Buku3 KLHS
Buku3 KLHS
dalam Penerapan
Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
untuk Kebijakan, Rencana dan
Program Penataan Ruang
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Pendahuluan 1
1. Latar Belakang ........................................................................................................................................... 1
2. Maksud, Tujuan, Manfaat ....................................................................................................................... 1
3. Struktur Buku ........................................................................................................................................... 2
Pokok-Pokok Penerapan KLHS dalam Penataan Ruang 3
1. Definisi dan Kaidah-kaidah ....................................................................................................................... 3
2. Pendekatan KLHS ...................................................................................................................................... 3
3. Tata Laksana KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang .............................................................................. 4
4. Penyusunan Dokumen KLHS ..................................................................................................................... 4
5. Melebur Proses KLHS dengan Proses Penyusunan RTRW/KRP Tata Ruang .......................................... 7
KLHS Untuk Menolong Terbentuknya KRP Tata Ruang 9
1. KLHS untuk mengembangkan wawasan dan Pengetahuan atas Keadaan ............................................... 9
2. KLHS untuk Mengembangkan agenda tindak lanjut dan menjadi instrumen Partisipasi Masyakarat ...... 10
3. KLHS untuk merumuskan substansi KRP ................................................................................................... 10
Partisipasi dan Konsultasi Masyarakat 11
Daftar Pustaka
Lampiran 1
Kerangka Telaah KLHS dalam Pentaan Ruang 15
Lampiran 2
Contoh Penilaian Mutu Dokumentasi KLHS 23
Lampiran 3
Contoh Daftar Uji KLHS terhadap RTRW/KRP Tata Ruang 25
v
Daftar Tabel
Tabel Halaman
1. Contoh Integrasi Penyusunan Dokumen KLHS dalam Penyusunan RTRW Propinsi.…………......................... 6
Daftar Gambar
Gambar Halaman
1. Kerangka Kerja KLHS Secara Umum…………………………………………………..….………………………........................... 5
2. Contoh Integrasi Penyusunan Dokumen KLHS dalam Evaluasi Laporan RTRW Propinsi…........................... 6
3. Pola Penyelenggaraan KLHS Inisiatif Sendiri atau Swadaya Masyarakat..………………………........................... 9
4. Hubungan antara Fungsi KLHS…………………..…………………………………………………………………............................ 11
vi
Bab
1 Pendahuluan
1
lingkup dan penjabaran aspek-aspek pengelolaan
lingkungan hidup dalam masing-masing RTRW belum Penerapan KLHS dalam penataan ruang ini bermanfaat
tentu sesuai dengan harapan dan acuan. dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah
atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya,
sebuah bentuk tindakan strategik dalam menuntun,
menciptakan tata pengaturan yang lebih baik
mengarahkan, dan menjamin efek negatif terhadap
melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
Pendahuluan | 1
kepentingan dan kerjasama lintas batas wilayah dalam perencanaan tata ruang.
administrasi, serta memperkuat pendekatan kesatuan
Bagian 2 : Penerapan KLHS dalam proses perencanaan
ekosistem dalam satuan wilayah (kerap juga disebut
tata ruang yang diatur dalam Undang-
"bio- region" dan/atau "bio-geo-region").
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Bab
2 | Pendahuluan
Bab Pokok-Pokok Penerapan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dalam
2 Penataan Ruang
Definisi KLHS untuk Indonesia: Keadilan (justice) untuk menekankan agar dapat
dihasilkan kebijakan, rencana dan program yang
“KLHS adalah proses sistematis untuk tidak mengakibatkan pembatasan akses dan
mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup kontrol terhadap sumber-sumber alam, modal dan
dari, dan menjamin diintegrasikannya prinsip- infrastruktur, atau pengetahuan dan informasi kepada
prinsip keberlanjutan dalam, pengambilan sekelompok orang tertentu.
keputusan yang bersifat strategis”.
Atas dasar kaidah-kaidah diatas, maka penerapan KLHS
SEA is a systematic process for evaluating the dalam penataan ruang bertujuan untuk mendorong
environ- mental effect of, and for ensuring pembuat dan pengambil keputusan atas KRP tata
the integration of sustainability principles ruang menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
into, strategic decision-making.
• Apa manfaat langsung atau tidak langsung dari
pembangunan dan pengelolaan sumberdaya dari suatu • Bagaimana dan sejauh mana timbul interaksi
kebijakan, rencana atau program pembangunan. antara manfaat RTRW atau KRP Tata Ruang
dengan lingkungan hidup dan keberlanjutan
Kaidah terpenting KLHS dalam perencanaan tata pengelolaan sumberdaya alam?
ruang adalah pelaksanaan yang bersifat partisipatif,
dan sedapat mungkin didasarkan pada keinginan • Apa lingkup interaksi tersebut? Apakah interaksi
sendiri untuk memperbaiki mutu KRP tata ruang (self- tersebut akan menimbulkan kerugian atau
assessment) agar keseluruhan proses bersifat lebih meningkatkan kualitas lingkungan hidup? Apakah
efisien dan efektif. interaksi tersebut akan mengancam keberlanjutan
dan kehidupan masyarakat?
Asas-asas hasil penjabaran prinsip keberlanjutan yang
mendasari KLHS bagi penataan ruang adalah : • Dapatkah efek-efek yang bersifat negatif diatasi,
dan efek-efek positifnya dikembangkan?
