Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mita Ayu Anggraini

Nim : 03020220052

UTS HISTORIOGRAFI ISLAM DUNIA – C

KAJIAN HISTORIOGRAFI ISLAM DUNIA

Pokok pembahasan Historiografi Islam adalah berkisar tentang sejarah dari penulisan
sejarah, atau bisa dipahami, dalam konteks yang praktis, mempelajari bagaimana manusia
menuliskan sejarahnya dari periode tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman, historiografi
Islam terus mengalami kemajuan. Salah satu bukti dari adanya kemajuan tersebut adalah dengan
semakin beragamnya isi karya-karya sejarah Islam. Tujuan Historiografi Islam Dunia adalah
untuk menunjukan perkembangan konsep sejarah baik di dalam pemikiran maupun di dalam
pendekatan ilmiah yang dilakukannya disertai dengan uraian mengenai pertumbuhan,
perkembangan, dan kemunduran bentuk-bentuk ekspresi yang dipergunakan dalam penyajian
bahan-bahan sejarah.

Historiografi merupakan langkah terakhir yang ditempuh oleh peneliti sejarah dalam
metode penelitian sejarah (heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi). Historiografi adalah
puncak segala-galanya. Historiografi Islam adalah studi yang menyangkut dengan berbagai ilmu
sejarah dan karya sejarah dalam kaitannya dengan hal-hal yang menyangkut berbagai hasil
tulisan yang diciptakan oleh kaum Muslim dalam menggambarkan aktivitas manusia dalam
setiap ruang dan waktunya. Historiografi Islam adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh
orang muslim yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab.

Ilmu pengetahuan adalah aktifitas intelektual yang sistimatis untuk meningkatkan


pemahaman secara rasional dan empiris dari berbagai segi kenyataan tentang alam semesta.
Ilmu pengetahuan diperoleh berdasarkan analisis dengan langkah langkah yang sistematis
dengan menggunakan nalar yang logis. Sarana berpikir ilmiah adalah bahasa, matematika dan
statistika. Ilmu pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari metode ilmiah atau penelitian yang
menerapkan metode ilmiah. Perkembangan ilmu Pengetahuan yang berkembang di era
kontemporer menunjukkan adanya spesialisasi spesialisasi yang sempit.
Epistemologi membahas tentang hakikat pengetahuan dan dalam hal ini terbagi kepada
dua aliran yakni, realism dan idealisme. Namun ada beberapa penjelasan tentang hakikat
pengetahuan ini sendiri Realisme menyatakan hakikat pengetahuan adalah apa yang ada dalam
gambar atau kopi yang sebenarnya dari alam nyata. Gambaran atau pengetahuan yang ada dalam
akal adalah kopi asli yang terdapat di luar akal. Pengetahuan menurut teori ini sesuai dengan
kenyataan. Sedangkan idealisme menganggap pengetahuan itu adalah gambar menurut pendapat
atau penglihatan. Pengetahuan tidak menggambarkan yang sebenarnya karena pengetahuan yang
sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.

Kajian epistimologi meliputi pembahasan dan penelusuran wilayah pengetahuan secara


rasional. Pembahasan dimaksudkan untuk membedah batas-batas pengetahuan. Epistimologi
sendiri merupakan sebuah ilmu mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu filsafat tentang
pengetahuan dalam pengertian lain, epistemology diartikan sebagai “the branch of  philosopy
which investigates the origins, structure, methods and validity of knowledge.” Jadi epistemologi
merupakan bagian filsafat yang membahas secara mendalam mengenai hakikat dan kebenaran
sebuah pengetahuan, serta metode dan sistem untuk memperoleh pengetahuan. Epistimologi juga
dikaitkan bahkan disamakan dengan suatu disiplin ilmu yang disebut dengan critica yang
merupakan pengetahuan sistematik mengenai kriteria dan patokan untuk menentukan
pengetahuan yang benar dan yang keliru.

Diawali dengan tradisi di masa Nabi yang mencatat dan menulis ayat-ayat Al-Qur‟an
oleh para sekretaris Nabi pencatat turunnya wahyu Ilahi, Al-Qur‟an. Disusul oleh usaha
penelusuran hadist-hadist Nabi yang membutuhkan “kritik sumber” (perawi), dan kritik
“muatan” atau redaksi dan isinya, kesemuanya itu dapat dikatakan sebagai cikal bakal tradisi
penulisan sejarah dalam Islam. Historiografi awal Islam tumbuh pertama-tama dari dan bersifat
Arab murni, tiada peran Persia atau Yunani. Kalau diamati secara mendalam perkembangan
penulisan sejarah (historiografi Islam) di awal masa kebangkitannya, menurut Husein Nashshar,
akan terlihat adanya tiga aliran penulisan sejarah Islam, yaitu aliran Yaman, aliran Madinah, dan
aliran Irak. Historiografi merupakan gabungan dari dua kata yaitu history yang berarti sejarah
dan grafi yang berarti deskripsi atau penulisan. Terdapat tiga manfaat dan pengtinya mempelajari
historiografi. Pertama, kita bisa mengetahui persepsi, metode penelitian dan penulisan sejarah.
Kedua, kita bisa mengetahui sumber-sumber sejarah. Ketiga, kita bisa mendapatkan sumber yang
otentik diantara sumber yang dianggap primer.

