Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN INDUSTRI
PEMBAGIAN TUGAS DALAM ORGANISASI

Oleh
YUDA PRATAMA
NIM : 191010350563

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PEMBAGIAN TUGAS DALAM ORGANISASI” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Tarno dosen bidang studi manajemen industri. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Pamulang, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i


Daftar isi......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 1

BAB II RUMUSAN MASALAH


2.1 Rumusan masalah ........................................................................ 2
2.2 Batasan masalah .......................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengertian organisasi .................................................................. 3
Kelebihan dan kelemahannya ................................................ 4

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 16
4.2 Saran ............................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tugas organisasi untuk dapat menjelaskan perbedaan antara wewenang dan
tanggung jawab ke atas maupun ke bawah. Istilah wewenang digunakan sampai
sekarang yang berkaitan dengan kekuasaan, padahal dari segi manajemen
keduanya berbeda, wewenang terbatas pada tugas dan tanggung jawab yang
diberikan dari atasan, sedangkan kekuasaan adalah semacam wewenang yang
tidak mengenal batas-batas tertentu serta lebih cenderung pada power, kalau
wewenang adalah authority dalam tugas dan tanggung jawab. Jika perusahaan
menitik beratkan sasaran dan hasil, maka harus dipertimbangkan bahwa manusia
pada dasarnya memiliki potensi yang sangat besar sehingga pembinaan yang
secara terus menerus akan dapat menyesuaikan kemampuan tenaga kerja tersebut.
Pembagian kerja mutlak diperlukan, sebab tanpa adanya pembagian kerja
mereka akan bekerja menurut kemauan sendiri-sendiri tanpa menghiraukan tujuan
organisasi atau organisasi secara keseluruhan yang berakibat tidak tercapainya
tujuan organisasi atau paling tidak tujuan organisasi akan terhambat
pencapainnya. Oleh karena itu di dalam suatu organisasi perlu sekali adanya
pembagian kerja yang baik yang dapat memberikan penjelasan bagi para pegawai
untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan beban kerja yang menjadi
tanggung jawab, sehingga proses organisasi dapat berjalan dengan lancar.

1.2 Tujuan
Pada topik ini akan dibahas tentang pembagian tugas dan struktur organisasi,
diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan kewenangan dan tanggung jawab di dalam suatu organisasi
2. Menjelaskan bagaimana mempermudah sistem komunikasi yang efisien
dalam mewujudkan suatu perintah dari atasan ke bawahan, pemberian
laporan dari bawahan ke atasan.

1
BAB II
RUMUSAN MASALAH

2.1 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ada didalam pembagian tugas pada organisasi adalah :
1. Bagaimana efektivitas pembagian kerja ?
2. Bagaimana factor pendukung dan penghambat dalam efektivitas pembagian
kerja
3. Bagaimana keberhasilan yang dicapai dari pembagian tugas ?

2.2 Batasan Masalah


Terdapatnya tujuan dalam makalah ini hanya untuk membatasi apa yang akan
dibahas dalam makalah ini, bukan hanya sekedar sebagai bacaan tetapi bisa dapat
menjadikan pembelajaran jika suatu kelompok ingin membuat suatu organisasi
yang baik dan maju secara kreatif.

2
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Organisasi


Istilah organisasi memiliki dua arti umum. Arti yang pertama mengacu pada
suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional. Arti yang kedua adalah
mengacu pada proses pengorganisasian dalam pengertian ini. Proses
pengorganisasian merupakan upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan
organisasi akan stabilitas dan kepercayaan terhadap tindakan anggotanya.
a. Proses pengorganisasian
1. Perincian pekerjaan.
2. Pembagian pekerjaan.
3. Pemisahan pekerjaan (pendepartemanan).
4. Koordinasi pekerjaan.
5. Monitoring dan pengorganisasian.
b. Pentingnya pengorganisasian
Ernest Dale menguraikan pengorganisasian sebagai suatu proses multi
langkah :
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
Setiap organisasi dibentuk dengan seperangkat tujuan. Oleh karena
itu, agar bisa mencapai tujuan organisasi, pertama-tama terlebih dahulu
harus ditentukan tugas organisasi secara keseluruhan.
2. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan
memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
Organisasi dibentuk karena pekerjaan yang akan diselesaikan tidak
dapat dilakukan oleh satu orang saja.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota pekerjaan anggota perusahaan
dengan cara yang logis dan efisien.

