Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI SATU


ATAP DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN)
KOTA BIMA

DEWI AYU NISWARI

E211 14 027

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Dewi Ayu Niswari (E211 14 027), Kualitas Pelayanan Admistrasi Satu Atap di
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima, +73 Halaman + 34 Tabel + 32
Daftar Pustaka (1986-2017) + 13 Lampiran

Pelayanan administrasi satu atap yang diterapkan haruslah dapat


memberikan segala kelancaran dan kemudahan layanan bagi masyarakat.
Pelayanan administrasi yang berkualitas merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi dalam sebuah layanan. Kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa dimensi yang pada penelitian ini
mencangkup kehandalan petugas (reliability), sarana dan prasana (tangibles), daya
tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati petugas layanan.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan
administrasi satu atap di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima terhadap
kepuasan masyarakat. Sampel pada penelitian berjumlah 109. Pengumpulan data
primer penelitian dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner
dan data sekunder diperoleh melalui instansi terkait. Pengolahan data penelitian
menggunakan komputer dengan program SPSS for windows dan Microsoft Exell
yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi analisis univariat
dan tabel silang analisis bivariat hubungan variabel penelitian dengan menggunakan
perhitungan nilai probabilitas (p value) yang dibandingkan dengan nilai alpha (α =
0,05).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya pengaruh kualitas
pelayanan administrasi satu atap di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima
terhadap Kepuasan Masyarakat, semakin baik kualitas yang diberikan maka
semakin baik pula tanggapan masyarakat atau tercapainya kepuasaan masyarakat.
Kata Kunci: Bukti fisik, kehandalan petugas, daya tanggap, jaminan dan
empati petugas layanan.

ii
UNIVERSITA OF HASANUDDIN
FACULTY OF SOCIAL AND POLITIK SCIENCES

Dewi Ayu Niswari (E211 14 027), Quality Of Service Administration One Roof In The
National Land Agency Of Bima, +73 Page + 34 Tables + 32 Literature (1986-2017) +
13 Attachment

Services for the same roof as applied to be able to provide all the
smoothness and ease of services for the community. Services for quality is a
necessary condition that must be met in a service. The quality of service that will
determine the satisfaction of the people affected by several dimensions in this
research covers the reliability of their officers (reliability), facilities and challenges
help they (tangibles), the response (responsiveness), (assurance) and for workers of
service.
The design research that is used is descriptive approach the applicability
that aims to determine the influence of the quality of administrative services one roof
in the National Land Agency of Bima to the satisfaction of the community. The
sample in the study amounted to a sample of 109. The gathering data, primary
research conducted with interviews by using a questionnaire and data source has
obtained through the relevant agencies. Processing of data research using a
computer with the SPSS for windows and Microsoft Exell which is then presented in
the form of the table of distribution of the frequency of analysis of a univariate and
tables for analysis bivariat the relationship variables the study by using the
calculation of the value of the (p value), compared to the value of alpha (α = 0, 05).
The result obtained from this research is the influence the quality of
services administrative services one roof in the National Land Agency of Bima on the
Satisfaction of Residents, the better the quality of the given it the better the response
to the community or its satisfaction to the public.
Keywords: : Including (tangibles), the reliability of their officers (reliability),
the response (responsiveness), (assurance) and for workers of service.

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Assalamu alaimkum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini guna memenuhi persyaratan penyelesaian pendidikan pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi Universitas Hasanuddin.

Ucapan terimakasih kepada Ayahanda Alm. Masyudi, Ibunda St. Rahma


Bc.Kn, SH, dan Bibi Dra. Erma Suryani penulis ucapkan terimakasih tidak terhingga
karena beliau sudah susah payah merawat, membesarkan, mendidik dan
memberikan support berkat beliau penulis bisa sejauh ini menempuh cita-cita dan
harapan serta terimakasih juga kepada Donatur- Donatur Karya Salemba Empat
(KSE) yang telah memberikan beasiswa kepada penulis untuk menunjang
kebutuhan perkuliahan.

Pada penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama dari semua pihak
sehingga hamabatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada
Bapak Dr. M. Thahir Haning, M.Si dan Ibu Dr. Nur Indrayati Nur Indar, M.Si sebagai
pembimbing satu dan pembimbing dua, atas segala arahan, perhatian dan
bimbingan dengan penuh ketulusan dan kesabaran yang telah diberikan kepada
penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

vii
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tak terhingga tak lupa penulis
sampaaikan kepada;

1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, Rektor Universitas Hasanuddin,
Para Wakil Rektor, dan seluruh karyawan yang telah memberikan bantuan
kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Prof. Dr. Alimuddin Unde, M.Si, Dekan Fakultas Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu politik Universitas Hasanuddin, Para Pembantu Dekan, Staf
Pengajar, dan seluruh karyawan yang telah memberikan bantuan kepada
penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu politik UNHAS.
3. Prof. Dr. Alimuddin Unde, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik beserta seluruh stafnya.
4. Dr. Atta Irene Allorante, M.Si, penasehat akademik.
5. Ibu Dr. Hj. Hasniati, M.Si dan Bapak Drs. Nelman Edy, M.Si sebagai
ketua dan sekretaris Jurusan Administrasi Negara beserta staf atas segala
bimbingan dan bantuannya.
6. Bapak Dr. M. Thahir Haning, M.Si dan Ibu Dra. Nur Indrayanti Nur Indar, M.Si
sebagai pembimbing satu dan pembimbing dua, yang tidak pernah lelah
membimbing dan memberikan bantuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
7. Bapak Drs. Nelman Edy, M.Si, Bapak Dr. Muh. Tang Abdullah, S. Sos., MAP,
dan Bapak Amril Hans S.AP., MPA sebagai dewan penguji, terimakasih atas
segala masukan maupun saran yang telah diberikan.
8. Dosen-Dosen Administrasi Negara yang telah memberikan ilmunya.
9. Para Staf Jurusan Administrasi Negara yang telah membantu dan
mengarahkan untuk menyelesaikan skripsi.
10. Gubernur Provinsi Nusa tenggara Barat yang telah memberikan izin bagi
saya untuk melakukan penelitian.
11. Walikota Bima yang telah memberikan izin bagi saya yang melakukan
penelitian.

viii
12. Kepala Badan Pertanahan Negara (BPN) Kota Bima dan seluruh staf BPN
yang telah membantu dan memfasilitasi saya selama melakukan penelitian.
13. Seluruh teman-teman yang sangat membantu selama dalam proses
penyusunan Skripsi ini.
14. Orang tua, Paman, Bibi dan saudara-saudara ku yang telah memberi
semangat kepada saya untuk menyelesaikan proposal ini.
15. Semua pihak yang turut membantu, namun tak sempat saya sebutkan satu
persatu.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Harapan penulis semoga tulisan ini
bermanfaat adanya, walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Amin.

Makassar, 16 Januari 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

ABSTRAK........................................................................................................... ii

LEMBAR KEASLIAN .......................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... v

LEMBAR PEGESAHAN SKRIPSI....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9

A. Konsep Pelayanan dan Pelayanan Publik ...................................... 9

B. Pelayanan Satu Atap...................................................................... 11

C. Kualitas Pelayanan......................................................................... 12

D. Kepuasan Pelanggan ..................................................................... 15

E. Kriteria Pelayanan Yang Baik ......................................................... 15

F. Pemerintah Sebagai Pelayan Masyarakat ..................................... 16

G. Standar Prosedur Publik................................................................. 20

x
H. Ruang lingkup Administrasi Pertanahan ........................................ 23

I. Kerangka Pikir ............................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 28

A. Lokasi Penelitian ............................................................................ 28

B. Desain Penelitian ........................................................................... 28

C. Informal Penelitian ........................................................................ 29

D. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................. 29

E. Tehnik Analisa Data ...................................................................... 30

BAB IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 32

A. Profil Badan Pertanahan Nasional (BPN) ....................................... 32

B. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima............................... 35

C. Struktur Organisasi......................................................................... 36

D. Keadaan Aparatur Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima . 37

BAB V Hasil Pembahasan ................................................................................ 39

A. Karakteristik Responden ................................................................ 39

B. Analisis Univariat............................................................................ 42

C. Analisis Bivariat.............................................................................. 66

D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 67

BAB V Kesimpulan dan Saran ........................................................................... 69

A. Kesimpulan ........................................................................................ 69

B. Saran ................................................................................................. 69

Daftar Pustaka.................................................................................................... 70

Lampiran

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Keputusan penetapan tanah terlantar yang ditetapkan . . 4

Tabel 4.1 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................... 37

Tabel 4.2 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pangkat. ............................. 38

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Badan

Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima ...................................... 39

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima ...................... 40

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima ...................... 41

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima ...................... 41

Tabel 5.5 Tanggapan responden terhadap pernyataan teknologi dan

Peralatan yang digunakan petugas Administrasi dalam

melayani .................................................................................... 42

Tabel 5.6 Tanggapan responden terhadap pernyataan pelayanan

administrasi secara keseluruhan dilakukan satu tempat

(satu atap) .................................................................................. 43

Tabel 5.7 Tanggapan responden terhadap pernyataan kebersihan dan

kenyamanan ruangan ............................................................... 44

Tabel 5.8 Tanggapan responden terhadap pernyataan penampilan

petugas Administrasi .................................................................. 45

Tabel 5.9 Tanggapan responden terhadap kesiapan petugas dalam

xii
melayani pelanggan ................................................................... 46

Tabel 5.10 Tanggapan responden terhadap kehandalan layanan yang

diberikan petugas administrasi ................................................... 47

Tabel 5.11 Tanggapan responden terhadap ketepatan waktu yang

disediakan petugas .................................................................... 48

Tabel 5.12 Tanggapan responden terhadap kesalahan minimum dalam

memberikan layanan .................................................................. 49

Tabel 5.13 Tanggapan responden terhadap kecepatan/ ketanggapan

petugas administrasi .................................................................. 50

Tabel 5.14 Tanggapan responden terhadap kehandalan pelayanan kepada

pelanggan terhadap permasalahan yang ada ............................ 51

Tabel 5.15 Tanggapan responden terhadap kesediaan membantu

Pelanggan .................................................................................. 52

Tabel 5.16 Tanggapan responden terhadap prosedur layanan ........... 52

Tabel 5.17 Tanggapan responden terhadap kemampuan dan pengetahuan

petugas administrasi .................................................................. 53

Tabel 5.18 Tanggapan responden terhadap petugas berpakaian dan

berpenampilan baik .................................................................... 54

Tabel 5.19 Tanggapan responden terhadap sikap sopan dari petugas

administrasi................................................................................ 55

Tabel 5.20 Tanggapan responden terhadap kejujuran petugas administasi.. 56

Tabel 5.21 Tanggapan responden terhadap kepedulian petugas terhadap

Masalah pelanggan .................................................................... 57

xiii
Tabel 5.22 Tanggapan responden terhadap kemudahan dalam menemui

Petugas administrasi .................................................................. 58

Tabel 5.23 Tanggapan responden terhadap keadilan dalam memberikan

Layanan ..................................................................................... 59

Tabel 5.24 Tanggapan responden terhadap dukungan lembaga atas

Kebutuhan pelanggan ................................................................ 59

Tabel 5.25 hasil tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan ........... 60

Tabel 5.26 Tanggapan responden terhadap perasaan puas terhadap

Kebutuhan pelanggan ................................................................ 61

Tabel 5.27 Tanggapan responden terhadap teknologi dan peralatan ...... 62

Tabel 5.28 Tanggapan responden terhadap perasaan puas terhadap

Pelayanan administrasi .............................................................. 63

Tabel 5.29 Tanggapan responden terhadap perasaan puas atau kualitas

Jasa secara keseluruhan ........................................................... 64

Tabel 5.30 Tanggapan responden terhadap kepuasan pelanggan .............. 65

Tabel 5.31 hubungan antaran kualitas layanan administrasi satu atap

dengan kepuasan pelanggan di BPN Kota Bima ........................ 66

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi dengan kondisi persaingan yang cukup ketat dan

penuh tantangan aparatur pemerintah dituntut untuk bisa memberikan pelayanan

sebaik-baiknya kepada masyarakat dan berorientasi kepada kebutuhan

masyarakat. Kualitas pelayanan kepada masyarakat ini menjadi salah satu

indikator dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah. Negara sebagai

organisasi publik, pada dasarnya dibentuk untuk penyelenggaraan pelayanan

masyarakat dan bukan dimaksudkan untuk berkembang menjadi besar sehingga

mematikan organisasi publik lainnya.

Meskipun organisasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan

organisasi bisnis, akan tetapi tidak ada salahnya dalam operasionalnya

menganut paradigma yang dianut dalam organisasi bisnis, yaitu: efisiensi, efektif,

dan menempatkan masyarakat sebagai stakeholder yang harus dilayani sebaik-

baiknya. Fokus dari dinamika perbaikan kualitas pelayanan terletak pada

kepuasaan masyarakat yang disini berperan sebagai stakeholder, oleh karena

itu perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.

Masyarakat dalam konteks ini adalah semua orang yang menuntut suatu

organisasi publik untuk memenuhi standart kualitas tertentu dan karena itu

memberi pengaruh organisasi publik. Pada dasarnya suatu organisasi yang

1
bergerak dalam bidang jasa kunci keberhasilan terletak pada pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat (pengguna jasa). Haruslah disadari pula bahwa

pelayanan dan kepuasaan masyarakat sebagai pengguna jasa merupakan suatu

aspek vital dalam rangka mempertahankan eksistensi suatu organisasi.

Meskipun demikian untuk mewujudkan kepuasan secara menyeluruh tidaklah

mudah, apalagi masyarakat sekarang lebih terdidik dan betul-betul telah

memahami haknya, masyarakat akan selalu memperhatikan semua haknya

dengan semaksimal mungkin akan menggunakannya untuk mendapatkan

kepuasan kebutuhan.