• Keterkaitan (interdependency)
• Keseimbangan (equilibrium) • Apabila RTRW atau KRP Tata Ruang
• Keadilan (justice) mengintegrasikan seluruh upaya pengendalian
atau mitigasi atas efek-efek tersebut dalam
Keterkaitan (interdependency) menekankan muatannya, apakah masih timbul pengaruh
pertimbangan keterkaitan antara satu komponen negatif dari RTRW atau KRP Tata Ruang tersebut
dengan komponen lain, antara satu unsur dengan terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan
unsur lain, atau antara satu variabel biofisik dengan secara umum?
variabel biologi, atau keterkaitan antara lokal dan
global, keterkaitan antar sektor, antar daerah, dan
seterusnya.
2. Pendekatan KLHS
Keseimbangan (equilibrium) menekankan aplikasi
keseimbangan antar aspek, kepentingan, maupun Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang Bab
interaksi antara makhluk hidup dan ruang dibentuk oleh kerangka bekerja dan metodologi
hidupnya, seperti diantaranya adalah keseimbangan
laju pembangunan dengan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup, keseimbangan
berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai
saat ini ada 4 (empat) model pendekatan KLHS untuk
penataan ruang, yaitu :
2
pemanfaatan dengan perlindungan dan pemulihan
cadangan sumber daya alam, keseimbangan antara
pemanfaatan ruang dengan pengelolaan dampaknya,
2
terintegrasi dengan proses perencanaan tata ruang. yang dibutuhkan), dan
Beragamnya kondisi yang mempengaruhi proses c. kegiatan-kegiatan operasional pengelolaan
perencanaan tata ruang menyebabkan integrasi efek lingkungan hidup (misalnya: penerapan
tersebut bisa dilaksanakan dalam 2 (dua) cara, yaitu: kode bangunan yang hemat energi).
a. Penyusunan dokumen KLHS untuk menjadi
masukan bagi RTRW atau KRP tata ruang
Pelingkupan
Telaah,
Analisis, dan/ Telaah prediksi efek-efek KRP
atau Penilaian
Pengembangan alternatif
Pengembangan
Alternatif
Pengembangan arahan
pemantauan
Pelaporan
Konsultasi materi KRP dan KLHS
Bab
Pelaksanaan pemantauan
2
Gambar 1. Kerangka Kerja KLHS Secara Umum (Dapat disesuaikan dengan keadaan)
Tahap 1 :
√ 0 0 0 0 0
Persiapan
Tahap 2 :
√ √ 0 0 0 0
Review RTRW
Tahap 3 :
0 √ 0 0 0 0
Pengumpulan Data
Tahap 4 :
0 0 √ √ 0 0
Analisis
Tahap 5 :
0 0 0 0 √ 0
Konsepsi Rencana
Tahap 6 :
0 0 0 0 0 √
Diskusi Terbuka
Tahap 7 :
0 0 0 0 0 0
Pengesahan
Keterangan: √ --> tahap RTRWP dan KLHS memiliki kesamaan substansi kegiatan
o --> tahap RTRWP dan KLHS berbeda substansi kegiatannya
Tahap 4: Analisis
Laporan Buku Data & Analisis KLHS : Telaah, pembuatan opsi dan
alternatif, analisis, penyusunan laporan
Tahap 5: Konsepsi Rencana
Tahap 7: Pengesahan
Bab
Bab
Sistematisasi informasi
Aspirasi dan
kepentingan
Pendefinisian permasalahan
Data lapangan
dan informasi
Pengembangan konsep sekunder
Asumsi dan
Rancangan Kebijakan/ Rancangan Agenda antisipasi
Rencana/Program Tindak Lanjut
Bab
Bab
Membangun kesepakatan
dan komitmen
Bab
4
Gambar 4. Hubungan Antar Fungsi KLHS
Bab
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2008). Rancangan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Jakarta
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Danish International Development Agency (2007) Buku Pegangan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Suryo Adiwibowo, et. Al). Jakarta.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Pusat Pengembangan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas
Padjadjaran (2006) Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penataan Ruang (Chay Asdak). Jakarta.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Danish International Development Agency (2007) Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Ciayumajakuning (Tjuk Kuswartojo, et.al). Jakarta.
Office of Deputy Prime Minister of United Kingdom (2005). Sustainability Appraisals of Regional Spatial Strategies
and Local Development Documents. London. UK
European Commission (2005) Impact Assessment Guidelines, SEC (2005) 791, EC Brussels
Convention on Biodiversity (2005) Guidelines on Biodiversity-inclusive Strategic Environmental Assessment, CBD.
Intergovernmental Panel on Climate Change (2007) New assessment methods and the characterisation
of future conditions, in Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Fourth Assessment Report
on Climate Change.
Scott, Paul & Peter Marsden (2003). Development of Strategic Environmental Assessment Methodologies for
Plans and Programmes in Ireland : Synthesis Report. Environmental Protection Agency. Wexford,
Ireland.
Sadler, Barry (2000). A Framework Approach to Strategic Environmental Assessment: Aims, Principles, and
Elements of Good Practice in Dusik, Jiri (editor) Proceedings of International Workshop on Public
Participation and Health Aspects in Strategic Environmental Assessment (2001). The Regional
Environment Center for Central and Eastern Europe. Szentendre. Hungary.
Cohen, Joel. E. (1995) How Many People Can the Earth Support?, W.W Norton & Co. New York
Petts, J. & Gev Eduljee (1994) Environmental Impact Assessment for Waste Treatment and Disposal Facilities.
John Wiley & Sons, New York.
