveksi bebas
b. Penelitian II
Sisi panas berisi air dipanaskan dengan api spiritus dan sisi dingin
konveksi bebas
c. Penelitian III
Sisi panas berisi air dipanaskan dengan api spiritus dan sisi dingin
konveksi bebas
d. Penelitian IV
Sisi panas berisi air dipanaskan dengan api spiritus dan sisi dingin
Sisi panas berisi air dipanaskan dengan api spiritus dan sisi dingin
bebas
seri kemudian dalam keadaan tunak pengambilan data dengan rangkaian beban
air dan variasi pendinginan dengan sirip secara konveksi bebas, fluida pendingin
panel
panas dan dingin setiap 1 menit sampai 10 menit (dengan asumsi 10 menit
5. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
6. Matikan beban lampu, kemudian nyalakan 1 lampu secara paralel, catat
9. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
10. Matikan beban lampu, kemudian nyalakan 1 lampu secara paralel, catat
air dan variasi dengan sirip secara konveksi bebas, fluida pendingin udara adalah
sebagai berikut.
panel
panas dan dingin setiap 1 menit sampai 10 menit (dengan asumsi 10 menit
5. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
9. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
10. Matikan beban lampu, kemudian nyalakan 1 lampu secara paralel, catat
air dan variasi pendinginan dengan sirip secara konveksi bebas, fluida pendingin
panel
panas dan dingin setiap 1 menit sampai 10 menit (dengan asumsi 10 menit
6. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
10. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
11. Matikan beban lampu, kemudian nyalakan 1 lampu secara paralel, catat
air dan variasi pendinginan dengan sirip secara konveksi paksa, fluida pendingin
2. Atur aliran air pendingin dengan memutar keran sampai aliran konstan
panel
panas dan dingin setiap 1 menit sampai 10 menit (dengan asumsi 10 menit
6. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
10. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
11. Matikan beban lampu, kemudian nyalakan 1 lampu secara paralel, catat
air dan variasi pendinginan dengan sirip secara konveksi bebas, fluida pendingin
panel
panas dan dingin setiap 1 menit sampai 10 menit (dengan asumsi 10 menit
5. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
6. Matikan beban lampu, kemudian nyalakan 1 lampu secara paralel, catat
9. Nyalakan lampu kedua secara seri, catat data, ulangi sampai lampu
keenam.
10. Matikan beban lampu, kemudian nyalakan 1 lampu secara paralel, catat
a. Data yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan daya listrik dengan cara
penelitian.
a. Dari data keluaran daya listrik, akan diperoleh penelitian mana yang paling
listrik yang dihasilkan dari masing – masing variasi pendinginan pada sisi
dihasilkan oleh TEC dari variasi masing – masing variasi pendinginan pada
rangkaian seri-seri.
dihasilkan oleh TEC dari variasi masing – masing variasi pendinginan pada
rangkaian paralel-paralel.
