Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

PERANCANGAN KABEL TELEPON UDARA UK.100 x 2 x 0.6 mm di PT. SUCACO Tbk.


DENGAN MENENTUKAN DIAMETER ISOLASI SESUAI STEL K - 001-2003. Versi 2.1

Yohanes Bayu Kristanto1, Mudrik alaydrus2


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733

mudrikalaydrus@yahoo.com, ybk_1969@yahoo.com

Abstrak - Kabel dirancang untuk kabel masih lebih baik jika dibandingkan dengan
mempunyai karaktek tertentu yang mana yang nirkabel, dimana dengan kabel komunikasi
akan membuatnya cocok untuk tujuan atau tidak tergantung oleh daerah yang terkaver dan
penggunaannya. Dalam hal kabel telepon cuaca.
yaitu untuk mentransmisikan suara, maka
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah Penggunaan kabel dalam telepon tentunya tidak
diameter konduktor dan diameter isolasi, serta merta hanya dengan menggunakan kabel
dimensi ini sangat mempengaruhi tahanan tembaga secara sembarangan, sehingga
konduktor dan nilai mutual capacitance. karaktek dari kabel dapat dicapai dan kualitas
komunikasi dapat tercapai. Nilai karaktek
Selain hal tersebut diatas, pada tiap terpenting dalam kabel telepon tersebut antara
tahapan prosespun harus diperhatikan hasil lain, tahanan konduktor, tahanan isolasi dan
dan spesifikasi yang telah ditentukan mutual capacitance. Karaktek tersebut sangat
sehingga apa yang akan di buat dan apa berpengaruh pada keandalan komunikasi seperti
yang dihasilkan sesuai dengan cross talk, noise dan lemahnya sinyal
rancangannya. komunikasi. Melihat permasalahan yang ada
dalam pembuatan kabel telepon maka penulis
Kata kunci : tahanan konduktor, mutual perlu membahas bagaimana merencanakan
capacitance kabel supaya tercapai nilai karaktek yang
PENDAHULUAN diinginkan dari latar belakang diataslah maka
penulis tertarik untuk mengambil judul.
Komunikasi merupakan kebutuhan manusia,
PERANCANGAN
mulai dari komunikasi oral sampai
dengan komunikasi yang menggunakan Perancangan Kabel Telepon Udara Ukuran 100
alat bantu, seperti penggunaan telepon. x 2 x 0.60mm di PT.Sucaco Tbk dengan
Sistem komunikasi dengan telepon yang menentukan diameter isolasi sesuai Stel K-001-
paling handal adalah dengan menggunakan 2003 versi 2-1. Hal-hal yang perlu
media perantara kabel meskipun sekarang diperhatikan untuk mendapatkan karaktek
ini pemakaian kabel telepon sudah mulai elektrik pada kabel telepon dala perancangan
berkurang dan digantikan dengan kabel adalah :
komunikasi nirkabel (wireless). Tetapi dari
segi kehandalan kualitas suara telepon

Vol.3 No1. Januari 2012 11


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

1. Diameter konduktor, yang akan ini. Selain persyaratan-persyaratan yang harus


menentukan besarnya nilai tahanan kita penuhi, dalam merancang kabel telepon
konduktor. udara ini, yang harus diperhatikan juga adalah
tahapan-tahapan prosesnya , sehingga apa
2. Diameter isolasi atau tebal isolasi, yang yang akan kita rancang dan apa yang kita buat
berpengaruh pada nilai mutual dapat berjalan dengan baik, dan hasil yang kita
capacitance. dapatkan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Berdasarkan nilai karaktek kabel telepon Persyaratan-persyaratan kabel telepon udara
tersebut, maka permasalahan yang perlu yang akan dibicarakan dalam penelitian ini dan
diperhatikan dalam pembuatan kabel diatur dalam spesifikasi STEL K-001-2003 Versi
telepon adalah diameter conductor dan 2.1 diatas dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
diameter isolasi, maka pada penelitian ini
penulis perlu memaparkan bagaimana Tabel 1. Persyaratan kabel udara
menentukan diameter konduktor dan
diameter isolasi.

