Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP PERUBAHAN


STATUS GIZI IBU HAMIL

Zainun Wahida F
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Minat Studi Kesehatan Ibu dan Anak Program Studi IKM Universitas Airlangga
Email : zainunwahida@gmail.com

ABSTRAK

Keadaan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi status
gizi ibu dan bayi. Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh
asupan gizi ibu. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi baik. Namun sampai saat ini masih
banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti
Kurang Energi Kronis (KEK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pemberian makanan tambahan terhadap perubahan status gizi ibu hamil trimester
III. Penelitian ini menggunakan quasi-eksperimenal dengan rancang bangun Non-
Equivalent Control Group. Populasi penelitian adalah ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Banyuanyar. Besar sampel adalah 30 ibu hamil trimester III dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk melihat
berat badan dan perbedaan LiLA menggunakan uji t-tes berpasangan. Hasil
penelitian adalah pada kelompok perlakuan ada perbedaan signifikan pada
perubahan berat badan ibu hamil bulan pertama dengan nilai sig. p=0.004,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan signifikan pada perubahan
berat badan ibu hamil bulan pertama dengan nilai sig. p = 0,670. Pada kelompok
perlakuan ada perbedaan signifikan pada perubahan berat badan ibu hamil bulan
kedua dengan nilai sig. p=0.009, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada
perbedaan signifikan pada perubahan berat badan ibu hamil bulan kedua dengan
nilai sig. p = 0,744. Pada kelompok perlakuan ada perbedaan signifikan pada
perubahan LiLA ibu hamil dengan nilai sig. p=0.029, sedangkan pada kelompok
kontrol tidak ada perbedaan signifikan pada perubahan LiLA ibu hamil bulan
pertama dengan nilai sig. p = 0,334. Kesimpulan penelitian ini adalah ada
perbedaan yang signifikan pada perubahan berat badan ibu hamil dan ada
perbedaan yang signifikan pada perubahan LiLA ibu hamil. Sarannya adalah
pentingnya pemberian makanan tambahan pada ibu hamil untuk meningkatkan
status gizi ibu hamil dan pemberian makanan tambahan yang optimal yaitu selama
satu bulan.

Kata Kunci : Ibu hamil, PMT, Status Gizi

Halaman | 89
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

PENDAHULUAN 639.084. Angka Buta Huruf (ABH) di


Status gizi dan kesehatan ibu dan anak Kabupaten Sampang yang tinggi dari tahun ke
sebagai penentu kualitas sumber daya tahun berturut-turut dari tahun 2010 ke tahun
manusia. Keadaan gizi ibu sebelum dan 2013 yaitu 33,97%; 32,44%; 32,3% dan
selama kehamilan dapat mempengaruhi 30,12% (Dinas Kesehatan Kab. Sampang,
status gizi ibu dan bayi. Pertumbuhan dan 2013).
perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh Menurut WHO (2013) kematian ibu
asupan gizi ibu. Salah satu indikator adalah indikator kesehatan yang
tercukupinya kebutuhan zat gizi ibu hamil menunjukkan kesenjangan yang luas antara
dapat diketahui dari pertambahan berat badan masyarakat miskin dan kaya. Di Indonesia,
ibu setiap bulan (Sulistyoningsih. H, 2011). 23% atau 23, 3 juta penduduk termasuk
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang dalam masyarakat yang miskin. Data
sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya Bappeda Jatim tahun 2012 menunujukkan
berada pada kondisi baik. Namun sampai saat AKI dari tahun 2003-2007 berturut-turut yaitu
ini masih banyak ibu hamil yang mengalami 307/100.000, 270/100.000, 262/100.000,
masalah gizi khususnya gizi kurang seperti 255/100.000 dan 248/100.000, AKI di
Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu Lingkar Indonesia mengalami penurunan namun tidak
Lengan Atas (LILA) di bawah 23,5 cm signifikan bahkan masih menunjukkan angka
(Adriani, 2012). Salah satu propinsi yang yang tinggi. Sedangkan AKI di Jawa Timur
memiliki jumlah KEK sedang adalah Propinsi tahun 2011 dan 2012 terlihat stagnan yaitu
Jawa Timur yaitu sebesar 21,9 % (Riskesdas, 97,43/100.000 dan 97,39/100.000 (Kominfo
2007). Jatim, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI) di
Saat hamil, kondisi fisiologis ibu Kabupaten Sampang pernah mengalami
berubah, seperti sel-sel darah merah penurunan yaitu 24 kasus pada tahun 2011
bertambah, jumlah plasma meningkat, uterus menjadi 10 kasus pada tahun 2012, namun
dan payudara membesar serta mengalami peningkatan sebanyak 19 kasus
berkembangnya janin dan plasenta. pada tahun 2013. Cakupan kunjungan k4 ibu
Pembentukan dan perkembangan organ- hamil pada tahun 2013 juga belum mencapai
organ vital janin, termasuk pembentukan target yaitu hanya 79,98%, seharusnya target
kepala dan sel-sel otak, terjadi pada trimester nasional adalah sebesar 94% (Dinas
1. Selama trimester II dan III, semua fungsi Kesehatan Kab. Sampang, 2013). Penyebab
organ janin mengalami pematangan dan kematian ibu yaitu sebesar 23% karena ibu
penyempurnaan. Selama masa ini, janin kurus (Kerangka Kebijakan, 2012). Data
tumbuh sangat cepat, ditandai dengan sekunder Puskesmas banyuanyar ibu hamil
pertambahan berat badan ibu yang paling yang KEK dari tahun 2012 sampai 2014
besar. Kekurangan gizi yang terjadi selama berturut-turut adalah 9,23%; 9,17% dan
ibu hamil trimester II dan III dapat 8,33%. Data tersebut memperlihatkan adanya
mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat. penurunan namun tidak signifikan.
Oleh karena itu makanan dan minuman ibu Menurut Kemenkes RI tahun 2012
hamil yang dikonsumsi harus dapat program yang telah dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan gizi untuk menjamin mengatasi masalah ibu hamil yang KEK
kesehatan ibu dan janin (Kurniasih. D, 2010). adalah dengan Pemberian Makanan
Ketika ibu hamil mengalami kekurangan gizi Tambahan (PMT) pemulihan, PMT pemulihan
pada trimester terakhir maka cenderung akan yang diberikan pada ibu hamil berupa susu.
melahirkan bayi dengan BBLR, hal ini PMT pemulihan bagi ibu hamil dimaksudkan
dikarenakan pada masa ini janin akan tumbuh sebagai tambahan, bukan sebagai makanan
dengan sangat cepat dan terjadi penimbunan pengganti sehari-hari. Di Puskemas
lemak (Arisman, 2014). Banyuanyar, Selain pemberian PMT-
Beberapa permasalahan kesehatan pemulihan pada ibu hamil, juga dilakukan
menurut Kemenkes RI tahun 2010 pada penyuluhan pada ibu hamil melalui kelas ibu
perempuan adalah status ekonomi yang hamil dan ANC terpadu. Menurut petugas gizi
rendah dan Tingkat pendidikan dan di Puskesmas Banyuanyar juga menyatakan
pengetahuan yang rendah. Hal ini terlihat di bahwa ibu hamil yang mendapatkan PMT
Kabupaten Sampang, masyarakat miskin pemulihan berupa susu dari pemerintah
mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke mengalami perbaikan gizi. Menurut
tahun 2013 yaitu dari 543.536 menjadi Ramakrishman, Usha tahun 2004

Halaman | 90
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

menyatakan dalam penelitiannya bahwa 4. Ibu hamil yang tidak mendapat PMT dari
pemberian tambahan makanan selama masa pemerintah yaitu susu
kehamilan efektif menurunkan berat bayi lahir 5. Ibu hamil tidak alergi terhadap ikan tongkol
rendah. Hal ini juga di dukung dari hasil 6. Berada di wilayah kerja Puskesmas
penelitian yang dilakukan oleh Agustian, Banyuanyar Kabupaten Sampang
Efrinita tahun 2010 menunjukan adanya Variabel Bebas adalah pemberian PMT
pengaruh yang signifikan dari jumlah asupan arem-arem ikan. Variabel Tergantung adalah
protein terhadap ibu hamil KEK. Namun, status gizi. Variabel Kendali adalah
menurut Bapak Asrul selaku Sekretaris di karakteristik ibu hamil. Variabel Terganggu
Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang adalah pendidikan, pekerjaan, tingkat
menyatakan bahwa cakupan pemberian PMT- konsumsi, jumlah anggota keluarga,
pemulihan di Kabupaten Sampang baru penghasilan keluarga. Bahan dan alat yang
mencakup sekitar 15-20% dari total ibu hamil digunakan dalam penelitian ini adalah :
KEK. Di samping itu, masyarakat Sampang 1. Form pencatatan makanan dalam sehari
yang tergolong menengah ke bawah, tingkat 2. Kuesioner Penelitian meliputi identitas
pendidikan dan pengetahuan yang rendah responden, karakteristik responden, sosial
belum mampu memenuhi kebutuhan gizi oleh ekonomi dan status kesehatan responden.
karena itu akan dilakukan penelitian tentang 3. Alat untuk mengukur Lingkar Lengan Atas
pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (LiLA) responden dengan batas LiLA 23
terhadap perubahan status gizi ibu hamil. cm.
Pemberian makanan tambahan adalah 4. Alat untuk mengukur berat badan dengan
pemberian arem-arem ikan dimana ikan timbangan injak digital dengan ketelitian
tongkol merupakan salah satu pangan local di 0,1 kg.
daerah Kabupaten Sampang karena mudah 5. Form pemantauan harian PMT pemulihan
didapatkan dan harganya yang terjangkau. ibu hamil KEK
Dari data BPS tahun 2014 masyarakat 6. Form pemantauan bulanan dan evaluasi
dengan profesi sebagai nelayan di Kecamatan PMT pemulihan ibu hamil KEK
Sampang yaitu sebanyak 4.800 orang yang 7. Form persetujuan kesediaan (informed
merupakan profesi nelayan terbanyak dari consent)
beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Data yang telah terkumpul diolah
Sampang. kemudian dianalisis setiap variabel dengan
menggunakan Paired SamplesT-Test untuk
METODE PENELITIAN melihat perbedaan perubahan berat badan
Jenis penelitian ini adalah quasi- badan bulan pertama dan perubahan LiLA ibu
eksperimental. Rancangan Non-Equivalent hamil.
Control Group. Pada penelitian ini dilakukan
pretest posttest yaitu pemeriksaan LiLA dan HASIL PENELITIAN
berat badan awal pada awal dan akhir Berikut ini adalah hasil tes homogenitas
penelitian pada kelompok kontrol maupun karakteristik ibu hamil. Hal ini untuk melihat
kelompok eksperimen. Lokasi penelitian bahwa karakteristik ibu hamil sudah homogen.
adalah di wilayah kerja Puskesmas
Banyuanyar Kabupaten Sampang. Kegiatan Test of Homogeneity of Variances
penelitian dilakukan selama 60 hari yaitu Sig.
mulai bulan 25 Mei – 23 Juli 2015. Populasi usia pertama hamil .665
penelitian adalah ibu hamil yang berada di usia ibu hamil saat ini .727
wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar jumlah anak yang dimiliki ibu .713
Kabupaten Sampang. Sampel penelitian ini
jarak melahirkan saat ini dengan
adalah 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok .282
anak sebelumnya
yaitu kelompok yang diberi makanan
tinggi badan ibu (dalam Kg) .340
tambahan dan kelompok yang tidak diberi
makanan tambahan. Sampel diambil dengan pendidikan terakhir ibu .053
kriteria inklusi : pendapatan per bulan .224
1. Ibu hamil yang berisiko tinggi
2. Ibu hamil KEK
3. Ibu hamil trimester III, usia kehamilan bulan
ke-8 dan ke-9

Halaman | 91
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

1. Usia Ibu Saat Pertama Kali Hamil kelompok perlakuan (arem-arem) tidak ada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai anak ≥ 4.
usia ibu saat pertama kali hamil pada Hasil uji statistik homegenitas
kelompok perlakuan (arem-arem) yang menunjukkan bahwa p value = 0,713. p>α,
berusia < 20 tahun adalah sebanyak 7 artinya karakteristik ibu hamil berdasarkan
orang (46,67%), begitu pula pada jumlah anak yang dimiliki ibu adalah
kelompok kontrol (tanpa arem-arem) yang homogen.
berusia <20 tahun juga sebanyak 7 orang 4. Jarak Melahirkan Ibu Saat Ini dengan
(46,67%). Pada kelompok perlakuan Sebelumnya
(arem-arem) yang berusia antara 20-35 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tahun adalah sebanyak 8 orang (53,33%), jarak melahirkan ibu saat ini dengan
begitu pula pada kelompok kontrol (tanpa sebelumnya pada kelompok perlakuan
arem-arem) yang berusia antara 20-35 (arem-arem) yang jarak melahirkan < 2
tahun juga sebanyak 8 orang (53,33%) dan tahun adalah sebanyak 9 orang (60%),
tidak ada ibu hamil yang berusia >35 sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa
tahun. arem-arem) yang jarak melahirkan < 2
Hasil uji statistik homegenitas tahun adalah sebanyak 5 orang (33.33%).
menunjukkan bahwa p value = 0,665. p>α, Pada kelompok perlakuan (arem-arem)
artinya karakteristik ibu hamil berdasarkan yang jarak melahirkan ≥ 2 tahun adalah
usia pertama kali hamil adalah homogen. sebanyak 6 orang (40%), sedangkan pada
2. Usia Ibu Saat Ini (Saat Hamil Sekarang) kelompok kontrol (tanpa arem-arem) yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak melahirkan ≥ 2 tahun adalah
usia ibu saat ini (saat hamil sekarang) pada sebanyak 10 orang (66,67%).
kelompok perlakuan (arem-arem) yang Hasil uji statistik homegenitas
berusia < 20 tahun adalah sebanyak 4 menunjukkan bahwa p value = 0,808. p>α,
orang (26,67%), sedangkan pada artinya karakteristik ibu hamil berdasarkan
kelompok kontrol (tanpa arem-arem) yang jarak melahirkan ibu saat ini dengan
berusia < 20 tahun adalah sebanyak 1 sebelumnya adalah homogen.
orang (6,67%). Pada kelompok perlakuan 5. Tinggi Badan Ibu
(arem-arem) yang berusia antara 20-35 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tahun adalah sebanyak 10 orang (66,66%), tinggi badan ibu pada kontrol (tanpa arem-
sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa arem) < 145 cm adalah sebanyak 1 orang
arem-arem) yang berusia 20-35 tahun (6,67%), sedangkan pada kelompok
sebanyak adalah 12 orang (80%). Pada perlakuan (arem-arem) tidak ada yang
kelompok perlakuan (arem-arem) yang tinggi badannya < 145 cm. Pada kelompok
berusia >35 tahun adalah sebanyak 1 perlakuan (arem-arem) yang tinggi
orang (6,67%), sedangkan pada kelompok badannya ≥ 145 cm adalah sebanyak 15
kontrol (tanpa arem-arem) yang berusia orang (100%), sedangkan pada kelompok
>35 tahun adalah 2 orang (13,33%). kontrol (tanpa arem-arem) yang tinggi
Hasil uji statistik homegenitas badannya ≥ 145 cm adalah sebanyak 14
menunjukkan bahwa p value = 0,727. p>α, orang (93,33%).
artinya karakteristik ibu hamil berdasarkan Hasil uji statistik homegenitas
usia ibu saat ini (saat hamil sekarang) menunjukkan bahwa p value= 0,304. p>α,
adalah homogen. artinya karakteristik ibu hamil berdasarkan
3. Jumlah Anak yang Dimiliki Ibu Tinggi Badan adalah homogen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6. Pendidikan Terakhir Ibu
jumlah anak yang dimiliki oleh ibu pada Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kelompok perlakuan (arem-arem) dengam pendidikan terakhir ibu pada kelompok
jumlah anak < 4 adalah sebanyak 15 orang perlakuan (arem-arem) yang berpendidikan
(100%), sedangkan pada kelompok kontrol SD adalah sebanyak 4 orang (26,67%),
(tanpa arem-arem) dengan jumlah anak < 4 sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa
adalah sebanyak 13 orang (86,67%). Pada arem-arem) yang berpendidikan SD adalah
kelompok kontrol (tanpa arem-arem) sebanyak 7 orang (46,67%). Pada
dengan jumlah anak ≥ 4 adalah sebanyak kelompok perlakuan (arem-arem) yang
2 orang (13,33%) sedangkan pada berpendidikan SLTP adalah sebanyak 4
orang (26,67%), sedangkan pada