Dale, Virginia H. & Robert V. O’Neill (1998) Tools to Characterize the Environmental Setting in Dale, V. (editor)
Tools to Aid Environ- mental Decision Making. Springer. New York.
Freudenburg, William R. (1998) Tools for Understanding the Socioeconomic and Political Setting for Environmental
Decision Making in Dale, V. (editor) Tools to Aid Environmental Decision Making. Springer. New York.
Armstrong, J. Scott (1998) Forecasting for Environmental Decision Making in Dale, V. (editor) Tools to Aid
Environmental Decision Making. Springer. New York.
Merkhofer, Miley W. (1998) Assessment, Refinement, and Narrowing of Options in Dale, V. (editor) Tools to Aid
Environmental Decision Making. Springer. New York.
Bergquist, Gilbert & Constance Bergquist (1998) Post-Decision Assessment in Dale, V. (editor) Tools to Aid
Environmental Decision Making. Springer. New York.
13
Lampiran
aktivitas aktivitas
Gambar 1 - App. Contoh Kerangka Telaah Dampak Kegiatan Manusia terhadap Ekosistem
15
Kerangka diatas mengimplikasikan beberapa kebutuhan 1.4. Telaah Tingkat Keberlanjutan
metoda analisis spesifik, seperti :
Pengelolaan Sumberdaya Alam
• Identifikasi ekosistem dan analisisnya
• Analisis perubahan biofisik Secara umum, pengukuran keberlanjutan
• Analisis perubahan sosial-ekonomi, dll. pembangunan menggunakan 3 (tiga) variabel utama,
yaitu: keberlanjutan “modal” buatan manusia
Beberapa hal penting yang perlu diketahui mengenai (misalnya infrastruktur dan kegiatan produksi),
ekosistem adalah sebagai berikut : keberlanjutan “modal” alamiah (misalnya sumberdaya
Keputusan yang penting dalam penataan ruang adalah alam dan proses-proses ekologis), serta keberlanjutan
memilih mana fungsi ekosistem suatu wilayah yang “modal” sosial (misalnya kapasitas dan kemampuan
akan dioptimalkan dan mana yang akan dikorbankan manusia, jejaring yang terbentuk, dan kelembagaan).
apabila suatu jenis peruntukan ruang diterapkan. Keberlanjutan alamiah, yang dalam hal ini adalah
Pendekatan telaah ini akan membantu pengambil pengelolaan sumberdaya alam memiliki keterkaitan
keputusan untuk dapat memahami “harga” yang langsung dengan kebijakan penataan ruang dan
harus dibayar apabila ada fungsi ekosistem yang berpengaruh langsung pada kualitas lingkungan
rusak atau hilang akibat keputusannya, sekaligus hidup.
juga membuat pengambil keputusan dapat secara
Prinsip-prinsip yang mendasari kerangka keberlanjutan
bijak mengembangkan potensi fungsi ekosistem yang
ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
paling bermanfaat bagi masyarakat.
16
Penerapan Prinsip Keberlanjutan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Pemanfaatan SDA Terbarukan Tingkat pemanfaatan harus Mengidentifikasi efek dari pola
sebanding dengan tingkat pemulihan pemanfaatan sumberdaya alam, baik
atau kapasitas sistem alam efek langsung maupun efek ikutan/
meregenerasikannya berganda (multiplier effect)
Pemanfaatan SDA Non-terbarukan Tingkat pengurangan harus sebanding Mengidentifikasi efek dari pola
dengan tingkat ketersediaan pemanfaatan sumberdaya alam,
sumberdaya pengganti termasuk pemanfaatan
energy
Pembuangan limbah & polutan Tingkat pembuangan harus sesuai Mengidentifikasi efek dari tingkat dan
dengan kemampuan daya tampung aliran limbah terhadap air, tanah, dan
media yang mengasimilasikannya udara
Perubahan guna lahan Tidak terjadi net-loss terhadap habitat Mengidentifikasi efek dari
alami dan keanekaragaman hayati penggunaan lahan terhadap layanan
terjaga fungsi ekosistem dan kondisi habitat
alami
Penjelasan biaya-biaya opportunity Menghindari perubahan permanen Mengidentifikasi manfaat dari
dan memiliki opsi masa depan yang pemanfaatan jasa-jasa layanan alami
baik dan memelihara kondisi alam
Sumber : Sadler, 2000
1.5. Telaah Kapasitas Daya Dukung layanan ekosistem (tingkat keberlangsungan fungsi
ekosistem akibat intervensi kegiatan manusia), atau
Lingkungan terhadap Kegiatan kerangka untuk mengukur efisiensi pemanfaatan
Pembangunan sumberdaya alam.
Secara sederhana, daya dukung lingkungan adalah
kemampuan lingkungan mendukung kehidupan
di dalamnya. Konsep dasar pendekatan ini adalah 1.6. Telaah Tingkat Kerentanan
menyesuaikan kemampuan alam menyediakan berbagai Masyarakat dan Kapasitas
bentuk kebutuhan makhluk untuk dapat hidup. Dalam
penataan ruang, daya dukung lingkungan terhadap Adaptasi terhadap Perubahan
kegiatan pembangunan diartikan sebagai penyediaan Iklim
sumber daya alam untuk digunakan manusia agar
Desakan untuk segera beradaptasi dalam menghadapi
dapat hidup dan beraktivitas.
perubahan iklim telah mendorong kebutuhan akan
Beberapa contoh teknik yang digunakan dalam informasi dan teknik telaah yang mampu menjelaskan
model telaah ini adalah Tapak Ekologis (ecological kapasitas adaptasi saat ini maupun masa mendatang,
footprints) yang menekankan penghitungan tingkat tingkat kerentanan sosial dan sumber-sumber penekan
konsumsi individu terhadap sumber daya alam, yang akan muncul, serta mengidentifikasi skenario-
17
Kerangka ini memiliki tujuan analisis untuk : a) 1.7. Telaah Keberlanjutan dan Potensi
mengkaji tingkat kerentanan dan pengalaman adaptasi
yang terjadi saat ini; b) mengenali kemampuan Keanekaragaman Hayati
masyarakat untuk menghadapi kondisi-kondisi Kerangka telaah ini diangkat dari persepsi bahwa
ekstrim; c) mengidentifikasi kebutuhan peningkatan lingkungan beserta komponen keanekaragaman
kapasitas untuk beradaptasi; d) mengidentifikasi hayatinya menyediakan barang dan layanan yang tidak
ukuran dan indikator kemampuan adaptasi; e) bisa diatur secara sektoral dan dibatasi dalam kesatuan
mengkaji ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya geografis tertentu saja. Secara sederhana, pendekatan
untuk mengimplementasikan ukuran-ukuran dari kerangka ini adalah berbasis ekosistem dengan
kemampuan adaptasi tersebut; f) integrasi telaah penekanan bahwa perlu ada ruang perlindungan untuk
kemampuan adaptasi dengan tingkat kerentanan; menjaga keberadaan keanekaragaman hayati sebagai
serta g) penyusunan program dan rencana aksi untuk cadangan hidup di masa depan.
melaksanakannya.
Keunikan dari kerangka telaah model ini adalah
Kerangka telaah yang lazim disebut Climate Change panjangnya horizon waktu dari pengaruh dampak
Impact, Adaptation, and Vulnerability Assessment terhadap keanekaragaman hayati. Lingkup analisisnya
(CCIAV) ini memiliki beberapa jenis pendekatan tidak bisa dibatasi menurut rentang masa berlakunya
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. RTRW, namun juga harus melihat konteks generasi-
Tabel 1. App. Karakteristik dari Beberapa Pendekatan CCIAV (Climate Change Impact, Adaptation, and
Vulnerability Assessment)
JENIS PENDEKATAN
DAMPAK KERENTANAN ADAPTASI PADUAN
(Impact) (Vulnerability) (Adaptation) (Integrated)
TUJUAN ILMIAH Dampak dan resiko Proses-proses yang Proses-proses yang Hubungan interaksi
lingkungan pada mempengaruhi mempengaruhi pola antara berbagai
kondisi perubahan kerentanan dan kapasitas adaptasi penyebab dengan
iklim di masa depan. menghadapi dampak
perubahan iklim
SASARAN Tindakan untuk Tindakan untuk Tindakan untuk Ketersedian pilihan-
OPERASIONAL mengurangi resiko- mengurangi meningkatkan mutu pilihan kebijakan
resiko. kerentanan adaptasi global dan perkiraan
biayanya
METODE PENELITIAN CCIAV Standar Indikator dan profil kerentanan Resiko Iklim Model kajian terpadu
Metoda Drivers Lampau dan masa depan Livelihood Analysis interaksi antar sektor
- Presure - State - Agent-based Methods. Metode Narasi. Persepsi pertimbangan faktor
impact - Response resiko (termasuk pengenalan ambang batas iklim sebagai drivers.
Metode Hazard Rizk kritis. Critical threshold). Kinerja kebijakan Diskusi pihak
Assessment pembangunan berkelanjutan. Hubungan antara berkepentingan.
kapasitas adaptasi dengan pembangunan Kombinasi antar
berkelanjutan. model. Kombinasi
antar metode/teknik.
LINGKUP Top-Down Bottom - Up Keterkaitan antar
KEWILAYAHAN/ Global - Lokal Lokal Regional skala/jenjang
RUANG cenderung global/
regional seringkali
berbasis grid.
TIPE-TIPE SKENARIO Skenario eksploratif Kondisi sosial ekonomi Baseline untuk Skenario eksploratif
berbasis iklim Metode inversi adaptasi Analogi exogeneous atau
Skenario Normatif adaptasi berdasarkan endogeneous
pengalaman lampau, Normative Pathways
tempat lain atau
kegiatan lain.
MOTIVASI Penelitian Penelitian/ Penelitian/ Penelitian/
kepentingan pihak kepentingan pihak kepentingan pihak
terkait terkait terkait
Diterjemahkan dari : Ch. 2, New assessment methods and the characterisation of future conditions, Climate Change Fourth Assessment
Report, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 2007
18
generasi mendatang sebagai pengguna dan penarik (misalnya kegiatan-kegiatan manusia) dan faktor
manfaat langsung dari keanekaragaman hayati perubahan tidak langsung (misalnya kebijakan
tersebut. pemerintah) dengan dampak pada layanan ekosistem
yang terdiri dari berbagai struktur keanekaragaman
Secara umum, kerangka telaah ini menganalisis
hayati dan proses-prosesnya.
hubungan antara faktor-faktor perubahan langsung
Layanan ekosistem
1 Wilayah tertentu Ekosistem tertentu yang terpengaruh
Skenario Pembangunan
Keterangan:
1 = Kondisi dimana wilayah rencana memberikan layanan ekosistem penting
2 = Kondisi dimana kebijakan yang direncanakan akan memberikan efek langsung
3 = Kondisi dimana kebijakan yang direncanakan akan memberikan efek tidak langsung
19
2. Teknik dan Metodologi Analisis dalam
KLHS
Sebagai sebuah perangkat bantu untuk pengambilan best practice dalam perencanaan tata ruang banyak
keputusan yang efektif digunakan pada tahap mana menggunakan kerangka metodologi sebagai berikut:
saja dalam proses pembuatan kebijakan, rencana,
dan program, KLHS memberikan banyak pilihan Teknik dan metoda-metoda diatas dijelaskan dalam
penggunaan teknik dan metodologi analisis. Namun berbagai literatur yang berkaitan dengan metoda-
demikian, pengalaman-pengalaman yang bersifat metoda penelitian, pembangunan berkelanjutan, dan
kajian lingkungan.
KLHS
• Pathways model
• Model dinamis
• Manajemen pengetahuan
Analisis berbasis Kriteria-kriteria
• Dll.
(Multi-criteria Analysis)
20
Tabel 2. App. Contoh Teknik-teknik yang Digunakan dalam Analisis
Karakteritik Kerja Kelompok Instrumen Deskripsi Contoh Teknik
Pengenalan situasi Teknik data sekunder Teknik yang menggunakan data- Model struktur ekonomi dan
data yang tersedia dan relatif bisa demografi
dikuantifikasi Studi literatur
Teknik data primer Teknik yang menggunakan data- Survei lapangan
data langsung dari lapangan Wawancara
Observasi
Teknik Gaps & Blinders Teknik yang mempertimbangkan Sensitivity analysis
kekhususan individu/situasi/kasus Keterlibatan penuh
masyarakat
Pertimbangan pakar
Prediksi dan Penilaian dan pendapat Memproses informasi melalui Metoda Delphi
proyeksi ke depan (judgement) pertimbangan pakar/ahli atau Analogi
pihak berkepentingan Dinamika kelompok
Ekstrapolasi Menggunakan nilai-nilai lampau Proyeksi eksponensial
untuk proyeksi ke masa depan
Metoda ekonometrik Ramalan ke depan berdasarkan Model-model ekonomi
hubungan-hubungan kausal
Ramalan terpadu Ramalan yang Pembobotan
(integrated forecasts) mempertimbangkan aturan- Expert system
aturan dan nilai-nilai yang
diketahui
Ramalan kombinasi Kombinasi berbagai metoda
(combined forecasts) ramalan untuk melengkapi
perspektif proyeksi ke depan
Kajian dan Telaah kemungkinan Proses sistematis dan logis untuk Teori kemungkinan
pemilihan alternatif (probabilistic assessments) mengeksplorasi, memahami, Simulasi
dan mempertimbangkan efek/ Kajian dampak lingkungan
dampak/resiko Informasi geografis
Pengambilan Analisis biaya-manfaat Proses pengambilan keputusan Rangkaian proses
keputusan (cost-benefit analysis) yang didasarkan dari perhitungan valuasi ekonomi hingga
biaya-biaya & manfaat-manfaat penghitungan
Analisis keputusan Proses pengambilan keputusan Model-model penilaian
yang valid multi criteria
Kajian paska Evaluasi pencapaian tujuan Penilaian kemampuan pencapaian
keputusan/evaluasi tujuan yang telah ditetapkan
Evaluasi pemenuhan Penilaian pemenuhan indikator Penilaian pencapaian
indikator yang telah ditetapkan indikator berkelanjutan
Sumber: Dale, Virginia H. Tools to Aid Environmental Decision Making. 1998 (dengan modifikasi)
21
Lampiran
1. Tata Cara Penggunaan Penjelasan: Tipe KLHS pada proses eksplisit adalah
bersifat “tiering”, atau secara langsung mengkaji
Penilaian mutu dokumentasi KLHS disini lebih relevan konsep KRP tertentu. Atas dasar hal tersebut,
untuk diterapkan dalam kondisi-kondisi berikut: maka harus ada penjelasan mengenai KRP apa
• KLHS didokumentasikan secara tersendiri yang akan dikaji (misalnya RTRW Propinsi A).
• Ada kebutuhan verifikasi dokumen KLHS sebagai Apabila tidak ada KRP yang tertentu, adakah latar
masukan yang diperoleh dari “persandingan” belakang yang meyakinkan dan jelas mengapa
(tiering) terhadap konsep KRP tertentu atau hasil KLHS digagas?
dari suatu inisiatif Penjelasan: Latar belakang yang meyakinkan
• Dokumen diharapkan memenuhi standar minimum adalah uraian singkat yang memuat alasan,
tertentu, baik dari cakupan muatannya maupun keyakinan awal, suasana “kebatinan”, dan bukti-
tahapan pelaksanaannya bukti awal yang menjelaskan mengapa KLHS perlu
• Luwes, yaitu bisa digunakan pada tahapan mana disusun. Latar belakang yang tidak meyakinkan
saja proses penyusunan dokumen KLHS adalah uraian permasalahan yang bersifat umum
• Daftar pertanyaan tidak baku, bisa dikembangkan dan tidak menunjuk kepada suatu alasan khusus.
dan dikurangkan sesuai kebutuhan
• Interpretasi hasil uji tidak dibakukan dalam 4. Apakah ada penjelasan mengenai proses bekerja
standar nilai tertentu, namun lebih berfungsi untuk KLHS dikaitkan dengan proses penyusunan KRP?
memberikan masukan, pengetahuan, maupun Penjelasan: Untuk memastikan KLHS bermanfaat
pertimbangan bagi KRP, maka perlu ada logika keterkaitan yang
• Dapat melengkapi daftar uji muatan KLHS yang jelas antara proses kerja KLHS dan penyusunan
terdapat pada lampiran 3. KRP. Logika keterkaitan tersebut dapat mencakup
tahap-tahap bekerja (misalnya hasil pelingkupan
CONTOH DAFTAR UJI KLHS dikaitkan dengan proses penyusunan Laporan
1. Apakah dokumen memiliki struktur penulisan Pendahuluan RTRW), maupun jenis masukan yang
yang jelas? diharapkan (misalnya kegiatan konsultasi KLHS
Penjelasan: Struktur penulisan yang jelas adalah dapat menyempurnakan informasi mengenai
terlihat kerangkanya yang dapat dijabarkan dalam permasalahan tata ruang di lapangan). Penjelasan
bagian-bagian tersendiri (misalnya bab atau sub ini juga sebaiknya memuat kesepakatan mengenai
bab), memiliki logika yang berurutan (misalnya masukan apa yang diharapkan dan dapat diberikan
dimulai dari dasar pemikiran, identifikasi masalah, KLHS bagi KRP (misalnya KLHS diharapkan mengkaji
analisis, dan diakhiri dengan kesimpulan, dan muatan pemanfaatan ruang RTRW, atau hanya
tidak terjadi penjelasan yang berputar-putar), dan untuk membantu proses pengumpulan informasi)
menggunakan bahasa yang jelas (tidak campur agar tidak terjadi interpretasi dan harapan yang
aduk dengan bahasa asing, dan menggunakan berbeda-beda.
struktur bahasa yang benar dan tepat guna). 5. Apakah tertera isu/topik pokok yang diperkirakan
2. Apakah ada daftar isi di bagian depan? menjadi akar permasalahan dan harus menjadi
Penjelasan: Daftar isi memudahkan siapapun perhatian utama kajian?
untuk dapat melihat logika penulisan dan mencari Penjelasan: Isu atau topik pokok harus dijelaskan
referensi bagian atau sumber informasi yang tepat. dalam bagian tersendiri, diuraikan darimana
Daftar isi juga sebaiknya memuat bagian yang datangnya, bagaimana logika argumentasi
ditulis terpisah, misalnya dokumen tambahan atau mengapa isu tersebut yang harus diangkat,
lampiran. bagaimana proporsi dan keterkaitannya antara
satu isu atau topik dengan lainnya, dan bagaimana
3. Apakah ada penjelasan yang cukup mengenai KRP isu/topik tersebut akan dianalisis.
apa yang akan dikaji?
23
6. Apakah ada penjelasan yang jelas dan tidak rumit tatanan yang mapan haruslah yang memiliki
mengenai isu-isu/topik-topik yang kompleks? manfaat lebih besar daripada kerugian dan biaya
Penjelasan: Walau umumnya isu atau topik yang ditanggung.
permasalahan pokok dalam tata ruang bersifat
11. Apakah ada strategi pelaksanaan yang menyertai
kompleks, tidak berarti penjelasannya harus
alternatif-alternatif tersebut, termasuk pertimbangan
bertele-tele dan terjebak pada uraian-uraian
akan adanya hambatan dan kendala?
teoritis, penuh asumsi dan perumpamaan. Semakin
Penjelasan: Strategi pelaksanaan sebaiknya
gamblang dan ringkas penjelasannya, makin
mencakup tahap-tahap kegiatan dan tahap-tahap
mudah isu-isu tersebut dipahami secara seragam
pencapaian sasaran antara yang jelas, kegiatan-
oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
kegiatan persiapan untuk mengantisipasi hambatan
7. Apakah ada penjelasan yang meyakinkan dan kendala, serta kegiatan-kegiatan pemantauan
mengenai kerangka berpikir, logika analisis, dan untuk memastikan pencapaian tujuan tetap terjaga
metodologi yang digunakan untuk menelaah dengan secara jelas menunjuk kelompok sasaran
topik-topik tersebut? Apakah kerangka, logika, dan penanggungjawab pelaksana.
dan metodologi tersebut digunakan secara efektif
12. Apakah pola penulisan laporan jelas dan netral?
dan benar?
Penjelasan: Pola penulisan yang jelas dan netral
Penjelasan: Banyaknya pilihan cara dan metoda
berarti mampu menyampaikan gagasan secara
untuk melakukan kajian menyebabkan kerangka
gamblang dan tidak menimbulkan pemahaman
berpikir dan metodologi yang akan digunakan
yang berbeda-beda, menghindari pemasukan
harus meyakinkan semua pihak. Artinya kerangka
informasi atau materi yang tidak relevan, tidak
berpikir tersebut dimulai dari usaha pemahaman
subyektif atau terlalu diwarnai pendapat penulis,
akar permasalahan yang logis, mempertimbangkan
mampu menghadirkan alasan dan fakta yang jelas
berbagai faktor secara sistematis, dan berusaha
bila harus membuat pendapat, netral atau tidak
mendapat ruang lingkup kesimpulan yang
memiliki keberpihakan, tidak emosional atau
bulat. Semua logika teknis dan metodologi yang
menggunakan kalimat-kalimat yang mendorong
digunakan dalam berpikir harus masuk akal (secara
pembentukan opini yang tidak diperlukan, dan
ilmiah memang bisa digunakan untuk menelaah
tidak menghakimi atau membuat asumsi dan
isu-isu tersebut), punya alasan yang baik, dan
kesimpulan sebelum semua fakta diperoleh dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.
ditelaah dengan baik.