LANDASAN TEORI

1. Standar Kabel Udara

Kabel Udara / U-E(Pe)ES adalah jenis


kabel telepon dengan konduktor atau
penghantar kawat tembaga berisolasi dan
berselubung polietilen serta mempunyai
penguat sendiri dari kawat baja yang dalam
penggunaannya diinstalasi di atas tanah
Persyaratan di atas, merupakan suatu hal yang
(Di udara), dan digunakan untuk hubungan
harus dipenuhi oleh suatu pabrikan dalam
telekomunikasi. Standarisasi kabel udara
membuat kabel udara, dan bagaimana tahapan-
yang digunakan di Indonesia sekarang
tahapan proses kabel tersebut akan dibicarkan
diatur dalam spesifikasi yang dikeluarkan
lebih lanjut.
oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
dengan nomor dokumen STEL K-001-2003 2. Tahanan Konduktor.
Versi 2.1. Didalam spesifikasi ini diatur
ruang lingkup, deskripsi, klarifikasi, Bahan konduktor kabel telepon merupakan
singkatan, istilah, persyaratan, penandaan, konduktor dari bahan yang mudah mengalirkan
bahan baku, konstruksi, elektris dan arus listirk, dimana bahan yang digunakan
pengemasan yang harus dipenuhi oleh adalah tembaga yang memiliki daya hantar listrik
kabel telepon udara berisolasi dan yang tinggi dan tahanan yang rendah. Tahanan
berselubung polietilen, berpenguat sendiri, konduktor mempunyai sifat menghambat yang
sehingga dalam merancang atau terjadi pada setiap bahan. Tahanan
mendesign kabel udara harus memenuhi konduktor besarnya berbanding terbalik
persyaratan yang ada dalam spesifikasi terhadap luas penampangnya, dapat dilihat

Vol.3 No1. Januari 2012 12


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

dari rumus dibawah ini, dan satuan unit Alat pengujian yang digunakan untuk pengujian
tahanan konduktor adalah Ohm (Ÿ)/km. mutual capacitance adalah rekamat VI.

R=!/A 5. Tahanan Isolasi

Keterangan: Pengujian tahanan isolasi kabel (pembungkus


konduktor kabel) adalah pengujian terhadap
R = tahanan konduktor (Ÿ/km) kebocoran listrik yang terjadi antara urat yang
diukur dengan urat lainnya maupun antara urat
! = konduktivitas kabel tembaga
yang diukur dengan pentanahan (grounding).
= 0,01724 Ÿ mm2 /m Tahanan isolasi yang diukur antara masing-
masing penghantar dengan lapisan
A = (Diameter konduktor² / 4) x Œ luas aluminiumnya, tidak boleh kurang dari 10,000 M
penampang conductor (mm² ) ohm/km pada tegangan 500 Volt DC, selama 1
menit dengan menggunakan alat ukur megger.
3. Tahanan Konduktor.
6. Capacitance Unbalance Pair-to-Pair
Ketidak seimbangan tahanan konduktor
adalah nilai perbedaan tahanan konduktor Capacitance unbalance pair to pair adalah
urat a dan urat b, dalam satuan %. Harga capacitance unbalance yang terdapat diantara
ketidkseimbangan tahanan konduktor tiap- empat konduktor dari dua pairs. Unbalance ini
tiap pasangan pada temperature 20°C terjadi karena salah satu atau dari beberapa hal
harus memenuhi ketentuan rata-rata 1.2 % dibawah ini:
dan individual 3 %.
a. Adanya perbedaan pada diameter kawat
4. Mutual Capacitance. dari empat konduktor.
Harga mutual capacitance dipengaruhi oleh b. Adanya perbedaan pada ketebalan isolasi.
diamater isolasi kabel tersebut, bila
diameter isolasi kecil, maka nilai mutual c. Adanya perbedaan pada eccentricity dari
capacitance akan tinggi, begitu juga isolasi.
sebaliknya, bila diameter isolasi besar,
maka mutual capacitance rendah. Nilai ini d. Pilinan tidak seimbang pada sebuah pair
dapat dilihat dari rumus dibawah : (satu kawat menindih yang lainnya).