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN-RI) merupakan

satu-satunya lembaga pemerintah yang diberi kewenangan dalam memberikan

pelayanan publik di bidang pertanahan dan terus berusaha meningkatkan

kualitas pelayanannya kepada masyarakat. Hal ini berkenaan dengan salah satu

dari tujuh tujuan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana strategi BPN-

RI tahun 2007-2009 yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan mutu pelayanan

publik di bidang pertanahan agar lebih berkualitas, cepat, akurat, transparan dan

akuntabel, dengan tetap menjaga kepastian hukum.

Salah satu jenis pelayanan pertanahan yang diberikan kepada

masyarakat adalah pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah dilaksanakan dengan

dua pendekatan yaitu : pertama pendekatan sistematik, yang meliputi wilayah

satu desa atau kelurahan atau sebagian, atas prakarsa pemerintah. Kegiatannya

meliputi ajudikasi sistematis, survei kadaster, penyediaan fasilitas dan peralatan

kantor pertanahan dan penyebaran tentang manfaat pendaftaran tanah melalui

2
penyuluhan. Dalam operasionalnya, pendaftaran tanah sistematik dikenal

dengan Proyek Administrasi Pertanahan (PAP)/Land Administration Project

(LAP) yang dibiayai Bank Dunia. Kedua pendekatan sporadik, meliputi bidang-

bidang tanah atas permintaan pemegang atau penerima hak yang bersangkutan,

secara individual ataupun massal. Dalam pendekatan ini, inisiatif ada di tangan

masyarakat/pemohon sertifikat tanah. Kegiatan ini adalah kegiatan sehari-hari

yang tampak di kantor pertanahan kabupaten/kota.

Upaya untuk membantu percepatan pendaftaran tanah harus tetap

dilakukan oleh pemerintah sebagaimana yang diamanatkan Pasal 19 UU. No. 5 /

1960. Oleh karenanya, Pemerintah secara konsisten melanjutkan program

percepatan pendaftaran tanah sistematik tahap kedua dengan meluncurkan

Land Management and Policy Development Project yang biasa dikenal dan

disebut dengan nama LMPDP (PMM LMPDP, 2003)

Program percepatan pendaftaran tanah sistematik melalui LMPDP

merupakan lanjutan dari Land Administration Project (LAP) Phase I ( 1994-2001

) di mana BPN-RI sebagai executing agency. LMPDP ini dilaksanakan dengan

jangka waktu mulai tahun 2004-2009 yang merupakan bagian dari program 25

tahun percepatan pendaftaran tanah (acceleration land titling program) di seluruh

wilayah Indonesia. Program ini juga merupakan ekstensifikasi penataan

manajemen pertanahan yang secara luas akan menyentuh seluruh sektor yang

terkait untuk melaksanakan pembaruan agraria. Sebagai salah satu program

penataan manajemen pertanahan, LMPDP diharapkan menjadi program yang

terpadu dengan dilibatkannya departemen terkait ke dalam Tim Koordinasi

3
LMPDP. Program ini juga diarahkan untuk dapat mendukung pengembangan

kebijakan dan sistem manajemen pertanahan terpadu dan terkoordinasi antara

pemerintah baik pusat maupun daerah dan antar-sektor.

Tabel 1.1 Jumlah Keputusan penetapan tanah terlantar yang ditetapkan.

Tahun Target Realisasi %

2014 100 SK 75 SK 75%

2015 150 SK 75 SK 49%

2016 500 SK 350 SK 60%

Sumber: LAKIP BPN Kota Bima tahun 2017

Pada tabel 1.1. Capaian Keputusan penetapan tanah terlantar yang

ditetapkan pada umumnya belum terpenuhi, realisasi terendah terjadi pada

tahun 2015 kemudian realisasi tertinggi terjadi pada tahun 2014, hal ini

menunjukan kinerja pegawai BPN Kota Bima pada realisasinya belum tercepai

secara optimal.

Menurut Arief (2007) faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan

terutama jasa yaitu expected service dan perceived service. Apabila jasa yang

diterima sesuai yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan, sedangkan apabila jasa yang diterima melampaui harapan maka

kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya apabila jasa yang

diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan maka kualitas jasa yang

dipersepsikan buruk. Dengan demikian kualitas akan dinilai dari kebutuhan

pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti citra kualitas

4
yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang pihak pemberi layanan,

melainkan sudut pandang atau persepsi pelanggan (masyarakat).

Pelayanan Publik merupakan tuntutan masyarakat agar kebutuhan

mereka baik secara individu maupun sebagai kelompok terpenuhi. Karena itu

dituntut dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi

masyarakat. Beberapa indikator Kualitas Pelayanan yang baik menurut

Parasuratman dan Zeithaml dalam Tjiptono (2006) sebagai berikut:

1. Tangible, aspek ini sangat penting untuk dijadikan tolak ukur apakah layanan

itu berkualitas atau tidak. Dimensi ini menilai wujud fisik di kantor penyedia

layanan.

2. Reliability, dimensi ini menjelaskan derajat kehandalan dari aparat pelayanan

publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aspek kehandalan ini

berkaitan dengan kemampuan lembaga publik dan para aparatnya untuk

memberikan layanan sesuai dengan yang dijanjikan.

3. Responsiveness, dimensi ini berhubungan dengan sikap tanggap dari para

pelayan publik terhadap harapan, keluhan, maupun kecenderungan

perubahan yang terjadi di masyarakat. Dalam hal inilah diperlukan

keberadaan staf yang sigap untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan

yang diajukan oleh warga masyarakat.

4. Assurance, dimensi ini berkaitan dengan sopan santun lembaga dan para

stafnya untuk menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para

pengguna layanan publik.

5
5. Empathy, dimensi ini ditandai dengan sikap peduli dan penuh perhatian

kepada warga masyarakat yang membutuhkan jasa layanan.

Dalam sebuah artikel yang berisi masalah kasus sertifikat ganda yang muncul di

Kelurahan Rontu Kecamatan Raba Kota Bima. Dalam satu lahan, terdapat dua

sertifikat dengan kepemilikan yang berbeda. Kendati persoalan dua sertifikat

tersebut telah dicairkan secara kekeluargaan oleh dua kelompok keluarga yang

masing-masing mengklaim sebagai pemiliknya, namun sempat dipermasalahkan

hingga melibatkan unsur aparat Kelurahan Rontu. Badan Pertanahan Nasional

(BPN) Kota Bima pun dipertanyakan, karena merupakan pihak yang berwenang

menerbitkan sertifikat tanah. Kasus dua sertifikat ganda itu terungkap ketika Kantor

Kelurahan Rontu ramai didatangi oleh sejumlah warga yang ribut soal sertifikat

sebidang tanah yang diperkirakan seluas 3 are tersebut. Tanah itu statusnya saat

ini dipinjamkan ke orang lain. Diduga, pihak peminjam memanfaatkan keadaan.

(kahaba,2017,kasus dua sertifikat diatas satu lahan, http://kahaba.net, diakses

tanggal 18/5/2017)

Dari hasil observasi awal peneliti dikantor BPN Kota Bima ditemukan

masalah pada beberapa loket pada bagian pendaftaran, dimana pemohon

melakukan pengajuan bahan-bahan yang ditentukan BPN sesuai dengan

pentunjuk teknis tetapi tempat pembayaran atau administrasi masih dilakukan

dibank. Pada saat wawancara awal, salah satu pegawai BPN Kota Bima

mengatakan kesalahan kadang masih terjadi saat penginputan data (Human

Error) sehingga muncul dua sertifikat ganda, masalah terjadi karena kurangnya

prasarana dan SDM yang menunjang kegiatan tersebut. Hal ini menunjukkan
6
bahwa pelayanan yang diselenggarakan BPN Kota Bima belum memberikan

kepuasan.

Hubungan komunikatif antara petugas dengan pemohon cendrung

kurang komunikatif dimana masih terdapat pemohon yang belum mengerti

tentang prosedur teknis pembuatan sertifikat dan pemohon menyatakan

beberapa jenis pelayanan yang diberikan kadang menemui hambatan sehingga

membutuhkan waktu lama.

Selain itu, kemampuan yang diberikan petugas dalam pelayanan

cenderung belum memberi kepuasan kepada pemohon. Hal ini berdasarkan atas

adanya pemberitaan pada beberapa artikel tentang masalah sertifikat ganda

yang muncul dan berdasarkan hasil wawan cara awal peneliti kepada petugas,

kesalahan kadang terjadi karena kesalahan pegawai dalam penginputan data.

Hal ini dapat menimbulkan keraguan dan tidak memberikan jaminan akan rasa

aman kepada pengunjung.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengambil judul

penelitian sebagai berikut : “Kualitas Pelayanan Admintrasi Satu Atap di Kantor

Badan Pertanahan Nasional Kota Bima”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat dirumuskan pokok dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah Ada

Pengaruh Kualitas Pelayanan Admintrasi Satu Atap di BPN Kota Bima Terhadap

Kepuasan Masyarakat”?

7
C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pengaruh Kualitas Pelayanan Admintrasi Satu Atap di BPN Kota Bima Terhadap

Kepuasan Masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini akan memperkarya khasanah ilmu pengetahuan

terutama yang berhubungan dengan kualitas pelayanan administrasi satu

atap.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan

pertimbangan pengambilan keputusan bagi BPN-RI pada umumnya dan bagi

unit pelaksana di Kantor Pertanahan Kota Bima pada khususnya dalam

menetapkan kebijakan dan menentukan langkah-langkah upaya peningkatan

kualitas pelayanan admintrasi satu atap yang akan datang.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pelayanan Administrasi

Pelayanan merupakan salah satu ujung tombak dari upaya pemuasan

pelanggan dan sudah merupakan keharusan yang wajib dioptimalkan baik oleh

individu maupun organisasi, karena dari bentuk pelayanan yang diberikan

tercermin kualitas individu atau organisasi yang memberikan pelayanan.

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya

adalah memuaskan masyarakat, untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas

pelayanan prima yang tercermin dari Lijan Sinambela, (2010) Teori

Administrasi Publik

1. Transparansi

Yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses

oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai

serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas

Yaitu pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional

Yaitu palayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

pemberi dan penerima palayanan dengan tetap berpegang pada prinsif

efisiensi dan efektifitas.

9
4. Partisipatif

Yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta mayarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari

aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-

lain.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara

pembeli dan penerima pelayanan publik.

Pelayanan administrasi adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh

unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan,

dekomentasi dan kegiatan tata usaha lainya yang secara keseluruhan

menghasilkan produk akhir berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin,

rekomendasi, keterangan dan lain-lain. ( dalam Harbani Pasalong, 2007)

Pelayanan masyarakat dalam administrasi berupa :

1. Surat pengantar pembuatan KTP

2. Surat pengantar pembuatan KK

3. Surat keterangan berdomisili

4. Surat pengantar pembuatan surat tanah

5. Rekomendasi izin tempat usaha

6. Legalisir

10
7. Surat pindah

8. Pembuatan surat kelahiran

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi administrasi adalah

melalui perumusan kembali perencanaan strategi, memberikan penghargaan

atas kinerja pegawai, terorientasi pada publik dalam memberikan pelayanan, dan

memberdayakan pegawai.

B. Pelayanan Satu Atap

Pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan umum yang dilakukan

secara terpadu pada suatu tempat tinggal oleh beberapa instansi pemerintah

yang bersangkutan sesuai kewenangannya masing-masing.

Pola pelayanan satu atap diatur melalui kebijakan yang dikeluarkan

oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan) melalui Surat

Keputusan Menteri PAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman

pelaksanaan pelayanan satu atap antara lain disebutkan bahwa dalam

menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang, aparatur negara

dalam hal ini dititik beratkan kepada aparatur pemerintah hendaknya

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, berorientasi pada kebutuhan dan

kepuasan penerima pelayanan, sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam

pemberian pelayanan barang dan jasa. SK Menpan itu selanjutnya menjelaskan

bahwa pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan

oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

11
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Melalui kebijakan dari Menpan inilah maka pengimplementasian

pelayanan terpadu satu atap di pemerintah daerah dapat dikembangkan lewat

kebijakan operasional di berbagai daerah, baik melalui perda maupun keputusan

kepala daerah. Lewat pelayanan satu atap, maka proses pemenuhan layanan

kepada masyarakat akan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, efektif, efisien

dan akuntabel sebagaimana tujuan dari paradigma Good Governance. Layanan

satu atap juga berguna bagi percepatan proses pembangunan di berbagai

daerah seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah di indonesia.

C. Kualitas Pelayanan

Salah satu fungsi pemerintahan yang kini semakin disorot masyarakat

adalah pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi-instansi pemerintah

yang menyelenggarakan pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan

publik yang diselenggarakan instansi pemerintahan kini semakin mengemuka

bahkan menjadi tuntutan masyarakat. Persoalan yang sering dikritisi masyarakat

atau para penerima layanan adalah persepsi terhadap “kualitas” yang melekat

pada aspek pelayanan. Istilah “kualitas” ini, menurut Tjiptono (1996:55)

mencakup pengertian 1) kesesuaian dengan persyaratan; 2) kecocokan untuk

pemakaian; 3) perbaikan berkelanjutan; 4) bebas dari kerusakan/cacat; 5)

pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat; 6) melakukan

12
segala sesuatu secara benar; dan 7) sesuatu yang bisa membahagiakan

pelanggan.

Ciri-ciri atau atribut-atribut yang ada dalam kualitas tersebut menurut

Tjiptono (1996 : 56) adalah :

1. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses.

2. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan-kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

4. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang

melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer.

5. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang

tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan lain-lain.

6. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-AC, bahan

bacaan, dan lain-lain.

