Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desvita Lavinta Ardhini

Kelas : XII MIPA 5

No Absen : 12

Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Pemuda dalam Perubahan Politik dan Ketatanegaraan

Indonesia

Pelajar adalah status yang didapatkan seseorang jika dia masuk sekolah atau sedang

bersekolah di sebuah lembaga pendidikan. Sedangkan, mahasiswa adalah seseorang yang

sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri dari sekolah

tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Hingga saat ini, mahasiswa masih

mengambil peran penting dalam sejarah suatu bangsa. Sedangkan, pemuda adalah warga

negara Indonesia yang memasuki masa pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16

sampai 30 tahun. Sedangkan pengertian perubahan politik adalah suatu keharusan yang

menjadi esensi untuk menjadikan perubahan politik agar menjadi lebih baik dari sebelumnya,

sehingga suatu bangsa dapat lepas dari keterpurukan. Dan pengertian ketatanegaraan

Indonesia adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan pmerintah,

bentuk negara dan sebagainya, yang menjadi dasar peraturan dari suatu negara.

Sejak zaman dahulu, peran pemuda dalam perjalanan bangsa ini sangat sentral.

Pemuda selalu menjadi bagian terdepan dalam setiap perubahan sejarah. Dalam catatan

sejarah Indonesia, pemuda menjadi aktor utama pada peristiwa-peristiwa bersejarah. Pada

masa prakemerdekaan, pemuda pelajar telah berperan dalam menciptakan perubahan. Sejak

berdirinya Budi Utomo, para pemuda mulai mendiskusikan dan memperjuangkan

nasionalisme bangsa Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Belanda. Kemudian
pada tanggal 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II mencetuskan "Sumpah Pemuda" yang

mengakui bahwa hanya ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa yakni Indonesia.

Pada saat itu juga, para pemuda mendiskusikan dan memperjuangkan hak-hak bangsa

Indonesia yang dijajah Belanda. Gerakan para pemuda tersebut memikirkan untuk

mendapatkan hak merdeka dan menjadi masyarakat yang adil, sejahtera, dan beradab. Pelajar

di Indonesia dan Belanda terus berdiskusi dan berpikir tentang kemerdekaan Indonesia.

Hingga akhirnya tahun 1945, Jepang menyatakan kalah kepada Sekutu. Pada bulan Agustus,

kelompok pemuda menculik dan mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan

kemerdekaan. Dan puncak perjuangan itu pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia berhasil

merdeka dan perubahan status tersebut tidak terlepas dari perjuangan para pemuda.

Setelah itu pascakemerdekaan sesuai perkembangan perpolitikan dan ketatanegaraan

yang ada, di Indonesia mulai muncul organisasi kepemudaan yang berlandaskan

nasionalisme, seperti PMII, GMNI, dan HMI. Kemudian pascaperistiwa G-30-S/PKI atau

sekitar tahun 1966 muncul aksi-aksi yang dipelopori pemuda terpelajar (mahasiswa) meminta

penyelesaian dalang peristiwa tersebut kepada pemerintah. Mereka membentuk Kesatuan

Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada tanggal 25 Oktober 1966. Tujuannya agar

kelompok pemuda dapat lebih terkoordinasi dalam melawan PKI dan memiliki

kepemimpinan. Bersamaan dengan KAMI juga muncul kesatuan aksi lainnya. KAMI dan

Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) memelopori kesatuan yang tergabung

dalam Front Pancasila. Mereka datang ke Gedung MPRS/DPR-GR untuk menuntut Tritura

(Tri Tuntutan Rakyat) yang meliputi:

1. Pembubaran PKI,

2. Perombakan Kabinet Dwikora,

3. Turunkan harga serta perbaikan sandang pangan.


Dengan demikian, peran pemuda lebih meluas dari yang awalnya memperjuangkan

kemerdekaan menjadi mempertahankan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Pada tahun 1957, dimulailah pemerintahan Orde Baru. Pimpinan pemerintahan beralih

dari Presiden Soekarno ke Letjen Soeharto. Pada tahun 1971, pemerintahan Orde Baru

berupaya menpertahankan posisi pemerintahannya dengan membuat undang-undang yang

secara politis menguntungkan status quo mereka. Dari situlah, mulai muncul

ketidakpercayaan dari masyarakat yang dimotori oleh kelompok pemuda (mahasiswa).

Selanjutnya, pada tahun 1972-1974 terjadi banyak korupsi di pemerintahan dan masyarakat

mengalami kemiskinan akibat naiknya harga beras. Para mahasiswa pun bergerak ke jalan-

jalan untuk melakukan demonstrasi penurunan harga dan pembubaran asisten pribadi. Pada

tahun 1974 dan 1975 terjadi peristiwa Malari yang juga dimotori oleh kelompok pemuda

(mahasiswa). Akibat dari peristiwa Malari, kehidupan politik kampus diberangus karena

Dewan mahasiswa (diganti dengan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK)/Badan

Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) secara paksa oleh pemerintah) di seluruh Indonesia. Pada

tahun 1960 NKK dan BKK dicabut dan Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi diakui kembali

oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, hal ini mendapat reaksi keras dari

kelompok pemuda (mahasiswa). Mereka menganggap ada agenda tersembunyi dari

pemerintah, yaitu ingin kembali mengajak mahasiswa ke dalam kampus dan memotong

aliansi mereka yang ada di luar. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri dan

bebas dari politisasi antara birokrasi dengan pihak kampus dan akhirnya mahasiswa kembali

menyuarakan aspirasinya setelah sebelumnya dibungkam oleh pemerintah lewat NKK/BKK.

Pada tahun 1968, gerakan kelompok pemuda (mahasiswa) menuntut Reformasi. Kelompok

pemuda bersatu padu dengan para elite nasional yang berpengaruh dan mendukung gerakan

tersebut.
Setelah pemuda berhasil melengserkan Soeharto dari kursi kepemimpinan, Indonesia

memasuki masa Reformasi, dimana saat itu dikatakan memasuki dunia baru yang terlepas

dari cengkraman penguasa otoriter. Awal reformasi ditandai dengan lengsernya Soeharto dari

Presiden RI. Setelah Indonesia memasuki masa Reformasi, belum ada peristiwa politik

radikal yang memerlukan peran penting mahasiswa. Namun, mahasiswa belum berhenti

melakukan aksi-aksi perubahan dalam situasi politik Indonesia. Peran mahasiswa masih

dibutuhkan sebagai media kontrol politik Indonesia, sebagai penyalur pikiran-pikiran

masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis merupakan faktor pendukung yang kuat dalam

pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa politik tanah air. Dan tidak dapat dipungkiri

jika perubahan politik Indonesia hingga sekarang tidak terlepas dari perjuangan para tokoh

masyarakat dan pemuda Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai