Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RUTIN 8

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Nama : Inola Novita Damaiyanti Ujung

NIM : 3203131024

Kelas : C-2020

Dosen Pengampu : Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc

Mata Kuliah : Geomorfologi

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
RANGKUMAN BENTUK LAHAN

ASAL PROSES MARINE DAN EOLIN

 Bentuk lahan asal proses Marine


Bentuk lahan marine atau laut adalah bentuk lahan yang berhubungan marine atau
laut. Bentuk lahan ini merupakan bentuk lahan yang terbentuk oleh kerja air laut
(gelombang dan arus) baik proses yang bersifat konstruktif atau pegendapan maupun
destruktif atau abrasi dan terdapat pada wilayah kepesisiran. Bentuk lahan ini kadang
bergabung dengan flufial yang bertemu dengan lautan. Contoh : rataan pasang surut dan
beting gisik.
Bentuk lahan asal marine adalah suatu bentuk lahan yang terjadi akibat
pengerjaan gelombang dan arus laut, baik yang bersifat konstruksif (pengendapan)
maupun yang bersifat destruktif (abrasi) dan terdapat pada wilayah pesisir. Gelombang
dan arus laut tidak pernah berhenti membentuk dan merubah pantai. 
Gerakan gelombang di laut makin dekat dengan pantai sebenarnya kekuatannya
semakin berkurang, namun apabila sampai pada dasar pantai yang dangkal, maka bentuk
dan gerakan gelombang tersebut berubah menjadi gerakan ke arah depan yang kuat (arus
yang kuat), kemudian mengikis pantai dan mengangkut bahan-bahan hancuran untuk
selanjutnya diendapkan pada suatu tempat tertentu.Pada umumnya, dasar laut pada
pinggir pantai lebih halus (licin) dan melandai ke arah laut. Ombak yang bergerak ke arah
pantai, gerakannya menjadi lambat (berkurang) sehingga menyebabkan kedudukan
puncak-puncak gelombang semakin rapat.Hal ini juga menyebabkan tinggi dan sudut
lereng ombak bertambah yang selanjutnya gelombang tersebut condong ke depan, mejadi
pecah dan berbuih menghantam pantai.Hantaman ombak ke pantai menyebabkan
terjadinya proses abrasi dan pantai akan terkikis sedikit demi sedikit. Hasil kikisan
kemudian dihanyutkan secara selektif. Hancuran yang halus terbawa arus ke tengah laut
dan diendapkan sebagai lumpur atau liat, sedangkan pasir dan kerikil tertinggal didekat
tebing membentuk pantai pesisir serta gosong-gosong pantai.Pesisir (shore) adalah zone
atau sejalur daerah tempat pertemuan daratan dengan laut, mulai dari batas muka air pada
waktu pasang-surut terendah menuju arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat
pengaruh gelombang pada waktu badai.Garis pesisir (shore line) adalah tempat letak
muka air pada pesisir pada suatu saat. Dengan demikian garis pesisir berubah-ubah
letaknya tergantung dari perubahan muka laut. Tempat kedudukan garis pesisir itu adalah
daerah pesisir.Pantai (coast) adalah suatu daerah mulai dari pesisir, ke arah daratan
sampai batas yang kurang jelas, atau sampai pengaruh kemaritiman tercapai ke arah
daratan.Garis pantai (coast line) yaitu batas antara pantai dan pesisir. Daerah pertemuan
antara daratan dan lautan dapat dibagi dalam beberapa zone. Perkembangan tebing di
suatu pantai dapat terjadi oleh dua faktor penentu yaitu peninggian daratan atau
permukaan laut yang naik.Kemudian melalui erosi marine keadaan pantai itu, mengalami
suatu perkembangan pantai meninggalkan bentukan-bentukan khusus seperti (1) pantai
cliff, (2) gerbang laut (arch), (3) tiang-tiang laut (stock), (4) pantai takikan (notch), (5)
gua pantai (cave), (6) pantai rataan abrasi (abrasion platform.
Proses erosi marine:
Erosi marine dengan gaya dan proses gelombang serta arus memegang peranan penting,
masih dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti:
1. Jenis batuan
2. Struktur batuan
3. Stabilitas pantai
4. Terbuka tidaknya pantai terhadap gelombang
5. Kedalaman laut di muka pantai
6. Bahan hancuran yang terdpaat dalam gelombang
Gejala perubahan arah atau kelokan ombak pada waktu sampai ke tempat pantai disebut
sebagai biasan ombak (wave refraction). Bila ombak menghampiri pantai maka
kedangkalan akan menjadi faktor tahanan bagi lajunya ombak.

