Oleh :
Nama NISN :
Nama NISN :
Nama NISN :
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya dan karunia-Nya
sehingga pada akhirnya makalah yang berjudul “PASIKA” PENGELOLAAN AIR
SELOKAN SEKOLAH SMKN 63 JAKARTA UNTUK BUDIDAYA IKAN DAN
AQUAPONIK ini dapat diselesaikan. Penulis berterima kasih kepada Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat yang telah mengadakan lomba ini, Kepala
Sekolah, Pembimbing yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga
makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Selain itu penulis berterima kasih kepada pihak-
pihak lain yang telah membantu dalam pengumpulan data untuk makalah ini.
Makalah ini memiliki manfaat kepada pembaca mengenai pengelolaan dan
pemanfaatan air selokan. Pembaca dapat mengetahui cara pemanfaatan air selokan untuk
budidaya ikan dan aquaponik dengan terlebih dahulu memperbaikik kualitas air selokan
yang ada. Harapan penulis adalah makalah ini bisa menjadi sumber referensi bagi
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima kritik dan saran sebagai masukan untuk penulis agar bisa lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Jakarta 2021
Penulis
ABSTRAK
Kata Kunci :
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
et al. 2014). Pola pengelolaan sumber daya air merupakan kerangka dasar dalam
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber
daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air pada wilayah
sungai.
Pola pengelolaan sumber daya air disusun dengan memperhatikan kebijakan
pengelolaan sumber daya air pada wilayah administrasi yang bersangkutan. Pola
pengelolaan sumber daya air memuat tujuan dan dasar pertimbangan pengelolaan sumber
daya air, skenario kondisi wilayah sungai pada masa yang akan datang, strategi
pengelolaan sumber daya air, dan kebijakan operasional untuk melaksanakan strategi
pengelolaan sumber daya air (PP 2008).
Selokan adalah saluran untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air hujan untuk
dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan. Di
selokan terdapat banyak zat diantaranya fosfat. Fosfat adalah bentuk persenyawaan fosfor
yang berperan penting dalam menunjang kehidupan aquatik (Susana, 2008). Fosfat
merupakan salah satu unsur hara makro essensial dalam budidaya tanaman.
I.III. BUDIDAYA IKAN
Gerakan revitalisasi selokan irigasi itu bermula sejak 2016. Gerakan ini muncul karena
banyak memberikan masalah ketimbang manfaat. Air yang tidak bisa digunakan karena
kotor, dan badan selokan tumbuh menjadi kotak sampah panjang yang berbau.
Kebermanfaatan air menjadi hal utama dalam kegiatan revitalisasi. Revitalisasi air
utamanya adalah membuat air menjadi tidak terbuang sia-sia , salah satunya digunakan
untuk budidaya ikan (Pradipta 2020).
Beberapa spesies ikan yang hadup di daerah Jawa seperti ikan wader dan ikan mas
dapat terganggu dengan keberadaan spesies ikan nila. Di daerah Desa Wukrisari terutama
di tempat selokan air yang digunakan sebagai tempat budidaya ikan telah banyak ikan nila
yang dikembangbiakan. Dengan berkembangbiakan ikan nila tanpa pengawasan secara
intensif, ditakutkan spesies dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem perairan.
Sehingga diperlukan pengetahuan warga terkait dengan keanekaragaman dan pelestarian
ikan-ikan yang hidup dalam memajukan selokan air untuk budidaya ikan. Selokan air yang
digunakan untuk tempat budidaya ikan dan juga berfungsi dalam melestarikan
keanekaragaman spesies berpotensi sebagai salah satu ekowisata. Ekowisata adalah
perjalanan wisata ke wilayah-wilayah alami dalam rangka mengkonservasi atau
menyelamatkan lingkungan dan memberikan penghidupan penduduk lokal (Budiantoro
2018).