C = [ (Er) / (36 ln 2a (s/d)) ] nF/ km e. Kesamaan panjang pilinan dari dua pair
yang terlibat.
Dimana :
7. Capacitance Unbalance Pair-to-Shield
Er= Dielectric constant material PE = 2,25
Hal ini terjadi juga disebabkan dari proses
a= Faktor geometris = 0,94 produksi dan terjadi pada saat kondisi dibawah
ini terjadi :
s= Jarak antara sumbu-sumbu isolasi (mm)
a. Adanya perbedaan pada diameter kawat dari
d= Diameter konduktor (mm) dua konduktor dalam satu pair.
Vol.3 No1. Januari 2012 13
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

b. Adanya perbedaan pada ketebalan udara tahapan prosesnya adalah: drawing,


isolasi. isolasi, quadding, stranding, cabling, wrapping,
shielding, outer sheathing.
c. Adanya perbedaan pada eccentricity.
a. Proses Drawing
d. Pilinan tidak seimbang pada sebuah pair
(satu kawat menindih yang lainnya). Proses mengecilkan diameter kawat tembaga
dengan cara ditarik melalui diesdrawing dengan
8. Kontinuitas reduksi luas penampang sebesar ± 24 %. Dalam
proses pengecilan diameter, kawat yang
Tujuan dari pengujian kontinuitas ini adalah
akan dikecilkan dimasukkan pada lubang dies
untuk memastikan bahwa secara elektris
yang diameternya sama dengan diameter
urat-urat kabel dari ujung ke ujung lainnya
kawat yang diinginkan. Proses pengecilan
tersambung baik, tidak terputus baik untuk
tembaga dari diameter 2.47 mm melalui
kabel yang belum diinstalasi, dalam tahapan
beberapa dies hingga menjadi diameter yang
instalasi maupun sesudah instalasi.
kita tentukan, disini diameter tembaga yang
Pengujian kontinuitas dapat dilakukan
ditentukan adalah 0,60 mm.
dengan perangkat pair checker atau
multimeter dengan metode open dan short b. Proses Isolasi
antar urat a dan b. Metode pengujian
kontinuitas dilakukan dengan cara urat Proses Isolasi adalah proses pembungkusan
kabel yang akan diuji dihubungkan dengan kawat tembaga dengan material polyethylene,
alat uji, dan ujung yang lainya dijadikan dimana masing-masing penghantar harus
satu. dibungkus merata dengan isolasi yang
berwarna. Pada Prinsipnya proses isolasi ini
9. Tahapan Proses Pembuatan Kabel Udara adalah proses peleburan biji plastic dengan
/ U-E(Pe)ES paksa oleh screw sehingga mengalami tekanan
dan diberikan temperature secara bertahap
Pada saat ini kabel udara / U-E(Pe)ES
dari 145°C sampai dengan 250°C, material
masih banyak digunakan, dimana dalam
polyethylene ini adalah bahan plastic yang
pembuatannya kabel tersebut harus melalui
merupakan hasil polymerisasi dan ethylene (gas
beberapa tahapan proses yang tentunya
acetylene).
sangat perlu untuk diperhatikan
kualitasnya dengan memenuhi persyaratan c. Proses Quadding
STEL K-001-2003 Versi :2.1, agar kabel ini
bisa diterima oleh pelanggan. Dari sinilah Quadding adalah unit dasar / bagian terkecil
maka penulis mengambil beberapa tahapan kabel telepon yang terdiri dari 4 isolasi yang
proses dari kabel udara tersebut, khususnya dijadikan satu melalui proses twisting di mesin,
proses kabel udara ukuran 100 x 2 x 0,60 kabel diputar secara bersamaan dengan
mm yang mempunyai tahapan proses kabel kecepatan yang sudah ditentukan didalam take
udara yang lengkap, dimana ukuran up mesin. Gabungan keempat isolasi ini
tersebut akan dibahas lebih dalam lagi. membentuk pilinan (laypicth) yang berjarak 40
Tahapan yang harus dilakukan dalam mm sampai dengan 150 mm. Penentuan jarak
memproduksi kabel, untuk proses kabel laypitch bisa ditentukan dengan mengatur
Vol.3 No1. Januari 2012 14
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

kecepatan putaran flyer take up mesin dari f. Proses Wrapping dan Shielding
penggunaan ratio gear-gear pengatur
kecepatan, yang harus sesuai standard nilai Kabel yang sudah di cabling perlu dilindungan
proses yang sudah ditetapkan. Hasil yang atau dilapisi dengan pembungkus atau biasa
harus didapatkan dari proses ini adalah : disebut wrapping, material wrapping yang
Susunan warna dari quadding tidak boleh digunakan pita non hygrocopic atau biasa di
loncat atau silang, berikut contoh warna sebut polyester tape, yang dililitkan secara
quading . helical dengan tumpang tindih antara 10 %
sampai dengan 30 %, atau dapat dipasang
secara longitudinal dengan tumpang tindih
antara 5 % sampai dengan 25 %. Proses ini
biasa kita sebut proses wrapping. Sedangkan
untuk proses shielding sama seperti proses
wrapping, hanya material yang digunakan
adalah aluminium foil, dimana kegunaannya
adalah melindungi kabel terhadap kemungkinan
induksi ataupun kelembaban.
d. Proses Stranding
g. Proses Outer Sheath
Setelah proses quadding proses selanjutnya
adalah proses stranding. Proses Proses terakhir dari kabel udara adalah proses
stranding adalah proses penggabungan jacketing atau biasa disebut juga outer
kabel proses quadding menjadi kabel sheath, ini juga termasuk proses kabel dengan
dengan ukuran 5 quad atau 10 pair, yang ukuran 100 x 2 x 0,60 mm, dimana kabel yang
dipilin atau digabungkan menjadi satu, pada sudah di wrapping dan shielding dilapiskan
bagian luar pilinan diberi binder sebagai lagi dengan material polethylene sheath
pengikat dan penandaan. Kabel 100 x 2 x bersama-sama dengan penggantung kawat
0,60 mm, proses stranding dibuat menjadi baja. Penggantung kawat baja ini mempunyai
10 unit, setelah itu dilakukan lagi proses kuat tarik yang tinggi dan panjang pilinan
pemilinan atau penggabungan menjadi nominal diambil 14 kali dari diameter luar baja
kabel yang lebih besar, yang dinamakan penggantung.
proses cabling.
10. Gagal Proses
e. Proses Cabling Pada proses pembuatan kabel ini tentu saja
Proses cabling pada prinsipnya sama pernah mengalami kegagalan proses atau
dengan proses stranding, hanya proses ini proses yang tidak sesuai dengan spesifikasi
bisa didefinisikan sebagai proses pemilinan yang telah ditentukan, kegagalan proses ini
atau penggabungan kabel yang terakhir, dapat berupa :
sehingga hasilnya langsung ke proses
a. Pilinan Loncat,
berikutnya yang bukan merupakan proses
pemilinan kabel lagi. Pilinan loncat banyak terjadi pada proses
quadding, dimana warna yang seharusnya

Vol.3 No1. Januari 2012 15


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

seperti pada gambar 2.12 sering tidak dahulu data-data elektriknya seperti tahanan
sesuai, bila hal ini dibiarkan atau dip roses penghantar dan kapasitansi bersama, dan data
lebih lanjut akan sangat mempengaruhi nilai dari hasil perhitungan ini harus memenuhi
capacitance unbalance pair to pair yang persyaratan dari PT. Telkom, agar apa yang
juga tentunya mempengaruhi crosstalk, bila akan kita buat tidak bermasalah pada saat di
terjadi demikian maka mengatasinya produksi, hal ini untuk menjaga agar rancangan
dengan cara pilinan di bongkar dan ini tidak gagal dalam proses.
langsung di gulung ulang, sehingga warna
sesuai dengan spesifikasi. Bila kabel sudah 1. Menentukan Diameter Konduktor.
sesuai dengan warna pilinan, maka Diameter konduktor dalam spesifikasi memang
selanjutnya kabel dilakukan pengujian sudah ditentukan yaitu 0.6 ± 0.01 mm atau 0.59
capacitance unbalance (K1), untuk mm sampai dengan 0.61 mm dengan maksimum
memastikan bahwa kabel tidak masalah tahanan konduktor 65 /km, dari data tahanan
lagi. konduktor dapat dihitung diameter konduktornya
b. Kabel Short, dengan rumus seperti diatas.