8. Apakah setiap topik/isu dianalisis secara
13. Apakah secara efektif menggunakan peta, gambar,
proporsional sesuai dengan tingkat pentingnya
tabel, dan grafik yang jelas dan terinterpretasi
topik/isu tersebut?
baik untuk mempermudah pemahaman?
Penjelasan: Logikanya, isu yang penting, utama,
Penjelasan: Hal-hal tertentu akan lebih mudah
dan menjadi akar masalah harus menempati
dipahami secara konsisten bila disajikan dalam
proporsi terbesar kajian, bukan sebaliknya.
peta, gambar, tabel, atau grafik. Pemakaian
9. Apakah ada bukti bahwa konsultasi dan partisipasi yang efektif adalah bila penggunaan alat bantu
masyarakat dilakukan? ini dapat mempersingkat deskripsi yang harus
Penjelasan: Sesuai dengan tingkat kepentingannya, ditulis; mensistematiskan fakta, alur, alasan, dan
KLHS yang digagas dari persoalan yang dihadapi argumentasi sehingga langsung dapat dimengerti;
masyarakat seharusnya melampirkan data- dan penyampaiannya konsisten dan mudah
data bahwa terjadi penghimpunan aspirasi dan dipahami.
informasi dari masyarakat, baik berupa data
14. Apakah istilah-istilah yang dipahami konsisten,
lapangan, rujukan kepada sumber informasi
jelas, dan bila tidak umum disertai dengan
tertentu, atau arsip proses konsultasi, yang bisa
penjelasan?
diverifikasi.
Penjelasan: Sebaiknya ada daftar istilah (glossary)
10. Apakah ada argumentasi yang jelas dan dengan definisi yang jelas dan sesuai, serta
meyakinkan bagi setiap alternatif yang diusulkan? menggunakan istilah secara konsisten. Suatu
Apakah alternatif yang diusulkan masuk akal? makna yang sama sebaiknya jangan disebut dalam
Penjelasan: Harus ada keterkaitan yang jelas istilah yang berbeda-beda, dan suatu istilah jangan
mengenai hasil temuan dan usulan solusinya, memiliki makna yang berbeda-beda.
dan didasarkan pada proporsi yang tepat
15. Apakah dokumen ringkas dan tidak bertele-tele
(misalnya alternatif harus bisa menjawab akar
serta tidak terjebak pada diskusi ilmiah yang tidak
permasalahan, bukan hanya sebagian masalah
perlu?
saja). Alternatif yang masuk akal adalah alternatif
Penjelasan: Melengkapi pertanyaan nomor 1
yang bisa dijalankan berdasarkan sistem dan
dan 12, sebaiknya dokumen tidak terlalu tebal
sumberdaya yang ada, tidak merubah tatanan
dan tidak menjadi kumpulan teori ilmiah. Rincian
kemasyarakatan maupun kelembagaan yang ada,
pembuktian ilmiah yang dilakukan dalam proses
dan tidak menimbulkan masalah baru. Alternatif
telaah dapat disampaikan dalam lampiran atau
yang bersifat terobosan dan akan mengubah
buku pendamping bila perlu.
24
Lampiran
25
PRINSIP II Pertimbangan kaidah-kaidah keberlanjutan (sustainability).
Sejauhmana faktor-faktor penunjang keberlanjutan, antara lain, daya dukung dan daya tampung LH
serta faktor kemampuan sumberdaya alam pulih kembali menjadi pertimbangan perencanaan tata
KRITERIA
ruang. Penekanan pentingnya prinsip kehati-hatian dalam alokasi dan pemanfaatan ruang melalui
pertimbangan implikasi dampaknya terhadap ekosistem
Keadilan untuk mengakses, memanfaatkan dan mengendalikan sumberdaya alam, fasilitas pendidikan,
PRINSIP III
dan fasilitas kesehatan.
Mencegah bertambahnya golongan penduduk miskin atau termarjinalisasinya sekelompok masyarakat
tertentu sebagai akibat dari penataan ruang yang menimbulkan:
(1) ketidak-adilan dalam mengakses, memanfaatkan dan mengendalikan sumberdaya alam; dan/atau
KRITERIA
(2) ketidak-berdayaan (powerlessness) pada sekelompok masyarakat untuk mengakses, memanfaatkan
dan mengendalikan sumberdaya alam, mutu lingkungan hidup, atau fasilitas pendidikan dan
kesehatan yang lebih baik
26
DAFTAR PERTANYAAN INDIKATOR
- Apakah penetapan suatu ruang untuk peruntukkan Pemetaan persebaran spasial akses dan kontrol
tertentu (a.l, kawasan wisata pantai) berpotensi masyarakat atas sumberdaya alam terhadap rencana
menimbulkan marjinalisasi pada sekelompok pengembangan ekonomi wilayah
masyarakat karena akses menjadi tertutup?
- Apakah lokasi-lokasi tertentu yang dipandang Pemetaan partisipatif atas ruang hidup masyarakat yang
mempunyai nilai ekologi penting di mata masyarakat, dipandang penting untuk dilindungi dan dicegah dari
dan atau mempunyai nilai-nilai sakral di mata gangguan perubahan (lokasi mata air, hutan larangan,
masyarakat setempat, telah dipertimbangkan atau makam sakral, cagar budaya)
dilindungi dari perubahan peruntukkan ruang?
