(N) Analisis Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Resep Di Apotek Instalasi Farmasi Badan Rumah Sakit Daerah Luwuk Kabupaten Banggai
(N) Analisis Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Resep Di Apotek Instalasi Farmasi Badan Rumah Sakit Daerah Luwuk Kabupaten Banggai
Maharani
Vol.et2al./Galenika
(2) : 111 - 117
Journal of Pharmacy ISSN : 2442-8744
October 2016
ABSTRAK
Apotek adalah salah satu tempat pelayanan kefarmasian dengan tujuan melakukan praktek kefarmasian
oleh apoteker dan penyaluran sediaan farmasi kepada masyarakat. Salah satu indikator yang digunakan untuk
mengevaluasi kualitas pelayanan di apotek adalah dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan resep di apotek instalasi farmasi
Badan Rumah Sakit Daerah Luwuk Kabupaten Banggai yang di hubungkan dengan lima dimensi kualitas pelayanan
yang meliputi tangible, reliability, responsivenesess, assurance, dan empati. Penelitian ini dilakukan dengan teknik
pengambilan sampel yaitu accidental sampling memakai instrument kuesioner yang menggunakan skala likert. Data
dianalisis dengan metode analisis regresi linear berganda dengan jumlah responden yaitu 110 responden. Hasil
penelitian terhadap 110 responden menunjukkan variable tangible, reliability, responsivenesess, assurance, dan
empati berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien dengan nilai signifikan 0,000 (P Value< 0,05). Koefisien
determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,482 yang berarti kepuasan pasien terhadap kelima variabel sebesar
48,2 %.
ABSTRACT
Pharmacy is one place of the pharmaceutical care with aims to practice pharmacy by pharmacists and
pharmaceutical supply distribution to the public. One of the indicators use to evaluate the quality of care in
pharmacies was to measure the level of customer satisfaction.This research is aimedto find out the impact of patient
satisfaction towards the quality of prescription service in dispensary of pharmacy installation in Public Hospital of
Luwuk, Banggai regency which is related with five dimension of quality service, which are; tangible, reliability,
responsiveness, assurance and empathy. This research was conducted used sampling method called accidental
sampling using questioner with likert scale. The data was analyzed using doubled linear regression method with the
total of 110 respondent. The result from these respondent showedtangible, reliability, responsiveness, Assurance
and empathyvariablewhich significantly affected the satisfaction of patient, with significance score of 0,000 (P
value< 0,05). Determination coefficient resulted is 0,482 which mean that the satisfaction level of patient towards
the five variables is 48,2%.
111
Maharani et al./Galenika Journal of Pharmacy
112
Maharani et al./Galenika Journal of Pharmacy
Responden
1. Jenis kelamin
Laki-laki 46 (41,82)
Perempuan 64 (58,2)
2. Umur
≤ 20 Tahun 8 (7,3)
21 - 30 tahun 55 (50)
31 – 40 Tahun 32 (30)
41 – 50 Tahun 13 (11,82)
>50 Tahun 2 (1,82)
3. Pendidikan terakhir
responden
0
a. SD
5 (4,54)
b. SMP
52 (47,3)
c. SMA
31 (28,2)
d. Diploma
22 (20)
e. S1/S2
4. Pekerjaan responden
a. PNS/TNI/POLRI 21 (19,1)
b. Pelajar/mahasiswa 5 (4,5)
c. Petani 3 (2,73)
d. Wiraswasta 46 (41,82)
e. Lainnya 35 (31,82)
113
Maharani et al./Galenika Journal of Pharmacy
114
Maharani et al./Galenika Journal of Pharmacy
Karakteristik responden pada tabel 1 penurunan kepuasan pasien. Data pada tabel 2
menunjukkan bahwa responden dengan jenis menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi
kelamin perempuan sebanyak 64 orang (58.2%) pada variabel reliability, indikator 7 yaitu
lebih banyak dari pada responden pria 46 orang petugas memberikan informasi obat yang mudah
(41.82%). Subyek penelitian berdasarkan usia dimengerti oleh pasien dengan nilai rata-rata
diperoleh nilai tertinggi pada kisaran usia 21-30 sebesar 4,2. Hal ini menunjukkan bahwa
tahun sebanyak 55 responden (50%) dan yang kesadaran pasien untuk mendapat informasi
terendah usia >50 tahun (1,82%). Hal ini dapat mengenai obat yang digunakan sudah semakin
dikatakan bahwa sebagian besar pasien yang tinggi, sehingga pelayanan resep di instalasi
menebus resep di apotek instalasi farmasi farmasi juga dituntut bisa memberikan informasi
banyak didominasi oleh pasien yang berumur yang jelas mengenai pelayanan informasi obat.
produktif. Pendidikan responden menunjukkan Menurut Trimurthy (2009), pelayanan informasi
bahwa pendidikan responden terbesar SMA obat yang diberikan tidak harus ilmiah yang
yaitu 52 responden (47.3%) dan pendidikan terpenting penerima mudah mengerti,
responden terendah SMP yaitu 5 responden memahami, dan menerima informasi yang
(4.54%). Hal ini menunjukkan bahwa makin dibutuhkan.
tinggi pendidikan seseorang makin lebih peduli Indikator kualitas pelayanan resep yang
kepada kesehatannya. Selanjutnya pekerjaan memiliki nilai rata-rata terendah yaitu
responden yaitu 46 responden (41.82%) bekerja kelengkapan obat sebesar 3,85. Hal ini
sebagai wiraswasta, 21 responden (19,1%) menunjukkan bahwa ketersediaan obat-obat di
sebagai PNS/TNI/POLRI, pelajar atau apotek masih kurang lengkap, sehingga pasien
mahasiswa sebanyak 5 responden (4,5%), petani harus membutuhkan biaya tambahan untuk pergi
yaitu 3 responden (2,73%), serta lainnya menebus obat di luar apotek rumah sakit. Hal ini
berjumlah 35 responden (31,82%). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
kemungkinan disebabkan olehpekerjaan yang (Manurung,2010) yang menyatakan bahwa
menumpuk, stres, dan kurangnya gerakan badan ketersediaan obat diukur berdasarkan petugas
dalam bekerja sehingga kondisi ini memberikan solusi bila obat yang diminta pasien
menyebabkan mereka mudah menderita suatu kosong dan obat yang diberikan di apotek ini
penyakit. kualitasnya terjamin. Hasil penelitiannya
terhadap ketersediaan obat, jumlah obat lengkap
Analisis Pengaruh Kepuasan Pasien lebih banyak (59,9%) daripada jumlah obat yang
tidak lengkap (43,1%), artinya kesadaran apotek
1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda di instalasi farmasi mengenai ketersediaan obat
Nilai konstanta kepuasan pasien sebesar merupakan faktor utama dalam menghadapi
0,360 menunjukkan bahwa semakin meningkat persaingan dengan apotek sekitarnya. Persediaan
pelayanan diberikan akan berpengaruh terhadap obat-obatan harus disesuaikan dengan besarnya
kepuasan pasien. Nilai koefisien regresi terendah kebutuhan masyarakat sekitar karena persediaan
terdapat pada variable responsiveness yaitu - obat-obatan yang tidak lancer akan menghambat
0,136 diikuti oleh variable emphaty -0,133, pelayanan kesehatan (Fakhriadi, 2011).
variabel tangible 0,477, dan variabel reliability Indikator lain yang memiliki nilai
nilai koefisien regresi yaitu 0,430, serta nilai terendah dengan interpretasi cukup baik adalah
koefisien regresi tertinggi yaitu pada variabel petugas apotek memahami kebutuhan spesifik
assurance sebesar 0,242. Berdasarkan data pasien dengan nilai rata-rata kategori sebesar
tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua 3,89, petugas bersifat jujur dan dipercaya yaitu
variabel yang memiliki nilai negative yaitu 3,92, petugas selalu ada diruang penerimaan
variable responsiveness dan emphaty sehingga resep 3,97, dan petugas tidak membeda-bedakan
dapat disimpulkan bahwa setiap terjadi pasien 3,97. Hasil ini menunjukkan bahwa
penurunan variable maka secara negative akan indicator kualitas pelayanan resep di apotek
mengakibatkan kepuasan pasien meningkat, instalasi farmasi BRSD Luwuk masih belum
sebaliknya jika terjadi peningkatan variabel dilakukan secara optimal. Sedangkan untuk
maka secara positif akan mengakibatkan indikator yang memiliki nilai rata-rata tertinggi
115
Maharani et al./Galenika Journal of Pharmacy
dengan interpretasi baik yaitu apotek beroperasi signifikan yang diperoleh lebih kecil yakni
setiap hari selama 24 jam sebesar 4,15, resep sebesar 0,000 dari standar signifikan yakni
dikerjakan tepat waktu (<30 menit) 4,1, 5% atau 0,05.