Permasalahan kabel short, biasa terjadi R = Tahanan Konduktor = 65 Ÿ/Km


pada proses quadding, stranding, cabling R = !/A
maupun wrapping, kabel ini biasanya
terkelupas atau luka pada saat proses A = [ [diakonduktor]2 / 4 ] Œ
pilinan. Penanganan kabel masalah ini
menggunakan alat bicco test yang dapat 65Ÿ/km=[(0.01724Ÿmm2/m)/([diakonduktor]2/4)Œ]
menentukan letak short kabel pada posisi [dia kond]2 = [ (4 x 17.24) / (65 x 3.14) ] mm2
panjang berapa dari ujung atas maupun dari
ujung bawah, sehingga pada saat dia kond = 0.581 mm
diperbaiki, kita sudah menemukan letak
kabel tersebut. Memperbaiki kabel yang Hasil perhitungan diatas bila kita merancangan
short, biasanya konduktor yang short kabel dengan diameter konduktor 0,581 mm
dipotong dan diberi isolasi tube sleve tidak diperbolehkan karena tidak masuk dalam
kembali kemudian kabel di sambung spesifikasi. Maka diputuskan bahwa diameter
kembali dengan material perak dan di hot konduktor yang akan dibuat adalah 0,595 mm
welder. dengan asumsi bahwa tahanan konduktor masih
bisa dipenuhi, adapun perhitungan nilai tahanan
RANCANGAN KABEL UDARA / U-E(Pe) konduktor tersebut sebagai berikut :
ES 100 x 2 x 0,60 mm
d = diameter kondutor = 0,595 mm
Rancangan kabel baru ini dibuat dengan
tujuan dapat mengefisiensikan pembuatan R = !/A
kabel. Efisiensi yang dimaksud adalah 2
A = [ [0.595] / 4 ] Œ
diameter kabel, penggunaan material dan
pengemasannya. Sebelum kita membuat A = 0.2779
rancangan yang baru, perlu diperhitungkan

Vol.3 No1. Januari 2012 16


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

R = [0.01724] / [0.2779] Ÿ P dibuatrancangan dengan diameter isolasi 1,0


mm, denganperhitungan mutual capacitance
R = 0.062 Ÿ/m yang didapatkan adalah :
R= 62 Ÿ/km s = Diameter isolasi = 1,0 mm
2. Menentukan Diameter Isolasi d = diameter konduktor = 0,595mm
Diameter isolasi merupakan salah satu a = faktro geometris = 0,94
faktor yang sangat penting dalam
merancang suatu kabel, karena sangat E = dielectrik constant material PE = 2,25
mempengaruhi besarnya mutual
capacitance. Jika mengikuti spesifikasi C = 0 , 05432 nF/ m
diameter isolasinya adalah 1,1 mm, dan
C = 54 , 32 nF/ km
minimum diameter isolasi 0,99 mm, dengan
maksimum rata-rata mutual capacitance 55 3. Menentukan Diameter Quadding
nF/Km dan masimum individual 57.5
F/Km, sebagai pertimbangannya kita Setelah menentukan diameter konduktor dan
dapat menghitung berapa besar diameter diameter isolasi, proses rancangan berikutnya
isolasi yang sebaiknya digunakan dalam adalah menentukan diameter quadding, qadding
rancangan ini. Perhitungan mutual yang dimaksudkan disini adalah memilin 4 buah
capacitance dengan diameter isolasi diameter isolasi menjadi satu.
1,1mm.
4. Menentukan Diameter Stranding
C = [ (Er) / (36 ln 2a (s/d)) ] nF/ km
Proses stranding biasa disebut proses unit 10
Dimana, Pair atau 5 Quad, dalam kabel ukuran 100 pair
terdapat 10 unit proses stranding.
E r = Dielectric constant material PE = 2,25
5. Menentukan Diameter Cabling
A = Faktor geometris = 0,94
Seperti yang telah kita ketahui bahwa proses
S = Jarak antara sumbu-sumbu isolasi pemilinan terakhir adalah proses cabling,
(mm) = 1.1 mm proses ini adalah menggabungkan unit-unit
stranding yang sudah ada, dalam proses cabling
d = Diameter konduktor = 0.6mm
100 pair dibagi 2 layer yang biasa ditulis (3+7) x
C = 0.05 nF/m = 50 nF/km 10 pair unit.