27
DAFTAR PERTANYAAN KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- Bagaimana pola kecenderungan perubahan - Apakah kegiatan pertanian akan dipertahankan atau
penggunaan lahan untuk pertanian yang sedang tidak sampai dengan jangka waktu 20 tahun ke depan?
terjadi? - Apakah pola pemanfaatan ruang diperuntukkan untuk
- Apakah kegiatan di luar wilayah perencanaan menjaga luas dan produktivitas pertanian? Atau untuk
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan untuk menambah luas atau meningkatkan produktivitas
pertanian di dalam wilayah perencanaan? pertanian?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan - Bagaimana mengkompromikan kegiatan pertanian dengan
ruang akan mempercepat penurunan luas lahan pelepasan gas-gas rumah kaca?
pertanian rakyat? Di dalam atau di luar wilayah
perencanaan?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan
ruang akan menurunkan luas lahan keseluruhan sektor
pertanian? Sektor apa yang akan berubah paling
signifikan? Di dalam atau di luar wilayah perencanaan?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan
ruang akan memperbesar biaya input (air, pupuk,
pestisida, bibit, infrastruktur) yang dibutuhkan petani
untuk menjaga produktivitasnya? Kegiatan yang mana
yang paling signifikan?
- Apakah pola pemanfaatan ruang mempertimbangkan - Bagaimana cara memanfaatkan jasa-jasa lingkungan
offset pelepasan gas-gas rumah kaca dari kegiatan ekosistem secara optimal?
pertanian di wilayah perencanaannya? Dimana - Apakah pola pemanfaatan ruang diperuntukkan untuk
lokasinya? menjaga luas hábitat alami? Atau untuk menambah luas
- Bagaimana bentuk, lingkup, skala waktu, dan besaran atau meningkatkan kualitas hábitat alamiah?
efek-efek yang akan terjadi? - Apakah instrumen yang tepat untuk mencegah konversi
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan hábitat alami? Siapa sasaran instrumen tersebut, dan
ruang akan menurunkan luas hábitat alamiah? bagaimana pelaksanaannya?
- Hábitat flora
- Habitat fauna
- Ekosistem unik
- Ekosistem dengan jasa lingkungan tinggi
- Bagaimana bentuk, lingkup, skala waktu, dan besaran
efek-efek yang akan terjadi?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan - Apakah pola pemanfaatan ruang diperuntukkan untuk
ruang akan mengubah karakteristik utama bentang menjaga karakteristik bentang alam?
alam? Bila ya, yang paling signifikan berada di dalam - Bagaimana cara mengelola konsekuensi bencana bila
atau di luar wilayah perencanaan? karakteristik utama bentang alam direkayasa?
- Apakah perubahan bentang alam akan meningkatkan - Bagaimana cara menjaga kualitas dan kesuburan tanah
resiko bencana? secara alami?
- Banjir
- Longsor
- Penurunan muka tanah/amblesan
- Erosi
- Abrasi
- Bagaimana bentuk, lingkup, skala waktu, dan
besaran efek-efek yang akan terjadi?
28
DAFTAR PERTANYAAN KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan - Bagaimana cara meminimalkan resiko bencana alam
ruang akan meningkatkan resiko bencana lingkungan? terhadap manusia dan fasilitas yang paling optimal?
- Kebakaran hutan dan lahan - Bagaimana cara mengurangi kemungkinan terjadinya
- Longsor dan banjir resiko bencana lingkungan terhadap manusia dan
- Amblesan, erosi, dan abrasi fasilitas?
- Kelumpuhan pasokan air - Bagaimana mengurangi efek bencana terhadap hábitat
- Pencemaran dan peracunan alami?
- Bagaimana bentuk, lingkup, skala waktu, dan besaran
efek-efek yang akan terjadi?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan
akan meningkatkan efek bencana alam kepada
masyarakat?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan
akan meningkatkan efek bencana alam kepada hábitat
alami?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan - Bagaimana cara mengurangi produksi sampah dan limbah
ruang akan meningkatkan produksi limbah dan sampah yang efektif?
domestik perkapita? Kegiatan mana dan faktor apa
yang menjadi penyumbang signifikan?
- Apakah kegiatan pembangunan dan pola pemanfaatan
ruang akan meningkatkan produksi limbah B3 perkapita?
Kegiatan mana dan faktor apa yang menjadi
penyumbang signifikan?
- Apakah kegiatan pembangunan & pola pemanfaatan
ruang dapat mengakomodasikan usaha daur ulang &
mengelola sampah di tempat?
- Apakah kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan
usaha-usaha daur ulang dan pemanfaatan hasil-hasil
sampah (seperti energi listrik)? Kegiatan mana dan
faktor apa yang paling signifikan?
- Apakah fasilitas-fasilitas yang tersedia dapat
menurunkan efek-efek negatif dari produksi sampah
dan limbah?
29
DAFTAR PERTANYAAN KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
- Apakah kegiatan pembangunan akan mempersempit
ruang usaha masyarakat? Kegiatan yg mana & ruang
usaha yang mana?
- Apakah mekanisme ganti rugi dan insentif-disinsentif
telah mempertimbangkan nilai jasa lingkungan yang
dihasilkan?
- Apa sajakah persoalan-persoalan baru sebagai akibat - Bagaimana cara terbaik untuk mengantisipasi dan
turunan dari pola pemba-ngunan & pemanfaatan ruang mengelola dampak-dampak ikutan maupun akumulasi
yang dipre-diksi baru akan terasa beberapa waktu persoalan yang baru akan muncul di waktu yang akan
yang akan datang? datang?
Model-model daftar uji diatas masih terus mengalami semakin bertambahnya contoh-contoh penerapan
modifikasi dan pengembangan sejalan dengan KLHS di bidang penataan ruang.
30