e. Mengetahui perbedaan suhu yang paling besar dari masing – masing variasi
paralel
BAB IV
4.1.1 Penelitian I
Data hasil penelitian penelitian I yaitu sisi panas tanpa air dan sisi dingin
pendingin air diam secara konveksi bebas, disajikan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2,
Tabel 4.3, Tabel 4.4, tabel 4.5 serta diinterpretasikan pada Grafik Gambar 4.1 dan
4.2
Waktu Tc Th T Tegangan
Menit °C °C °C Volt
1 19 45 26 3,91
2 22 61 39 5,9
3 24 73 49 7,28
4 26 82 56 8,47
5 28 88 60 9,04
6 29 93 64 9,65
7 31 98 67 10,09
8 33 106 73 10,67
9 35 120 85 12,06
10 38 126 88 12,03
14
12 y = 0,1344x + 0,7537
Teganagn (Volt)
10
0 20 40 60 80 100
Delta T (°C)
2,50
2,00
Daya (watt)
1,50
1,00
0,50
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Lampu
Data hasil penelitian penelitian II yaitu sisi panas berisi air dan sisi dingin
pendingin udara secara konveksi bebas, disajikan pada Tabel 4.6, Tabel 4.7, Tabel
4.8, Tabel 4.9, tabel 4.10 serta diinterpretasikan pada Grafik Gambar 4.3 dan 4.4
Waktu Tc Th T Tegangan
Menit °C °C °C Volt
1 29 40 11 2,21
2 32 52 20 3,5
3 34 58 24 3,92
4 37 65 28 4,46
5 39 71 32 4,91
6 41 79 38 5,51
7 44 85 41 5,95
8 47 88 41 5,98
9 49 93 44 6,12
10 52 98 46 6,36
7
y = 0,1173x + 1,0792
6
Teganagn Volt
5
0 10 20 30 40 50
Delta T °C
0,80
0,70
Daya (watt)
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0 1 2 3 4 5 6 7
0,00 Jumlah Lampu
Data hasil penelitian penelitian III yaitu sisi panas berisi air dan sisi dingin
pendingin air es secara konveksi bebas, disajikan pada Tabel 4.11, Tabel 4.12,
Tabel 4.13, Tabel 4.14, tabel 4.15 serta diinterpretasikan pada grafik Gambar 4.5
Waktu Tc Th T Tegangan
Menit °C °C °C Volt
1 12 36 24 4,08
2 13 44 31 5,12
3 13 50 37 5,72
4 13 56 43 6,45
5 14 61 47 7,01
6 15 65 50 7,63
7 16 71 55 8,23
8 16 76 60 8,72
9 17 80 63 9,18
10 18 83 65 9,53
12
Teganagn Volt 10
y = 0,1313x + 0,9299
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Delta T °C
2,00
1,80
1,60
1,40
Daya (watt)
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Lampu
Gambar 4.6 Grafik daya listrik vs jumlah lampu beban penelitian III
4.1.4 Penelitian IV
Data hasil penelitian penelitian IV yaitu sisi panas berisi air dan sisi dingin
pendingin air secara konveksi paksa, disajikan pada Tabel 4.16, Tabel 4.17, Tabel
4.18, Tabel 4.19, Tabel 4.20 serta diinterpretasikan pada grafik Gambar 4.7 dan
Gambar 4.8
Waktu Tc Th T Tegangan
Menit °C °C °C Volt
1 30 36 6 2.12
2 30 44 14 3.07
3 30 50 20 3.94
4 31 57 26 4.49
5 31 65 34 5.25
6 31 70 39 5.72
7 31 74 43 6.04
8 31 78 47 6.55
9 32 81 49 6.94
10 32 83 51 7.28
8
7 y = 0,1084x + 1,5748
Teganagn Volt
6
0 0 10 20 30 40 50 60
Delta T °C
1 3 325 0,98 32 84 52
5 2 380 0,76 32 86 54
1,20
1,00
Daya (watt)
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Lampu
Data hasil penelitian penelitian V yaitu sisi panas berisi air dan sisi dingin
pendingin air secara konveksi bebas, disajikan pada Tabel 4.21, Tabel 4.22, Tabel
4.23, Tabel 4.24, Tabel 4.25 serta diinterpretasikan pada grafik Gambar 4.9 dan
Gambar 4.10
Waktu Tc Th T Tegangan
Menit °C °C °C Volt
1 23 42 19 2,95
2 24 50 26 3,5