3
Bila suatu perusahaan memperbesar usahanya dan mempekerjakan
lebih banyak pegawai untuk melakukan berbagai aktivitas, maka perlu
dilakukan pengelompokan pegawai yang tugasnya saling berkaitan.
4. Penetapan mekanisme untuk mengoordinasikan pekerjaan anggota
organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis.
Bila individu-individu dan departemen- departemen mulai
melaksanakan berbagai aktivitas mereka yang khas, tujuan organisasi
secara keseluruhan mungkin akan terabaikan atau mungkin timbul konflik
di antara anggota.
5. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Karena, pengorganisasian merupakan suatu proses yang
berkelanjutan, maka diperlukan adanya penilaian ulang terhadap keempat
langkah sebelumnya secara berkala.
c. Pembagian pekerjaan (division of work)
Seorang wiraswastaan atau individu mungkin saja dapat menangani
keseluruhan operasinya. Tetapi pada saat beban kerja usaha atau departemen
berkembang, sang wiraswastaan atau seorang tadi akan menjadi seorang
manajer karena beberapa pembantu dipekerjakan dan pekerjaan dibagi-bagi di
antara mereka.
d. Manfaat spesialisasi pekerjaan.
Dan dalam kenyataan, timbulnya peradaban adalah berkat adanya
pembagian kerja. Produktifitas lebih besar yang dihasilkan dan spesialisasi
pekerjaan memberikan sumber daya yang diperlukan bagi kemanusiaan untuk
bidang-bidang seni, ilmu dan pendidikan. Spesialisasi dapat diterapkan pada
seluruh jenis aktivitas kerja, termasuk tugas-tugas manajer dan profesional
jamnya.
e. Pemikiran awal tentang spesialisasi
Pembagian kerja memberikan contoh pertama kepada kita tentang
bagaiamana tindakan manusia itu menjadi itu sendiri menjadi kekuatan asing

4
yang bertentangan dengannya, yang membudaknya, dan ia tidak mampu
mengendalikan perbuatannya sendiri.
Menurut Emile Durkeim, spesialisasi pekerjaan yang ekstrem dalam produksi
lini perakitan yang luas penerapannya, juga mengajukan pertnayaan tentang
sebab-akibat pembagi kerja.
f. Design pekerjaan (job design)
Konsep tentang kedalaman pekerjaan (job depth) dan cakupan pekerjaan
merupakan upaya awal untuk menggambarkan aspek-aspek pekerjaan.
 Kedalaman pekerjaan, disini dimaksudkan penentuan sampai sejauh mana
seseorang dapat mengendalikan pekerjaannya.
 Cakupan pekerjaan, di sini disebutkan bahwa jumlah operasi pelaksanaan
yang berbeda, yang diperlukan oleh suatu pekerjaan tertentu dan frekuensi
pengulangan daur pekerjaan.
 Makin rendah jumlah operasi dan makin besar frekuensi pengulangan,
makin sempit cakupannya.
 Karakteristik pekerjaan
 J. Richard Hackman dan beberapa orang lainnya telah memperluas
pengamatan mereka melampaui kedalaman dan cakupan pekerjaan dan
telah mengajukan lima dimensi pekerjaan ini :
a) Variasi keterampilan (skill variety)
Kadar sejauh mana diperlukan variasi keterampilan dan bakat
untuk menyelesaikan tugas tertentu. Melaksanakan tugas-tugas
berbeda yang menentang kemampuan intelek dan pengembangan
dalam koordinasi.
b) Identitas tugas (task identity)
Kadar sejauh mana pekerjaan melibatkan penyelesaian unit, proyek,
atau bagian pekerjaan yang dapat diidentifikasikan.
Menangani seluruh fungsi pekerjaan dari awal hingga akhir
sekaligus dapat menunjukkan suatu hasil nyata sebagai keluaran.
c) Signifikasi tugas (task significance)

