Kelas: TP.7A
Nim: 105311101118
A. Pengertian manajemen diklat adalah upaya yang sistematis dan terencana dalam
mengoptimalkan seluruh komponen diklat guna mencapai tujuan program secara efektif dan
efisien.
Peserta mampu menjelaskan peranan training manajemen diklat agar supaya memberikan
keuntungan yang maksimal kepada perusahaan.
Memahami bagaimana menentukan ukuran keberhasilan fungsi pendidikan dan pelatihan
di perusahaan
Mengetahui bagaimana merancang program pendidikan dan pelatihan secara efektif
Mengetahui bagaimana melakukan evaluasi efektivitas dari kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang telah diselenggarakan
Mampu mengaplikasikan alat analisis untuk kegiatan di departemen training, untuk
mengetahui kekurangan dari kegiatan diklat guna pengembangan program selanjutnya.
Metode Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan suatu cara sistematis yang dapat
memberikan deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan diklat
(pusdiklat) untuk mengembangkan aspek kognitif, efektif dan psikomotorif tenaga kerja terhadap
tugas dan pekerjaannya.
2) Rapat, pelatih memberikan suatu makalah tertentu dan peserta ikut berpartisipasi memecahkan
masalah tersebut. Peserta juga harus menggunakan gagasan-gagasannya, saran-sarannya
berdiskusi dan memberikan kesimpulannya,
3) Program instruksi, di mana peserta dapat belajar sendiri karena langkah-langkah
pengerjaannya sudah di program melalui komputer, buku-buku petunjuk. Program instruksi
melalui pemecahan informasi kedalam beberapa bagian kecil sehingga dapat dibentuk program
pengajaran yang mudah dipahami dan saling berhubungan,
4) Studi Kasus, dalam metode ini dimana pelatih memberikan suatu kasus kepada peserta. Kasus
tidak dilengkapi dengan data yang lengkap karena sengaja disembunyikan. Tujuannya agar
peserta terbiasa mencari data dari pihak eksternal dalam memutuskan suatu kasus yang
dihadapinya,
5) Rol Playing, metode ini dilakukan dengan menunjuk beberapa orang untuk memainkan suatu
peranan di dalam sebuah organisasi tiruan. Misalnya hubungan antara atasan dengan bawahan
dalam situasi tertentu,
6) Diskusi, melalui metode ini peserta dilatih untuk erani memberikan pendapat dan rumusannya
serta cara-cara meyakinkan orang lain agar percaya terhadap pendapat itu, selain itu peserta juga
dilatih untuk menyadari bahwa tidak ada rumusan mutlak benar, sehingga dengan demikian ada
kesediaan untuk menerima penyempurnaan dari orang lain, menerima informasi dan memberi
informasi,
7) Seminar, cara ini bertujuan untuk mengembangkan kecakapan dan keahlian peserta dalam
menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang lain. Peserta
dilatih mempersepsi dan mengevaluasi, menerima atau menolak pendapat orang lain.
1) Dalam Pekerjaan, pada metode ini peserta pelatihan langsung bekerja di tempat untuk belajar
dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Kelebihan metode ini
terletak pada pemberian inovasi yang besar kepada peserta untuk belajar. Keberhasilan metode
ini sepenuhnya tergantung pada penatar,
2) Dalam Ruangan, metode pelatihan dilakukan di dalam kelas yang biasanya dilakukan oleh
perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan kepada pegawai baru dan melatih mereka
memperkenalkan pekerjaan tersebut. Disini biasanya diberikan latihan jenis pekerjaan,
3) Bermain peran dan Demonstrasi, metode pelatihan dengan cara peragaan dan penjelasan
bagaimana cara-cara melakukan suatu pekerjaan melalui contoh atau percobaan yang
didemontarsikan. Biasanya dilengkapi dengan kuliah, gambar-gambar, video dsb,
4) Simulasi, suatu teknik untuk mencontoh se mirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari
pekerjaan yang akan dijumpai. Melalui simulasi dilakukan penampilan situasi atau kejadian se
mirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya, walaupun itu hanya merupakan tiruan saja,
5) Magang adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian sehingga para pegawai dapat
mempelajari segala aspek dari pekerjaan.
D. Manfaat Diklat
Selanjutnya manfaat-manfaat yang diperoleh dari diadakannya Diklat, antara lain:
Fungsi pertama adalah perencanaan. Fungsi ini bertujuan untuk merencanakan, menentukan, dan
mengambil keputusan untuk mencapai target perusahaan atau organisasi. Termasuk dalam hal ini
adalah menentukan GOAL dan targets organisasi, atau timnya (tergantung level manajemen
individu tersebut), dan action plan relevan untuk mencapainya.
Setiap perencanaan memiliki batas waktu dan pelaksana yang bertanggung jawab. Biasanya,
batas waktu ditentukan sesuai dengan tingkat kesulitan. Semakin sulit target yang hendak
dicapai, semakin lama pula batas waktu yang diberikan.
Organizing atau Pengorganisasian
Setelah proses penentuan target dan perencanaan matang, langkah selanjutnya adalah melakukan
organisasi. Dalam proses ini, Anda akan menetapkan langkah-langkah strategis untuk mencapai
tujuan.
Dengan fungsi pengorganisasian, Anda akan lebih mudah memilih orang, dan sumber daya lain
yang tepat untuk menjalankan rencana. Bagaimana menggunakan resource financial,
resource asset, ataupun human resources secara efisien, dan menempatkannya sesuai action
plan menuju pencapaian tujuan.
Fungsi manajemen selanjutnya, adalah fungsi yang mungkin paling Anda kenal, yaitu fungsi
kepemimpinan. Pemimpin yang bertanggung jawab haruslah orang yang memiliki kemampuan
untuk membimbing, memobilisasi, mengarahkan, memengaruhi, dan memotivasi seluruh
anggotanya demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Orang yang memiliki posisi manajerial harus memiliki kompetensi leadership yang baik, bukan
hanya karismatik dan memahami gambaran besar dan teknis tujuan organisasi, tapi dapat
menggerakkan timnya menuju tujuan, memiliki leadership values, kemampuan delegasi, dan
problem solving, misalnya dengan Ishikawa Diagram (Fishbone) , adalah beberapa
kompetensinya.
Berikutnya adalah pengendalian. Fungsi ini erat kaitannya dengan pengumpulan informasi yang
berguna untuk mengukur kinerja karyawan dan pencapaian perusahaan ataupun organisasi.
Dengan fungsi pengendalian, ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, penanggung jawab akan
lebih mudah mengambil tindakan terbaik untuk meminimalisasi dampak penyimpangan. Dalam
fungsi ini, seseorang dalam posisi manajerial harus mampu mengawasi dan melakukan
penegakkan tugas dan kewajiban timnya atau pengelolaan sumber dayanya.