Abu ‘Abdillah atau Abu Bakr atau Muhammad bin Ishaq bin Yasar bin Khiyar. Adapun
menurut riwayat lain, nasabnya adalah bin Yasar bin Kutan – al-Madiniy, maula Qays bin
Makhramah bin al-Mutthalib bin ‘Abdi Manaf. Beliau adalah Sejarawan muslim pertama yang
menulis sirah tentang Nabi Muhammad secara Komprehensif. Ibnu Ishaq lahir di kota Madinah
pada tahun 85 H. Nasab dari jalur ayahnya berdarah Iraq. Kakeknya yang bernama Yasir berasal
dari ‘Ain at-Tamar, sebuah kota kuno yang tak jauh dari Kuffah. Masa remaja Ibnu Ishaq
dihabiskan di kota Madinah. Kemudian pada tahun 115 H, ia berkelana ke Alexandria, Mesir. Di
sini ia meriwayatkan hadits-hadits yang berasal dari Ubaidillah bin Mughirah, Yazid bin Hubaib,
Tsamamah bin Syafi’i dan lainnya

Berbagai manusia dari belahan manapun dating ke Baghdad dan ikut menghirup angin –
angin progresifitas yang bebas. Tak bisa dipungkiri, Abbasiyah memainkan peran kunci dalam
berbagai tradisi yang menjadi trend center di zamannya. Baghdad sejatinya merupakan kota tua
yang menjadi salah satu kota satelit di zaman sasaniyah. Tulang punggung kota ini yang disebut
Richard Fletcher sebagai Round City. Dari sekian banyak penguasa dinasti Ikhan ada yang peduli
dengan pembangunan kembali peradaban yang telah dihancurkan. Diantaranya adalah Mahmud
Ghazan. Raja Ikhan perteama yang beragama Islam.

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir Ath-Thabary. Beliau
dilahirkan pada tahun 224 H (839 M) di Thabaristan tepatnya di Kota Amul. Kota ini merupakan
kota terbesar di Thabaristan dan merupakan salah satu propinsi di Persia yang terletak di sebelah
utara Gunung Alburz. Ibnu Jarir adalah sosok ulama yang sangat tekun dan semangat dalam
menulis. Al Khatib menuturkan "Aku pernah mwndengar Samsani mengatakan bahwa Ibnu Jarir
selama empat puluh tahun mampu menulis empat puluh halaman dalam setiap harinya.

Abu Zaid Abdul Rahman Ibnu Khaldun Waliy ad- Din at-Tunisi al-Hadrami al-Isybili al-
Maliki. lahir pada awal Ramadhan 732 H yang bertepatan dengan 27 mei 1332 M. Ibnu Khaldun
merujuk asal-usul keluarganya ke Arab Selatan berdasarkan informasi yang diberikan oleh
Muhammad bin Hazm, genealogis Spanyol pada abad ke- 11. Keluarga Ibnu Khaldun merupakan
orang berada. Ayah dari kakeknya, Hasan bin Muhammad bergabung dengan pemimpin dinasti
Hafsiyah Sultan Abu Zakaria di bone. Di fez, Ibnu Khaldun mampu menyelesaikan
pendidikannya dengan menemui para ulama yang ada di sana atau yang singgah di kota itu. Ibnu
Khaldun memberikan kuliahnya di lembaga-lembaga pendidikan tinggi di Mesir, seperti
Universitas al-Azhar, Sekolah Tinggi Hukum Qamhiyah, Sekolah Tinggi Zhahiriyyah dan
sekolah tinggi Sharghat Musyiyyah.

Perkembangan penulisan sejarah islam tidak begitu cepat mengikuti perubahan yang
terjadi di barat. Para sejarawan arab banyak mengajukan kritik terhadap corak penulisan sejarah
islam tradisional. al-Jabarti adalah Abd al-Rahman Ibn Hasan al-Jabarti, lahir di Kairo tahun
1163 H/ 1753 M. Al-Jabarti dinisbatkan pada Jabart yaitu sebuah karang kecil di negeri
Habasyah (Ethiopia), negeri asal nenek moyang. al-Jabarti menulis dua buah karya buku penting,
yang pertama buku yang berjudul “Aja’ib al-Atsar fi al-Tarajim wa al-Akhbar” (Keanehan-
keanehan Peninggalan tentang Biografi dan Kabar Berita).

Ibnu Batutah atau Muhammad bin Batutah  yang bernama lengkap Abu Abdullah


Muhammad bin Abdullah Al-Lawati At-Tanji bin Batutah adalah seorang alim (cendekiawan) 
Maroko  yang pernah berkelana ke berbagai pelosok dunia pada  Abad Pertengahan . Pada bulan
Juni 1325, saat berusia dua puluh satu tahun, Ibnu Batutah berangkat meninggalkan kampung
halamannya untuk menunaikan ibadah  haji , yakni perjalanan ziarah ke  Mekah , yang kala itu
lazim memakan waktu enam belas bulan. Pada 17 November 1326, setelah sebulan lamanya
berdiam di Mekah, Ibnu Batutah bergabung dengan serombongan besar kafilah haji yang akan
kembali ke  Irak  melalui jalur lintas  Jazirah Arab . Kafilah ini bertolak ke arah utara menuju
Madinah, kemudian meneruskan perjalanan pada malam hari ke arah timur laut, melintasi
padang  Najd  menuju  Najaf  selama kurang lebih dua pekan.

Anda mungkin juga menyukai