Oleh karena itu pada tanjung gerakan ombak akan berubah menyesuaikan diri dengan
bentuk tanjung. Di depan tanjung ombak akan terbias atau membelok (meliuk) ke dalam
atau ke arah teluk yang digambarkan sebagai garis-garis 1,2,3 dan
seterusnya.Sehubungan dengan perubahan-perubahan arah gelombang tersebut, maka
terjadi pula perubahan kekuatan arus tenaga ombak seperti yang digambarkan dengan
titik-titik a,b,c,d dan seterusnya.Terlihat bahwa kekuatan gelombang itu bertumpuh pada
tanjung sedang di teluk sudah menjadi lemah. Akibat dari hal tersebut terjadilah proses
abrasi (erosi) di depan tanjung dan proses sedimentasi di bagian teluk.

Pengangkutan (Hanyutan) Litoral
Penghanyutan hasil erosi marine dapat bergerak ke arah laut, maupun kembali ke pantai
oleh hempasan gelombang ke depan, serta arus balik setelah hempasan.Gerakan
hanyutan-hanyutan ini disebut “beach driffing”. Gerakan ini secara terus menerus akan
membentuk suatu daerah pesisir (shore). Apabila jumlah sedimentasi lebih banyak
dibandingkan pengikisan, maka pesisir akan bertambah lebar ke arah laut.Perubahan atau
peristiwa ini dikenal dengan progradasi (progradation). Sebaliknya jika bahan hancuran
dari pantai lebih banyak diangkut daripada yang diendapkan, sehingga daerah pesisir
menjadi sempit dan pantai lebih cepat mundur ke darat, maka proses perubahan ini
disebut retogradasi (retrogradation).Pengkikisan dan penghanyutan marine ini, dibantu
pula oleh tiupan angin laut yang dapat menyebabkan penimbungan-penimbunan pasir
maupun kerikil disepanjang pesisir di daerah yang tenang dan terlindung seperti
teluk.Pada kawasan pesisir daerah teluk terdapat bahan-bahan endapan yang dibawa
sebagai bahan hanyutan dari daerah tanjung.

 Bentuk lahan proses EOLIN


Gerakan udara atau angin (aeolian) yang melalui kawasan tertentu dapat membentuk
bentuklahan yang bersifat spesifik. Beberapa faktor yang mendukung terbentuknya
bentuklahan asal proses angi adalah:
Tersedianya material berukuran pasir halus hingga debu dalam jumlah yang
banyak.terdapat periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut
dan mengendapkan bahan-bahan tersebut.gerakan angin tidak banyak terhalang oleh
vegetasi maupun obyek lainnya.Bentuklahan asal proses angin yang banyak dikenal
adalah gumuk pasir (sand dunes) dengan berbagai variasi bentuknya
Syarat berkembangnya bentuk lahan EOLIN
Bentuk lahan aeolin dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Tersedianya material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak
b. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
c. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut
d. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lainholl

