01 / April 2017
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik yang
terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati; dan (2) nilai pendidikan moral yang terdapat
dalam Sang Pangeran Pati. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Sumber data
penelitian ini adalah novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan. Data penelitian ini
berupa kutipan-kutipan dari novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik pustaka dan teknik simak catat.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik keabsahan data
menggunakan teknik perpanjang pengamatan dan meningkatkan ketekunan. Teknik
analisis data menggunakan “content analysis” atau analisis isi. Penyajian hasil analisis
menggunakan metode informal. Dari hasil penelitian dan pembahasan data
menunjukkan bahwa (1) unsur intrinsik novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan
terdiri dari: (a) tema adalah percintaan, (b) dengan tokoh utama Suryo Baskoro; tokoh
tambahannya yaitu Prihastuti Kusumo, Sri Wahyuni, Basuki Wibowo, Rudi Hamonangan,
Aryo Guritno, Murdanu, Surtikanthi, Broto Kusumo, Wisnumurti Kusumo. (c) Alur yang
digunakan adalah alur maju. (d) Latar yang terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati
karya Fitri Gunawan meliputi: latar tempat, latar waktu dan latar suasana. (e) Sudut
pandang yang digunakan adalah orang ketiga “dia” serba tahu. (2) nilai pendidikan
moral terdiri dari nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan
manusia dengan sesama manusia dalam lingkup sosial dan dengan lingkungan alam, dan
nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan.
Pendahuluan
Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat, diharapkan dapat
memberikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi masyarakat. Sastra diciptakan bukan
sekedar sebagai suatu keindahan, melainkan juga dimaksudkan untuk menyampaikan
nilai-nilai kehidupan. Di samping nilai estetik, dalam karya sastra juga terdapat nilai
etik atau moral. Moral dalam karya sastra dimaksudkan sebagai suatu saran yang
berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat
ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca.
Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana
unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan;
bagaimana nilai pendidikan moral yang terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 115
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
karya Fitri Gunawan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur intrinsik
yang terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan; nilai pendidikan
moral yang terdapat dalam novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan.
Sastra adalah karangan bahasa mengenai masalah sosial budaya yang
mendapat penilaian positif dari masyarakat, sehingga dipelihara. Karya sastra berarti
karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.
Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun
intelektual, dengan caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk
menginterpretasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya sendiri (Purwadi, 2009: 2).
Penelitian ini mengambil materi tentang nilai pendidikan moral dalam karya sastra
berupa novel. Nilai pendidikan merupakan konsep abstrak mengenai sesuatu yang
berguna bagi kehidupan manusia dalam mengembangkan potensi fisik dan psikis
manusia. Dihubungkan dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai
pendidikan diarahkan pada pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu,
sosial, religius, dan berbudaya. Moral merupakan makna yang terkandung dalam karya
seni, yang disaratkan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema dalam bentuk
yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupaka moral (Kenny dalam Nurgiyantoro,
2015: 429). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral
menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu
dari suatu kelompok yang meliputi perilaku.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Arikunto (2010:3), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan dan hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sumber data penelitian ini adalah cerita
dalam novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan. Data dalam penelitian ini adalah
kutipan-kutipan bagian tertentu novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan yang
mengandung nilai pendidikan moral. Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data (Sugiyono, 2010: 308). Teknik pengumpulan data dalam penelitian
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 116
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
ini adalah teknik observasi, teknik pustaka, dan teknik simak catat. Teknik keabsahan
data dalam penelitian kualitatif adalah temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2010: 365). Dalam penelitian
ini, cara menguji keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi peneliti,
metode, teori dan sumber data. Teknik analisis dalam penelitian novel Sang Pangeran
Pati karya Fitri Gunawan menggunakan metode kualitatif dengan teknik “content
analysis” atau analisis isi. Metode analisis konten (content analysis) atau analisis isi
digunakan untuk menganalisis isi dari suatu wacana (misalnya karya sastra) Ismawati
(2011: 81). Penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode informal.