3 25 54 29 4,23
4 27 61 34 4,95
5 27 67 40 5,55
6 28 72 44 6,06
7 30 78 48 6,62
8 31 82 51 7,05
9 32 86 54 7,44
10 33 88 55 7,57
8
y = 0,1308x + 0,3581
7
Teganagn Volt
6
0 0 10 20 30 40 50 60
Delta T °C
1,20
1,00
Daya (watt)
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Lampu
pada variabel-variabel seperti tegangan, daya dan delta T. pada Gambar 4.11
diketahui harga tegangan listrik setiap perbedaan suhu 1°C yang disajikan pada
Tabel 4.25. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa faktor tegangan
faktor tegangan rata-rata disajikan pada Gambar 4.12 harga yang paling tinggi
adalah pada penelitian IV dengan harga 0,18 volt setiap perbedaan suhu 1°C
Pada Tabel 4.25 dan Gambar 4.11 dapat dilihat pada menit pertama penelitian
IV harga faktor tegangan ditunjukkan sangat tinggi dengan nilai 0,35 volt/°C pada
T 6°C kemudian semakin menurun sampai menit ke-10 menunjukan nilai 0,14
volt/°C pada T 51°C, dimana harga faktor tegangan tersebut sama dengan
penelitian yang lain pada menit ke-10. Sehingga disimpulkan bahwa semakin
besar perbedaan suhu (T) semakin menurun faktor tegangan yang dihasilkan, hal
ini kemungkinan disebabkan oleh sifat dari semikonduktor yaitu semakin tinggi
suhu yang diterima hambatan pada semikonduktor juga semakin tinggi, tentunya
0,40
0,35
0,30
0,25
0,20
0,15 Percobaan 1
0,10 Percobaan 2
0,05 Percobaan 3
0,00 Percobaan 4
Percobaan 5
0246810
Menit
0,10
1
beban lampu diolah untuk mendapatkan daya seperti disajikan pada Tabel 4.27
Perhitungan faktor daya yang pertama tegangan dan arus listrik diambil
data pada rangkaian termoleketrik seri dan beban lampu secara seri. Untuk
mendapatkan daya listrik didapatkan dari perkalian teganagan listrik dengan kuat
arus yang diukur pada masing-masing penelitian dan faktor daya didapatkan dari
Dari tabel dan grafik dinyatakan bahwa harga daya tertinggi pada
penelitian ke III dengan nilai 0,035 watt/°C pada T 50 °C dengan beban lampu 1
buah dan terendah pada penelitian II dengan nilai 0,013 watt/°C pada T 51 °C
dengan beban lampu 1 buah, pada kedua data tersebut hampir memiliki kesamaan
pada perbedaan suhu (T) akan tetapi nilai faktor daya yang sangat jauh berbeda.
faktor daya yang dicapai terbukti pada penelitian I dengan beban lampu 1 buah
dan T 88 °C nilai faktor dayanya lebih kecil yaitu 0,023 watt/°C meskipun daya
dingin suhu pada sisi dingin semakin besar pengaruh yang diberikan pada faktor
daya yang dicapai, demikian pula semakin tinggi T sedikit berpengaruh untuk
meningkatkan T. Sehingga untuk mendapatkan faktor daya yang lebih tinggi
bisa dilakukan dengan mempertahankan suhu pada sisi dingin serendah mungkin
dan meningkatkan perbedaan suhu semaksimal mungkin. Untuk harga faktor daya
rata-rata yang paling tinggi terdapat pada penelitian III dengan nilai 0,031
Penelitian I Penelitian II
Daya Tc Th T FP Daya Tc Th T FP
Watt °C °C °C W/°C watt °C °C °C W/°C
2,02 39 127 88 0,023 0,60 52 98 46 0,013
2,15 39 128 89 0,024 0,66 52 98 46 0,014
2,08 39 128 89 0,023 0,67 52 98 46 0,015
2,06 41 129 88 0,023 0,65 52 98 46 0,014
2,04 42 130 88 0,023 0,67 52 98 46 0,015
2,00 42 130 88 0,023 0,65 52 98 46 0,014