Halaman | 92
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

kelompok kontrol (tanpa arem-arem) post) menunjukkan hasil p value = 0,989


adalah sebanyak 1 orang (6,66%). Pada (α=0,05), artinya tidak ada perbedaan yang
kelompok perlakuan (arem-arem) yang signifikan antara berat badan kelompok
berpendidikan SMA adalah sebanyak 6 perlakuan dan kelompok kontrol.
orang (40%), sedangkan pada kelompok Rata-rata berat badan ibu hamil pada
kontrol (tanpa arem-arem) yang kelompok perlakuan (arem-arem) sebelum
berpendidikan SMA adalah sebanyak 4 diberi perlakuan adalah 58,47±8,140 dan
orang (26,67%). Pada kelompok perlakuan setelah diberi perlakuan adalah
(arem-arem) yang berperndidikan PT 59,40±8,175. Rata-rata berat badan ibu
adalah sebanyak 1 orang (6,66%), hamil pada kelompok kontrol (tanpa arem-
sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa arem) sebelum diberi perlakuan adalah
arem-arem) yang berpendidikan PT adalah 58,20±8,687 dan setelah diberi perlakuan
sebanyak 3 orang (20%). adalah 58,07±8,430.
Hasil uji statistik homegenitas
menunjukkan bahwa p value = 0,053. p>α, Analisis Perubahan Berat Badan pada
artinya karakteristik ibu hamil berdasarkan Bulan Kedua
pendidikan terakhir ibu adalah homogen. Hasil uji statistik sebelum dan setelah
7. Pendapatan Ibu Perbulan diberi perlakuan dengan menggunakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paired samples t-test pada kelompok
pendapatan ibu perbulan pada kelompok perlakuan (uji pre-post) menunjukkan hasil
perlakuan (arem-arem) yang < UMR p value = 0,009 (α=0,05), p<α artinya ada
adalah sebanyak 8 orang (53,33%), perbedaan yang siginikan antara berat
sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa badan sebelum diberi perlakuan dan
arem-arem) yang < UMR adalah sebanyak setelah diberi perlakuan. Hasil uji statistik
10 orang (66,67%). Pada kelompok sebelum dan setelah diberi perlakuan pada
perlakuan (arem-arem) yang >UMR adalah kelompok kontrol (uji pre-post)
sebanyak 7 orang (46.67%), sedangkan menunjukkan hasil p value = 0,744
pada kelompok kontrol (tanpa arem-arem) (α=0,05), p>α artinya tidak ada perbedaan
yang >UMR adalah sebanayak 5 orang yang signifikan antara berat badan
(33.33%). sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Hasil uji statistik homegenitas Hasil uji statistik antar kelompok (uji post-
menunjukkan bahwa p value = 0,224. p>α, post) menunjukkan hasil p value = 0,958
artinya karakteristik ibu hamil berdasarkan (α=0,05), artinya tidak ada perbedaan yang
pendapatan ibu perbulan adalah homogen. signifikan antara berat badan kelompok
8. Analisis Berat Badan Kelompok Ibu Hamil perlakuan dan kelompok kontrol.
yang Diberi Makanan Tambahan dan Rata-rata berat badan ibu hamil pada
Kelompok Ibu Hamil yang Tidak Diberi kelompok perlakuan (arem-arem) sebelum
Makanan Tambahan diberi perlakuan adalah 59,40±8,175 dan
setelah diberi perlakuan adalah
Analisis Perubahan Berat Badan pada 60,20±7,979. Rata-rata berat badan ibu
Bulan Pertama hamil pada kelompok kontrol (tanpa arem-
Hasil uji statistik sebelum dan setelah arem) sebelum diberi perlakuan adalah
diberi perlakuan dengan menggunakan 58,07±8,430 dan setelah diberi perlakuan
paired samples t-test pada kelompok adalah 58,13±8,423.
perlakuan (uji pre-post) menunjukkan hasil
p value = 0,004 (α=0,05), p<α artinya ada Analisis Status Gizi (LiLA) Kelompok
perbedaan yang siginikan antara berat Ibu Hamil yang Diberi Makanan
badan sebelum diberi perlakuan dan Tambahan dan Kelompok Ibu Hamil
setelah diberi perlakuan. Hasil uji statistik yang Tidak Diberi Makanan Tambahan
sebelum dan setelah diberi perlakuan pada Hasil uji statistik sebelum dan setelah
kelompok kontrol (uji pre-post) diberi perlakuan dengan menggunakan
menunjukkan hasil p value = 0,670 paired samples t-test pada kelompok
(α=0,05), p>α artinya tidak ada perbedaan perlakuan (uji pre-post) menunjukkan hasil
yang signifikan antara berat badan p value = 0,024 (α=0,05), p<α artinya ada
sebelum dan setelah diberi perlakuan. perbedaan yang siginikan antara LiLA
Hasil uji statistik antar kelompok (uji post- sebelum diberi perlakuan dan setelah

