CHASSIS OTOMOTIF
(Sistem Rem)
TAUFIQURRAHMAN
NIM : 1923041017
Kelas 02
Sistem rem adalah mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan agar laju kendaraan bisa
dikendalikan. Sistem pengereman, menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak
ke energi panas. Sehingga, gerakan pada roda kendaraan bisa berkurang.
Sistem rem menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas.
Ini adalah kebalikan dari mesin, mesin kendaraan menggunakan perbubahan energi dari
panas pembakaran ke bentuk gerakan. Namun, saat gerakan itu disalurkan ke roda ada
mekanisme lain yang memperlambat putaran roda dengan mengubahnya kembali ke bentuk
energi panas.
Ini karena energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, sehingga untuk menghilangkan
sebagian energi pada roda kendaraan, harus diubah ke bentuk lain. Bentuk perubahan energi
yang paling memungkinkan adalah perubahan ke energi panas.
Untuk mengubah energi gerak ke energi panas, sistem pengereman menggunakan gesekan
dua material.
Kita tahu, kalau gesekan pasti menimbulkan panas. Panas tersebut timbul karena proses
perubahan energi dari energi gerak yang saling bergesekan menjadi energi panas. Sehingga
temperatur permukaan benda yang bergesekan lebih tinggi, namun gerakan benda tersebut
melemah.
Dalam sistem rem, gesekan ini diperoleh antara piringan yang terhubung dengan roda
(berputar) dengan kampas rem yang terhubung dengan chasis kendaraan (diam).
Namun seperti yang anda ketahui, gesekan ini pasi menghasilkan panas. Dan panas, bisa
melelehkan logam. Sehingga harus ada penyesuaian material pada piringan dan kampas rem.
Kalau dua benda ini berbahan logam, pasti gesekan akan menimbulkan panas yang cukup
besar juga suara yang cukup kasar. Namun kalau dua benda ini terbuat dari bahan organik
(isolator) maka ketahanannya lemah sehingga akan cepat tergerus.
Dari kondisi ini, maka piringan rem yang berputar dibuat dari bahan besi solid. Besi ini, juga
dibuat dengan permukaan gesek yang halus agar saat bergesekan, tidak menimbulkan suara
yang berisik.
Sementara kampas rem, umumnya terbuat dari bahan organic (keramik, asbes ) yang
memiliki permukaan lebih kasar. Sehingga tetap memiliki gaya gesek yang besar.
Nama komponen pada sistem rem, memang berbeda tiap jenis rem. Tapi, kalau secara umum
komponen sistem rem terbagi menjadi tiga bagian yakni ;
1. Komponen input
Komponen input, merupakan bagian sistem rem yang berfungsi sebagai tempat aktifasi
sistem pengereman. Dari komponen inilah, pengemudi mengaktifkan sistem rem.
Biasanya yang termasuk dalam komponen input adalah pedal rem pada mobil, atau tuas
rem pada sepeda motor.
2. Komponen penghubung
Komponen penghubung, adalah bagian sistem rem yang menghubungkan gerakan pada
input menuju aktuator rem. Meski bagian ini hanya menghubungkan, namun
konstruksinya juga harus diperhitungkan agar tidak mengalami kerugian tenaga.
Yang masuk dalam bagian ini, adalah kawat rem pada sistem rem mekanis atau kalau
yang lebih maju menggunakan hidrolik dan pada bus biasanya menggunakan tekanan
angin.
3. Aktuator rem
Aktuator rem, adalah komponen yang bertindak langsung menghentikan putaran roda. Di
bagian inilah proses perubahan energi dari energi putar ke energi panas terjadi. Kinerja
aktuator rem, hanya akan aktif saat pengemudi mengaktifkannya melalui bagian input.