Anda di halaman 1dari 60

MENGHITUNG DAN MENENTUKAN

KOMPONEN DAN KOMPOSISI BUFFER


ISOTONIS
Kelompok 9
Kelas C 2017

Farmasi Fisik I
ANGGOTA KELOMPOK 9
Fadhilah Putri F
(11404)
Frendy Taufik M
(11405)
Galuh Nonif
Rizkia (11406) Husni Shofiana Ulfa
(11407)
Imelda Theresia
(11408)
PENGERTIAN BUFFER
Buffer (dapar) adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang
dapat meniadakan perubahan pH terhadap penambahan sedikit
asam-basa.
Kombinasi asam lemah dengan basa konjugasinya yaitu garamnya, atau
basa lemah dengan asam konjugasinya bertindak sebagai buffer.
Buffer beraksi dengan mempertahankan pH larutan bila ditambahkan
asam atau basa.
1. PERSAMAAN BUFFER
PERSAMAAN BUFFER UNTUK
ASAM LEMAH DAN GARAMNYA
• 
(HENDERSONHASSELBACH)
EFEK ION SEJENIS
• 
PERSAMAAN BUFFER UNTUK
BASA LEMAH DAN GARAMNYA
• 
CONTOH SOAL
• Berapakah pH larutan 0,1M asam asetat, pKa=4,76? Berapakah pH
larutan jika ke dalamnya ditambahkan sejumlah natrium asetat sehingga
larutan adalah 0,1M terhadap garamnya?
KOEFISIEN AKTIVITAS DAN
PERSAMAAN BUFFER
• 
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PH LARUTAN
BUFFER
• Penambahan garam-garam netral
• Pengenceran
Pengenceran yang positif menunjukan bahwa harga PH akan naik
akibat pengenceran, sedangkan nilai pengenceran negatif menunjukan
nilai PH turun dengan adanya pengenceran buffer.
• Temperatur
Koefisien temperatur buffer asam relatif kecil, namun pH sebagian
besar basa berubah lebih signifikan. Hal ini disebabkan adanya nilai Kw
dalam persamaan buffer basa.
OBAT-OBAT SEBAGAI BUFFER
• Larutan obat yang merupakan larutan elektrolit lemah juga dapat
memperlihatkan kerja seperti buffer.
• Contohnya adalah asam salisilat dalam botol kaca lunak dipengaruhi
oleh kebasaan gelas itu. Ion natrium dari kaca lunak bersenyawa dengan
ion salisilat membentuk natrium salisilat. Akibatnya larutan asam
salisilat dan natrium salisilat membentuk larutan buffer yang mencegah
terjadinya perubahan pH.
INDIKATOR PH
Larutan indikator dapat dikatakan sebagai suatu asam lemah atau basa
lemah yang dapat bertindak seperti buffer dan menghasilkan perubahan
warna karena derajat disosiasinya berubah sesuai dengan perubahan pH.
Contohnya: metil merah menunjukkan warna alkalinya, kuning, pada pH
kira-kira 6 dan warna asamnya merah, pada pH kira-kira 4.
CONTOH INDIKATOR PH
2. KAPASITAS BUFFER
PENGERTIAN KAPASITAS BUFFER
Kapasitas buffer (β) atau efisiensi buffer, indeks buffer, dan nilai buffer
adalah besarnya penahanan perubahan pH oleh buffer.

Dikenalkan oleh Van Slyke dan di definisikan sebagai perbandingan


pertambahan basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan pH yang
terjadi karena penambahan basa tersebut.
KEGUNAAN KAPASITAS DAPAR DALAM
BIDANG FARMASI
• Formula untuk farmasi biasanya diberi buffer untuk mengontrol pH
dan membantu meminimalisasi degradasi obat, meingkkatkan
kenyamanan pasien, atau memenuhi kebutuhan dosis obat.
• Kapasitas dapar harus cukup untuk menjaga pH produk agar dapat
disimpan lebih lama, karna perubahan pH dapat menyebabkan produk
untuk berinteraksi dengan pembungkus produk tersebut (plastik, kaca,
dan lain-lain)
RUMUS BESARNYA KAPASITAS BUFFER
• 

∆B = Jumlah penambahan basa kuat kepada larutan


buffer/dapar (gr/L)
∆pH = perubahan pH yang terjadi akibat penambahan
basa kuat
› Kapasitas dapar bergantung pada jumlah basa yang ditambahkan
› Kapasitas dapar berubah bila perbandingan log [garam]/[asam]
meningkat akibat penambahan basa.
PERSAMAAN KAPASITAS BUFFER
MENURUT VAN SLYKE
• 

C = Konsentrasi buffer total (jumlah konsentrasi molar asam dan garam)