Dari pendapat dan uraian di atas diketahui bahwa kualitas pelayanan

mencakup berbagai faktor. Menurut Parasuraman (1985) menyatakan bahwa

terdapat dua faktor penentu yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu:

1. Kualitas Pelayanan yang diharapkan masyarakat (expected service).

2. Kualitas Pelayanan yang dirasakan (perceiped service) oleh masyarakat.

Adapun model dimensi kualitas pelayanan menurut pemikiran

Parasuraman dijelaskan lebih lanjut oleh Tjiptono (dalam Arief, 2006) sebagai

berikut:

13
a) Tangible, aspek ini sangat penting untuk dijadikan tolak ukur apakah layanan

itu berkualitas atau tidak. Dimensi ini menilai wujud fisik di kantor penyedia

layanan.

b) Reliability, dimensi ini menjelaskan derajat kehandalan dari aparat pelayanan

publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aspek kehandalan ini

berkaitan dengan kemampuan lembaga publik dan para aparatnya untuk

memberikan layanan sesuai dengan yang dijanjikan.

c) Responsiveness, dimensi ini berhubungan dengan sikap tanggap dari para

pelayan publik terhadap harapan, keluhan, maupun kecenderungan

perubahan yang terjadi di masyarakat. Dalam hal inilah diperlukan

keberadaan staf yang sigap untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan

yang diajukan oleh warga masyarakat.

d) Assurance, dimensi ini berkaitan dengan sopan santun lembaga dan para

stafnya untuk menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para

pengguna layanan publik.

e) Empathy, dimensi ini ditandai dengan sikap peduli dan penuh perhatian

kepada warga masyarakat yang membutuhkan jasa layanan.

Baik buruknya kualitas pelayanan tergantung kepada kemampuan

penyedia layanan dalam memenuhi harapan masyarakat (para penerima

layanan) secara konsisten.

14
D. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi spesifik terhadap

keseluruhan pelayanan yang diberikan pemberi jasa, sehingga kepuasan

pelanggan hanya dapat dinilai berdasarkan pengalaman yang pernah dialami

saat proses pemberian pelayanan.

Menurut Kotler (dalam astuti, 2007) kepuasan merupakan perasaan

senang ataupun kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara

kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.

Apabila kinerja lebih kecil dari harapan konsumen akan merasakan tidak puas.

Apabila kinerja sama dengan harapan konsumen akan merasakan puas.

Apabila kinerja melebihi harapan, konsumen akan merasakan sangat puas.

Ketika konsumen merasakan ketidakpuasan, konsumen akan enggan untuk

menggunakan lagi jasa perusahaan tadi.

E. Kriteria Pelayanan yang Baik

Adapun kriteria pelayanan yang baik menurut Joko Widodo (2001)

adalah sebagai berikut:

a. Keterbukaan, kriteria ini mengandung arti prosedur atau tata cara

persyaratan, satuan kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi

pelayanan, waktu penyelesaian, rincian waktu dan tarif serta hal-hal lain yang

berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka

agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun

tidak diminta.

15
b. Kesederhanaan, kriteria ini mengandung arti prosedur atau tata cara

pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit,

mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta

pelayanan.

c. Keamanan, kriteria ini mengandung arti proses hasil pelayanan dapat

memberikan keamanan, kenyamanan, dan dapat memberikan kepastian

hukum bagi masyarakat.

d. Keadilan yang merata, kriteria ini mengandung arti cakupan atau jangkauan

pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata

dan diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

e. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan

masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

F. Pemerintah Sebagai Pelayan Masyarakat

Secara teoretis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan

oleh pemerintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan

masyarakat (public service function), fungsi pembangunan (development

function) dan fungsi perlindungan (protection function).

Hal yang terpenting dari ketiga fungsi tersebut adalah pemerintah

dapat mengelola fungsinya agar dapat menghasilkan barang dan jasa

(pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh

masyarakat yang membutuhkannya. selain itu, pemerintah dituntut untuk

menerapkan prinsip equity dalam menjalankan fungsi-fungsi tadi. Artinya

16
pelayanan pemerintah tidak boleh diberikan secara diskriminatif. pelayanan

diberikan tanpa memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat dan

semua warga masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayanan-

pelayanan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Meskipun pemerintah mempunyai fungsi-fungsi sebagaimana di atas,

namun tidak berarti bahwa pemerintah harus berperan sebagai monopolist

dalam pelaksanaan seluruh fungsi-fungsi tadi. beberapa bagian dari fungsi tadi

bisa menjadi bidang tugas yang pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada

pihak swasta ataupun dengan menggunakan pola kemitraan (partnership),

antara pemerintah dengan swasta untuk mengadakannya.

Namun dalam kaitannya dengan sifat barang privat dan barang publik

murni, maka pemerintah adalah satu-satunya pihak yang berkewajiban

menyediakan barang publik murni, khususnya barang public yang bernama rules

atau aturan (kebijakan publik). barang publik murni yang berupa aturan tersebut

tidak pernah dan tidak boleh diserahkan enyediaannya kepada swasta. karena

bila hal itu dilakukan maka di dalam aturan tersebut akan melekat kepentingan-

kepentingan swasta yang membuat aturan, sehingga aturan menjadi penuh

dengan vested interest dan menjadi tidak adil (unfair rule). karena itu peran

pemerintah yang akan tetap melekat di sepanjang keberadaannya adalah

sebagai penyedia barang publik murni yang bernama aturan.

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada

masyarakat sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat Negara sebagai

pelayan masyarakat. karena itu, kedudukan aparatur pemerintah dalam

17
pelayanan umum (public services) sangat strategis karena akan sangat

menentukan sejauh mana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang

sebaik-baiknya bagi masyarakat, yang dengan demikian akan menentukan

sejauh mana negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan

tujuan pendiriannya.

Karakteristik pelayanan secara jelas membedakan pelayanan dengan

barang, meskipun sebenarnya kaduanya merupakan alat pemuas kebutuhan.

sebagai suatu produk yang intangible, pelayanan memiliki dimensi yang berbeda

dengan barang yang bersifat tangible. produk akhir pelayanan tidak memiliki

karakteristik fisik sebagaimana yang dimiliki oleh barang. produk akhir pelayanan

sangat tergantung dari proses interaksi yang terjadi antara layanan dengan

konsumen.

Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan

umum adalah mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,

mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan

kepada publik atau masyarakat umum.

Kemudian, untuk tujuan tersebut diperinci sebagai berikut :

1. Menentukan pelayanan publik yang disediakan, apa saja macamnya;

2. Memperlakukan pengguna pelayanan, sebagai customers;

3. Berusaha memuaskan pengguna pelayanan, sesuai dengan yang diinginkan

mereka;

4. Mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik dan berkualitas;

5. Menyediakan cara-cara, bila pengguna pelayanan tidak ada pilihan lain.

18
Berangkat dari persoalan mempertanyakan kepuasan masyarakat

terhadap apa yang diberikan oleh pelayanan dalam hal ini yaitu administrasi

publik adalah pemerintah itu sendiri dengan apa yang mereka inginkan,

maksudnya yaitu sejauh mana publik berharap apa yang akhirnya diterima

mereka.

Dengan demikian dilakukan penilaian tentang sama tidaknya antara

harapan dengan kenyataan, apabila tidak sama maka pemerintah diharapkan

dapat mengoreksi keadaan agar lebih teliti untuk peningkatan kualitas pelayanan

publik.

Selanjutnya dipertanyakan apakah terhadap kehendak masyarakat,

seperti ketentuan biaya yang tepat, waktu yang diperhitungkan dan mutu yang

dituntut masyarakat telah dapat terpenuhi. Andai kata tidak terpenuhi,

pemerintah diharapkan mengkoreksi keadaan, sedangkan apabila terpenuhi

dilanjutkan pada pertanyaan berikutnya, tentang berbagai informasi yang

diterima masyarakat berkenaan dengan situasi dan kondisi, serta aturan yang

melengkapinya.

Memang pada dasarnya ada 3 (tiga) ketentuan pokok dalam melihat

tinggi rendahnya suatu kualitas pelayanan publik, yaitu perlu diperhatikan

adanya keseimbangan antara :

1. Bagian antar pribadi yang melaksanakan (inter personal component);

2. Bagian proses dan lingkungan yang mempengaruhi (process and

environment component);

19
3. Bagian profesional dan teknik yang dipergunakan(professional and technical

component).

G. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam

penyelenggarakan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau

penerima pelayanan. Untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan

pelayanan publik tersebut harus disesuaikan dengan asas - asas umum

pemerintah didalam memberikan perlindungan kepada setiap warga negara dan

penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

Menurut UU No 25 tahun 2009, Standar pelayanan adalah tolok ukur

yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan

penilian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada

masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,

terjangkau, dan terukur.

Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan merupakan pedoman

dalam pelaksanaan layanan pertanahan di lingkunagan Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia. Standar Pelayanan dan Pengaturan

Pertanahan dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional, dan Kantor

Pertanahan. Adapun peraturan yang mengatur mengenai standar pelayanan di

20
Badan Pertanahan Nasional adalah Peraturan Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 yakni perubahan dari

Keputusan Kepala Badan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar

Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan di Lingkungan BPN dan juga

diatur sebelumnya di dalam Peraturan Kepala BPN RI Nomor 6 Tahun 2008

tentang Penyederhanaan dan Pencepatan Standar Prosedur Operasi

Pengaturan dan Pelayanan Tertentu.

Tujuan peraturan ini adalah untuk mewujudkan kepastian hukum,

keterbukaan dan akuntabilitas pelayanan publik. Ruang lingkup pengaturan

Peraturan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan

Pengaturan Pertanahan terdapat pada pasal 4 peraturan ini, yang meliputi :

1. Kelompok dan Jenis Pelayanan ;

Kelompok pelayanan sebagaimana diatur pada Pasal 4 huruf a

Peraturan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2010 terdiri dari pelayanan :

a. Pendaftaran Tanah pertama kali

b. Pemeliharaan data pendaftaran anah

c. Pencatatan dan informasi pertanahan

d. Pengukuran bidang tanah

e. Pengaturan dan penataan pertanahan

f. Pengelolaan pengaduan

2. Persyaratan

Persyaratan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

huruf b Peraturan Kepala BPN RI No. 1 Tahun 2010 adalah persyaratan yang

21
harus dipenuhi oleh pemohon agar permohonannya dapat diproses lebih

lanjut. Persyaratan dimaksud adalah berupa dokumen pertanahan seperti

Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon, Surat Permohonan Hak Atas

Tanah, Gambar atau Peta Tanah yang telah diukur, Slip Pajak atas tanah

yang dimohonkan, Kartu Keluarga Pemohon, Bukti Jual Beli atau Perjanjian

Jual Beli terhadap tanah tersebut bila ada melakukan transaksi Jual Beli.

Apabila persyratan dokumen tidak lengkap maka Kantor Pertanahan, Kantor

Wilayah BPN menolak berkas permohonan. Penolakan dilaksanakan oleh

Kepala Kantor Pertanahan, Kepala Kantor Wilayah BPN atau petugas

yang diunjuk

3. Biaya

Biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c Peraturan

Kepala BPN RI No. 1 Tahun 2010 adalah biaya pelayanan yang diwajibkan

kepada pemohon sesuai dengan peraturan Perundang - Undangan tentang

jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada

BPN RI.

4. Waktu

Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d Peraturan

Kepala BPN RI No. 1 Tahun 2010 adalah jangka waktu penyelesaian

pelayanan pertanahan terhitung sejak penerimaan berkas lengkap dan telah

lunas pembyaran biaya yang ditetapkan. Jangka waktu yang dimaksud

adalah jangka waktu paling lama untuk penyelesaian masing - masing jenis

pelyanan pertanahan yang dihitung berdasar hari kerja.

22
5. Prosedur

Prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e

Peraturan Kepala BPN RI No. 1 Tahun 2010 adalah tahapan proses

pelayanan untuk masing – masing jenis kegiatan.

6. Pelaporan

Kepala Kantor Pertanahan setiap bulan melaporkan hasil

pelaksanaan pelayanan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional. Kepala Kantor Wilayah BPN setiap bulan melaporkan hasil

pelaksanaan pelayanan yang menjadi tugasnya.

H. Ruang Lingkup Administrasi Pertanahan

Diselenggarakan tertib administrasi pertanahan dalam pendaftaran

tanah supaya dapat menumbuhkan ketentraman kepada pemilik yang telah

memiliki sertifikasi sebagai alat pembuktian yang kuat. Dengan demikian,

sertifikat tanah merupakan keputusan tata usaha Negara. Sertifikat tanah yang

tumpang tindih (overlapping) sehingga membawa ketidak pastian hukum

pemegang hak atas tanah mengakibatkan sertifikat dapat dibatalkan karena

mengalami cacat hukum administrasi di dalam penerbitannya. Sertifikat sebagai

alat pembuktian yang kuat maksudnya bahwa sertifikat tersebut akan

memberikan jaminan kepastian hukum apabila tidak ada pihak lain yang merasa

memiliki atas sertifikat tersebut. Menurut soeprapto bahwa kepastian hukum

tersebut harus meliputi ;

23
a. Kepastian hukum mengenai subjek hukum yang menjadi pemegang hak hak

atas tanah

b. Kepastian hukum mengenai lokasi, batas serta luas bidang tanah hak (objek

hak)

c. Kepastian hukum mengenai hak yang melekat atas tanah tersebut.

Rusmadi Murad mengemukakan tujuan pembangunan dibidang

pertanahan adalah menciptakan kemakmuran dan meningkatkan kesejahteraan

rakyat.Ruang lingkup administrasi pertanahan yaitu :

1) Penatagunaan tanah.

Menurut Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2004 Tentang Penata gunaan Tanah, penatagunaan tanah adalah

sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi

pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan

pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan

masyarakat secara adil.