5
Kadar sejauh mana tugas mempengaruhi pekerjaan atau kehidupan
orang lain, di dalam atau di luar organisasi.
Terlibat dalam suatu fungi pekerjaan yang penting bagi kesejahteraan,
keamanan dan mungkin kelangsungan hidup orang lain.
d) Otonomi
Kadar sejauh mana kebebasan individu atas pekerjaan dan kebijakan
untuk menjadwalkan tugas dan menentukan prosedur pelaksanaannya.
Bertanggung-jawab atas keberhasilan dan kegagalan suatu fungsi
pekerjaan dan dapat merencanakan jadwal kontrol, dan mutu
pekerjaan.
e) Umpan balik (feedback)
Kadar sejauh mana individu menerima informasi khusus (pujian, teguran,
atau komentar lain) tentang efektivitas pelaksanaan tugasnya.
Belajar tentang keefektivitasan prestasi pekerjaan, seseorang melalui
evaluasi yang jelas dan langsung dari supervisor atau teman kerja, atau
hasil kerja itu sendiri.
g. Keseimbangan antara spesialisasi-keputusan kerja dan produktivitas.
Chris Argyis, Frederick Herzberg dan Douglas McGregor menaruh
perhatian atas masalah-masalah yang timbul sebagai akibat
penyederhanaan pekerjaan yang ekstrim, terhadap individu. Mereka
mengemukakan bahwa apabila pekerjaan sangat dispesialisasikan atau
difragmentasikan, para karyawan akan merasakan bahwa tugastugas
mereka monoton, tidak menyenangkan dan tidak memuaskan.
h. Pemekaran kerja dan pengayaan kerja
Pemekaran kerja, menanggulangi ketidakpuasan dengan meningkatkan
cakupan pekerjaan. Dalam cara ini, berbagai fungsi horisontal dari suatu
unit organisasi dikombinasikan, yang karenanya memberikan pegawai
lebih banyak tugas untuk dilaksanakan.
Pengayaan kerja (job enrichment)
Berusaha menangani ketidakpuasan dengan meningkatkan kedalaman
pekerjaan (job dept). Aktivitas-aktivitas kerja vertikakal dari suatu unit

6
organisai dikombinasikan dalam satu bentuk pekerjaan sehingga
pegawai dapat merasakan adanya otonomi pelaksanaan pekerjaan yang
lebih besar.
Kepuasan kerja dan jadwal kerja alternatif
Banyak perusahaan menemukan fakta bahwa jadwal kerja alternatif
bisa mengurangi kekecewaan pekerja. Berbeda dengan cara pendekatan
melalui pemekaran kerja dan pemerkayaan kerja, yang bertujuan agar
pekerjaan itu sendiri menjadi lebih berarti, penagturan waktu yang
dirancanag khusus seperti ini membuat jam-jam kerja menjadi lebih
menyenangkan bagi pegawai dan meningkatkan kualitas waktu non
kerja.
i. Pedoman pemerkaya kerja
1. Membentuk unit-unit kerja alamiah
Pembagian tugas atas dasar :
a) Tingkat pelatihan/pengalaman pegawai.
b) Keberartian dan kadar pentingnya bagi karyawan.
2. Mengkombinasikan tugas-tugas
a) Mendorong pengembangan beberapa keterampilan dengan
mengkombinasikan sejumlah tugas yang telah terspesialisasikan
menjadi satu kesatuan tugas.
3. Menetapkan hubungan nasabah
Menciptakan kesempatan bagi karyawan untuk berinteraksi dengan
nasabah.
Karyawan akan merasakan manfaatnya dari :
a) Umpan balik langsung (positif dan negatif) atas keluaran kerja
mereka.
b) Pengembnagan keterampilna antar pribadi dan peningkatan
keyakinan diri.
c) Peningkatan tanggung-jawab dalam mengelola hubungan dengan
nasabah.
4. Meningkatkan otonomi pegawai (beban vertikal)