Halaman | 93
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

diberi perlakuan. Hasil uji statistik sebelum perdarahan yang dapat terjadi sebelum
dan setelah diberi perlakuan pada atau sesudah bayi lahir (Rochjati, 2003).
kelompok kontrol (uji pre-post) Hasil penelitian Agustian, Efrianita
menunjukkan hasil p value = 0,334 (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan
(α=0,05), p>α artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia ibu dengan
yang signifikan antara LiLA sebelum dan KEK, dengan nilai signifikansi p=0,04. Hal
setelah diberi perlakuan. Hasil uji statistik ini juga sejalan dengan penelitian Surasih
antar kelompok (uji post-post) (2005) yang menyatakan ada hubungan
menunjukkan hasil p value=0,281 (α=0,05), yang signifikan antara usia ibu hamil
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dengan keadaan KEK, dengan nilai
antara LiLA kelompok perlakuan dan signifikansi p=0,015.
kelompok kontrol. 2. Usia ibu saat ini (saat hamil sekarang)
Rata-rata LiLA ibu hamil pada Hasil penelitian menunjukkan pada
kelompok perlakuan (arem-arem) sebelum kelompok perlakuan (arem-arem) ada 1
diberi perlakuan adalah 25,47±2,77 dan orang (6,67%) yang berusia >35 tahun,
setelah diberi perlakuan adalah 26,3±2,7. sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa
Rata-rata berat badan ibu hamil pada arem-arem) ada 2 orang (13,33%) yang
kelompok kontrol (tanpa arem-arem) berusia >35 tahun. Hal ini menunjukkan
sebelum diberi perlakuan adalah bahwa sampel dalam penelitian ini
26,33±3,24 dan setelah diberi perlakuan bedasarkan usia ibu saat ini (hamil
adalah 26,43±3,27. sekarang) beberapa termasuk dalam ibu
hamil yang berisiko. Menurut Depkes RI
PEMBAHASAN (2004) umur ibu yang berisiko melahirkan
Menurut Rochjati (2003), suatu bayi kecil adala kurang dari 20 tahun dan
kehamilan dan persalinan selalu mempunyai lebih dari 35 tahun.
risiko, dengan kemungkinan bahaya/risiko Pada usia tersebut mudah terjadi
terjadinya komplikasi dalam persalinan. penyakit pada ibu dan organ kandungan
Bahaya/risiko tersebut dapat dicegah atau menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada
diminamilisir dengan mendeteksi ibu hamil kemungkinan besar ibu hamil
yang mempunyai faktor risiko. Faktor risiko mendapatkan anak cacat, terjadi
adalah kondisi pada ibu hamil yang persalinan macet dan perdarahan. Bahaya
menyebabkan kemungkinan risiko/bahaya yang dapat terjadi adalah hipertensi, pre-
terjadinya komplikasi pada persalinan yang eklampsi, ketuban pecah sebelum
dapat menyebabkan kematian/kesakitan pada persalinan dimulai, persalinan tidak lancar,
ibu dan atau bayinya. Hasil penelitian perdarahan setelah bayi lahir dan bayi lahir
menunjukkan beberapa dari karakteristik ibu dengan BBLR (Rochjati, 2003). Menurut
yang mempunyai risiko yaitu : Nugrahini. E Yunita, Effendi. Jusuf &
1. Usia ibu pertama kali hamil Herawati. Dewi (2010) pada usia 35 tahun
Hasil penelitian menunjukkan pada organ reproduksi sudah tidak dapat
kelompok perlakuan (arem-arem) dan berfungsi dengan sempurna. Di samping
kelompok kontrol (tanpa arem-arem) itu bersiko terjadi keguguran dan lahir mati
masing-masing ada 7 orang (46,67%) yang (Tirta, Dewiarti & Wahyuni, 2012).
berusia < 20 tahun. Hal ini menunjukkan 3. Jumlah anak yang dimiliki ibu
bahwa sampel dalam penelitian Hasil penelitian menunjukkan jumlah
berdasarkan usia ibu pertama kali hamil anak yang dimiliki ibu pada kelompok
sebagian besar termasuk dalam ibu hamil kontrol (tanpa arem-arem) dengan jumlah
yang berisko. Pada usia < 20 tahun, rahim anak ≥ 4 anak adalah 2 orang (13,33%).
dan panggul ibu seringkali belum tumbuh Menurut Manuaba (2004) paritas adalah
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya pengalaman wanita berkaitan dengan
diragukan keselamatan dan kesehatan kehamilan, abortus, persalinan prematur,
janin dalam kandungan. Selain itu mental dan persalinan aterm serta anak yang
ibu belum cukup dewasa sehingga hidup. Ibu yang sering melahirkan
diragukan keterampilan perawatan diri dan kemungkinan akan menemui keadaan
bayinya. Bahaya yang dapat terjadi adalah sebagai berikut (Rochjati, 2003) :
bayi lahir belum cukup bulan dan - Kesehatan terganggu : anemia, kurang
gizi