Persamaan ini memungkinkan seseorang untuk menghitung kapasitas


dapar pada konsentrasi ion hidrogen berapapun besarnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI KAPASITAS
BUFFER
1. Rasio garam terhadap asam/basa. Kapasitas dapar disebut optimal
apabila rasionya 1:1 (pH = pKa ). Kapasitas dapar dengan jarak
0.01-0.1 biasanya memadai untuk larutan obat.
2. Konsentrasi total dapar, semakin besar konsentrasi garam dan
asamnya makin besar juga sisa basa dan asamnya.
KAPASITAS BUFFER MAKSIMUM

Kapasitas dapar maksimum tercapai bila


pH = pKa atau [ ]= Ka
Dengan mengganti Ka dengan [ ], maka rumus tersebut menjadi :

= 0.576C

C = konsentrasi dapar total (Bila konsentrasi total dapar meningkat, β


juga akan meningkat)
KURVA NETRALISASI DAN
KAPASITAS BUFFER
Netralisasi : reaksi satu ekuivalen asam dengan satu ekuivalen basa,
dinyatakan menurut metode brӧnsted dan Lowry.
Kurva titrasi bergantung pada perbandingan tetapan disosiasinya.
3. BUFFER DALAM BIDANG FARMASI
DAN BIOLOGI
BUFFER: BIOLOGIS IN VIVO

Dalam darah: Dalam cairan


✔Buffer Primer lacrimal
✔Buffer Sekunder
INSIGHT
Darah selalu berada dalam kisaran pH 7,35-7,45
karena adanya buffer primer dan buffer sekunder.
Buffer memiliki kapasitas maksimum pada pH
6,1.
Akan tetapi buffer darah berada dalam trayek pH
fisiologis adalah 7,0-7,8.
Jika pH darah tidak berada dalam range tersebut,
keadaan tubuh sedang gawat!
Misalnya, pH darah penderita diabetes bisa turun
menjadi 6,8.
BUFFER PRIMER
Letak : Plasma darah
Sistem : asam karbonat – bikarbonat dan garam natrium
asam/basa dari asam fosfat
Komposisi : [NaHCO3]/[H2CO3] = 20/1
(0,025M/0,00125M) pada pH 7,4
BUFFER SEKUNDER
Letak : eritrosit
Sistem : hemoglobin/oksihemoglobin dan garam kalium asam/basa
dari asam fosfat
CONTOH BUFFER DALAM TUBUH:
AIR MATA
Cairan lacrimal dapat diencerkan dengan air hingga perbandingan 1:15
sebelum akhirnya tidak dapat mempertahankan pHnya.
pH air mata kira-kira sebesar 7,4.
Cairan pada bagian conjunctive mata biasanya lebih asam dibanding
cairan air mata yang diambil untuk dianalisis karena berkurangnya kadar
CO2 dari cairan tersebut.
BUFFER DALAM BIDANG FARMASI
(1)
• Sediaan farmasi yang banyak menggunakan sistem dapar adalah sediaan
tetes mata. Larutan dapat terdiri dari aam borat, natrium borat, dan
natrium klorida. Dibuat dengan rentang pH 7-9.
• Beberapa Campuran dengan trayek pH-nya
1.HCl dan KCl pH= 1.2 -2.2
2.HCl dan Kalium Hidrogen Ftalat pH = 2.2 – 4.0
3.NaOH dan Kalium Hidrogen Ftalat pH = 4.2 – 5.8
4.Naoh dan KH2PO4 pH = 5.8 -8
5.H3BO3, NaoH, dan KCl pH = 8 - 10
BUFFER DALAM BIDANG FARMASI
(2)
• Pembuatan larutan obat mata (ophthalmic solution)
• Penetapan pH dengan cara kalorimetri
• Studi penelitian yang membutuhkan pH konstan
BUFFER SINTETIK
• Gifford : asam borat + monohidrasi natrium karbonat (pH
6-8)
• Sorensen : natrium fosfat + natrium klorida (pH isotonis
dengan tubuh)
• Clark & Lubs : menghasilkan berbagai macam buffer
dengan pH antara 3-11
PEMBUATAN BUFFER OBAT
• Pilih satu asam lemah dengan pKa hampir sama dengan pH buffer yang
akan dibuat
• Hitung perbandingan garam dan asam lemah yang diperlukan untuk pH
yang diinginkan
• Perkirakan juga molaritas garam dan asam untuk kapasitas buffer yang
sesuai
• Perhatikan faktor lain meliputi kestabilan obat dan buffer serta toksisitas
• Hitung besar pH dan kapasitas buffer dengan pH-meter
PENGARUH KAPASITAS BUFFER
DAN PH PADA IRITASI JARINGAN
Larutan yang dipakai untuk jaringan atau dipakai secara parental dapat
menyebabkan iritasi bila pH larutan itu berbeda jauh dari pH cairan tubuh
yang bersangkutan.