Penjelasan Pasal 13 ayat (5) PP No. 16 Tahun 2004 bahwa pedoman teknis

penatagunaan tanah bertujuan untuk menciptakan penggunaan dan

pemanfaatan tanah yang lestari, optimal, serasi dan seimbang (LOSS)

diwilayah pedesaan serta aman, tertib, lancar dan sehat (ATLAS) di wilayah

perkotaan yang menjadi persyaratan penyelesaian administrasi pertanahan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang

Penatagunaan Tanah tujuan dari penatagunaan tanah ialah pemanfaatan

24
tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara

adil. Secara rinci penatagunaan tanah bertujuan untuk :

a. Mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi

berbagai kebutuhan agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.

b. Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan

dan pemanfaatan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah.

c. Menjamin kepastian hukum untuk memanfaatkan tanah bagi masyarakat

yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah.

2) Penataan penguasaan tanah.

Kegiatan penataan penguasaan tanah merupakan suatu upaya untuk

mengatur pemberian status hukum atas tanah yang diarahkan agar

pemanfaatannya dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Kegiatan pendataan penguasaan dan pemilikan tanah yang

meliputiidentifikasi tanah negara dan identifikasi penguasaan dan pemilikan

tanah pertanian. Untuk membantu masyarakat golongan ekonomi lemah

telah dilaksanakan perombakan struktur penguasaan tanah melalui

landreform.

3) Pengurusan hak tanah.

Untuk memperoleh kepastian hak dan kepastian hukum atas tanah yang

dimilikinya, telah dilakukan kegiatan pemberian sertifikat tanah secara masal

melalui kegiatan Proyek Operasi Nasional Pertanahan (Prona) yang dibiayai

melalui dana APBN ataupun swadaya masyarakat. Untuk mempercepat

kegiatan pelayanan administrasi pertanahan, telah mulai dilakukan

25
pemotretan udara kawasan kota dalam upaya menunjang pengadaan data

dasar pertanahan bagi penghitungan pajak bumi dan bangunan (PBB) di

daerah perkotaan. Pada akhir kegiatan pelayanan ini ditingkatkan dengan

dukungan sistem informasi pertanahan.

4) Pengukuran dan pendaftaran tanah.

Pelayanan kegiatan penataan pertanahan ditambah lagi cakupannya

dengan melaksanakan pengukuran: pendaftaran dan penerbitan sertifikat

tanah transmigran, dan tanah yang diperuntukkan bagiperkebunan,

peternakan, perikanan, perumahan, dan tanah wakaf. Peta pendaftaran

tanah yang pengukuran dan pemetaannya dilaksanakan melalui kegiatan

terestris dan fotogrametris.

I. Kerangka Konseptual.

Kualitas pelayanan menurut pemikiran Parasuratman dan Zeithaml

dalam Tjiptono (2006) sebagai berikut:

1. Tangible, aspek ini sangat penting untuk dijadikan tolak ukur apakah layanan

itu berkualitas atau tidak. Dimensi ini menilai wujud fisik di kantor penyedia

layanan.

2. Reliability, dimensi ini menjelaskan derajat kehandalan dari aparat pelayanan

publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aspek kehandalan ini

berkaitan dengan kemampuan lembaga publik dan para aparatnya untuk

memberikan layanan sesuai dengan yang dijanjikan.

26
3. Responsiveness, dimensi ini berhubungan dengan sikap tanggap dari para

pelayan publik terhadap harapan, keluhan, maupun kecenderungan

perubahan yang terjadi di masyarakat. Dalam hal inilah diperlukan

keberadaan staf yang sigap untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan

yang diajukan oleh warga masyarakat.

4. Assurance, dimensi ini berkaitan dengan sopan santun lembaga dan para

stafnya untuk menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para

pengguna layanan publik.

5. Empathy, dimensi ini ditandai dengan sikap peduli dan penuh perhatian

kepada warga masyarakat yang membutuhkan jasa layanan.

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 1.

Tangibles (Bukti Fisik)

Reliability (Kehandalan)

V
Kualitas Responsivennes
Pelayanan (Daya Tanggap) Kepuasan
Administrasi Satu Pelanggan
Atap

Asurances
(Jaminan)

Empathy (Kepedulian)

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis dalam menunjang

pengumpulan data adalah di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

Bima Nusa Tenggara Barat.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Masyhuri (2008) menjelaskan bahwa penelitian yang

bersifat deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran secermat

mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.

Metode penelitian kuantitatif yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011) adalah

metode penelitian sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme;

metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu;

teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan perhitungan teknik

sampel tertentu yang sesuai; pengumpulan data kuantitatif/statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

28
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang dimaksud penelitian ini adalah masyarakat yang

menggurus pendaftran sertifikat tanah di Badan Pertanahan Nasional kota

Bima dari bulan agustus sampai bulan november sebanyak 109 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive

Sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel

berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut

paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya

(Umar, 2008). Karakteristik tersebut terdiri dari :

a. Responden yang berumur minimal 19 tahun, yang melakukan

mengajuan atau pembuatan sertifikat tanah di Badan Pertanahan

Nasional Kota Bima.

b. Responden yang mengajuan atau pembuatan sertifikat tanah di Badan

Pertanahan Nasional Kota Bima untuk kebutuhannya sendiri melainkan

bukan sebagai calo.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data menurut

klarifikasinya jenis dan sumbernya, yaitu:

29
1. Data primer

Data primer diperoleh dengan membagikan kuesioner langsung

kepada responden terpilih dalam hal ini pengunjung Badan Pertanahan Kota

Bima. Membagian Kueisioner dilaksanakan pada waktu istirahat

pemeriksaan atau pelaksanaan pembuatan sertifikat.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait seperti data

kunjungan pengunjung yang termaksud dalam profil Badan Pertanahan

Nasional Kota Bima, dan melaksanakan penelusuran terhadap berbagai

literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian

E. Teknik Analisa Data

Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solutions). Data yang telah diolah kemudian disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi analisis univariat dan tabel silang analisis

bivariat dalam rangka menganalisis hubungan variabel independen terhadap

variabel dependen.

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis

tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmojo, 2005). Analisis univariat

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variable penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya.

Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan

30
standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Misalnya distribusi

frekuensi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan

dan sebagainya.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan

menganalisis perbedaan atau hubungan antara dua variabel. Menguji ada

tidaknya perbedaan/hubungan antara Kualitas Pelayanan Administrasi

Satu Atap di BPN Kota Bima Terhadap Kepuasan Masyarakatdigunakan

analisis Chi Square, dengan tingkat kemaknaan á = 0,05.

Hasil yang diperoleh pada analisis Chi Square dengan

menggunakan program SPSS yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan

á = 0,05. Apabila nilai p lebih kecil dari á = 0,05 maka ada

hubungan/perbedaan antara dua variabel tersebut (Agung, 1993).

31
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah


Non Kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden dan dipimpin oleh Kepala. (Sesuai dengan Perpres No. 63 Tahun
2013)

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan


tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan
sektoral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1. Visi dan Misi


a. Visi:

Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan


pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan
dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan Republik Indonesia.

b. Misi:

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan


kebijakan pertanahan untuk:

1) Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber


baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

32
2) peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan
dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).
3) Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan
mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di
seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem
pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa,
konflik dan perkara di kemudian hari.
4) Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya
pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber
kesejahteraan masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan
sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang
dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN


menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran,
dan pemetaan;
c. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak
tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan
penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
g. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;

33
h. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
i. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;
j. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;
dan
k. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pertanahan.

3. Agenda Kebijakan

Adapun beberapa Agenda Kebijakan BPN RI adalah sebagai


berikut:

a. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan


Nasional.
b. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta
sertifikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.
c. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship).
d. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban
bencana alam dan daerah-daerah konflik.
e. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan
konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.
f. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS),
dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.
g. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
h. Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar.
i. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-
undangan Pertanahan yang telah ditetapkan.
j. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.

34
k. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan
Pertanahan.

4. Prinsip Pertanahan Nasional

Diawali dari tahun 2005, pertanahan nasional dibangun dan


dikembangkan atas dasar empat (4) prinsip pengelolaan:

a. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada


kesejahteraan masyarakat,
b. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada keadilan
penguasaan dan pemilikan tanah,
c. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada
keberlanjutan sistem kemasyarakatan dan Kebangsaan Indonesia,
d. Pengelolaan pertanahan harus mampu berkonstribusi pada harmoni
sosial.

B. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima

Badan Pertanahan Nasional mulai berdiri dengan Keputusan


Presiden Republik Indonesia dengan Nomor 26 Tahun 1988, selanjutnya
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan
Nasional yang menguatkan kelembagaan Badan Pertanahan Nasional, di
mana tugas yang diemban BPN RI juga menjadi semakin luas baik BPN
pusat, Kanwil, maupun BPN Kota/Kabupaten.

Badan Pertanahan Nasional Kota Bima adalah instansi yang


bersifat vertikal yaitu di bawah tanggung jawab Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berpusat di Mataram, sehingga
segala keputusan yang ingin dilakukan oleh Kepala Badan Pertanahan
Nasional Kota Bima harus mendapatkan persetujuan dari badan Pertanahan
Nasional Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

35
C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4


Tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional maka dirancang struktur organisasi Badan Pertanahan
Nasional Kota Bima yang dipimpin oleh Kepala Kantor yang bertanggung
jawab Kepada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Berikut
struktur organisasinya :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPN Kota Bima

Kepala BPN Kota Bima

Subbagian Seksi hub Seksi Seksi Seksi Seksi


Tata Usaha hukum Penataan pengadaan penanganan infrastruktur
pertanahan Pertanahan tanah masalah & pertanahan
pengenadalia
n pertanahan

Urusan Subseksi Subseksi Subseksi Subeksi Subseksi


perencanaan, penetapan penatgunaa pemanfaatan penanganan pengukuran
evaluasi & hak tanah n tanah & tanah sengketa, &
pelaporan & kawasan konflik & pemerataan
pemerintah
pemberday tertentu perkara dasar &
&penilaian pertanahan
aan hak tematik
tanah tanah
Urusan masyarakat Seksi
keuangan& landreform Subseksi Subseksi Subseksi
barang milik & fasilitasi pengenadalia pengukuran
negara Subseksi konsolidasi n pertanahan &
pengadaan &
pemeliharaa tanah penetapan pemerataan
n data hak
tanah & tanah kadastral
pembinaan pemerintah
Urusan umum PPAT
&
kepegawaian
Seksi hub
hukum
pertanahan
Sumber: Data Sekunder 2017

36
D. Keadaan Aparatur Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima

Aparatur adalah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam


penyelenggaraan pemerintahan atau Negara, sebagai alat untuk mencapai
tujuan nasional. Aspek organisasi itu terutama pengorganisasian atau
kepegawaian. Karena itu menjadi sesuatu yang oenting untuk mengetahui
keasaan aparatur Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bima pada
umumnya dan sub bidang pelayanan sertifikat tanah pada khususnya.

Dalam rangka memudahkan tugasnya dalam memberikan suatu


layanan sertifikat tanah pada masyarakat Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kota Bima haruslah diisi oleh aparatur yang sesuai dengan bidangnya
masing-masing oleh karena itu sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui
susunan atau jabatan aparatur Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota
Bima.

1. Keadaan aparatur berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 4.1 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2017

No Pendidikan Jumlah %

1 Magister (S2) 1 4.5

2 Sarjana (S1) 10 45.5

3 Diploma 3 / Akademi 1 4,5

4 SLTA / Sederajat 10 45,5

Jumlah 22 100

Sumber: Data Sekunder 2017

37
2. Keadaan Pegawai berdasarkan tingkat golongan

Tabel 4.2 Data Pegawai Berdasarkan Pangkat 2017

No Pangkat Jumlah

1 Pembina Tk. I 1

2 Penata Tk. I 4

3 Penata 4

4 Penata Muda Tk. I 7

5 Penata Muda 1

6 Pengatur Tk. I 1

7 Pengatur 1

8 Pengatur Muda 3

Jumlah 22

Sumber: Data Sekunder 2017

38
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan

administrasi satu atap di BPN Kota Bima Terhadap Kepuasan Masyarakat.

Jumlah responden penelitian ini adalah 109 orang. Pembahasan mengenai

karakteristik responden digunakan untuk mengetahui gambaran umum

responden yang berdasarkan atas umur, jenis kelamin, pendidikan dan

pekerjaan.

1. Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur 109 responden

dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu kelompok umur lebih kecil dari 21

tahun, 21-30 tahun, 32 – 40 tahun, 41 – 50 tahun dan lebih besar dari 50

tahun. Hasil kelompok umur ditampilkan pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok


Umur Di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima

Responden
Umur
Frekuensi %
< 21 tahun 1 .9
21-30 tahun 22 20.2
31-40 tahun 45 41.3
41-50 tahun 29 26.6
> 50 tahun 12 11.0
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

39
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa umur responden paling

banyak berumur antara 31-40 tahun, yaitu sebanyak 45 responden (41.3%).

Paling sedikit berumur kurang dari 21 tahun, yaitu sebanyak satu responden

( 0.9 %).

2. Jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin badan

pertanahan PBN Kota Bima. ditampilkan pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuens i Responden Berdasarkan Kelompok


Jenis Kelamin di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota
Bima

Responden
Jenis Kelamin
Frekuensi %
Pria 71 65.1
Wanita 38 34.9
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa responden paling banyak

mempunyai jenis kelamin pria, yaitu sebanyak 71 responden (65,1%) dan

paling sedikit berjenis kelamin wanita, yaitu sebanyak 38 responden

(34,9%).

3. Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Badan

Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima dibagi atas SMP, SMA, D3, S1 dan

S2. Hasil kelompok responden berdasarkan pendidikan ditampilkan tabel

5.3.

