Anda di halaman 1dari 6

8 Alasan Mengapa Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan (klikpajak.

id)

  Coba Gratis   Subscribe






 Search
TIPS PAJAK

8 Alasan Mengapa Pajak Masukan Tidak Dapat


Dikreditkan
Pemilik usaha yang bergerak di bidang jual-beli barang dan jasa tentu tidak asing dengan
istilah Pajak Masukan. Pajak Masukan dapat dipahami sebagai salah satu Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang dibayarkan oleh Perusahaan Kena Pajak (PKP) ketika
melakukan penjualan Barang Kena Pajak (BKP) maupun Jasa Kena Pajak (JKP). Pada
akhir penghitungan masa pajak, Pajak Masukan dapat dikreditkan dengan Pajak
Keluaran.  Namun demikian, terdapat beberapa kondisi yang membuat Pajak Masukan
tidak dapat dikreditkan.

Daftar Isi
1 8 Alasan Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan
1.1 Penjualan BKP maupun JKP Berlangsung Ketika Perusahaan
Belum Resmi Dikukuhkan Sebagai PKP
1.2 Perolehan BKP Maupun JKP Tidak Punya Kaitan Langsung
Dengan Kegiatan Usaha
1.3 Perolehan Serta Pemeliharaan Kendaraan Bermotor Jenis Sedan
dan Station Wagon
1.4 Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau Pemanfaatan JKP Dari
Luar Daerah Pabean Sebelum Pengukuhan Resmi Sebagai PKP
1.5 Faktur Pajak Tidak Sesuai Dengan Ketentuan yang Berlaku
1.6 Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau Pemanfaatan JKP dari
Luar Daerah Pabean yang Tidak Sesuai ketentuan Direktur Jenderal
Pajak
1.7 Perolehan BKP atau JKP dengan Pajak Masukan Ditagih Melalui
Penerbitan Ketetapan Pajak
1.8 Perolehan BKP atau JKP Tanpa Pelaporan Pajak Masukan dalam
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang Baru
Ditemukan Saat Pemeriksaan

8 Alasan Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan


1. Penjualan BKP maupun JKP Berlangsung Ketika Perusahaan
Belum Resmi Dikukuhkan Sebagai PKP

Pengukuhan sebagai PKP menuntut sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Meski seluruh
dokumen dan persyaratan sudah lengkap, tetap ada proses yang wajib dilalui yakni survei
atau verifikasi oleh petugas tekait. Proses ini pada umumnya dapat berlangsung antara 3-5
hari usai seluruh persyaratan dilengkapi. Sementara, kegiatan usaha Anda tetap harus
berjalan.

Sebagai contoh, perusahaan Anda baru resmi dikukuhkan sebagai PKP pada tanggal 11
Mei 2018 dan berlaku surut sejak 10 Mei 2018. Ketentuan tersebut membuat perolehan
Pajak Masukan sebelum tanggal 20 Mei 2018 tidak dapat dikreditkan.

2. Perolehan BKP Maupun JKP Tidak Punya Kaitan Langsung


Dengan Kegiatan Usaha

Jenis pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan usaha Anda meliputi pengeluaran
terkait kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, serta manajemen. Selain meliputi kegiatan-
kegiatan tersebut, pengeluaran wajib berkaitan dengan penyerahan PPN yang terutang.

3. Perolehan Serta Pemeliharaan Kendaraan Bermotor Jenis Sedan


dan Station Wagon

Ketentuan ini tidak berlaku apabila sedan maupun wagon tersebut merupakan barang
dagangan atau untuk disewakan pada pihak lain.

4. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau Pemanfaatan JKP Dari


Luar Daerah Pabean Sebelum Pengukuhan Resmi Sebagai PKP
Penjelasan perihal poin ini kurang lebih serupa dengan poin pertama. Bedanya hanya pada
objek yang dikenakan, yakni BKP tidak berwujud dan JKP yang berasal dari luar daerah
pabean.

5. Faktur Pajak Tidak Sesuai Dengan Ketentuan yang Berlaku

Ketentuan perihal Faktur Pajak dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun


2009, tepatnya Pasal 13 Ayat (5). Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa faktur pajak
paling tidak harus memuat nama, alamat, serta NPWP pihak yang melakukan penjualan
maupun menerima BKP atau JKP, jenis barang/jasa, jumlah harga jual atau penggantian,
potongan harga, PPN yang dipungut, Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBm) yang
dipungut, kode, nomor seri, serta tanggal pembuatan Faktur Pajak. Faktur pajak juga wajib
dilengkapi dengan nama berikut tanda tangan pihak terkait.

6. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau Pemanfaatan JKP dari Luar


Daerah Pabean yang Tidak Sesuai ketentuan Direktur Jenderal Pajak

Direktur Jenderal Pajak memiliki kewenangan perihal dokumen yang memiliki kedudukan
setara dengan faktur pajak. Ketentuan tersebut yakni apabila faktur penjualan telah dikenal
oleh masyarakat luas. Adapun contoh dokumen yang dikenal oleh masyarakat luas
diantaranya dapat berupa bukti kuitansi pembayaran telepon serta tiket pesawat udara.

7. Perolehan BKP atau JKP dengan Pajak Masukan Ditagih Melalui


Penerbitan Ketetapan Pajak

Ada kalanya PKP baru membayar PPN atas BKP atau JKP usai ketetapan pajak diterbitkan
secara resmi. Kondisi tersebut membuat Pajak Masukan juga tidak dapat dikreditkan.

8. Perolehan BKP atau JKP Tanpa Pelaporan Pajak Masukan dalam


Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang Baru Ditemukan
Saat Pemeriksaan

Ketentuan ini sejalan dengan konsep self assesment yang menekankan kesadaran PKP


untuk melaporkan seluruh kegiatan usaha dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai. PKP bahkan diperkenankan memperbaiki surat tersebut apabila
memang dinilai perlu.

Surat Pemberitahuan Masa Pajak bisa jadi dibutuhkan ketika misalnya terjadi
keterlambatan dalam penerimaan Faktur Pajak. Hal ini berpengaruh terhadap pencatatan
Pajak Masukan pada Masa Pajak terkait. Sebagaimana kita tahu, pengkreditan Pajak
Masukan senantiasa disandingkan dengan Pajak Keluaran. Keterlambatan dalam
menerima Faktur Pajak bisa membuat perbedaan Masa Pajak antara Pajak Masukan
dengan Pajak Keluaran. Namun demikian, pengkreditan Pajak Masukan masih dapat
dilakukan dalam jangka waktu maksimal tiga bulan asalkan belum dibebankan sebagai
biaya maupun tidak dikapitalisasi pada harga perolehan BKP atau JKP. Pengkreditan juga
tetap dapat dilakukan selama PKP belum mengalami pemeriksaan. Sebagai contoh, pada
Faktur Pajak tercatat Pajak Masukan atas perolehan BKP tertanggal 8 Mei 2012. Dengan
demikian, Pajak Masukan tersebut paling lama dapat dikreditkan pada Masa Pajak Agustus
2012.

Itu tadi penjelasan perihal 8 alasan yang membuat Pajak Masukan Anda tidak dapat
dikreditkan.  Pemahaman yang tepat perihal ketentuan tersebut tentu sangat bermanfaat
bagi pencatatan pajak usaha Anda.

Tag :  informasi pajakpajak masukanpajak pertambahan nilai

Kategori :  Berita PajakBerita RegulasiPajak BisnisTips Pajak

Related Articles

TIPS PAJAK
Cara Membuat e-Faktur yang Mudah dan Praktis hanya di Klikpajak
TIPS PAJAK
Cara Mudah Bayar Pajak Online dengan e-Billing Pajak bagi WP Badan
TIPS PAJAK
Syarat Membuat NPWP Karyawan Online & Fungsi NPWP bagi Karyawan
TIPS PAJAK
Perhitungan PPh 21 Gross Up dan Contoh Metode Gross Up PPh 21

PUBLISHED 13 SEP 2018

IN TIPS PAJAK
 

NOVIA WIDYA UTAMI

SHARE THIS ARTICLE:

Fitur Pajak

 E-Bupot
 Bayar Pajak
 Lapor Pajak
 Arsip Pajak
Perusahaan

 Tentang Mekari
 Karir
 User Research
 Berita
 Keamanan dan Privasi
 Syarat dan Ketentuan
Terdaftar dan diawasi oleh DJP

   

© Copyright 2021 PT Mid Solusi Nusantara


View all Mekari products

Anda mungkin juga menyukai