Iritasi akan minimal jika:


• Kapasitas buffer larutan makin rendah
• Volume dengan konsentrasi tertentu makin kecil
• Volume dan kapasitas buffer cairan fisiologis makin besar
CONTOH KASUS
• Contoh: Dapar fosfat menyebabkan iritasi jaringan mata bila dipakai
diluar rentang pH 6.5-8, akan tetapi asam borat dengan pH=5 tidak
menimbulkan rasa tidak enak di mata.
• Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya kapasitas dapar borat
dibandingkan dapar pospat serta perbedaan respon fisiologi dari berbagai
jenis ion.
• Larutan parenteral yang diinjeksikan ke darah biasanya tidak diberi
dapar atau diberi dapar berkapasitas rendah hingga dapar darah dapat
mudah membawa mereka ke dalam rentang pH fisiologi.
PH DAN KELARUTAN
• pH meningkat, jumlah basa dalam bentuk ion akan semakin banyak
• Jika jumlah basa melewati batas kelarutannya, basa mengendap
• Solusinya, tambahkan buffer dengan pH yang cukup rendah hingga
konsentrasi basa lebih kecil dibanding batas kelarutan basa
4. LARUTAN BUFFER ISOTONIS
LARUTAN BUFFER ISOTONIS
• Larutan farmasi yang diperuntukan bagi membran-membran tubuh harus
mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan cairan tubuh.
• Larutan yang isotonis tidak akan menyebabkan suatu jaringan
membengkak atau berkontraksi dan juga tidak menimbulkan rasa tidak
enak.
• Contoh sediaan yang isotonis dengan darah manusia adalah Natrium
klorida isotonis (0,9 gram/100 mL).
LARUTAN BUFFER ISOTONIS
• Bila terjadi hipotonis maka sel darah merah akan mengalami lisis.
• Bila terjadi hipertonis maka sel darah merah akan mengecil.
• Larutan obat yang isoosmotik dengan darah akan isotonis hanya bila sel
darah tidak permeable terhadap molekul-molekul zat terlarut dan
permeable hanya terhadap pelarut(air).
LARUTAN BUFFER ISOTONIS
• Contoh : Asam borat 2.0 % memiliki tekanan osmotic yang sama dengan
sel darah merah dan sangat permeabel terhadap membran eritrosit.
Akibatnya larutan ini dapat mudah masuk ke dalam sel darah merah dan
menyebabkan hemolisis dengan cepat.
PERLU DIKETAHUI
Membran sel darah merah tidak permeabel terhadap hampir semua obat.
• Jadi bukan bersifat semipermeable sempurna.
• Sifat tersebut memungkinkan membran sel darah merah dapat dilalui
bukan saja oleh molekul-molekul air tapi juga oleh larutan-larutan
seperti urea, ammonium klorida, alkohol, dan asam borat.
• Larutan obat yang isoosmotik dengan darah akan isotonis hanya bila sel
darah tidak permeable terhadap molekul-molekul zat terlarut dan
permeabel terhadap pelarut, air.
INSIGHT
Lapisan mucus mata dapat
bertindak sebagai membran yang
benar-benar semipermeable
terhadap larutan asam borat.
Dengan demikian larutan asam
borat 2% dapat dipakai sebagai
sediaan untuk mata isotonis.
PENGUKURAN TONISITAS (1)
Tonisitas larutan dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu metode
berikut ini:
1. Metode Hemolisis
Pengaruh berbagai larutan obat diperiksa berdasarkan efek yang timbul
ketika disuspensikan dengan darah.
Suatu larutan yang hipotonis akan membebaskan oksihemoglobin
dalam perbandingan yang sama dengan jumlah sel-sel yang
dihemolisisnya. Atas dasar tersebut dapat ditentukan faktor van`t Hoff (i).
PENGUKURAN TONISITAS (2)
2. Metode untuk menentukan sifat koligatif larutan.
Metode ini didasarkan atas pengukuran perubahan temperatur yang
naik dari perbedaan tekanan uap sampel terisolasi yang ditempatkan
dalam sebuah ruang dengan kelembapan yang tepat.
PENTINGNYA FAKTOR ISOTONIS
Faktor Isotonis menjadi faktor
penting pada pembuatan obat,
khususnya obat mata dan
parenteral, dalam darah.
- Terjadi creanated / mengerut
/ mengecil bila hipertonis.
- Terjadi hemolisis / sel darah
pecah bila hipotonis.
PERBANDINGAN TONISITAS
Apabila 2 cairan dibandingkan tonisitasnya ;
1.Tonisitas lar. 1 < lar. 2, disebut hipotonis.
2.Tonisitas lar. 1 = lar. 2, disebut isotonis.
3.Tonisitas lar. 1 > lar. 2, disebut hipertonis.