Halaman | 94
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

- Kekendoran pada dinding perut terjadi yaitu panggul ibu sebagai jalan lahir
- Kekendoran dinding rahim sempit dengan janin/kepala bayi tidak
Dalam penelitian Tirta, Dewiarti & besar atau panggul ibu berukuran normal
Wahyuni (2012) menyatakan bahwa paritas tetapi janin/kepala bayi besar. Bahaya
yang tinggi akan memberikan risiko yang dapat terjadi adalah persalinan
terhadap janin dimana akan dapat berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir
memperoleh anak yang tidak sehat. Hal ini (Rochjati, 2003).
menunjukkan bahwa sampel penelitian ini Pada penelitian ini menunjukkan
berdasarkan jumlah anak yang dimiliki ibu bahwa sebagian besar ibu hamil
ada beberapa ibu hamil termasuk ibu hamil berdasarkan berat badan termasuk dalam
yang berisiko. ibu hamil tidak berisiko. Hal ini sejalan
4. Jarak Melahirkan ibu saat ini dengan dengan penelitian Trihardiani, Ismi (2011)
sebelumnya yang menyatakan dalam penelitiannya
Hasil penelitian menunjukkan jarak bahwa sebagian besar subyek memiliki
melahirkan ibu saat ini dengan sebelumnya tinggi badan lebih dari 145 cm sehingga
pada kelompok perlakuan (arem-arem) tidak berisiko BBLR terhadap
dengan jarak < 2 tahun ada 9 orang (60%), kehamilannya dengan proporsi 98,2%.
sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa 6. Pendidikan terakhir ibu
arem-arem) ada 5 orang (33,33%). Hal ini Hasil penelitian menunjukkan pada
menunjukkan bahwa sampel dalam kelompok perlakuan (arem-arem)
penelitian berdasarkan jarak melahirkan pendidikan ibu lulusan SMA sebanyak 6
ibu saat ini dengan sebelumnya sebagian orang (40%) dan lulusan PT (perguruan
besar termasuk dalam ibu hamil yang tinggi) sebanyak 1 orang (6,67%). Pada
berisiko. Ibu hamil yang jarak melahirkan kelompok kontrol (tanpa arem-arem)
saat ini dengan sebelumnya < 2 tahun, pendidikan ibu lulusan SMA sebanyak 4
kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh orang (26,67%) dan lulusan PT sebanyak 3
cukup istirahat. Bahaya yang dapat terjadi orang (20%). Hal ini menunjukkan bahwa
adalah melahirkan bayi BBLR (Rochjati, sebagian besar sampel dalam penelitian ini
2003). Menurut Agustian, Efrinita (2010) sebagian besar berpendidikan tinggi.
untuk menjaga kesehatan ibu dan anak Sesuai dengan visi promosi
sebaiknya jarak melahirkan tidak kurang kesehatan, yaitu masyarakat mau dan
dari 2 tahun, karena jika jaraknya terlalu mampu memelihara dan meningkatkan
dekat akan menganggu tumbuh kembang derajat kesehatannya, promosi kesehatan
anak baik fisik maupun mental. Hal ini mempunyai misi utama untuk dapat
dapat terjadi karena pemberian ASI memampukan masyarakat. Promosi
terpakasa dihentikan. Sejalan dengan kesehatan harus memberikan ketrampilan-
pendapat Supariasa (2002) jarak kelahiran ketrampilan kepada masyarakat agar
yang terlalu dekat akan mempengaruhi mereka mandiri di bidang kesehatan. Salah
asupan zat gizi dalam keluarga. satu faktor yang mempengaruhi kesehatan
Pada kelompok perlakuan (arem- adalah pendidikan (Notoatmodjo, 2010).
arem) ada 1 orang (6,67%) yang jarak Pendidikan merupakan salah satu
melahirkan saat ini dengan sebelumnya ≥ ukuran yang digunakan dalam status sosial
10 tahun (16 tahun). Ibu dalam kehamilan ekonomi. Pendidikan merupakan hal utama
dan persalinan ini seolah-olah menghadapi dalam peningkatan sumber daya manusia.
kehamilan/persalinan yang pertama lagi. Tingkat pendidikan merupakan salah satu
Bahaya yang dapat terjadi adalah faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
persalinan dapat berjalan tidak lancar dan dan kuantitas makanan, karena tingkat
perdarahan pasca persalinan (Rochjati, pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
2003). pengetahuan dan informasi yang dimiliki
5. Tinggi Badan (TB) tentang gizi khususnya konsumsi makanan
Hasil penelitian menunjukkan pada yang lebih baik. Dalam kepentingan gizi
kelompok kontrol (tanpa arem-arem) ada 1 keluarga, pendidikan amat diperlukan agar
ibu hamil yang tinggi badannya < 145 cm. seseorang lebih tanggap terhadap adanya
Pada keadaan ini, luas panggul ibu dan masalah gizi di dalam keluarga dan bisa
besar kepala janin mungkin tidak mengambil tindakan yang tepat (Puli. Tenri,
proposional, ada dua kemungkinan yang Thaha. Razak, Syam. A, 2014).

Halaman | 95
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Semakin tinggi pendidikan seseorang setelah diberi perlakuan dan 2 bulan


maka diharapkan pengetahuan dan setelah diberi perlakuan (akhir penelitian).
keterampilan akan semakin meningkat.
Pendidikan dianggap memiliki peran Analisis Perubahan Berat Badan pada
penting dalam menentukan kualitas Bulan Pertama
manusianya, lewat pendidikan manusia Hasil uji statistik (pre-post)
dianggap akan memperoleh pengetahuan, menunjukkan pada kelompok perlakuan p
implikasinya, semakin tinggi pendidikan value = 0.004, artinya ada perbedaan
hidup manusia akan semakin berkualitas signifikan berat badan sebelum diberi
(Wati, 2013). perlakuan dan setelah diberi perlakuan,
Pada penelitian Khaidar (2005) juga sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa
menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu arem-arem) p value = 0,670, artinya tidak
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ada perbedaan signifikan berat badan
ibu tentang gizi dan kesehatan. sebelum diberi perlakuan dan setelah
Pengetahuan tersebut akan mempengaruhi diberi perlakuan. Menurut Ramakrishman,
ibu dalam memilih makanan yang akan Usha tahun 2004 menyatakan dalam
dikonsumsi sehingga akan berpengaruh penelitiannya bahwa pemberian tambahan
terhadap status gisi ibu hamil. makanan selama masa kehamilan efektif
7. Pendapatan ibu perbulan menurunkan berat bayi lahir rendah. Hal ini
Hasil penelitian menunjukkan pada juga di dukung dari hasil penelitian yang
kelompok perlakuan ada 8 orang (53,33%) dilakukan oleh Agustian, Efrinita tahun
dari total ibu hamil memiliki pendapatan 2010 menunjukan adanya pengaruh yang
perbulan < UMR. Hal ini dapat signifikan dari jumlah asupan protein
mempengaruhi proses pemilihan bahan terhadap ibu hamil KEK.
pangan dan daya beli ibu. Apabila daya Hal ini menunjukkan bahwa
beli bahan pangan kurang dikhawatirkan pemberian PMT efektif meningkatkan berat
asupan pangan ibu juga berkurang badan ibu hamil karena selain terlihat dari
sehingga mengakibatkan status gizi ibu perbedaan hasil uji antar kelompok juga
juga berkurang. Padahal, status gizi ibu terlihat dari rata-rata berat badan ibu pada
sebelum dan selama hamil dapat kelompok perlakuan (arem-arem) sebelum
mempengaruhi pertumbuhan janin yang diberi perlakuan adalah 58,47 kg dan
dikandung (Adriani M & Wirjatmadi B, setelah diberi perlakuan adalah 59,40 kg,
2014). Hal ini menunjukkan bahwa sampel menunjukkan peningkatan 0,93 kg.
dalam penelitian ini sebagian besar Sedangkan rata-rata berat ibu pada
berpendapatan < UMR. kelompok kontrol (tanpa arem-arem)
Hal ini juga sejalan dengan penelitian sebelum diberi perlakuan adalah 58,20 kg
(Puli. Tenri, Thaha. Razak, Syam. A, 2014) dan setelah diberi perlakuan adalah 58,07
pengeluaran yang rendah berpeluang kg, menunjukkan penurunan 0,13 kg.
besar mengakibatkan terjadinya KEK hal Mempertahankan kenaikan berat
ini disebabkan rendahnya pengeluaran badan dalam batas-batas yang
akan berkolerasi positif dengan kualitas direkomendasikan merupakan tindakan /
belanja pangan, semakin rendah kuantitas anjuran untuk menurunkan komplikasi
belanja pangan menyebabkan pemenuhan (Barasi. Mary E, 2009). Kenaikan berat
kebutuhan gizi khususnya energi dan badan selama kehamilan 11,3 – 15,9 Kg.
protein semakin kecil. Laju pertambahan berat selama hamil
merupakan petunjuk yang sama
Analisis Berat Badan Kelompok Ibu pentingnya dengan pertambahan berat
Hamil yang Diberi Makanan Tambahan badan itu sendiri. Selama trimester I,
dan Kelompok Ibu Hamil yang Tidak kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2
Diberi Makanan Tambahan Kg (350-400 g/mg), trimester II & III sekitar
Penelitian ini dilakukan selama 2 0,34-0,5 Kg tiap minggu (Arisman, 2014).
bulan dengan memberikan perlakuan yaitu
memberikan ibu hamil makanan tambahan Analisis Perubahan Status Gizi (Berat
arem-arem ikan. Berat badan (BB) ibu Badan) pada Bulan Kedua
diukur selama tiga kali yaitu pada awal Hasil uji statistik (pre-post)
sebelum diberikan perlakuan, 1 bulan menunjukkan pada kelompok perlakuan p