Hasil Penelitian
1. Unsur Intrinsik Novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan
Data yang penulis sajikan dalam penelitian pada unsur intrinsik novel Sang
Pangeran Pati karya Fitri Gunawan adalah tentang tema, tokoh dan penokohan,
alur, latar dan sudut pandang. Berikut disajikan tentang data-data tersebut.
a. Tema
Tema adalah tujuan khusus yang dijadikan dasar rangkaian dari suatu
kejadian yang dikemas dalam sebuah cerita. Tema dalam novel Sang Pangeran
Pati adalah percintaan. Hal ini terlihat pada contoh kutipan berikut:
“Ing sabrang kana wong ayu wis bisa mesem, sapa ngerti wis bisa ngrajut
bolah kang pedhot. Sapa ngerti durung ana sing ndhisiki”.
“Ora ana wong kang nesu ta Surti, yen kowe dakterne ngene iki”
“Sapa sing nesu?”
“Ya mesthine priya bagus sing ngisi atimu!”
“Lha iki wonge!” ora tedheng aling-aling Surti nyablek baune Suryo kang lagi
ngoper porsneleng. Ati lanang kroncalan. Lega.
“Tenane to Surti?”
“Mosok bab ngene dige guyon ta, Mas? Tundhane bisa dadi dahuru lan salah
tampa, bisa ndhedher brahala”
Suryo mesem karo mengo. Mripate kekencar.
“Koso baline, sejatine aku wedi! Mosok wong bagus kaya mas Suryo durung
kesandhung sambang liringe wong ayu?”
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 117
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
“Suryo genti males, njiwel lengene wong ayu, kang ngranti wangsulane
kanthi trataban, “ lha iki sing seprana-seprene tansah ngratoni atiku, nganti
wong liya ra kober mlebu!”
Surti trenyuh, campur rasa mulya “Jebul tresnane mas Suryo ora beda karo
tresnaku! Wantek lan awet!”.
(Sang Pangeran Pati: 92-93)
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 118
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 119
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
dharma wanodya, Surabaya, Toko atau showroom mobil, Teras rumah sakit,
Pamekasan dan Michigan, Amerika Serikat; latar waktu meliputi: siang,
pagi, hari jumat, sore, hari Minggu dan malam; dan latar suasana meliputi:
masyarakat kota yang sadar akan pentingnya pendidikan, persaingan bisnis
di dunia pres/pemberitaan yang tidak sehat, masyarakat kota yang
materialistis dan erat dengan budaya KKN, dan masyarakat perkotaan yang
egois, individualistis, serta ambisius dan akan melakukan apa saja untuk
mewujudkan ambisinya. Hal ini terlihat pada contoh kutipan berikut:
1) Ruang redaksi
Suryo Baskoro sesudah memarkirkan mobilnya, biasanya
langsung menuju tempat kerjanya. Sebuah ruang redaksi yang berfungsi
untuk mengaudit pemberitaan yang masuk ke meja redaktur. Ruang
redaksi terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi masing-
masing. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
“Wong pidegsa Wakil Pemimpin Redaksi gegancangan tumuju
Ruang Redaksi, kang kaperang-perang dadi sawatara kamar”.
(Sang Pangeran Pati: 8)
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 120
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 121
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 122
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
b. Nilai moral hubungan manusia dengan sesama manusia lain dalam lingkup
sosial dan lingkungan alam
Nilai moral hubungan manusia dengan sesama manusia lain dalam
lingkup sosial dan lingkungan alam dalam novel Sang Pangeran Pati ada 10
indikator, meliputi: ramah dan murah senyum, sopan santun, rela berkorban,
jujur kepada orang tua, suka bercanda kepada sahabat, dermawan, setia
kepada pasangan, perhatian kepada sesama, bijaksana kepada bawahannya dan
membalas budi kebaikan orang lain. Hal tersebut seperti pada contoh berikut.