Rata-rata 0,023 Rata-rata 0,014
Penelitian III Penelitian IV
Daya Tc Th T FP Daya Tc Th T FP
Watt °C °C °C W/°C watt °C °C °C W/°C
1,73 18 68 50 0,035 0,94 32 83 51 0,019
1,71 18 70 52 0,033 0,96 32 83 51 0,019
1,67 19 72 53 0,031 0,95 32 83 51 0,019
1,68 19 73 54 0,031 0,93 32 84 52 0,018
1,64 19 74 55 0,030 0,92 32 84 52 0,018
1,61 19 75 56 0,029 0,94 32 84 52 0,018
Rata-rata 0,031 Rata-rata 0,018
Penelitian V
Daya Tc Th T FP
Watt °C °C °C W/°C
1,03 33 89 56 0,018
1,04 33 89 56 0,019
1,05 34 90 56 0,019
1,04 34 90 56 0,019
1,04 35 91 56 0,019
1,04 35 91 56 0,019
Rata-rata 0,019
Faktor Daya (watt/°)
0,04
0,035
0,03
0,025
0,02 Percobaan I
0,015 Percobaan II Percobaan II Percobaan IV
0,01 Percobaan V
0,005
0
02 4 6 8
Menit
0,031
0,03
pendingin es
pemanas air
0,025
0,023
pendingin air
0,02 mengalir pemanas air
0,018 0,019
pendingin air pemanas air
0,015 0,014
0,01
1
Perhitungan daya dan faktor daya yang kedua diambil dari data penelitian
dengan rangkaian termoelektrik paralel dan beban lampu paralel, sama dengan
perhitungan daya pada rangkaian seri daya didapatkan dari perkalian tegangan dan
arus listrik dan faktor daya didapatkan dari perbandingan daya hasil perhitungan
dengan perbedaan suhu (T) yang kemudian disajikan pada tabel 4.28 dan
diinterpretasikan pada gambar 4.15 dan 4.16. Pada tabel dan grafik ditunjukkan
nilai daya dan faktor daya hampir sama pada masing-masing penelitian, harga
terendah dicapai pada penelitian II beban 1 lampu yaitu daya 0,26 watt dengan T
42 °C dan faktor daya 0,006 watt/°C, untuk harga tertinggi pada penelitian II
beban 6 lampu yaitu daya sebesar 1,01 watt dengan T 91 °C dan faktor daya
0,011 watt/°C. Tetapi faktor daya tertinggi adalah pada penelitian III dengan nilai
0,012 watt/°C dengan T 78°C. seperti yang telah dibahas pada rangkaian seri
pengaruh terbesar adalah dari suhu sisi dingin dan besarnya perbedaah suhu pada
masing-masing penelitian
Penelitian IV Penelitian V
Daya Tc Th T FP Daya Tc Th T FP
watt °C °C °C W/°C watt °C °C °C W/°C
0,42 32 88 56 0,008 0,46 37 97 60 0,008
0,51 32 88 56 0,009 0,58 37 97 60 0,010
0,54 32 89 57 0,009 0,59 37 98 61 0,010
0,54 32 89 57 0,009 0,61 38 98 60 0,010
0,55 32 90 58 0,009 0,61 38 99 61 0,010
0,55 32 90 58 0,009 0,61 38 99 61 0,010
Rata-rata 0,009 Rata-rata 0,010
pendingin air
watt/°C pemanas tanpa air
0,012
pendingin udara
0,011
0,011pemanas air
0,010
0,010 0,010 pendingin es
0,009 pemanas air
0,009
0,006
0,005
1
Hasil pengolahan daya dan faktor daya pada kedua rangkaian seri dan
paralel kemudian dibandingkan satu sama lain yang disajikan pada Gambar 4.17,
dari gambar grafik terlihat jelas perbedaan daya yang cukup signifikan antara
rangkaian seri dan paralel. Bisa disimpulkan bahwa rangkaian paralel pada
timbul permasalahan apabila dibutuhkan arus listrik yang besar karena arus listrik
rata-rata untuk rangkaian seri yang dihasilkan termoelektrik dari penelitian adalah
300mA. Sedangkan pada rangkaian paralel bisa menghasilkan arus sampai dengan
700mA. Pada rangkaian paralel kemungkinan terjadi arus balik dari listrik yang