7
Memberi tanggung-jawab dan kendali lebih besar kepada pegawai
dengan memperkenalkan mereka untuk : a) Menetukan metode kerja
b) Menasihati dan melatih pegawai yang kurang berpengalaman.
c) Menjadawalkan kerja leluhur.
d) Menetapkan prioritas kerja
e) Mengatasi krisis mereka sendiri tanpa bergantung pada supervisor.
f) Mengendalikan aspek anggaran dari proyek mereka sendiri.
5. Membuka saluran umpan balik
Pegawai memperoleh umpan balik pada saat melaksanakan tugas.
Umpan balik atas pekerjaan dapat berasal dari :
a) Hubungan langsung dengan masalah.
b) Tanggung-jawab pegawai pegawai terhadap inspeksi pengendalian
mutu.
c) Laporan-laporan berkala dan standar prestasi individu.
 Pengorganisasian dan struktur organisasi
Pengorganisasian adalah proses penyesuaian struktur organisasi dengan
tujuan, sumber daya dan lingkungannya. Struktur organisasi dapat
diartikan sebagai susunan dan hubungan-hubungan antar komponen
bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan.
a. Unsur-unsur struktur organisasi
1. Spesialisasi kreativitas
Mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan
kelompok kerja di seluruh organisasi (pembagian kerja) dan
penyatuan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja.
2. Standarisasi aktivitas
Merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin kelayak-dugaan aktivitas-aktivitasnya.
3. Koordinasi aktivitas
Adalah prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi sub unit
dalam organisasi. Mekanisme baru harus dikembangkan untuk
memadukan kerja dari unit-unit yang saling bergantung.

8
4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan
Mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan.
Dalam struktur organisasi yang disentralisasikan, keputusan
diambil pada tingkat tinggi atau oleh para manajer terus atau
bahkan oleh seseorang saja.
5. Ukuran unit kerja
Mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja.
 Faktor-faktor penentu struktur organisasi
a. Strategi dan struktur organisasi
Misi dan tujuan menyeluruh suatu organisasi akan membantu
penyusunan rancangannya.
b. Teknologi sebagai faktor penentu struktur
Bentuk teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi tertentu untuk
menghasilkan produknya juga mempengaruhi cara pengaturan organisasi.
c. Manusia sebagai faktor penentu struktur.
Orang-orang yang terlibat dalam aktivitas suatu organisasi akan
mempengaruhi struktur organisasi tersebut. Para manajer mengambil
keputusan yang berhubungan dengan jalur komunikasi dan wewenang
serta hubungan antara unit-unit kerja.
d. Ukuran dan struktur
Baik ukuran organisasi secara ,meyeluruh maupun ukuran sub-sub
unitnya akan mempengaruhi struktur. Organisasi yang lebih besar
cenderung memiliki spesialisasi aktivitas aktivitas yang lebih luas dan
prosedur yang lebih formal (standarisasi lebih besar).
 Pendepartemenan
Fungsi kerja para pegawai perlu dibagi-bagikan di antara mereka dan
dikombinasikan menurut cara-cara yang logis. Para karyawan yang
memiliki fungsi berkaitan biasanya berbagi bidang kerja yang sama dan
merupakan suatu unit kerja.
 Reorganisasi awal

9
Dampak yang jelas dari usul reorganisasi itu adalah penghematan
waktu dan upaya. Hal ini dengan sendirinya bukanlah suatu
penyelesaian yang kecil, salah satu manfaat yang diinginkan dari
proses reorganisasi adalah meningkatnya efisiensi.
 Bagan organisasi memilki informasi tentang unsur-unsur struktur
sebagai berikut :
a. Pembagian kerja
Setiap kotak mewakili tanggung-jawab seseorang atau sub unit untuk
bagian tertentu dari beban kerja organisasi.
b. Manajer dan bawahan
Garis tebal menunjukkan garis komando (siapa melapor kepada
siapa).
c. Jenis kerja yang dilaksanakan
Label dan uraian kotak-kotak menunjukkan tugas-tugas kerja
otganisasi atau bidang-bidang tanggung-jawab yang berbeda-beda.
d. Pengelompokan bagian-bagian kerja
Keseluruhan bagan menunjukkan dasar pembagian aktivitas
organisasi.
Misalnya : atas dasar fungsional atau wilayah.
e. Tingkat manajemen
Sebuah bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan secara
perorangan tetapi juga hirarki pimpinan secara keseluruhan.
Kelemahan bagan organisasi yang utama adalah bahwa terdapat banyak hal
yang samar atau tidak terlihat. Sebagai contoh, bagan organisasi tidak
menunjukkan orang yang memiliki kadar tanggung-jawab dan wewenang yang
lebih pada tingkat manajemen.
 Struktur organisai formal
Suatu departemen organisasi secara formal dapat distruktur menurut
tiga cara : berdasarkan fungsi, berdasarkan produk/pasar, atau dalam
bentuk matriks. Meskipun ketiga bentuk struktur tersebut terutama