40
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok
Pendidikan di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima

Responden
Jenis Kelamin
Frekuensi %
SMP 7 6.4
SMA 40 36.7
D3 3 2.8
S1 58 53.2
S2 1 0.9
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa tingkat pendidikan

responden yang paling banyak adalah S1, yaitu sebanyak 58 orang

(53,2%) dan paling sedikit berpendidikan S2, yaitu sebanyak satu

responden (0,9%).

4. Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan responden

ditampilkan pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuens i Responden Berdasarkan Kelompok


Pekerjaan di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima

Responden
Jenis Kelamin
Frekuensi %
PNS 57 52.3
GURU 12 11.0
WIRASWASTA 30 27.5
URT 6 5.5
PETANI 4 3.7
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

41
Berdasarkan tabel 5.4, diketahui bahwa responden paling

banyak bekerja sebagai PNS, yaitu sebanyak 57 responden (52,4%) dan

paling sedikat bekerja sebagai Petani, yaitu sebanyak 4 responden atau

sebanyak (3,7%).

B. Analisis Univariat

1. Kualitas Layanan

Untuk mendapatkan hasil variabel kualitas layanan maka

dijelaskan variabel tangibles (bukti fisik), Reliability (Kehandalan),

Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), dan emphaty

(empati).

a. Tangibles (Bukti Fisik)

Tangible seberapa baik penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik harus dapat diandalkan. Dalam penelitian

tanggapan responden terhadap variabel tangible mencakup 4

pertanyaan yaitu teknologi dan peralatan, Keseluruhan pelayanan

administrasi, Kebersihan dan kenyamanan ruangan serta Penampilan

petugas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.5 Tanggapan responden terhadap pernyataan teknologi


dan peralatan yang digunakan petugas Administrasi
dalam melayani

Responden
Teknologi dan peralatan
Frekuensi %
Sangat tidak baik 9 8.3
Tidak Baik 39 35.8

42
Baik 31 28.4
Sangat Baik 30 27.5
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.5 menggambarkan umumnya responden

mengatakan Tidak Baik yaitu sebanyak 39 responden (35,8%) tentang

teknologi dan peralatan yang digunakan petugas administrasi dalam

melayani. dan yang paling sedikit mengatakan sangat tidak baik adalah

sebanyak 9 orang (8,3%).

Hasil tabel 5.5. menggambarkan tanggapan responden

tentang teknologi dan peralatan yang digunakan petugas administrasi

dalam melayani yaitu presentasi yang paling banyak hingga yang

paling sedikit didominasi oleh tidak baik dan sangat tidak baik namun

bila dilihat pada tabel 5.5 responden yang mengatakan baik yaitu 31

orang (28.4%) dan yang mengatakan sangat baik yaitu 30 orang

(27.5%) jadi hasil tanggapan responden terhadap teknologi dan

peralatan yang digunakan petugas administrasi dalam melayani yaitu

baik.

Tabel 5.6 Tanggapan responden terhadap pernyataan pelayanan


administrasi secara keseluruhan dilakukan satu tempat
(satu atap)
Keseluruhan pelayanan Responden
administrasi Frekuensi %
Sangat tidak baik 18 16.5
Tidak Baik 30 27.5
Baik 30 27.5
Sangat Baik 31 28.4
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017
43
Tabel 5.6 menggambarkan tanggapan responden terhadap

keseluruhan pelayanan administrasi bahwa umumnya responden

menjawab bahwa pelayanan administrasi secara keseluruhan

dilakukan satu tempat (satu atap), yaitu sebanyak 31 responden

(28,4%) sangat baik dan sebanyak 18 responden (16,5%) mengatakan

sangat tidak baik.

Hasil tabel 5.6. menggambarkan tanggapan responden

tentang pelayanan administrasi secara keseluruhan dilakukan satu

tempat (satu atap) yaitu presentasi yang paling banyak hingga yang

paling sedikit yaitu sangat baik dan sangat tidak baik namun bila dilihat

pada tabel 5.6 responden yang mengatakan tidak baik yaitu 30 orang

(27.5%) dan yang mengatakan baik yaitu 30 orang (27.5%) jadi hasil

tanggapan responden terhadap pelayanan administrasi secara

keseluruhan dilakukan satu tempat (satu atap) yaitu baik.

Tabel 5.7 Tanggapan responden terhadap pernyataan kebersihan


dan kenyamanan ruangan

Kebersihan dan kenyamanan Responden


ruangan Frekuensi %
Sangat tidak baik 3 2.8
Tidak Baik 34 31.2
Baik 46 42.2
Sangat Baik 26 23.9
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.7 menggambarkan tanggapan responden terhadap

kebersihan dan kenyamanan ruangan bahwa ada 46 orang (42,2%)

yang mengatakan baik tentang kebersihan dan kenyamanan ruangan.


44
Sementara itu yang paling sedikit mengatakan sangat tidak baik

sebanyak 3 orang (2,8%).

Hasil tabel 5.7 menggambarkan tanggapan responden

tentang kebersihan dan kenyamanan ruangan yaitu presentasi yang

paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu baik dan sangat tidak

baik namun bila dilihat pada tabel 5.7 responden yang mengatakan

tidak baik yaitu 34 orang (31.2%) dan yang mengatakan sangat baik

yaitu 26 orang (23.9%) jadi hasil tanggapan responden terhadap

kebersihan dan kenyamanan ruangan yaitu baik.

Tabel 5.8 Tanggapan responden terhadap pernyataan


penampilan petugas administrasi

Responden
Penampilan petugas
Frekuensi %
Sangat tidak baik 3 2.8
Tidak Baik 31 28.4
Baik 67 61.5
Sangat Baik 8 7.3
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.8 menggambarkan tanggapan responden terhadap

penampilan petugas umumnya mengatakan baik, yaitu sebanyak 67

orang (61.5%) dan yang terkecil mengatakan sangat tidak baik yaitu

sebesar 3 responden (2,8%).

Hasil tabel 5.8 menggambarkan tanggapan responden

tentang penampilan petugas yaitu presentasi yang paling banyak

hingga yang paling sedikit yaitu baik dan sangat tidak baik namun bila

dilihat pada tabel 5.8 responden yang mengatakan tidak baik yaitu 31
45
orang (28.4%) dan yang mengatakan sangat baik yaitu 8 orang (7.3%)

jadi hasil tanggapan responden terhadap penampilan petugas yaitu

baik.

b. Reliability (Kehandalan)

Kehandalan atau reliabilitas adalah suatu kemampuan

dalam memenuhi janji (tepat waktu, konsisten, kecepatan dalam

pelayanan) yang dapat diketahui dalam penjelasan lebih lanjut. Dalam

penelitian ini untuk mengetahui tanggapan responden terhadap

variabel kehandalan dapat diketahui dari tanggapan terhadap

pernyataan Kesiapan petugas, Kehandalan layanan, Ketepatan waktu

dan Kesalahan minimum.

Tabel 5.9 Tanggapan responden terhadap kesiapan petugas


dalam melayani pelanggan

Responden
Kesiapan petugas
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 7 6.4
Tidak Baik 35 32.1
Baik 64 58.7
Sangat Baik 3 2.8
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.9 menggambarkan tanggapan responden terhadap

kesiapan petugas dalam melayani pelanggan bahwa mayoritas

responden mengatakan baik yaitu sebanyak 64 orang (58,7%). Yang

46
terkecil adalah mengatakan dan sangat baik yaitu masing-masing

sebanyak 3 orang (6,4%).

Hasil tabel 5.9 menggambarkan tanggapan responden

tentang kesiapan petugas dalam melayani pelanggan yaitu presentasi

yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh

baik dan sangat baik namun bila dilihat pada tabel 5.9 responden yang

mengatakan tidak baik yaitu 35 orang (32.1%) dan yang mengatakan

sangat tidak baik yaitu 7 orang (6.4%) jadi hasil tanggapan responden

terhadap kehandalan layanan dalam melayani pelanggan.

Tabel 5.10 Tanggapan responden terhadap kehandalan layanan


yang diberikan petugas administrasi

Responden
Kehandalan layanan
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 12 11.0
Tidak Baik 40 36.7
Baik 57 52.3
Sangat Baik 0 0
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.10 menggambarkan tanggapan responden

terhadap kehandalan layanan, mayoritas responden mengatakan baik

yaitu sebanyak 57 responden (52.3%).dan yang paling sedikit bahkan

Tidak ada satupun responden menanggapi sangat baik.

Hasil tabel 5.10 menggambarkan tanggapan responden

tentang kehandalan layanan dalam melayani pelanggan yaitu

presentasi yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu

47
didominasi oleh baik dan sangat baik namun bila dilihat pada tabel 5.10

responden yang mengatakan tidak baik yaitu 40 orang (36.7%) dan

yang mengatakan sangat tidak baik yaitu 12 orang (11.0%) jadi hasil

tanggapan responden terhadap kehandalan layanan dalam melayani

pelanggan yaitu baik.

Tabel 5.11 Tanggapan responden terhadap ketepatan waktu yang


disediakan petugas

Responden
Ketepatan waktu
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 27 24.8
Tidak Baik 28 25.7
Baik 43 39.4
Sangat Baik 11 10.1
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.11 menggambarkan tanggapan responden bahwa

ada 43 responden (39,4%) mengatakan baik dan sangat baik

sebanyak 11 responden (10.1%) terhadap ketepatan waktu yang

disediakan petugas.

Hasil tabel 5.11 menggambarkan tanggapan responden

tentang ketepatan waktu yang disediakan petugas yaitu presentasi

yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh

baik dan sangat baik namun bila dilihat pada tabel 5.11 responden

yang mengatakan tidak baik yaitu 28 orang (25.7%) dan yang

mengatakan sangat tidak baik yaitu 27 orang (24.8%) jadi hasil

tanggapan responden terhadap ketepatan waktu yang disediakan

petugas yaitu tidak baik. Sehingga ada korelasi terhadap kualitas


48
pelayanan yang diberikan oleh petugas dalam tabel 5.11

menggambarkan kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan petugas

dalam bentuk ketepatan waktu.

Tabel 5.12 Tanggapan responden terhadap kesalahan minimum


dalam memberikan layanan

Responden
Kesalahan minimum
Frequency %
Sangat Tidak Baik 20 18.3
Tidak Baik 33 30.3
Baik 38 34.9
Sangat Baik 18 16.5
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.12 menggambarkan tanggapan responden

bahwa mayoritas mengatakan baik, yaitu sebanyak 38 responden

(34,9%) tentang kesalahan minimum dalam memberikan layanan dan

yang mengatakan sangat baik adalah 18 responden (16,5%).

Hasil tabel 5.12 menggambarkan tanggapan responden

tentang kesalahan minimum dalam memberikan layanan yaitu

presentasi yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu

didominasi oleh baik dan sangat baik namun bila dilihat pada tabel 5.12

responden yang mengatakan tidak baik yaitu 33 orang (30.3%) dan

yang mengatakan sangat tidak baik yaitu 20 orang (18.3%) jadi hasil

tanggapan responden terhadap kesalahan minimum dalam

memberikan layanan yaitu baik. Walaupun dengan perbedaan tidak

terlalu jauh dengan tanggapan respon yang mengatakan bahwa

kesalahan minimum dalam memberikan layanan tidak baik.


49
c. Responsiveness (Daya Tanggap)

Responsiveness merupakan suatu kebijakan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat kepada pelanggan.

Adapun tanggapan responden terhadap variabel responsiveness dapat

djileskan pada tabel-tabel dibawah ini.

Tabel 5.13 Tanggapan responden terhadap kecepatan


ketanggapan petugas administrasi

Responden
Kecepatan/ketanggapan
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 8 7.3
Tidak Baik 50 45.9
Baik 26 23.9
Sangat Baik 25 22.9
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.13 menggambarkan tanggapan responden bahwa

mayoritas responden mengatakan tidak baik yaitu sebanyak 50 orang

(45.9%) tentang kecepatan/ketanggapan petugas administrasi.

Sementara itu yang mengatakan sangat tidak baik adalah sebanyak 8

orang (7.3%).

Hasil tabel 5.13 menggambarkan tanggapan responden

tentang kecepatan/ketanggapan petugas administrasi yaitu presentasi

yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh

tidak baik dan sangat tidak baik namun bila dilihat pada tabel 5.13

responden yang mengatakan baik yaitu 26 orang (23.9%) dan yang

mengatakan sangat baik yaitu 25 orang (22.9%) jadi hasil tanggapan


50
responden terhadap kecepatan/ketanggapan petugas administrasi yaitu

tidak baik. Sehingga ada korelasi terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan oleh petugas dalam tabel 5.13 menggambarkan kurangnya

kualitas pelayanan yang diberikan petugas dalam bentuk

kecepatan/ketanggapan petugas administrasi.

Tabel 5.14 Tanggapan responden terhadap pelayanan kepada


pelanggan terhadap permasalahan yang ada

Responden
Permasalahan yang ada
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 8 7.3
Tidak Baik 43 39.4
Baik 39 35.8
Sangat Baik 19 17.4
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.14 menggambarkan umumnya responden


mengatakan tidak baik, yaitu sebanyak 43 orang (39.4%) dan ada 8
orang (7,3%) yang mengatakan sangat tidak baik terhadap pelayanan
pelanggan dari permasalahan yang ada.
Hasil tabel 5.14 menggambarkan tanggapan responden
tentang kecepatan/ketanggapan petugas administrasi pelayanan
pelanggan dari permasalahan yang ada yaitu presentasi yang paling
banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh tidak baik dan
sangat tidak baik namun bila dilihat pada tabel 5.14 responden yang
mengatakan baik yaitu 39 orang (35.8%) dan yang mengatakan sangat
baik yaitu 19 orang (17.4%) jadi hasil tanggapan responden terhadap
kecepatan/ketanggapan petugas administrasi yaitu baik.