kerugian daya yang cukup besar, untuk mengatasinya bisa dengan menambahkan
rangkaian penyearah (dioda) pada masing-masing kutub postitif dan negatif dari
pendingin
watt/°C air pemanas tanpa air
0,035 pendingin udara pemanas air
0,031 pendingin es pemanas air
pendingin air mengalir pemanas air
0,030
pendingin air pemanas air
0,0250,023
0,020 0,0180,019
0,014
0,015
0,011
0,010 0,0090,010
0,010
0,007
0,005
0,000
Seri Paralel
+ (-)
4.19 yang menjelaskan perbandingan daya rata-rata pada rangkaian seri dan
dihasilkan dari rangkaian seri lebih besar daripada daya pada rangkaian paralel,
dengan harga daya rata-rata terbesar adalah pada penelitian I sebesar 2,06 watt
Pendingin
Daya (watt)
air pemanas tanpa air
2,50
Pendingin udara pemanas air
Pendingin es pemanas air
2,06 Pendingin air mengalir pamanas air
2,00
pendingin air pemanas air
1,67
1,50
1,04
1,00 0,94 0,92
0,84
0,65
0,52 0,58
0,50
0,29
0,00
Seri Paralel
Gambar 4.19 Grafik daya rata-rata masing-masing penelitian seri dan paralel
perjalanan delta T dari waktu ke waktu yang disajikan pada Tabel 4.29 dan
Pendingin
T = °C air pemanas tanpa air
100 Pendingin udara pemanas
90 dgn air Pendingin
80 es pemanas dgn air
70
60
50
40
30
20
10 Pendingin
0 air mengalir pemanas
0 dgn air Pendingin
air pemanas air
2 4 6 8 10 12
Menit
dTsdTp
Gambar 4.21 Grafik Delta T rata-rata seri dan paralel masing-masing penelitian
Tegangan (volt) 12
10
Percobaan I
8 Percobaan II Percobaan III Percobaan IV Percobaan V
0
0 2 4 Me 6t ke 8 10 12
ni
5.1. Kesimpulan
Dari hasil beberapa penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
b. Daya yang paling besar diperoleh dengan variasi pendingin air, pemanas
diperoleh dengan variasi pendingin air, pemanas tanpa air dan rangkaian seri.
d. Faktor tegangan yang paling besar adalah dengan variasi pendingin air
mengalir, pemanas air, rangkaian termoelektrik dan beban seri yaitu sebesar
0,18 volt/°C.
e. Daya rata rata yang paling besar diperoleh dengan variasi pendingin es,
pemanas air, rangkaian termoelektrik dan beban seri, yaitu sebesar 0,31
watt/°C
f. Daya rata rata yang paling besar untuk rangkaian termoelektrik dan beban
paralel diperoleh dengan variasi pendingin es, pemanas air, yaitu sebesar
0,11 watt/°C
g. Perbedaan suhu paling besar diperoleh dengan variasi pendingin air, pemanas
tanpa air, rangkaian termoelektrik dan beban paralel, yaitu sebesar 91°C
h. Daya yang paling besar didapatkan dengan menghubungkan rangkaian
i. Semakin besar perbedaan suhu maka daya yang dihasilkan semakin besar
j. Semakin kecil suhu pada sisi dingin dimungkinkan perbedaan suhu yang
dicapai lebih besar sehingga daya yang dicapai akan lebih besar.
5.2. Saran
karena dimungkinkan ada tegangan dan arus listrik yang tersedot kembali
kembali ke termoelektrik.
Adhitya, M., Artono, Koestoer Raldi., Putra, Nandy., Roekettino, Ardian., &
Dell, R., Sidebotham, G., & Wei, C.S,. (2013). Thermoelektrik Based Point of Use
http://www.customTermoelektrik.com/Peltier_analysis.htm
http://www.everredtronics.com/Termoelektrik.generator.html
Clemens, J. M. Lasance. (2006). The Seebeck Coefficient. Diambil November 23,
coefficient
LAMPIRAN
A. Tabel