Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK : 5

NAMA : 1. Nur Atika Yasin


2. Nila pasandre
3. Nurmila U.Domut
4. Nur amaliya salilama
5. Elvira wabula
6. Sutina a.y noho
7. Dewi sintiani hadju

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILIMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2021

1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Etika profesi dan Ilmu
profesi mengenai “Etika profesi keperawatan” dan tidak lupa pula salawat serta salam
kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Penulis menyadari makalah ini
dapat selesai berkat dorongan, kerjasama, serta bimbingan dan masukan – masukan dari
teman-teman. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan
makalah ini ke jenjang yang lebih baik dan sempurna. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih dan semoga bermanfaat.

Gorontalo, Oktober 2021

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul
darikebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsepseperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Praktek
keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan berdasarkan ilmu
pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik
keperawatan. Kode etik keperawatan mengaturhubungan antara perawat dan pasien,
perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesamaanggota tim kesehatan, perawat
terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsadan tanah air. Pada
hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepadakemanusiaan,
mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk
pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik,
dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode
etik sebagai tuntutanutama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.
Dengan memahami konsep etik,setiap perawat akan memperoleh arahan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yangmerupakan tanggung jawab moralnya dan
tidak akan membuat keputusan secarasembarangan. (Siswanto, 2013).
Prinsip etika propesi merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh setiap
profesi. Prinsip etika profesi dapat juga diartikan sebagai tuntunan yang harus di
amalkan oleh profesi dalam menjalakan tugas keprofesiaannya terutama dalam
melayani kliennya. Bagi profesi keperawatan merupakan amalan yang baik yang
harus dilakukan.(Siswanto, 2013)
Norma – norma dalam etika kesehatan dibentuk oleh tenaga profesi kesehatan
itu sendiri, yang bila dihimpun sering disebut sebagai kode etik. Kode etik
keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang diberikan

4
tuntunan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktik keperawatan, baik yang
berhubungan dengan pasien, masyarakat, teman sejawat, dan diri sendiri kode etik
diorganisasikan dalam nilai moral yang merupakan pusat bagi keperawatan sesuai
dengan etika semuanya bermuara dalam hubungan profesional perawat dengan klien
dan menunjukan apa yang diperdulikan perawat dalam hubungan tersebut. (Siswanto,
2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan etika keperawatan?
2. Apakah tujuan dari etika keperawatan?
3. Bagaimana pendekatan dalam etika keperawatan?
4. Apasajakah tipe-tipe etika keperawatan?
5. Apasajakah prinsip-prinsip etika keperawatan?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan
2. Untuk laporan diskusi kasus
3. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari etika keperawatan
4. Agar dapat mengaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan tindakan
keperawatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Keperawatan


Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang
harus dilakukan.Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber
dari martabat dan hakmanusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari
profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi
individu yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina
profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan
konsep etisKarena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai
kepercayaan serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab,
mudah didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut
diterapkan dalam suatu situasi. Contoh : benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi,
dan tanggung jawab bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan
hidup pada pasien yang mengidap penyakit yang pasti membawa kematian?
Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang
(pemakaianmesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan
organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan
subjek manusia) inimemerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai, hak-hak
manusia, dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu
memelihara dan menghargai, mengamalkan,mengembangkan nilai tersebut melalui
kode etik yang disusunnya.
Kadang-kadang perawat diharapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga, dan

6
masyarakat ;menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,
sosial, dan spiritualyang memungkinkan untuk penyembuhan; dan menekankan
pencegahan penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya
profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan
profesional berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak membedakan
kebangsaan, warna kulit, politik, satatus sosial, dan lain-lain. Keperawatan adalah
pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat.
Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat berbuat hal yang benar, hal
yang diperlukan, dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh
karena manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan
pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak, bagaimana perilaku
manusia, dan apakah hal dan tanggung jawabnya.
Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau
bermoral. Banyak profesi dibidang hukum, kedokteran, keperawatan, menyusun
pernyataan tentang keyakinan terhadap perilaku yang etis bagi anggotanya. Etika
profesi sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi
angngota profesi tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain. Anggota profesi
memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yangn dipergunakan untuk membuat
keputusan yang memengaruhiorang lain.
Organisasi profesi menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum
untukmelindungi anggotanya dan keselamatan klien atau pasien, dengan menjamin
pelayanan yangdiberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan merupakan
tenaga profesional yang berkompeten. Perawat harus membiasakan diri untuk
menerapkan kode etik yang memberigambaran tanggung jawabnya dalam praktik
keperawatan.
Perawat juga harus mengerti undang-undang dan hukum yang berhubungan
dengan kesehatan kepada umum, terutama undang-undang yang mengatur praktik
keperawatan. Perawat harus juga memperhatikan fungsi dan tanggung jawabnya,
seperti yang dijelaskan oleh hukum dan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi

7
keperawatan. Etika profesi keperawatan dikenal sebagai practicediscipline, yang
perwujudannya dikenal melalui asuhan atau praktik keperawatan.
Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi yang
menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling
memengaruhi dandapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang
bersangkutan.
Keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional bertujuan untuk tercapainya
kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai kontrak sosial
dengan masyarakat. Ini berarti masyarakat memberi kepercayaan bagi perawat untuk
terus menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Untuk
menjamin kepercayaan ini, pelayanan keperawatan harus dilandasi ilmu
pengetahuan, metodologi, dan dilandasi pula dengan etika profesi.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan
adalah milikdan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu
perawat. Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain,
dan masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan
menentukan kode etik yang telah disepakati.
Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi
dalam melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini.
Disamping itu,seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya
kebutuhan masyarakat mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin
komplek untuk itu, perawatdituntut kemampuannya untuk dapat mengambil
keputusan atas dasar penalaran saintifik danetis.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus mengambil
suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika, hal
yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri,
norma masyarakat, danstandar profesional. Dalam melaksankan praktik keperawatan,
perawat berhadapan denganmanusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien

8
mempunyai harga diri, martabat, danotonomi; dan integritas perawat harus
dipertahankan dalam memberi pelayanan atau asuhan keperawatan. Disamping itu,
keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk memciptakan lingkungan yang
kualitas pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai budaya,dan adat
istiadat klien.
B. Tujuan Etika Keperawatan
Menurut Suhaemi, (2010), Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk
mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini,
keputusan diambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan
mengevaluasi perilaku moral perawat.
Dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan
dapat dapat meletakkan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan
bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain, dan kepada
profesi (ANA, 1976dalam buku Suhaemi, 2010). Secara umum tujuan etika profesi
keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada
perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan.
Sesuai dengan tujuan di atas, perawat ditantanng untuk mengembangkan etika
profesi secara terus-menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru;
dan mampu menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat generasi muda,
secara terus-menerus juga meletakkan landasan filsafat keperawatan agar setiap
perawat tetap menyenangi profesinya. Selain itu pula, agar perawat dapat menjadi
wasit untuk anggota profesi yang bertindak kurang profesional karena melakukan
tindakan “di bawah” standar profesional atau merusak kepercayaan masyarakat
terhadap profesi keperawatan.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam buku
Suhaemi2010, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu :
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan
2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam
praktik keperawatan

9
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada
Tuhan,sesuai dengan kepercayaannya.
Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan
mempertimbangkan peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan
yang dihubungkan dengan ajaran agama dan perintah Tuhan dalam:
1. Pelaksanaan kode perilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat
sendiri,maupun masyarakat
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan
(halyang dianggap benar).
Menurut Veatch, yang mengambil keputusan tentang etika profesi keperawatan
adalah perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya; dan etika yang berhubunngan
dengan pelayanan keperawatan ialah masyarakat/orang awam yang menggunakan
ukuran dan nilai umum sesuaidengan tuntutan masyarakat.
Menurut National League for Nursing (NLN [Pusat pendidikan keperawatan
milik perhimpunan perawat Amerika]) dalam buku Suhaemi, 2010, pendidikan etika
keperawatan bertujuan :
1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan
laindan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.
2. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moraliltas,
keputusantentang baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada
Tuhan sesuaidengan kepercayaannya
3. Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta didik
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar
praktikkeperawatan profesional. Diakui bahwa pengembangan keterampilan ini
melalui dilemma etika, artinya konflik yang dialami, yang memerlukan
pengambilan keputusan yang baik dan benar dipandang dari sudut profesi,
kemanusiaan,kemasyarakatan, kesehatan dan keperawatan.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip
etikakeperawatan dalam praktik dan dalam situasi nyata.

10
Pendidikan etika sangat penting dalam pendidikan keparawatan yang berfungsi
untukmeningkatkan kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang
timbul dalamkeputusan keperawatan. Namun, etika keperawatan tidak cukup hanya
diajarkan, tetapi harusditanamkan dan diyakini oleh peserta didik melalui pembinaan,
tidak saja di pendidikan,tetapi dalam lingkungan pekerjaan dan lingkungan profesi.
C. Pendekatan dalam Etika Keperawatan
Sebelum membahas tentang masalah etika, perawat penting memahami metode
pendekatan yang digunakan dalam diskusi permasalahan etika. Ladd.J (1978 dikutip
olehFrell; lih. McCloskey, 1990 dalam buku Suhaemi, 2010) menyatakan ada empat
metodeutama; otoritas, consensus hominum, pendekatan intuisi atau self-evidence,
dan metode argumentasi.
Metode otoritas menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan
berdasarkan pada otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan
supernatural, kelompok manusia, atau institusi seperti majelis ulama, dewan gereja,
atau pemerintah. Penggunaa nmetode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya.
Metode consensum hominum menggunakan pendekatan berdasarkan pada
persetujuan masyarakat luas atau peda sekelompok manusia yang terlibat dalam
pengkajian suatu masalah. Segala sesuatu yang diyakini bijak, dan secara etika dapat
diterima, dimasukkan dalam keyakinan.
Metode pendekatan intuisi atau self-evidence --dinyatakan oleh para ahli
filsafat-- berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknikintuisi.
Metode initer batashanya pada orang-orang yang mempunyai intuisi tajam.
Metode argumentasi atau metide sokratik menggunakan pendekatan dengann
mengajukan pertanyaan atau mencari jawaban yang mempunyai alasan tepat. Metode
analitikini digunakan untuk memahami fenomena etika.
D. Tipe-tipe Etika Keperawatan
Menurut Dalami (2010), tipe-tipe etika keperawatan terbagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Bioetik Bioetik

11
merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi
dalametik,menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik
difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu
kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theologi.
Pada lingkup yang lebih sempit,bioetik merupakan evaluasi etik pada
moralitastreatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan
pada manusia. Padalingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua
tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik
antara lain: peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberiaan pelayanan
kesehatan
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan,kesehatan modern,aplikasi teori etik,dan
prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan
2. Clinical Ethics/Etik KlinikEtik
klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etikselama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics:
adanya persetujuan atau penolakan,dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespons permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing Ethics/Etik Keperawatan
Bagian dari bioetik,yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkandalam tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan
etik.
E. Teori-teori dalam Etika Keperawatan
Teori dasar etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik
professional (Fry,1991 dalam buku Suhaemi, 2010). Teori etik digunakan dalam
pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat
moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjad iteori teleologi dan deontology.

12
1. Teleologi
Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti akhir). Istilah
teleologi danutilitarianisme sering digunakkan saling bergantian. Teleologi
merupakan suatu doktrin yangmenjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang
dihasilkan atau konsekuensi yang dapatterjadi. Pendekatan ini sering disebut
dengan ungkapan the end justifies the means ataumakna dari suatu tindakan
ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian
hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yangmaksimal
dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kellly, 1987 dalam
bukuSuhaemi, 2010).
Teori teleologi atau utilitarianisme dapat dibedakan menjadi rule
utilitarienisme dan actutilitarianisme. Rule utilitarianisme berprinsip bahwa
manfaat atau niiali suatu tindakan bergantung pada sejauh mana tindakan
tersebut memberikan kebaikan atau kebahagiaan kepada manusia. Act
utilitarianisme bersifat lebih terbatas; tidak melibatkan aturan umum,tetapi
berupaya menjelaskan pada suatu situasi tertentu dengan pertimbangan terhadap
tindakan apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya atau
ketidak baikan sekecil-kecilnya pada individu. Contoh penerapan teori ini; bayi
yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi
beban masyarakat.
2. Deontologi
Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip
pada aksi atautindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh
hasil akhir atau konsekuensidari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya.
Dalam konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakann melakukan tanggung
jawab moral yang dapat memberikan penentu apakahtindakan tersebut secara
moral benar atau salah. Kant berpendapat bahwa prinsip moral atauyang terkait
dengan tugas harus bersifat universal, tidak kondisional, dan imperative. Contoh
penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien harus
diberi tahutentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat

13
menyakitkan. Contohlain: seorang perawat menolak membantu pelaksanaan
abortus karena keyakinan agamanyayang melarang tindakan membunuh. Dalam
menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidakmenggunakan pertimbangan,
misalnya tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkannyawa ibunya karena
setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi)merupakan
tindakan buruk secara moral. Secara lebih luas, teori deontologi
dikembangkanmenjadi lima prinsip penting, yaitu kemurahan hati, keadilan,
otonomi, kejujuran danketaatan (Fry, 1991 dalam buku Suhaemi, 2010).
F. Prinsip- prinsip Etika Keperawatan
Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia,
tidakakan pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan
maupun pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan
(Suhami,2010).
Apabila menghadapi suatu situasi yang melibatkan keputusan yang bersifat etis
danmoralitas, perawat hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri:
1. Bagaimana pengaruh tindakan saya kepada pasien?
2. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap atasan dan orang-orang yang
bekerjasama dengan saya
3. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap diri saya sendiri?
4. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap profesi?
Bila jawaban atas pertanyaan diatas positif berdasarkan ukuran yang seharusnya,
perilakuyang ditampilkan akan berkenan dan sesuai dengan hak-hak pasien, dan
haknya sendiri untukmempertahankan kewibawaan. Fungsi kode etik menurut
Hipocrates :
1. Menghindari ketegangan antar-manusia
2. Memperbaiki status kepribadian
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan.
Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam praktik
keperawatan menurut Kozier & Erb (1990) dalam Suhaemi, (2010):

14
1. Etika akan menunjukkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan. Standar
ini akanmelindungi perawat dan pasien
2. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional,
memperbaiki,dan memelihara standar tersebut
3. Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional, akan diikuti
orang-orangdalam profesi dan harus diterima sebagai nilai pribadi bagi anggota
profesional
4. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat
keputusandalam situasi keperawatan.
Jadi, kode etik mengimbau perawat tentang hal yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan.Sebetulnya bukan soal paksaan, semuanya bergantung pada
perawat sendiri.Perawat bebas mendengarkan kata hatinya bila telah menerima nilai
yang baik, kata hati akanmenuntunnya, dan akan tertanam nilai moral.Prinsip moral
mempunyai peran yang penting dalam menentukan perilaku yang etis dandalam
pemecahan masalah etik. Prinsip moral merupakan standar umum dalam
melakukansesuatu sehingga membentuk suatu sistem etik.Prinsip moral berfungsi
untuk membuat secaraspesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan, atau
diizinkan dalam suatukeadaan.Terdapat tiga prinsip moral yang sering digunakan
dalam diskusi moral, yaituautonomy, non-maleficience, dan justice (Johnstone, 1989
dalam buku Suhaemi, 2010
1. Otonomi
Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan
nomos, artinyaaturan.Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri
atau mengatur dirisendiri.Menghargai otonomi berarti menghargai manusia
sebagai sebagai seseorang yangmempunyai harga diri dan martabat yang mampu
menentukan sesuatu bagi dirinya.Prinsipotonomi sangat penting dalam
keperawatan.Perawat harus menghargai harkat dan martabatmanusia sebagai
individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawatharus
melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
berhubungandengan asuhan keperawatan klien tersebut.

15
Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah :
1. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberitahu sebelumnya
2. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui
kliendalam membuat suatu pilihan
3. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan
4. Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki
informasitersebut
5. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak
bersedia menjelaskannya.
Perawat yang menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk juga
menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat, misalnya dokter, ahli farmasi,
dan sebagainya.
2. Non-maleficience
Non-maleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan
bahaya/cedera bagiorang lain. Johnson (1989) dalam buku Suhaemi (2010)
menyatakan bahwa prinsip untuktidak melukai orang lain berbeda dan lebih
keras daripada prinsip untuk melakukan yang baik. Beneficience merupakan
prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan oranglailn.Contoh :
seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfusi darah
bertentangan dengan keyakinannya, mengalami pendarahan hebat akibat
penyakit hati yangkronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah
memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan
transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisiklien bertambah buruk dan terjadi
pendarahan hebat, dokter seharusnya mengintruksikanuntuk memberikan
transfusi darah.Dalam hal ini, akhirnya transfusi darah tidak diberikankarena
prinsip beneficience, walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi
penyalahgunaan prinsip maleficienc.
3. Keadilan Keadilan (justice)