Beberapa karakteristik yang melekat di dalamnya tidak dimiliki oleh sektor lain seperti
pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian penanganan masalah di sektor ini
memerlukan pendekatan tersendiri. Selain berhadapan dengan sumberdaya yang bergerak
terus (fugitive resources), pengelolaan sumber daya perikanan juga dihadapkan pada
masalah peliknya hak kepemilikan (common property resources) juga kompleksitas biologi
dan fisik perairan. Interaksi faktor ini kemudian melahirkan eksternalitas yang berakibat
pada terjadinya degradasi lingkungan dan seterusnya terjadinya pencemaran perairan, yang
berdampak pada kesehatan ikan dan penurunan kualitas hasil perikanan (Syofyan 2011).
I.IV. AQUAPONIK
Pengolahan limbah kolam ikan menjadi hal penting untuk dilakukan sebelum limbah
tersebut dibuang ke lingkungan. Pengolahan limbah kolam ikan yang sudah mulai
dilakukan adalah pemanfaatan kotoran ikan dalam limbah sebagai pupuk. Terkait dengan
masalah pengolahan limbah cair kolam ikan, aquaponik bisa menjadi salah satu pilihan
utama untuk mengatasi masalah tersebut. Aquaponik merupakan sistem perpaduan budi
daya ikan dan cocok tanam (Maharani et al. 2016).
Apabila dibandingkan dengan budidaya konvensional berbasis tanah, terdapat beberapa
keunggulan akuaponik, diantaranya adalah tidak memerlukan pupuk serta pestisida, sangat
efisien dalam penggunaan air, dapat dilakukan pada lahan non pertanian; produktivitas
tinggi; menghasilkan dua produk sekaligus yakni tanaman dan ikan; produk yang
dihasilkan terkategori organik. Pengembangan akuaponik tersebut sangat sesuai pada
tempat dimana tanah dan air langka serta mahal contohnya di wilayah perkotaan, di daerah
kering dan padang pasir serta pulaupulau kecil (Sastro 2015).
Teknologi akuaponik merupakan gabungan teknologi akuakultur dengan teknologi
hydroponic dalam satu sistem untuk mengoptimalkan fungsi air dan ruang sebagai media
pemeliharaan. Teknologi tersebut telah dilakukan di negara-negara maju, khususnya yang
memiliki keterbatasan lahan untuk mengoptimalkan produktifitas biota perairan. Prinsip
dasar yang bermanfaat bagi budidaya perairan adalah sisa pakan dan kotoran ikan yang
berpotensi memperburuk kualitas air, akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air
(Nugroho et. al. 2012).
Pemanfaatan tersebut melalui sistem resirkulasi air kolam yang disalurkan ke media
tanaman, yang secara mutualistis juga menyaring air tersebut sehingga saat kembali ke
kolam menjadi ”bersih” dari anasir ammonia dan mempunyai kondisi yang lebih layak
untuk budidaya ikan. Fungsi resirkulasi pada sistem akuaponik sangat berkaitan erat
dengan proses ”pencucian” sampahsampah sisa metabolisme ikan (faeces) dan sisa-sisa
pakan yang tidak tercerna. Hal ini berkaitan erat dengan siklus nitrogen dan proses
nitrifikasi dalam perairan media budidaya ikan (Nugroho et. al. 2012).
Aquaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam
satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran
ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu
tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut
menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan
untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan
bagi kita yang mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan sekali, karena
lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas (Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan, 2018).
BAB III
METODE PENELITIAN
Air Hujan
AQUAPONIC
Air AC
Kolam Ikan
AQUAPONIC
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I.I. KESIMPULAN
Kesimpulan pada makalah ini diantaranya :
1. Air selokan dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan
2. Air bekas AC dapat dimanfaatkan untuk AQUAPONIK sederhana
3. Air bekas Wudhu dimanfaatkan untuk budidaya tanaman kangkung secara
AQUAPONIK
4. Kebermanfaatan limbah air sebagai upaya ramah lingkungan di sekolah
I.II. SARAN
Saran penulis dalam keberlanjutan penelitian ini yaitu perlu adanya inovasi yang lebih
baik dalam hal filter saringan agar ikan dalam budidaya tidak mudah mati dan tumbuh
besar
DAFTAR PUSTAKA