Hasil perhitungan di atas menunjukkan 6.Menentukan Diameter Wrapping Dalam


bahwa dengan diameter isolasi 1,1 mm,
Setelah menentukan diameter cabling atau
didapatkan nilai mutual capacitance 50
pemilinan selesai penentuan diameter
nF/km. Jika dibandingan dengan spesifikasi
selanjutnya adalah penentuan diameter
mutual capacitance 55 nF/km, maka
wrapping, material wrapping yang digunakan
diamater isolasi masih dapat dikecilkan.
Melihat hasil perhitungan tersebut maka
Vol.3 No1. Januari 2012 17
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

dalam rancangan kabel 100 pair ini adalah 1. Hasil Pengujian Isolasi.
polyester tape dengan ketebalan 0.05 mm.
Setelah proses isolasi selesai pangujian yang
7. Menentukan Diameter Shielding dilakukan hanya sebatas diameter konduktor
dan diameter isolasi, yang berguna untuk
Menentukan diameter shilding sama mengetahui apakah hasil yang didapatkan
seperti menentukan diameter wrapping, sudah sesuai dengan rancangan yang kita buat,
hanya material yang digunakan adalah non sehingga dapat dilakukan proses selanjutnya.
coated aluminium foil dengan tebal material
0.08 mm. 2. Hasil Pengujian Quadding .

8. Menentukan Diameter Wrapping Luar Pada proses quadding pengujian yang dilakukan
adalah pengujian tahanan konduktor dan
Perhitungan dalam menentukan diameter pengujian tahanan
wrapping luar sama dengan menentukan
diameter wrapping dalam, hanya meterial isolasi.
yang digunakan adalah polyester tape
dengan ketebalan 0.025 mm. 3. Hasil Pengujian Stranding.

9. Menentukan Diameter Outer Sheath Hasil pengujian quadding diatas menunjukkan


bahwa tahanan koduktor yang didapatkan telah
Setelah menentukan diameter wrapping memenuhi persyaratan, sehingga dapat
luar, maka langkah selanjutnya adalah dilanjutkan dengan proses stranding.
menentukan diameter outer sheath.
Material outer sheath yang digunakan 4. Hasil Pengujian Cabling.
adalah polethylene dengan ketebalan 1,78 Pengujian cabling dapat dilakukan dengan dua
mm. alat uji yaitu pengujian tahanan konduktor
PENGUJIAN KABEL dengan alat uji avometer dan alat ukur rekamat
VI, hasil dari pengujian dengan alat ukur
Pengujian kabel dapat dikategorikan rekamat VI adalah tahanan konduktor, mutual
menjadi dua pengujian yaitu pengujian capaitance, konduktor unbalance. Sedangkan
intermediate dan pengujian final test. untuk pengujian tahanan isolasi tetap
Pengujian intermediate dilakukan pada saat menggunakan alat uji megger.
kabel dalam tahapan-tahapan proses, agar
apa yang dirancang dengan apa yang 5. Hasil Pengujian Wrapping dan Shielding.
dibuat terdapat keseimbangan, sehingga Setelah hasil pengujian cabling didapatkan maka
rancangan yang dibuat tidak ada dilakukan proses selanjutnya yaitu wrapping dan
penyimpangan yang besar atau tidak shielding
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan,
Sedangkan pengujian final test dilakukan 6. Hasil Pengujian Final Test.
pada saat kabel sudah jadi atau sebelum
kabel dinyatakan ok untuk dikirim ke Dalam pengujian kabel di final test sama seperti
pelanggan yang dilakukan pada pengujian proses cabling,
yaitu untuk pengujian tahanan konduktor dapat
Vol.3 No1. Januari 2012 18
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