16
merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakanyang
dilakukan untuk semua orang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identic,
tetapidalam hal ini persamaan mempunyai kontribusi yang relative sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Dalam aplikasinya, prinsip moral ini tidak
berdiri sendiri, tetapi bersifatkomplementer sehingga kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam berbagai situasi.
Hubungan perawat-klien.Kontak yang terus-menerus antara perawat dengan
klien membutuhkan suatu hubungan perawat-klien yang spesiifik, yang dibina
atas dasar saling percaya. Hubungan yang spesifik ini merupakan dasar dalam
etika keperawatan. Hubungan perawat klien didasarkan pada penghargaan atas
harkat dan martabak manusia, penumbuhan rasa saling percaya, cara pemecahan
masalah, dan kolaborasi. Dalam hubungan perawat-klien, perawat dapat
berfungsi sebagai narasumber dalam memberi informasi yang relevandengan
masalah klien.Perawat juga dapat berfungsi sebagai konselor, yaitu ketika
klienmenjelaskan perasaannya dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan
sakitnya.
Disamping itu, perawat juga dapat berfungsi sebagai pengganti orang tua,
saudara kandung, atau orang yang paling dekat dengan klien sehingga
memungkinkan klien mengeksplorasi perasaanya sesuai dengan sifat hubungan
tersebut. Fungsi lain yang dilaksanakan perawat adalah sebagai seorang ahli
yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi masalah
dalam kebutuhan kllien. Pada proses hubungan perawat-klien, klien
mengutarakan masalahnya dalam rangka mendapatkan pertolongan,artinya klien
mempercayakan dirinya terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, untuk ini
perawat mempunyai kewajiban menghargai kepercayaan klien dengan
memberikan asuhan secara kompeten, melindungi harkat dan martabat klien, dan
menjaga kerahasian klien.Hubungan ini memerlukan perlakuan yang adil dan
penghargaan atats hak dan kewajiban kedua belah pihak Dalam hubungan saling
percaya terdapat kewajiban untuk mengatakan kebenaran dankewajiban untuk
tidak menipu. Perawat diharapkan berinteraksi dengan klien dengan cara selalu

17
mengatakan yang sebenarya. Kepercayaan ini dibutuhkan klien dalam
menghadapi keadaan sakitnya dan hal ini sangat penting dalam menjamin
kolaborasi perawat-klien yangoptimal. Hubungan perawat-klien ini menjadi
dasar dalam peran perawat sebagai pembelaklien.
Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai
berikut:
a. Otonomy (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri.Orang dewasa dianggap kompeten
dan memiliki kekuatan membuat sendiri,memilih dan memiliki berbagai
keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang,atau di pandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomimerupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktik
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuatkeputusan tentang perawatan dirinya.
b. Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berarti,hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang
dalam situasi pelayanan kesehatan,terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil
terhadaporang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral,legal,dan
kemanusiaan. Nilai iniDirefleksikan dalam praktik profesional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benarsesuai hukum,standar praktik dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak Merugikan (Non Maleficienci)

18
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untukmeyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.Infors
imasi harus ada agar menjadi akurat, komprehensif, dan objektif untuk memfasil
itasi pemahaman dan penerimaan materiyang ada,dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan.Walaupun demikian,terdapat
beberapa argumen mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti
jikakebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa “doctors know best” sebab individu memiliki
otonomi,mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasardalam membangun hubungan saling
percaya.
f. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewaji
ban seseorang untuk mempertahankan komitmennya yang dibuatnya.
g. Kerahasian (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasiklien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya bolehdibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh
klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada temanatau keluarga tentang
klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

19
h. Akuntabilitas (Accountability
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan
adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu
perawat. Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama
perawat,dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.
B. Saran
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.

21
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM Nisya, R. 2013. Prinsip-prinsip

Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia CerdasSuhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan

Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGCWulan,K. 2011. Pengantar Etika Keperawatan.

Jakarta: PT Prestasi Pustaka RayaHendrik. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan.

Jakarta:EGC

Siswanto, 2013. Prinsip etika keperawatan. Edited by L. Witjaksana. Jogjakarta: D-

Medika.

22

Anda mungkin juga menyukai