kebersihan ruang tunggu 4,05, petugas apotek
berpengetahuan luas sehingga dapat menjawab 3. Hasil Koefisien Determinasi
pertanyaan pasien 4,04, petugas berpenampilan Hasil perhitungan koefisien
rapi & berpakaian seragam 4,02, apoteker determinasi diperoleh nilai r square sebesar
melakukan eyes contact langsung dengan pasien 0,482. Hal ini menunjukkan nilai r square
4,02, serta bersikap simpatik dan mampu sebesar 0,482 pada variabel tangible,
memberikan ketenangan terhadap keluhan reliability, assurance, responsiveneess, dan
pasien 4,01. Dari data diatas menunjukkan empathy mampu menjelaskan kepuasan
bahwa kualitas pelayanan resep di apotek pasien sebesar 48,2%, sementara sisanya
instalasi farmasi BRSD Luwuk dinilai baik. sebesar 51,8% dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
1. Hasil Uji Parsial (Uji t) Menurut ghozali 2005, nilai koefisien
Data pada tabel 4 menunjukkan determinasi adalah 0 sampai 1, jika nilai r
bahwa terdapat dua variabel yang memiliki square mendekati 1 berarti variabel
nilai signifikan > 0,05 yaitu variabel independent memberikan hampir semua
responsiveness dan empathy. Hasil yang informasi yang dibutuhkan untuk
diperoleh pada variabel responsiveness memprediksi variabel dependent (kepuasan
sebesar 0,109 dan empathy sebesar 0,169, pasien), selanjutnya nilai r square yang kecil
hal ini dapat disimpulkan bahwa secara berarti kemampuan variabel independent
stastistik variable responsiveness dan dalam menjelaskan variabel dependent
empathy tidak berpengaruh signifikan sangat terbatas. Dengan demikian dapat
terhadap kepuasan pasien, sedangkan nilai disimpulkan bahwa kepuasan pasien
signifikan pada variabel tangible yaitu terhadap kualitas pelayanan resep di apotek
0,000, reliability 0,000, dan assurance 0,005 instalasi farmasi dirasakan masih kurang
menunjukkan adanya pengaruh yang baik sehingga perlu dilakukan penambahan
signifikan terhadap kepuasan pasien, dimana atau perbaikan kualitas pelayanannya agar
nilai probabilitas t sig < 0,05. Hal ini sejalan kepuasan pasien semakin bertambah.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Gery Leonard, 2012) yang menyatakan
bahwa dari hasil penelitiannya, variable DAFTAR PUSTAKA
tangible, reliability, assurance berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pasien, Aditama, T,Y. (2002). Manajemen Administrasi
sedangkan variable responsiveness dan Rumah Sakit, Edisi kedua, UI Press,
empathy tidak berpengaruh signifikan Jakarta.
terhadap kepuasan pasien.
Adhiatma, A. (2001). Analisis Kepuasan
2. Hasil Uji F (Simultan) Konsumen Terhadap Kualitas
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan Pelayanan Jasa Kesehatan Di Rumah
pengujian stastistik dengan menggunakan uji Sakit Ibu dan Anak Di Semarang, 2(2),
F, dimana tingkat signifikan yang diperoleh 67-76.
lebih kecil yakni sebesar 0,000 dari standar
signifikan yakni 5% atau 0,05, maka dapat Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu
disimpulkan bahwa variabel independen Pendekatan Praktek, Edisi Revisi
yang terdiri dari tangible, reliability, kelima, Rineka Cipta, Yogyakarta.
assurance, responsiveness dan empathy
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Azwar, A. (1996). Pengantar Administrasi
pasien. Hasil yang sama juga dilakukan oleh Kesehatan, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
(Gery Leonard, 2012) dimana tingkat
116
Maharani et al./Galenika Journal of Pharmacy
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariat Siregar, C.J.P. (2003). Farmasi Rumah Sakit
dengan program SPSS, Badan Penerbit :Teori dan Penerapan, Penerbit Buku
Universitas Diponegoro, Semarang. Kedokteran, EGC, Jakarta.
117