Proses terbentuknya lahan EOLIN


Pada dasarnya, proses terbentuknya lahan aeolin dibagi menjadi tiga, yaitu pengikisan,
pengangkutan dan pengendapan oleh angin
 Pengikisan oleh angina
a. Deflasi
Proses deflasi merupakan gerakan tupan angin yang membawa materi batuan,
baik berupa debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan berat. Proses ini
sering terjadi di daerah yang merupakan tempat terkumpulnnya pasir,
misalnya di basin kecil atau pada bukit pasir.
Proses deflasi terjadi karena bahan hancuran akibat proses pelapukan,
dihembusan oleh angin dan diterbangkan ke udara ataupun digulingkan di atas
tanah (Suharini dan Palangan, 2009).
Angin yang mengandung pasir dapat berfungsi sebagai pengikis atau
penggosok. Proses ini disebut korasi atau abrasi angin.Deflasi cenderung
menyebabkan terbentuknya formasi-formasi baru di daerah depresi. Jika
dibandingkan dengan erosi air atau sungai, keadaanya berlawanan. Erosi air di
daerah bereief tinggi sangat kuat, sedangkan erosi angin/deflasi pada daerah
cekungan sangat kuat.Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan
mengalami pencucian dan kemudian dibawa ke tempat yang lebih rendah.
Materi yang diendapkan tersebut pada umunya berupa butiran sehingga
mudah mengalami deflasi.
b. Korasi
Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat
luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena
angin tidak dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.

Berdasakan kerjanya, korasi dapat dibedakan menjadi tigaa, yaitu:


1) Polishing dan pitting
Gerakan angin yang membawa/disertai pasir disebut polishing. Gerakan ini
mempunyai kemampuan untuk melubangi batuan. Kemampuan untuk melubangi
batuan dinamakan pitting.
2) Grooving dan shaping
Batuan yang telah berlubang sebagai akibat kekuatan pitting akan terus mengalami
proses pembentukan lubang sehingga makin lama lubang tersebut makin besar dan
dalam.
Prose melubangi terus menerus hingga menjadi lubang yang besar dan dalam disebut
dengan grooving.Batuan yang berlubang-lubang tersebut kemudian menjadi pecah
dan berkeping-keping. Proses terjadinya pecahan dan keping-keping ini disebut
shaping.
3) Faceting
Batuan yang telah berkeping-keping berubahmenjadi lebih kecil lagi. Prose
perubahan batuan menjadi bagian lebih kecil disebut faceting.Kecepatan korasi
terhadap massa batuan di daerah kering sangat bergantung dari tingkat kekerasan
batuan dan kekuatan angin itu sendiri.
 Pengangkutan oleh angina
Pengangkutan maupun pengendapan atau pengumpulan angin, bersifat selektif
artinya bahan yang halus seperti debu akan diterbangkan tinggi kemudian
dikumpulkan pada suatu tempat yang lebih jauh. Sedang butir-butir pasir yang
kecil dihembus angin tidak terlalu tinggi dan juga tidak jauh (Suharini dan
Palangan, 2009).
Adapun jenis-jenis gerakan pengangkutan materi oleh angin , yaitu:
a. Suspensi
Suspensi merupakan gerakan vertikal tiupan angin yang mampu mengangkut
materi-materi halus ke tempat yang lebih jauh.Gerakan ini tidak besar
perananya dalam mengangkut pasir karena kemampuan mengangkut ke atas
sangat terbatas.Pada saat angin mengangkut debu, kadnag-kadang disertai
dengan gerakan turbuler. Kecepatan angin tidak selalu tetap, tetapi selalu
mengalami variasi periode yang pendek sehingga menyebabkan adanya
tekanan angin.
Tekanan angin ini menyebabkan udara berputar ke segala arah, putaran ke
segala arah inilah yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan suspensi.

b. Saltasi
Saltasi merupakan gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh
tabrakan dan pantulan angin yang bermuatan pasir.Gerakan saltasi secara
langsung disebabkan tekanan angin terhadap butiran pasir. Pasir yang ditiup
angin pada umunya mempunyai gerakan saltasi.
c. Rayapan permukaan
Gerakan rayapan permukaan disebabkan oleh karena tubrukan materi butiran
oleh gerakan saltasi.Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur,
tetapi kadang-kadang juga tersebar menjadi pecahan-pecahan di atas tempat
jatuhnya pasir.Oleh karena benturan ini gerakan materi butiran menjadi
lambat, selanjutnya menjadi rayapan permukaan. Kadang-kadang angin yang
mengangkut debut atau pasir bergerak berputar seperti spiral, gerakan seperti
ini disebut dengan badai debu.

Anda mungkin juga menyukai