51
Tabel 5.15 Tanggapan responden terhadap Kesediaan membantu
pelanggan

Responden
Kesediaan membantu
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 1 0.9
Tidak Baik 39 35.8
Baik 65 59.6
Sangat Baik 4 3.7
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.15 menggambarkan tanggapan responden bahwa

ada 65 responden (59.6%) mengatakan baik dan sangat tidak baik

sebanyak 1 orang (0.9%). terhadap kesediaan membantu pelanggan.

Hasil tabel 5.15 menggambarkan tanggapan responden

tentang terhadap kesediaan membantu pelanggan yaitu presentasi

yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu baik dan sangat

tidak baik namun bila dilihat pada tabel 5.15 responden yang

mengatakan tidak baik yaitu 39 orang (35.8%) dan yang mengatakan

sangat baik yaitu 4 orang (3.7%) jadi hasil tanggapan responden

terhadap kecepatan/ketanggapan petugas administrasi yaitu baik.

Tabel 5.16. Tanggapan responden terhadap Prosedur layanan

Responden
Prosedur layanan
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 4 3.7
Tidak Baik 50 45.9
Baik 48 44.0
Sangat Baik 7 6.4
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

52
Tabel 5.16 menggambarkan tanggapan responden bahwa

ada 50 responden (45.9%) mengatakan tidak baik dan sangat tidak

baik sebanyak 4 responden (3,7%) terhadap prosedur layanan.

Hasil tabel 5.16 menggambarkan tanggapan responden

tentang prosedur layanan yaitu presentasi yang paling banyak hingga

yang paling sedikit yaitu didominasi oleh tidak baik dan sangat tidak

baik namun bila dilihat pada tabel 5.16 responden yang mengatakan

baik adalah sebanyak 48 responden (44.0%) dan yang mengatakan

sangat baik hanya sebanyak 7 orang (6.4%). jadi hasil tanggapan

responden terhadap prosedur layanan yaitu baik. Walaupun dengan

perbedaan tidak terlalu jauh dengan tanggapan respon yang

mengatakan bahwa kesalahan minimum dalam memberikan layanan

tidak baik

d. Assurance (Jaminan)

Jaminan merupakan pengetahuan dan keramahan

karyawan serta kemampuan melaksanakan tugas secara spontan yang

dapat menjamin kerja yang baik, sehingga menimbulkan kepercayaan

dan keyakinan pelanggan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.17 Tanggapan responden terhadap Kemampuan dan


pengetahuan petugas administrasi

Responden
Kemampuan dan pengetahuan
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 8 7.3
Tidak Baik 43 39.4
53
Baik 46 42.2
Sangat Baik 12 11.0
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.17 menggambarkan tanggapan responden

bahwa ada 46 responden (42.2%) mengatakan baik dan sangat baik

sebanyak 8 orang (7,3%) terhadap kemampuan dan pengetahuan

petugas administrasi. =

Hasil tabel 5.17 menggambarkan tanggapan responden

tentang kemampuan dan pengetahuan petugas administrasi yaitu

presentasi yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu baik dan

sangat tidak baik namun bila dilihat pada tabel 5.17 responden yang

mengatakan sangat tidak baik sebanyak dan yang mengatakan tidak

baik adalah hanya sebanyak 43 orang (39,4%) dan sangat baik 12

responden (11.0%) jadi hasil tanggapan responden terhadap

kemampuan dan pengetahuan petugas administrasi yaitu baik

Tabel 5.18 Tanggapan responden terhadap petugas berpakaian


dan berpenampilan baik

Responden
Berpakaian dan penampilan
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 4 3.7
Tidak Baik 45 41.3
Baik 51 46.8
Sangat Baik 9 8.3
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.18 menggambarkan tanggapan responden

bahwa ada 51 responden (46.8%) yang mengatakan baik dan yang

54
mengatakan sangat tidak baik hanya sebanyak 4 responden (3.7%)

terhadap petugas berpakaian dan berpenampilan baik.

Hasil tabel 5.17 menggambarkan tanggapan responden

terhadap petugas berpakaian dan berpenampilan baik. yaitu presentasi

yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu baik dan sangat

tidak baik namun bila dilihat pada tabel 5.17 responden yang

mengatakan sangat baik sebanyak 9 responden (8,3%) Sebaliknya

yang mengatakan tidak baik sebesar 45 responden (41.3%) jadi hasil

tanggapan responden terhadap terhadap petugas berpakaian dan

berpenampilan baik yaitu baik

Tabel 5.19 Tanggapan responden terhadap sikap sopan dari


petugas administrasi

Responden
Sikap sopan
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 4 3.7
Tidak Baik 37 33.9
Baik 61 56.0
Sangat Baik 7 6.4
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.19 menggambarkan tanggapan responden bahwa

ada 61 responden (56.0%) mengatakan baik dan sangat tidak baik

sebanyak 4 responden (3.7%) terhadap sikap sopan dari petugas

administrasi.

Hasil tabel 5.19 menggambarkan tanggapan responden

terhadap sikap sopan dari petugas administrasi yaitu presentasi yang

paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu baik dan sangat tidak
55
baik namun bila dilihat pada tabel 5.19 responden yang mengatakan

Sangat baik 7 responden (6.4%) Sebaliknya yang mengatakan tidak

baik dan sangat tidak baik masing-masing adalah 37 responden

(33,9%) jadi hasil tanggapan responden terhadap sikap sopan dari

petugas administrasi yaitu baik

Tabel 5.20 Tanggapan responden terhadap Kejujuran petugas


administrasi

Responden
Kejujuran
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 17 15.6
Tidak Baik 39 35.8
Baik 38 34.9
Sangat Baik 15 13.8
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.20 menggambarkan tanggapan responden

bahwa ada 39 responden (35.8%) mengatakan tidak baik dan sangat

baik sebanyak 15 responden (13.8%) terhadap Kejujuran petugas

administrasi

Hasil tabel 5.20 menggambarkan tanggapan responden

terhadap sikap sopan dari petugas administrasi yaitu presentasi yang

paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu tidak baik dan sangat

baik namun bila dilihat pada tabel 5.20 responden yang mengatakan

Sangat tidak 17 responden (15,6%). Sebaliknya yang mengatakan

baik dan sangat baik masing-masing sebesar 38 responden (34.9%)

jadi hasil tanggapan responden terhadap sikap sopan dari petugas

administrasi yaitu tidak baik. Sehingga ada korelasi terhadap kualitas


56
pelayanan yang diberikan oleh petugas dalam tabel 5.20

menggambarkan kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan petugas

dalam bentuk sikap sopan dari petugas administrasi.

e. Empathy (Empati)

Empathy adalah memberikan jaminan yang bersifat

individual atau pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk

memahami keinginan pelanggan. Adapun tanggapan responden dapat

dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.21 Tanggapan responden terhadap Kepedulian petugas


terhadap masalah pelanggan

Responden
Kepedulian terhadap masalah
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 5 4.6
Tidak Baik 42 38.5
Baik 55 50.5
Sangat Baik 7 6.4
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.21 menggambarkan tanggapan responden

bahwa ada 55 responden (50.5%) mengatakan baik dan sangat tidak

baik sebanyak 5 responden (4.6%). terhadap Kepedulian petugas

terhadap masalah pelanggan.

Hasil tabel 5.21 menggambarkan tanggapan responden

terhadap sikap sopan dari petugas administrasi yaitu presentasi yang

paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu baik dan sangat tidak

baik namun bila dilihat pada tabel 5.21 responden yang mengatakan
57
Sangat baik 7 responden (6.4%) Sebaliknya yang mengatakan tidak

baik dan sangat tidak baik adalah masing-masing sebesar 42

responden (38,5%) jadi hasil tanggapan responden terhadap sikap

sopan dari petugas administrasi yaitu baik.

Tabel 5.22 Tanggapan responden terhadap kemudahan dalam


menemui petugas administrasi

Kemudahan dalam menemui Responden


petugas Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 9 8.3
Tidak Baik 38 34.9
Baik 55 50.5
Sangat Baik 7 6.4
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.22 menggambarkan tanggapan responden

bahwa ada 55 responden (50.5%) mengatakan baik dan sangat baik

sebanyak 7 responden (6.4%) terhadap kemudahan dalam menemui

petugas administrasi.

Hasil tabel 5.22 menggambarkan tanggapan responden

terhadap kemudahan dalam menemui petugas administrasi yaitu

presentasi yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu

didominasi oleh baik dan sangat baik namun bila dilihat pada tabel 5.22

responden yang mengatakan tidak baik dan sangat tidak baik adalah

sebanyak 38 responden (34.9%) dan 9 responden (8.3%). jadi hasil

tanggapan responden terhadap kemudahan dalam menemui petugas

administrasi yaitu baik.

58
Tabel 5.23 Tanggapan responden terhadap keadilan dalam
memberikan layanan

Responden
Kedilan memberikan layanan
Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 23 21.1
Tidak Baik 28 25.7
Baik 49 45.0
Sangat Baik 9 8.3
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.23 menggambarkan tanggapan responden bahwa

ada 49 responden (45,0%) mengatakan baik dan sangat baik

sebanyak 9 responden (8,3%) terhadap keadilan dalam memberikan

layanan.

Hasil tabel 5.23 menggambarkan tanggapan responden

terhadap keadilan dalam memberikan layanan yaitu presentasi yang

paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh baik dan

sangat baik namun bila dilihat pada tabel 5.23 responden yang

mengatakan tidak baik dan sangat tidak baik adalah masing-masing

sebesar 28 responden (25,7%) dan 23 responden (21,1%). jadi hasil

tanggapan responden terhadap keadilan dalam memberikan layanan

yaitu baik.

Tabel 5.24 Tanggapan responden terhadap dukungan lembaga


atas kebutuhan pelanggan

Dukungan lembaga atas Responden


kebutuhan pelanggan Frekuensi %
Sangat Tidak Baik 10 9.2
Tidak Baik 37 33.9
Baik 56 51.4
59
Sangat Baik 6 5.5
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.24 menggambarkan tanggapan responden

bahwa ada 56 responden (51.4%) mengatakan baik dan sangat baik

sebanyak 6 responden (5.5%) terhadap dukungan lembaga atas

kebutuhan pelanggan.

Hasil tabel 5.24 menggambarkan tanggapan responden

terhadap dukungan lembaga atas kebutuhan pelanggan yaitu

presentasi yang paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu

didominasi oleh baik dan sangat baik namun bila dilihat pada tabel 5.24

responden yang mengatakan tidak baik dan sangat tidak baik adalah

masing-masing sebesar 37 responden (33,9%) dan 10 responden

(9,2%). jadi hasil tanggapan responden terhadap dukungan lembaga

atas kebutuhan pelanggan yaitu baik.

Tabel 5.25 Hasil Tanggapan responden terhadap kualitas layanan

Responden
Kualitas layanan
Frekuensi %
Tidak Baik 45 41.3
Baik 64 58.7
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.25 menggambarkan tanggapan responden

terhadap kualitas layanan bahwa sebagian besar responden

mengatakan baik terhadap kualitas layanan administrasi satu atap di

badan pertahanan nasional (BPN) Kota Bima, yaitu sebanyak 64

60
responden (58.7%) dan yang mengatakan tidak baik adalah sebanyak

45 orang (41.3%).

Hasil ini menunjukkan bahwa petugas administrasi di

Kantor BPN Kota Bima adalah baik dalam layanan yang berkualitas

terhadap pelanggan yang datang di kantor tersebut. Atau dengan

kata lain kualitas layanan yang diberikan oleh petugas administrasi

dikantor BPN Kota Bima adalah baik.

2. Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah penilaian pelanggan terhadap

produk atau pelayanan yang telah memberikan tingkat kenikmatan seperti

yang diharapkan. Setiap kegiatan usaha dalam hal penjualan berkaitan

dengan kepuasan pelanggan. Dengan adanya kepuasan pelanggan, maka

kelangsungan usaha pun akan terjaga. Berikut tanggapan responden

terhadap kepuasan pelanggan .

Tabel 5.26 Tanggapan responden terhadap perasaan puas


terhadap kebutuhan pelanggan

Perasaan puas terhadap Responden


kebutuhan Frekuensi %
Sangat Tidak puas 20 18.3
Tidak puas 38 34.9
puas 48 44.0
Sangat Puas 3 2.8
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.26 menggambarkan tanggapan responden terhadap

kualitas layanan bahwa sebagian responden mengatakan puas terhadap

61
kualitas layanan administrasi satu atap di badan pertahanan nasional

(BPN) Kota Bima, yaitu sebanyak 48 responden (44.0%) dan yang

mengatakan sangat puas adalah sebanyak 3 orang (2,8%).

Hasil tabel 5.26 menggambarkan tanggapan responden

terhadap Perasaan puas terhadap kebutuhan yaitu presentasi yang paling

banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh puas dan sangat

puas namun bila dilihat pada tabel 5.26 responden yang mengatakan

kualitas tidak puas hanya sebanyak 38 orang (34,9%) dan yang

menyatakan sangat tidak puas adalah sebanyak 20 orang (18.3%). jadi

hasil tanggapan responden terhadap Perasaan puas terhadap kebutuhan

yaitu tidak puas. Sehingga ada korelasi terhadap perasaan puas yang

diberikan oleh petugas dalam tabel 5.26 menggambarkan kurangnya

kepuasaan masyarakat atas layanan yang diberikan petugas.

Tabel 5.27 Tanggapan responden terhadap teknologi dan


peralatan

Responden
Teknologi dan perlatan
Frekuensi %
Sangat Tidak puas 16 14.7
Tidak puas 42 38.5
puas 48 44.0
Sangat Puas 3 2.8
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.27 menggambarkan tanggapan responden bahwa ada

48 responden (44.0%) mengatakan puas dan sangat puas sebanyak 3

responden (2,8%) terhadap teknologi dan peralatan.