10
paling sering dikemukakan dalam membicarakan organisasi bisnis,
bentuk-bentuk itu dapat juga digunakan dalam tiap jenis organisasi.
a. Struktur organisasi berdasarkan fungsi, menghimpun semua orang
yang terlibat dalam suatu aktivitas atau beberapa aktivitas yang
berkaitan dalam suatu departemen.
b. Organisasi yang berdasarkan produk atau pasar, sering dipandang
sebagai organisasi menurut divisi, yang menghimpun dalam sebuah
unit kerja semua orang yang terlibat dalam produksi dan pemasaran
suatu produk atau sekelompok produk yang berkaitan, atau
pemasaran untuk suatu wilayah tertentu atau pengelompokan
pegawai yang menangani jenis pelanggan tertentu.
c. Organisasi yang berdasarkan matriks tersapat dua jenis desain
sekaligus. Departemen-departemen fungsional permanen memiliki
wewenang atas standar prestasi dan profesional unitnya, sedangkan
tim proyek dibentuk sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan
program-program tertentu.
 Organisasi fungsional
Bentuk ini, terutama (tidak hanya) digunakan oleh
perusahaanperusahaan kecil yang menawarkan beberapa jenis
produk tertentu karena hal itu dapat mengefisienkan penggunaan
sumber daya.
Karakteristik struktur matriks :
a. Kelebihan :
 Cocok bagi lingkungan yang stabil.
 Menunjang pengembnagan keahlian.
 Memberi kesempatan bagi para ahli spesialis.
 Hanya memerlukan koordinasi minimal.
 Hanya memerlukan keterampilan antar pribadi yang kecil.
b. Kelemahan
 Dalam organisasi yang besar, tanggapan lebih lambat
diterima.

11
 Menyebabkan terjadinya kemacetan karena pelaksanaan
tugas yang berubah.
 Mengaturkan rasa tanggung-jawab atas
kelancaran kerja secara keseluruhan.
 Tidak merangsang inovasi, prespektifnya sempit.
 Dapat menimbulkan konflik mengenai prioritas produk.
 Tidak menunjang pengembangan manajer umum.
 Organisasi produk/pasar
Suatu organisasi produk atau pasar dapat mengikuti salah satu dari
pola utama berikut :
a. Dalam divisi berdasarkan produk. Tiap departemen bertanggung-
jawab atas suatu produk atau beberapa produk lain yang sejenis.
b. Divisi berdasarkan wilayah, menghimpun dalam sebuah departemen
seluruh aktivitas yang dilaksanakan di wilayah tertentu di mana unit
yang bersangkutan melakukan bisnisnya.
c. Divisi berdasarkan pelanggan terjadi apabila suatu divisi menjual
hampir seluruh atau seluruh produknya kepada golongan pelanggan
tertentu.
Karakteristik organisasi produk/pasar.
a. Kelebihan
 Pengkoordinasian lebih mudah
 Prestasi kerja yang tinggi dapat dipertahankan.
 Kualitas maupun kecepatan dalam pengambilan keputusan
dapat ditingkatkan.
 Beban pimpinan teras dikurangi karena para manajer divisi
dapat diukur berdasarkan keuntungan dan kerugian divisi
yang bersangkutan.
 Cocok untuk perubahan yang cepat.
 Memungkinkan adanya visibilitas produk yang tinggi.
 Memungkinkan konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas.
 Kejelasan tanggung-jawab.

12
 Kemungkinan pemrosesan tugas-tugas ganda secara paralel.
 Memudahkan pelatihan manajer umum.
b. Kelemahan
 Menyebabkan terjadinya pertikaian untuk alokasi sumber
daya.
 Tidak mendukung koordinasi aktivitas antar berbagai divisi.
 Mendorong pengabdian prioritas jangka panjang.
 Memungkinkan menurunnya pedalaman kecakapan.
 Menimbulkan konflik antara tugas divisi dengan prioritas
perusahaan.
 Organisasi matriks
Struktur matriks berusaha mengkombinasikan manfaat kedua jenis
rancang bangun dan berusaha menghindarkan kelemahan-
kelemahannya.
Karakteristik
struktur matriks : a.
Kelebihan
 Memberikan keluwesan kepada organisasi.
 Merangsang kerja sama antar disiplin.
 Melibatkan, memotivasi dan menantang para pegawai.
 Mengembangkan keterampilan pegawai.
 Membebaskan pimpinan teras dari keharusan menyusun rencana.
 Merangsang orang untuk mengidentifikasi diri dengan produk
akhir.
 Memungkinkan para pakar dialihkan ke setiap
bidang yang memerlukannya.
b. Kelemahan
 Resiko timbulnya perasaan dengki.
 Mendorong terjadinya persaingan kekuasaan.
 Dapat menimbulkan lebih banyak diskusi daripada tindakan.

13
 Menuntut adanya keterampilan yang tinggi dalam hubungan
antar perorangan.
 Penerapannya memerlukan biaya besar.
 Ada resiko beberapa tim proyek mengerjakan tugas yang sama.
 Merugikan moral, jika pegawai harus dihukum kembali.
 Organisasi informal
Hubungan-hubungan yang berlangsung dalam organisasi tentu saja
tidak hanya terbatas pada hal-hal yang secara resmi digambarkan oleh
bagan organisasi formal. Para manajer selamanya menyadari bahwa
organisasi informal berkembang, tak pelak lagi perwujudan kebutuhan
pribadi dan sekelompok dari warga perusahaan. Hubungan antar
pribadi dalam organisasi yang akan mempengaruhi keputusan-
keputusan yang diambil tetapi hal ini tidak tercakup dalam skema
formal atau tidak konsisten dengannya. Organisasi informal terdiri dari
hubungan-hubungan antar pribadi dan jalur-jalur komunikasi yang tak
bisa tidak akan berkembang apabila orang bekerja bersama-sama.
Peter Drucker telah mengajukan beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan oleh para manajer dalam menilai cocok atau tidaknya suatu
struktur organisasi tertentu.
a. Kejelasan, sebagai lawan dan kesederhanaan. Contohnya,
Kathedral Gothik bukan suatu desain yang sederhana, tetapi bila
anda berada di dalamnya akan jelas sekali, di mana anda berada
dan ke mana harus pergi.
b. Ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara kendali dan
mengurangi pertikaian.
c. Arah pandangan ditujukan kepada produk dan bukan kepada
proses, kepada hasil bukannya pada cara.
d. Pengertian dari setiap individu tentang tugasnya sendiri dan
tujuan organisasi secara keseluruhan.

14
e. Pengambilan keputusan, yang menyangkut masalah-masalah
sesaat terikat pada tindakan yang akan diambil dan karena itu
dilaksankan oleh tingkat manajemen yang serendah mungkin.
f. Langgeng dan selalu memperbarui diri sendiri, ini berarti bahwa
suatu organisasi harus bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin
untuk hari esok dari dalam dirinya sendiri.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Suatu organisasi tidak dapat berfungsi dengan baik dan efisien jika
segalagalanya dilaksanakan atas dasar kekuasaan.
Kekuasaan yang dibarengi dengan paksaan dapat mengakibatkan timbulnya
halangan yang tidak diinginkan, sedangkan wewenang dapat diterima oleh
bawahan sebagai hak dan kewajiban seorang pemimpin.
Di dalam suatu badan usaha wewenang resmi sifatnya, sedangkan kekuasaan
tidak. Para pemegang saham, pemimpin utama dan para manajer semuanya
menghormati wewenang manajemen.

4.2 Saran
Adapun saran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di waktu yang akan
datang adalah:
(1) Bagi Pimpinan sebaiknya memberikan wewenang kepada kepala karyawan
dalam pelaksanaan pembagian kerja terhadap karyawan yang ada di
bawahnya sehingga jika ternyata karyawan tidak sesuai dengan kemampuan
dalam mengerjakan pekerjaan maka permasalahan dalam pekerjaan segera
dapat teratasi, tidak harus melapor ke pimpinan.
(2) Bagi Karyawan sebaiknya mempelajari pekerjaan baru dengan job
description yang telah diberikan kepada atasan
(3) Bagi Peneliti Lain dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
melaksanakan penelitian selanjutnya.

16

Anda mungkin juga menyukai