Halaman | 96
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

value = 0.009, artinya ada perbedaan dan setelah diberi perlakuan adalah 26,3
signifikan berat badan sebelum diberi cm, menunjukkan peningkatan 0,6 cm.
perlakuan dan setelah diberi perlakuan, Sedangkan rata-rata LiLA ibu pada
sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa kelompok kontrol (tanpa arem-arem)
arem-arem) p value = 0,774, artinya tidak sebelum diberi perlakuan adalah 26,33 cm
ada perbedaan signifikan berat badan dan setelah diberi perlakuan adalah 26,43
sebelum diberi perlakuan dan setelah cm, menunjukkan peningkatan 0,1 cm.
diberi perlakuan.
Hal ini menunjukkan bahwa KESIMPULAN
pemberian PMT efektif meningkatkan berat 1. Ada beberapa karakteristik ibu hamil yang
badan ibu hamil karena selain terlihat dari merupakan factor risiko, yaitu :
perbedaan hasil uji antar kelompok juga a. Usia ibu saat pertama kali hamil < 20
terlihat dari rata-rata berat badan ibu pada tahun sebanyak 14 orang (46,67%) dari
kelompok perlakuan (arem-arem) sebelum total ibu hamil.
diberi perlakuan adalah 59,40 kg dan b. Usia ibu saat ini (saat hamil sekarang) <
setelah diberi perlakuan adalah 60,20 kg, 20 tahun sebanyak 5 orang (16,67%)
menunjukkan peningkatan 0,8 kg. dan yang berusia >35 tahu sebanyak 3
Sedangkan rata-rata berat ibu pada orang (10%) dari total ibu hamil.
kelompok kontrol (tanpa arem-arem) c. Jumlah anak yang dimiliki ibu ≥ 4 anak
sebelum diberi perlakuan adalah 58,07 kg sebanyak 2 orang (6,67%) dari total ibu
dan setelah diberi perlakuan adalah 58,13 hamil.
kg, menunjukkan peningkatan 0,06 kg. d. Jarak kehamilan ibu saat ini dengan
sebelumnya < 2 tahun sebanyak 14
Analisis Status Gizi (LiLA) Kelompok orang (46,67%) dari total ibu hamil.
Ibu Hamil yang Diberi Makanan e. Tinggi badan ibu < 145 cm sebanyak 1
Tambahan dan Kelompok Ibu Hamil orang (3,33%) dari total ibu hamil.
yang Tidak Diberi Makanan Tambahan 2. Ada perbedaan perubahan berat badan
Lingkar lengan atas (LiLA) telah yang signifikan antara berat badan
digunakan sebagai indikator proksi ter- sebelum diberi perlakuan dengan 1 bulan
hadap risiko kekurangan energi kronis setelah diberi perlakuan..
(KEK) untuk ibu hamil di Indonesia karena 3. Ada perbedaan LiLA yang signifikan antara
tidak terdapat data berat badan prahamil awal sebelum diberi perlakuan dengan
pada sebagian besar ibu hamil. Selama ini, akhir setelah diberi perlakuan.
ambang batas LiLA yang digunakan adalah
23,5 cm (Ariyani. Diny E dkk, 2012). SARAN
Cadangan lemak dapat dinilai dengan 1. Penting melakukan skrining untuk
mengukur ketebalan lipatan kulit. mengetahui ibu hamil yang masuk dalam
Parameter ketebalan lemak bawah telah ibu hamil berisiko.
terbukti merupakan indicator lemak tubuh 2. Ada perubahan berat badan pada bulan
paling akurat di antara sekian jenis teknik pertama dan LiLA yang signifikan setelah
antropometris, karena lebih dari 85% lemak diberi PMT, sehingga penting memberikan
tubuh tersimpan dalam jaringan tersebut. PMT pada ibu hamil khususnya pada ibu
Factor keselahannya kecil hanya sekitar 2- hamil yang KEK dan risti.
3 % (Arisman, 2014). 3. Pemberian PMT yang optimal adalah
Hasil uji statistik (pre-post) selama 1 bulan, karena apabila lebih dari 1
menunjukkan pada kelompok perlakuan p bulan ibu hamil akan merasa bosan.
value = 0.024, artinya ada perbedaan
signifikan LiLA sebelum diberi perlakuan DAFTAR PUSTAKA
dan setelah diberi perlakuan, sedangkan
pada kelompok kontrol (tanpa arem-arem) Adriani. M dan Wijatmadi. B. (2012).
p value = 0,334, artinya tidak ada Pengantar Gizi Masyarakat.. Kencana
perbedaan LiLA signifikan sebelum diberi Prenadamedia Grup : Jakarta
perlakuan dan setelah diberi perlakuan.
Hal ini terlihat dari rata-rata LiLA ibu Adriani. M dan Wijatmadi. B, (2012). Peranan
pada kelompok perlakuan (arem-arem) Gizi dalam Siklus Kehidupan. Kencana
sebelum diberi perlakuan adalah 25,47 cm Prenadamedia Grup : Jakarta