62
Hasil tabel 5.27 menggambarkan tanggapan responden

terhadap teknologi dan peralatan yaitu presentasi yang paling banyak

hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh puas dan sangat puas

namun bila dilihat pada tabel 5.27 responden yang mengatakan tidak puas

dan sangat tidak puas masing-masing adalah sebanyak 42 responden

(38.5%) dan 16 responden (14,7%). jadi hasil tanggapan responden

terhadap teknologi dan peralatan yaitu tidak puas. Sehingga ada korelasi

terhadap teknologi dan peralatan yang diberikan oleh petugas dalam tabel

5.27 menggambarkan kurangnya kepuasaan masyarakat atas teknologi dan

peralatan yang diberikan petugas.

Tabel 5.28 Tanggapan responden terhadap perasaan puas


terhadap pelayanan administrasi

Perasaan puas terhadap Responden


pelayanan adiministrasi Frekuensi %
Sangat Tidak puas 16 14.7
Tidak puas 41 37.6
puas 48 44.0
Sangat Puas 4 3.7
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.28 menggambarkan tanggapan responden bahwa ada

48 responden (44,0%) mengatakan puas dan sangat puas sebanyak 4

responden (3,7%) terhadap perasaan puas atas pelayanan administrasi.

Hasil tabel 5.28 menggambarkan tanggapan responden terhadap

perasaan puas atas pelayanan administrasi yaitu presentasi yang paling

banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh puas dan sangat
63
puas namun bila dilihat pada tabel 5.28 responden yang mengatakan tidak

puas sebanyak 41 orang (37,6%) dan sangat tidak puas adalah sebanyak

16 orang (14,7%). jadi hasil tanggapan responden terhadap perasaan puas

atas pelayanan administrasi yaitu tidak puas. Sehingga ada korelasi

terhadap perasaan puas atas pelayanan administrasi yang diberikan oleh

petugas dalam tabel 5.28 menggambarkan kurangnya kepuasaan

masyarakat atas perasaan puas atas pelayanan administrasi yang diberikan

petugas.

Tabel 5.29 Tanggapan responden terhadap perasaan puas atau


kualitas jasa secara keseluruh

Perasaan puas atau kualitas jasa Responden


secara keseluruhan Frekuensi %
Sangat Tidak puas 27 24.8
Tidak puas 31 28.4
puas 47 43.1
Sangat Puas 4 3.7
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Hasil tabel 5.29 menggambarkan menggambarkan tanggapan

responden bahwa ada 47 responden (43.1%) mengatakan puas dan

sangat puas sebanyak 4 responden (3.7%) terhadap perasaan puas atau

kualitas jasa secara keseluruhan.

Hasil tabel 5.29 menggambarkan tanggapan responden terhadap

perasaan puas atau kualitas jasa secara keseluruhan yaitu presentasi yang

paling banyak hingga yang paling sedikit yaitu didominasi oleh puas dan

sangat puas namun bila dilihat pada tabel 5.29 responden yang

mengatakan tidak puas sebanyak 31 orang (28.4%), dan sangat tidak puas
64
sebanyak 27 orang (24.8%). jadi hasil tanggapan responden terhadap

perasaan puas atau kualitas jasa secara keseluruhan yaitu tidak puas.

Sehingga ada korelasi terhadap perasaan puas atau kualitas jasa secara

keseluruhan yang diberikan oleh petugas dalam tabel 5.29 menggambarkan

kurangnya kepuasaan masyarakat atas perasaan puas atau kualitas jasa

secara keseluruhan yang diberikan petugas.

Tabel 5.30 Hasil Tanggapan responden terhadap Kepuasan


Pelanggan

Responden
Kepuasan pelanggan
Frekuensi %
Tidak Baik 58 53,2
Baik 51 46,8
Total 109 100.0
Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 5.30 menggambarkan tanggapan responden terhadap

kualitas pelanggan bahwa sebagian besar responden mengatakan kurang

puas terhadap kualitas layanan administrasi satu atap di badan pertahanan

nasional (BPN) Kota Bima, yaitu sebanyak 58 responden (53,2%) dan yang

mengatakan baik adalah sebanyak 51 orang (46,8%).

Hasil ini menunjukkan bahwa petugas administrasi di Kantor BPN

Kota Bima adalah kurang baik dalam layanan yang berkualitas terhadap

pelanggan yang datang di kantor tersebut. Atau dengan kata lain kualitas

layanan yang diberikan oleh petugas administrasi dikantor BPN Kota Bima

adalah kurang.

65
C. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan Uji square (X2). Adanya

hubungan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan ditunjukkan dengan nilai p

< 0,05.

Pengujian secara statistik antara variabel kualitas layanan dengan

kepuasan pelanggan administrasi satu atap di badan pertahanan Nasional (BPN)

Kota Bima ditampilkan pada tabel 5.31.

Tabel 5.31 Hubungan antara kualitas layanan administrasi satu atap


dengan kepuasan pelanggan di BPN

Kepuasan Pelanggan
Kualitas
Layanan Tidak puas Puas Total P value
F % f % %
Tidak Baik 32 71.1 13 28.9 45 100 0.00

Baik 26 40.6 38 59.4 64 100

Total 58 53.2 51 46.8 109 100

Sumber: data diolah tahun 2017

Tabel 31 menggambarkan hubungan antara kualitas layanan

administrasi satu atap terhadap kepuasan pelanggan BPN Kota Bima. tabel ini

dapat dilihat kualitas layanan yang baik diberikan adalah sebesar 64 orang dan

sisanya memberikan layanan yang tidak baik yaitu sebanyak 45 orang. Terdapat

51 orang yang puas dan ada 58 orang yang tidak puas. Hasil analisis statistik

menjukkan nilai p value = 0,000 < 0.05 berarti disimpulkan adanya pengaruh

66
antara kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan di Badan Pertahanan

Nasional (BPN) Kota Bima.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 5.25 menggambarkan tanggapan responden terhadap kualitas

layanan bahwa sebagian besar responden mengatakan baik terhadap kualitas

layanan administrasi satu atap di badan pertahanan nasional (BPN) Kota Bima,

yaitu sebanyak 64 responden (58.7%) Sedangkan yang mengatakan kualitas

tidak baik hanya sebanyak 45 orang (41.3%). Tabel 5.30 menggambarkan

tanggapan responden terhadap kepuasan pelanggan bahwa sebagian besar

responden mengatakan tidak puas atas pelayanan satu atap di badan

pertahanan nasional (BPN) Kota Bima, yaitu sebanyak 58 orang (53.2%).

Sementara itu yang mengatakan puas adalah sebanyak 51 orang (46.8%).

Tabel 5.31 menggambarkan hubungan antara kualitas layanan

administrasi satu atap terhadap kepuasan pelanggan BPN Bima. tabel ini dapat

dilihat kualitas layanan yang baik diberikan adalah sebesar 64 orang dan

sisanya memberikan layanan yang tidak baik yaitu sebanyak 45 orang. Dari 64

orang yang memberikan kualitas layanan yang baik terdapat 51 orang yang

puas dan ada 58 orang yang tidak puas. Hasil analisis statistik menjukkan nilai

p value = 0,000 < 0.05 berarti disimpulkan adanya pengaruh antara kualitas

layanan dengan kepuasan pelanggan di Badan Pertahanan Nasional (BPN)

Kota Bima.

67
Pada tabel 5.25 dan tabel 5.31 menunjukan 3 indikator baik yaitu :

tangibles (bukti fisik),responsivennes (daya tangkap), empathy (kepedulian)

namun lemah pada reliability (kehandalan) dan asurances (jaminan) sehingga

layanan yang dirasakan oleh masyarakat tidak puas terhadap pemberiaan

layanan atau jasa di Badan Pertanahan Kota Bima.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh antara kualitas

layanan dengan kepuasan pelanggan di Badan Pertahanan Nasional (BPN)

Kota Bima. Berdasarkan pengalaman empiris bahwa adanya pengaruh antara

kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan di Badan Pertahanan Nasional

(BPN) Kota Bima

68
BAB VI

PENUTUP

A, Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kualitas pelayanan

administrasi satu atap di Badan Pertanahan Kota Bima dilihat dari Tangibles

(Bukti Fisik), Reliability (Kehandalan), Responsivennes (Daya Tanggap),

Asurences (Jaminan) dan Empthy (Kepedulian) terhadap kepuasan pelanggan

bahwa terdapat pengaruh antara kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan

di Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kota Bima.

B. saran-saran

Dalam rangka meningkatkan pelayanan Badan Pertanahan Nasional

(BPN) Kota Bima secara efektif dan efisien sebagai unsur pendukung kualitas

pelayanan terhadap masyarakat maka Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

Bima harus memperhitungkan aspek jumlah ketenagaan sehingga dapat

disesuaikan dengan jumlah pengunjung pelayanan atau masyarakat dan perlu

dilaksanakan program pelatihan dan peningkatan tingkat pendidikan dengan

memberikan kesempatan kepada pegawai untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi.

69
Daftar Pustaka

BUKU :

Arief, Muhtosim. 2007. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan.


Bayumedia Publishing, Malang.

Arief, Muhtosim. 2006. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan:


Bagaimana Mengelola Kualitas Pelayanan Agar Memuaskan
Pelanggan. Bayumedia Publishing, Malang.

Bungin, Burhan H.M. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi,


Kebijakan Publik, dan Ilmu social. Jakarta : Kencana Prenama Media
Group

Jasfar, Farida. 2005. Manajemen Jasa; Pendekatan Terpadu. Bogor:


Ghalia Indonesia.

Lijan Poltak Sinambela, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik:


Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Moenir, H. A. S. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia.


Jakarta: Bumi Aksara.

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta:


CV. Rajawali

Soeprapto, R. 1986. Undang-Undang Pokok Agraria dalam Praktek.


Jakarta: CV. Mitra Sari

Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. 2003. Pengaturan Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT


Asdi Mahasatya.

Mashuri. 2008. Penelitian Verifikatif. Andi: Yogyakarta.

Tangklisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo.

Thoha, Miftah. 1998. Perilaku Organisasi. Bandung: Cipta Pustaka.


70
Tjandra, W. Riawan. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah
Daerah Dalam Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.

Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. 2002. Total Quality Management (Ed
rev). Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005. Service, Quality, &


Satisfaction. Yogyakarta: Andi Offset.

Widodo, Joko. 2001. Good Governance Telaah Dari Dimensi


Akuntabilitas, Kontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi Dan
Otonomi Daerah. Surabaya: Insan Cendekia.

PERATURAN

Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2000 Tentang

Program Nasional

Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1979 Tentang Catur Tertib pertanahan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur negara No. 63 Tahun

2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Umum.

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan tanah.

71
SKRIPSI

Islam, A. F. 2017. Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan di Kantor

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Pinrang. Universitas

Hasanuddin.

Ramadhan, P. R. 2016. Analisis Pelayanan Administrasi Di Kantor

Kecamatan Tualang Kabupaten Siak. Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau.

Sandra Septiani. 2016. Pelaksanaan Tertib Administrasi Pertanahan Di

Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan. Universitas

Lampung

Sitorus, Yuni A. 2016. Tinjauan Hukum Tentang Pelayanan Publik Di

Bidang Pertanahan (Studi Di Kantor Pertanahan Kabupaten Deli

Serdang). Universitas Sumatra Utara

Setyaningsih, Nur. 2008. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Di

Satlantas Kabupaten Sragen. Universitas Diponegoro.

JURNAL

Astuti, Herni J. (2007). Analisis Kepuasan Konsumen (Servqual Model

dan Important Performance Analysis Model). Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

72
INTERNET

http://kahaba.net/berita-bima/12384/kasus-dua-sertifikat-di-atas-satu-

lahan.html. (Diakses tanggal 18/5/2017)

http://www.lombokpost.net/2015/09/10/bpn-tidak-akan-terbitkan-sertifikat-

tanah-amahami/. (Diakses tanggal 18/5/2017)

http://site.bpn.go.id/o/Layanan-Pertanahan.aspx (Diakses 25/52017)

73
Lampiran

KUESIONER
KULITAS PELAYANAN ADMINISTRASI SATU ATAP
DI BADAN PERTANAHAN (PBN) KOTA BIMA

KUALITAS LAYANAN

PENDIDIKAN

(BUKTI FISIK)

(KEHANDALA

ASSURANCE
RESPONSIV
TANGIBLES

RELIABILITY

TANGGAP)

(JAMINAN)