Sikap sopan ditunjukkan oleh Sri Wahyuni. Sri Wahyuni bertugas
sebagai redaktur opini di perusahaan koran Cahaya Kita. Dirinya selalu rajin
bekerja, namun apabila ada orang yang membutuhkannya dan
menghampirinya di ruang kerjanya akan disambut dengan baik dan sopan. Hal
ini terlihat pada kutipan berikut.
“Rikala Wakil Pemimpin Redaksi mlebu ruangan gedhe, Redaktur Opini
lagi nggethu njingglengi internet. Nalika krungu swara lawang dibukak
dheweke ndhengengek”
“Sugeng enjang Mas Suryo”
(Sang Pangeran Pati: 8)
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Sri Wahyuni sosok yang
berkepribadian sopan. Meskipun Sri Wahyuni sedang bekerja memperhatikan
internet di ruang kerjanya. Sri Wahyuni masih menyempatkan menyapa kepada
Suryo Baskoro yang datang untuk berkunjung ke ruang kerjanya.
c. Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan
Nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan dalam novel Sang
Pangeran Pati ada 3 indikator, meliputi: percaya adanya Tuhan, bersyukur dan
berdoa. Hal tersebut seperti pada contoh berikut.
Bersyukur ditunjukan oleh tokoh Bu Suryono. Bu Suryono merupakan
ibu dari Surtikanthi. Bu Suryono mengucap syukur kepada Tuhan ketika
keinginan anaknya untuk meneruskan kuliah di perguruan tinggi di Amerika
dikabulkan oleh Tuhan. Hal ini seperti yang terlihat pada kutipan berikut.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 123
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
“Sokur Surti, sokur, apa kang dadi idam-idamanmu kasil. Wit biyen
kowe kepengin oleh Ph D saka pawiyatan luhur ing Amerika,
alhamdulilah Gusti ngijabahi, Nduk”.
(Sang Pangeran Pati: 152)
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa Bu Suryono mengucap syukur
kepada Tuhan. Bu Suryono senang karena cita-cita dan keinginan anaknya yaitu
Surtikanthi untuk sekolah di salah satu perguruan tinggi di Amerika guna
mendapatkan gelar Ph D dikabulkan dan diijabah oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Rasa syukur ini diungkapkan dengan kata Alhamdulilah.
Simpulan
Berdasakan rumusan masalah, unsure intrinsik novel Sang Pangeran Pati
mencakup lima aspek, yaitu: (1) tema: perjalanan karier dan cinta Suryo Baskoro; (2)
tokoh dan Penokohan terdiri dari (a) tokoh utama: Suryo Baskoro (b) tokoh tambahan:
Prihastuti Kusumo, Sri Wahyuni, Basuki Wibowo, Rudi Hamonangan, Aryo Guritno,
Murdanu, Surtikanthi, Broto Kusumo,Wisnumurti Kusumo. (3) Alurnya: maju, (4) latar
terdiri dari: latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. (5) sudut pandang yang
digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Nilai pendidikan moral
dalam novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan mencakup tiga aspek yaitu: (1)
nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri ada 7 indikator, meliputi: rendah
hati, rajin, pekerja keras, pandai, pemberani, jujur dan bersih, sabar serta ikhlas; (2)
nilai moral hubungan manusia dengan sesama manusia lain dan dalam lingkup sosial
ada 10 indikator, meliputi: ramah dan murah senyum, sopan santun, rela berkorban,
jujur kepada orang tua, suka bercanda kepada sahabat, dermawan, setia kepada
pasangan, perhatian kepada sesama, bijaksana kepada bawahannya dan membalas
budi kebaikan orang lain; (3) nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa ada 3 indikator, meliputi: percaya adanya Tuhan, bersyukur dan berdoa.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 124
Vol. / 10 / No. 01 / April 2017
Daftar Pustaka
Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 125