dilakukan dengan avo meter digital maupun Hasil mutual capacitance di atas baik secara
rekamat VI, sedangkan untuk pengujian pengujian dengan alat uji dan secara
isolasi hanya dapat dilakukan dengan perhitungan menunjukkan bahwa dengan
menggunkan megger. rancangan kabel diameter isolasi 1,0 mm,
masih memenuhi spesifikasi STL K-001-2003,
7. Perbandingan Hasil Pengujian dan Hasil sehingga rancangan kabel ini dapat digunakan
Penghitungan . sebagai acuan untuk membuat rancangan kabel
Hasil pengujian yang sudah kita dapatkan, ukuran 100 x 2 x 0,60 mm, karena masih
bisa dibuat suatu perbandingan antara mempunyai kualitas yang handal dan efisien.
spesifikasi, rancangan kabel, dan hasil KESIMPULAN DAN SARAN
pengujian. Perbandingan tersebut dapat
dilihat dari tabel di bawah ini : 1. Kesimpulan

Tabel 2. Perbandingan Tahanan Konduktor Dua hal yang sangat mempengaruhi


suatu rancangan kabel, yaitu diameter
konduktor dan diameter isolasi. Pada
spesifikasi telkom diameter konduktor 0.60 mm
± 0.01 mm dengan tahanan konduktor 65
/km, sedangkan diameter isolasi 1.1 mm
dengan nilai mutual capacitance 55 nF/km.
Diameter konduktor dirancang sebesar
0,595 mm untuk mendapatkan tahanan
konduktor sebesar 62,05 /km, sedangkan
diameter isolasi sebesar 1,00 mm untuk
8. Hasil Pengujian Mutual Capacitance. mendapatkan nilai mutual capacitance 54,35
nF/km. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa
Nilai pengujian mutual capacitance dapat diameter konduktor 0.598 mm dengan tahanan
juga dibuat suatu perbandingan antara konduktor 61,22 /km, sedangkan diameter
spesifikasi, rancangan dan hasil pengujian isolasi 1.018 mm dengan hasil pengujian mutual
seperti terlihat dari data di bawah ini : capacitance 53.80 nF/km. hasil ini masih
dapat memenuhi spesifikasi telkom, sehingga
Tabel 3. Perbandingan Mutual Capacitance rancangan masih bias digunakan

Vol.3 No1. Januari 2012 19


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086-9479

2. Saran Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Riset


Teknologi Informasi.
Dalam memproses kabel telepon hal
yang sangat perlu diperhatikan adalah 5. PEP T-005-2000 Versi 1, 2000.
perubahan diameter konduktor, dalam Pedoman Pemasangan Jaringan
tugas akhir ini diameter konduktor Telekomunikasi, Pedoman Pengukuran dan
dirancang 0,595 mm, namun dalam Parameter elektris kabel. Bandung PT.
proses dan actual diameter konduktor Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Riset
0,598 mm, hal ini disebabkan dalam proses Teknologi Informasi.
drawing diameter konduktor antara 0,599
sampai 0,60 mm, sehingga penurunan 6. PRE TC-SUCACO, 1997. Ringkasan
diameter konduktor pada kabel jadi yaitu Uraian Karaktek dan Gangguan
0,598 mm. Jadi bila kita ingin mendapatkan Transmisi Komunikasi Kabel Tembaga Multi
diameter kabel jadi 0,595 mm, maka Pair.
diameter konduktor pada proses drawing
sebaiknya sebesar 0,597 mm, karena
penurunan dalam proses ini sebesar 0.02
mm.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harold Hughes, 1997


Telecommunication Cables,Design,
Manufacturing and instalation. England.

2 Leo M. Chattler, 1982 Aguide to


Electrical Specification Requirement
for Multi pair Telephone Cables, DC
International Corporation,Union City
California USA.

3. M.E.A. : Messen. Elektronik.


Automation, Quality Assurance Program
Final Inspection for LF & HF
Telecommunication Cables.

4. STEL K-001-2003 VERSI 2.1. 2003.


Spesifikasi Telekomunikasi, Kabel
Telepon Udara Berisolasi dan
Berselubung Polyethylene
Berpenguat Sendiri. Bandung PT.

Vol.3 No1. Januari 2012 20

Anda mungkin juga menyukai