EMPATHY
(EMPATI)
UMUR

ENESS
PEKERJAA KEPUASAN

(DAYA
NO NAMA GENDER
N PELANGGAN

N)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 4
1 Maslah.SH 39 Pria S1 PNS 3 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 1
2 Ahmad baihaki,SE 45 Pria S1 PNS 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2
3 Amir 28 Pria S1 PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 1
4 Ridwan ,S.pt 52 Pria S1 PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 Nurhaidah 51 wanitta S1 PNS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 Jimi karter 40 Pria S1 PNS 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 1
7 Sulaiman 43 Pria SMA PNS 2 2 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2
8 Arifudin 47 Pria S1 GURU 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 Syamsuddin , SP 54 Pria S1 PNS 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1
10 Zaidun 52 Pria S1 PNS 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 3 3 1 1 3 3 3 1
Tukang
Husain Jamal 40 Pria SMA 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 Kayu 2 2 2 1
12 Nuryadin 28 Pria S1 Guru SDN 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2
13 Hayatul Nufus 35 Wanita S1 Guru 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
14 St. Hawa 29 Wanita SMP URT 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 Zdamar Abas 41 Pria S1 Guru 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
16 Maani 28 Wanita SMA PLN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 Nurmi 30 Wanita SMP URT 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3
18 Rostina 30 Wanita SMA Pedagang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
19 Hidayat Bakri 31 Pria S1 Penyuluh 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 Haris 29 Pria SMA Petani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 Irmayanti ,SH 29 Wanita S1 Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
22 Syafrudin , SE 45 Pria S1 Tenaga Adm 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 Sunandar 27 Pria S1 Pedagang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 Dahlan Ahmad 56 Pria S1 Guru SDN 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
25 Azis Idris 37 Pria SMA Pedagang 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 Erni 37 Wanita SMA Seniman 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
27 Nasfal hj. Husen 48 wanita SMA PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 Marjan , SE 45 Wanita S1 PNS 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 khairudin 33 Pria SMA PNS 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3
30 Sahrul anhar 34 Pria S1 Tenaga bakti 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
Tenaga
I gustingurah agung 19 Pria SMA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
31 Kontrak 3 3 4 4 3 3
32 Muhamad 50 Pria S1 PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
33 Nurdin 38 Pria SMA PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 4
34 Pandu Wiwata 35 Pria SMA Petani 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
35 Ramadan Putra 31 Pria S1 Guru SMP 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
36 Muhtar , SE 41 Pria S1 Pedagang 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
37 Eti hastati 37 Wanita S1 PNS 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
38 Junaidin Al- Hadi, SE 35 Pria S1 PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3
39 Kartini 42 Wanita SMA wirausaha 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
40 Fahrorojik 38 Pria SMA PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
41 Ruslan 57 Pria S1 BKPH 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
42 Budi utomo, SE 34 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
43 Syahrudin , SE 39 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
44 Hidayatulzzikri 40 Pria SMA PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
45 Fadilah 26 Wanita SMA Pedagang 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
46 Junaidin 36 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
SPMA/
Sri nurhayati 50 Wanita PNS 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 SMA
48 Faruk , S.hut 31 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
49 Ismiati 30 Wanita S1 Wiraswasta 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
50 Jumiatun 29 Wanita SMA Pedagang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
51 Renaldi 24 Pria SMA Bengkel 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
52 Ahmad. MS 56 Pria SMA PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
53 Zulkarnain 40 Pria S1 PNS 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54 Iwan yadi 29 Pria S1 WIRASWAS 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
TA

55 Mahyudi 58 Pria SMA Pengusaha 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3


56 Ria iswandari 37 wanita S1 PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
57 Ramli ,S.pt 38 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
58 Supriadi , SH 54 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
59 Saladdin 32 Pria SMA Petani 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
60 Rohana 45 Wanita SMP Wirausaha 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
61 Sukran Riadi 42 Pria SMA Pengusaha 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2
62 Sunardi 36 Pria SKMA PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
63 Hidayat Amin 48 Pria SMA PLN 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2
64 Ahmad Joni , S.hut 42 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
65 Muhaimin , SH 41 Pria S1 PNS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 3 3 2
66 Muhtadin 49 Pria D3 PNS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 3 2 2
67 Syamsul arifin 53 Pria S1 PNS 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3
68 Supriadi SH 32 Pria S1 PNS 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1 1 1 1
69 Eka trisnawati 35 wanita SMA PNS 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 1 1 2 3
70 Anwar 31 Pria S1 Guru SDN 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2
71 M. Kasim 54 Pria S1 Guru 2 3 2 3 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1
72 Nailah 28 Perempuan S1 Wirausaha 2 3 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 1
73 Abdul Rahman Sidik 42 Pria SMA Nelayan 2 3 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1
74 Muh Zainab 39 Pria S2 PNS 3 2 3 1 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
75 Muhaimin 41 Pria S1 Wiraswasta 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1
76 Amber Waty 31 Perempuan S1 PNS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 2
77 Erna Suryani 32 Perempuan SMA Pedagang 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2
78 Fina 27 Perempuan D3 Wiraswasta 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 2 1 2 2 1
79 muflia 32 wanita S1 PNS 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1
80 ANNISSAH 42 WANITA SMA PNS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
81 RUKMISA 46 Perempuan SMA Wiraswasta 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
82 Nurhudayana 35 Perempuan D3 PNS 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1
83 rudi usman 39 pria S1 PNS 1 1 2 3 2 2 1 1 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 1
84 INTAN PUTRI M 30 Wanita sma urt 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
85 panji 49 pria s1 GURU 2 2 3 3 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 1 1
86 mawar puspita 36 Perempuan S1 URT 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
87 anjas mutfah 41 pria smk Nelayan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
88 ambran 29 laki laki sma Pedagang 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 2
89 wira 33 laki laki S1 PNS 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1
90 firman l 32 pria S1 PNS 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
91 asdar ansar 48 pria S1 pns 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
92 rodiah 37 Perempuan s1 pns 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
93 hairin 50 pria s1 pns 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 2
94 ru,ad 41 laki laki sma Pedagang 2 1 3 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2
95 nur wahida 29 Perempuan sma petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
96 laila multia 40 wanita sma urt 2 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2
97 busman 33 pria si guru 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1
98 norman 38 laki laki smk benkel 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2
99 maryono 40 pria s1 wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
100 aprianti 29 wanita smk wiraswasta 2 2 3 3 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
101 ratna 29 Perempuan s1 guru 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 1 2 2
102 ramlih 36 laki laki s1 pns 1 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 2 1 2 2
103 sultan 43 laki laki s1 pns 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1
104 Sulaiman 50 pria smp Pedagang 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
105 H budiman 56 pria sma Nelayan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
106 adiba apriani n 31 Perempuan smp Pedagang 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
107 nuraisia 44 wanita sma URT 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
108 suhada 38 Perempuan smp Pedagang 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1
109 ulvia s 27 Perempuan s1 pns 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

KETERANGAN :
KUALITAS LAYANAN : STB = Sangant Tidak Baik 1
TB = Tidak Baik 2
B = Baik 3
SB = sangat Baik 4
KUALITAS
PELAYANAN : STP = Sangant Tidak Puas 1
TP = Tidak Puas 2
P = Puas 3
SP = sangat Puas 4
Umure
Freque Percent Valid Cumulative
ncy Percent Percent
< 20 tahun 1 .9 .9 .9
21-30 tahun 22 20.2 20.2 21.1
31-40 tahun 45 41.3 41.3 62.4
Valid
41-50 tahun 29 26.6 26.6 89.0
> 50 tahun 12 11.0 11.0 100.0
Total 109 100.0 100.0

Jk
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
pria 71 65.1 65.1 65.1
Valid Wanita 38 34.9 34.9 100.0
Total 109 100.0 100.0

Didik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SMP 7 6.4 6.4 6.4
SMA 40 36.7 36.7 43.1
D3 3 2.8 2.8 45.9
Valid
S1 58 53.2 53.2 99.1
S3 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0

Kerja
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
PNS 57 52.3 52.3 52.3
GURU 12 11.0 11.0 63.3
WIRASWAS
30 27.5 27.5 90.8
Valid TA
URT 6 5.5 5.5 96.3
PETANI 4 3.7 3.7 100.0
Total 109 100.0 100.0
Frequency Table

TANGIBEL
t1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
9 8.3 8.3 8.3
Baik
Tidak Baik 39 35.8 35.8 44.0
Valid
Baik 31 28.4 28.4 72.5
Sangat Baik 30 27.5 27.5 100.0
Total 109 100.0 100.0

t2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
18 16.5 16.5 16.5
Baik
Tidak Baik 30 27.5 27.5 44.0
Valid
Baik 30 27.5 27.5 71.6
Sangat Baik 31 28.4 28.4 100.0
Total 109 100.0 100.0

t3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
3 2.8 2.8 2.8
Baik
Tidak Baik 34 31.2 31.2 33.9
Valid
Baik 46 42.2 42.2 76.1
Sangat Baik 26 23.9 23.9 100.0
Total 109 100.0 100.0
t4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
3 2.8 2.8 2.8
Baik
Tidak Baik 31 28.4 28.4 31.2
Valid
Baik 67 61.5 61.5 92.7
Sangat Baik 8 7.3 7.3 100.0
Total 109 100.0 100.0

RELIABILITY
r1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
7 6.4 6.4 6.4
Baik
Tidak Baik 35 32.1 32.1 38.5
Valid
Baik 64 58.7 58.7 97.2
Sangat Baik 3 2.8 2.8 100.0
Total 109 100.0 100.0

r2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
12 11.0 11.0 11.0
Baik
Valid Tidak Baik 40 36.7 36.7 47.7
Baik 57 52.3 52.3 100.0
Total 109 100.0 100.0

r3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
27 24.8 24.8 24.8
Baik
Tidak Baik 28 25.7 25.7 50.5
Valid
Baik 43 39.4 39.4 89.9
Sangat Baik 11 10.1 10.1 100.0
Total 109 100.0 100.0
r4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
20 18.3 18.3 18.3
Baik
Tidak Baik 33 30.3 30.3 48.6
Valid
Baik 38 34.9 34.9 83.5
Sangat Baik 18 16.5 16.5 100.0
Total 109 100.0 100.0

RESPOSIVENESS
res1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
8 7.3 7.3 7.3
Baik
Tidak Baik 50 45.9 45.9 53.2
Valid
Baik 26 23.9 23.9 77.1
Sangat Baik 25 22.9 22.9 100.0
Total 109 100.0 100.0

res2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
8 7.3 7.3 7.3
Baik
Tidak Baik 43 39.4 39.4 46.8
Valid
Baik 39 35.8 35.8 82.6
Sangat Baik 19 17.4 17.4 100.0
Total 109 100.0 100.0

res3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
1 .9 .9 .9
Baik
Tidak Baik 39 35.8 35.8 36.7
Valid
Baik 65 59.6 59.6 96.3
Sangat Baik 4 3.7 3.7 100.0
Total 109 100.0 100.0
res4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
4 3.7 3.7 3.7
Baik
Tidak Baik 50 45.9 45.9 49.5
Valid
Baik 48 44.0 44.0 93.6
Sangat Baik 7 6.4 6.4 100.0
Total 109 100.0 100.0

ASSURANCE
as1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
8 7.3 7.3 7.3
Baik
Tidak Baik 43 39.4 39.4 46.8
Valid
Baik 46 42.2 42.2 89.0
Sangat Baik 12 11.0 11.0 100.0
Total 109 100.0 100.0

as2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
4 3.7 3.7 3.7
Baik
Tidak Baik 45 41.3 41.3 45.0
Valid
Baik 51 46.8 46.8 91.7
Sangat Baik 9 8.3 8.3 100.0
Total 109 100.0 100.0

as3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
4 3.7 3.7 3.7
Baik
Tidak Baik 37 33.9 33.9 37.6
Valid
Baik 61 56.0 56.0 93.6
Sangat Baik 7 6.4 6.4 100.0
Total 109 100.0 100.0
as4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
17 15.6 15.6 15.6
Baik
Tidak Baik 39 35.8 35.8 51.4
Valid
Baik 38 34.9 34.9 86.2
Sangat Baik 15 13.8 13.8 100.0
Total 109 100.0 100.0

EMPATI
e1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
5 4.6 4.6 4.6
Baik
Tidak Baik 42 38.5 38.5 43.1
Valid
Baik 55 50.5 50.5 93.6
Sangat Baik 7 6.4 6.4 100.0
Total 109 100.0 100.0

e2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
9 8.3 8.3 8.3
Baik
Tidak Baik 38 34.9 34.9 43.1
Valid
Baik 55 50.5 50.5 93.6
Sangat Baik 7 6.4 6.4 100.0
Total 109 100.0 100.0

e3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
23 21.1 21.1 21.1
Baik
Tidak Baik 28 25.7 25.7 46.8
Valid
Baik 49 45.0 45.0 91.7
Sangat Baik 9 8.3 8.3 100.0
Total 109 100.0 100.0
e4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangat TIdak
10 9.2 9.2 9.2
Baik
Tidak Baik 37 33.9 33.9 43.1
Valid
Baik 56 51.4 51.4 94.5
Sangat Baik 6 5.5 5.5 100.0
Total 109 100.0 100.0

KEPUASAN PELANGGAN

kp1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangant Tidak
20 18.3 18.3 18.3
Puas
Tidak Puas 38 34.9 34.9 53.2
Valid
Puas 48 44.0 44.0 97.2
Sangat Puas 3 2.8 2.8 100.0
Total 109 100.0 100.0

kp2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangant Tidak
16 14.7 14.7 14.7
Puas
Tidak Puas 42 38.5 38.5 53.2
Valid
Puas 48 44.0 44.0 97.2
Sangat Puas 3 2.8 2.8 100.0
Total 109 100.0 100.0
kp3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangant Tidak
16 14.7 14.7 14.7
Puas
Tidak Puas 41 37.6 37.6 52.3
Valid
Puas 48 44.0 44.0 96.3
Sangat Puas 4 3.7 3.7 100.0
Total 109 100.0 100.0

kp4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sangant Tidak
27 24.8 24.8 24.8
Puas
Tidak Puas 31 28.4 28.4 53.2
Valid
Puas 47 43.1 43.1 96.3
Sangat Puas 4 3.7 3.7 100.0
Total 109 100.0 100.0

KESIMPULAN

KL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Baik 45 41.3 41.3 41.3
Valid Baik 64 58.7 58.7 100.0
Total 109 100.0 100.0

KP
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Tidak Puas 58 53,2 53,2 53,2
Valid Puas 51 46,8 46,8 100.0
Total 109 100.0 100.0
CROSSTABS

[DataSet1] D:\karya tulis\DEWI AYU NISWARI\mt olahan.sav

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KP * KL 109 100.0% 0 0.0% 109 100.0%

KP
Tidak puas Total
puas
Count 32 13 45
Tidak baik % within KP 71.1% 28.9% 100.0%
% of Total 29.4% 11.9% 41.3%
KL
Count 26 38 64
Baik % within KP 40.6% 59.4% 100.0%
% of Total 23.8% 34.9% 58.7%
Count 58 51 109
Total % within KP 53.2% 46..8% 100.0%
% of Total 53.2% 46..8% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 56.695a 6 .000
Likelihood Ratio 72.508 6 .000
Linear-by-Linear
47.185 1 .000
Association
N of Valid Cases 109
a. 3 cells (25.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.76.

Anda mungkin juga menyukai