Halaman | 97
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Untuk Pendidikan Bidan. Buku


Agustian. Efrinita (2010). Hubungan Antara Kedokteran ECG : Jakarta.
Asupan Protein dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan
Kecamatan Jebres Surakarta, karya Teori 7 edisi revisi Aplikasi. PT. Rineka
tulis ilmiah. Program Studi DIV Cipta : Jakarta
Kebidan Fakultas Kedokteran.
Universitas Sebelas Maret Surakarta Nugrahini. E. Yunita, Effendi. Jusuf dan
Herawati. Dewi. (2010). Asupan Energi
Arisman (2014). Gizi Dalam Daur Kehidupan: dan Protein Setelah Program
Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Pemberian Makanan Tambahan
Buku Kedokteran EGC. Pemulihan Ibu Hamil KEK di
Puskesmas Kota Surabaya. Program
Ariyani. Diny E, L Endang, Achadi & Irawati. Studi Magister Kebidanan. Fakultas
Anies. (2012). Validitas Lingkar Kedokteran Padjadjaran Bandung.
Lengan Atas Mendeteksi Risiko
Kekurangan Energi Kronis Pada Pergub Jatim No.72 tahun 2014//www.jdih.
Wanita Indonesia. Artikel Penelitian. jatimprov.go.id
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Volume 7, Nomor 2. Puli. Tenri, Thaha. Razak dan Syam. A.
(www.jurnalkesmas.ui.ac). (2014). Hubungan sosial Ekonomi
dengan Kekurangan Enerigi Kronik
Barasi. Mary E. (2007). At Glance (Ilmu Gizi). (KEK) pada Wanita Prakonsepsi di
Erlangga : Jakarta. Kota Makasar. Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
BPS. 2014. Sampang Dalam Angka. BPS: Universitas Hasanuddin Makasar.
Sampang.
Ramakrishman, Usha. 2004. Nutrition and
Depkes RI. (2004). Pedoman Penggunaan Low Birth Weight From Research to
alat LiLA pada WUS. Direktorat Bina Practice 1, 2, 3, 4, 5. www.ajcn.org
Gizi Masyarakat : Jakarta.
Riskesdas. 2010. Riset Kesehatan Dasar.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Jakarta: Kementerian Kesehatan
(2013). Profil Kesehatan. Sampang. Republik Indonesia.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Kemenkes RI (2010). Riset Kesehatan Dasar Jakarta: Kementerian Kesehatan
(Riskesdas). Badan Penelitian dan Republik Indonesia.
Pengembangan Kesehatan: Jakarta.
Rochjati. (2003). Skrining Antenatal Pada Ibu
Khaidar. (2005). Hubungan Kekurangan Hamil, Pengenalan Faktor Risiko
Energi Kronik Pada Ibu Hamil Dengan Deteksi Dini Ibu
Berat Badan Bayi Lahir Di Wilayah University Press : Surabaya
Puskesmas Seyegen Kecamatan
Seyegen Kabupaten Sleman Sulistyoningsih, H. (2011) Gizi untuk
Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu :
Yogyakarta
Kominfo Jatim. 2014. Angka Kematian Ibu di
Jawa Timur Menurun. www.kominfo. Supariasa (2014). Penilaian Status Gizi. EGC:
jatimprov.go.id Jakarta

Kurniahsih. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Surasih. (2005). Faktor-faktor yang
Gizi Seimbang. Kompas Gramedia: berhubungan dengan keadaan
Jakarta Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada
Ibu Hamil Di Kabupaten Banjar Negara
Manuaba. (2004). Ilmu Kebidanan. Penyakit Semarang : IKM Universitas Negri
Kandungan dan Keluarga Berencana Semarang.

Halaman | 98
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto

Tirta, Dewiarti dan Wahyuni. (2012). Gizi Fakultas Kedokteran. Universitas


Relathionships Between Parity and Diponegoro Semarang.
Age of Pregnant women with Infant
Birth Weight In Puskesmas Kota Wati Lisna. (2013). Hubungan Pengetahuan,
Karang Bandar Lampung In 2012. Pendidikan & Informasi Ibu Dengan
Medical Faculty of Lampung Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada
University. Anak 1-5 tahun di Puskesmas Titue
Kabupaten Pidie. Jurnal ilmiah.
Trihardiani, Ismi dan Puruhita, Niken (2011). Program Studi D3 Kebidan STIKes
Faktor Risiko Kejadian BBLR di U’Budiyah. Banda Aceh
Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang
Timur dan Utara Kota Singkawang, WHO. 2013. Maternal Mortality Country
artikel penelitian. Program Studi Ilmu Profiles. www.who.int

Halaman | 99

Anda mungkin juga menyukai