Rumus tonisitas: π= RTm


5. METODE PENGATURAN
TONISITAS DAN PH
METODE GOLONGAN 1

•Metode 1
•Ditambahkannya natrium klorida atau zat lain agar tercapai titik beku larutan sebesar -0,52° dan larutan obat
menjadi isotonis
•Metode Krioskopik
•Metode Ekuivalen Natrium Klorida
METODE GOLONGAN 2

•Metode 2
•Sejumlah air ditambahkan ke larutan obat agar larutan tersebut isotonis. Setelah
mencapai volume akhir, dapat ditambahkan larutan pengencer isotonis atau larutan
pengencer buffer isotonis
•Metode White-Vincent
•Metode Sprowls
METODE KRIOSKOPIK
Penurunan titik beku sejumlah larutan obat yang ditentukan berdasarkan
hasil eksperimen atau perhitungan teoritis . Untuk larutan obat yang
penurunan titik bekunya tidak dapat ditentukan secara eksperimen, dapat
ditentukan menggunakan perhitungan teoritis, bila diketahui berat molekul
obat tersebut dan Liso tipe ionnya.
CONTOH SOAL
Berapa banyak Natrium Klorida yang diperlukan agar 100 ml larutan
apomorfin HCl 1% isotonis dengan serum darah?
METODE EKUIVALEN NATRIUM
KLORIDA
Ekuivalen natrium klorida atau ekuivalen tonisitas adalah banyaknya
natrium klorida yang ekuivalen (mempunyai pengaruh osmotik yang
sama) dengan 1 gr (atau satuan lain) obat tersebut.
ΔTf = Liso x 1 gram / M (Pers. 1)
ΔTf = 3,4 x E / 58,45 (Pers. 2)
Persamaan (1) dan (2) :
Liso / M = 3,4 x E / 58,45
E ≈ 17 x Liso / M

3,4 = nilai Liso NaCl


58,45 = berat moleku NaCl
CONTOH SOAL
• 
METODE WHITE-VINCENT (1)
Diawali dengan penambahan air dalam larutan obat agar diperoleh larutan
isotonis, diikuti oleh penambahan larutan pengencer atau pengencer buffer
isotonis sampai volume akhir.
Perkembangan perhitungan oleh White dan Vincent :Telah diketahui
sebelumnya bahwa 0,9 gr NaCl dilarutkan dalam 100 ml air akan
terbentuk larutan yang isotonis, sehingga harga perbandingannya
100/0,9= 111,1
Misal sesorang ingin membuat x ml larutan yang isotonis dengan tubuh,
maka kalikan berat obat x (w) dengan ekuivalen NaCl (E)
METODE WHITE-VINCENT (2)

V = w x E x 111,1

V = volume larutan isotonsi yang disiapkan dengan mencampurkan obat


dengan air (ml)
w= berat obat (gr)
E = ekuivalen NaCl
METODE SPROWLS
Metode ini pengembangan dari metode White-Vincent
Sprowls menemukan bahwa persamaan
V = w x E x 111,1

Dapat digunakan untuk menyusun sebuah tabel dari nilai V


biladigabungkan dengan berat obat W
1
TEKA TEKI SILANG
Mendatar:
3 4 2. Kapasitas buffer ketika pH=pKa
3. Besarnya penahanan perubahan pH oleh buffer
disebut.... buffer
5. Konsep kapasitas buffer dikenalkan oleh...
2 6. pH darah dapat turun menjadi 6,8 jika terserang
penyakit...
7. Keadaan ketika sel darah merah mengalami hipotonis
5 8. Sinonim cairan lacrimal
Menurun:
1. Buffer primer terletak dalam ... darah
8 9 3. .... total asam dan garam memengaruhi kapasitas
6
buffer
4. Faktor yang digunakan dalam termodinamika untuk
menjelaskan penyimpangan dan perilaku ideal dalam
7 campuran zat kimia adalah koefisien...
9. Lapisan mata yang semipermeable terhadap asam
borat
P JAWABAN TTS
L K A P A S I T A S

A O K

S N T

M A K S I M U M I

A E V

V A N S L Y K E I

T T

R A I R M A T A

D I A B E T E S S U

S C

L I S I S U

S
DAFTAR PUSTAKA
• Martin, Swarbrick dan Cammarata, 1990, Farmasi Fisik Jilid I Edisi
Ketiga, UI Press, Jakarta
• https://pharmlabs.unc.edu/labs/ophthalmics/buffers.htm
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai