Anda di halaman 1dari 77

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA

SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAMBAUL HISAN


KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019

SKRIPSI

OLEH :
LAILY KURNIATI
142012017162P

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU-LAMPUNG
TAHUN 2019
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA
SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAMBAUL HISAN
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan program Pada


Program Studi S1 Keperawatan

Oleh :
LAILY KURNIATI
142012017162P

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU-LAMPUNG
TAHUN 2019

ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Laily Kurniati

NPM : 142012017162P

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Judul : Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada

santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten

Pringsewu Tahun 2019.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang saya buat tidak pernah atau belum pernah di buat oleh orang lain

dan saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.

2. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya tulis ilmiah

tersebut, kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Demikian surat pernyataani ini dibuat sebenarnya dan

dapat dipertanggung jawabkan.

Pringsewu, Juli 2019


Penulis

Laily Kurniati

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiya Pringsewu Lampung, saya yang


bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Laily Kurniati
NIM : 142012017162P
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Guna mengembangkan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA


SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAMBAUL HISAN KABUPATEN
PRINGSEWU TAHUN 2019.

Dengan pernyataan ini STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak


menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format lain, mengelola dalam
bentuk, pangkalan data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak
atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Pringsewu
Pada Tanggal : Juli 2019

Yang menyatakan

Laily Kurniati
142012017162p

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah
dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul hubungan pola
makan dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan
Kabupaten Pringsewu Tahun 2019, dapat saya selesaikan. Skripsi skripsi ini
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi
pada sarjana keperawatan.
Dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep Sp.Kep.J selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Pringsewu
2. Ns. Rani Ardina, M.Kep selaku ketua prodi S1 keperawatan STIKes
Muhammadiyah Pringsewu
3. Ns. Idayati, S.Kep, M.Kes sebagai Pembimbing I dalam skripsi penelitian
4. Elmi Nuryati, M.Epid sebagai pembimbing II dalam menyusun skripsi
penelitian.
5. Nur Fadhilah, M.Kes. sebagai peanguji yang telah memberikan masukan
kepada peneliti.
6. Bapak/ ibu dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Rekan-rekan S1 Keperawatan yang telah yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih banyak kekurangan


baik dari segi isi maupun bahasa, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk demi perbaikan selanjutnya. Akhirnya penulis
berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Pringsewu, Juli 2019
Penulis

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA


SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAMBAUL HISAN
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019

Laily Kurniati

XVII + 42 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 11 lampiran

ABSTRAK

Gastritis merupakan masalah kesehatan yang banyak diderita saat ini terutama
pada remaja. Tingginya angka kejadian gastritis saat ini disebabkan beberapa
faktor salah satunya pola makan. Penelitian ini bertujuan diketahui hubungan pola
makan dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan
Kabupaten Pringsewu Tahun 2019.

Metodologi penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan


cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah santri di Pondok Pesantren
Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu yaitu 143 santri. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 55 Sampel. Tekhnik sampling yang digunakan
adalah Accidental Sampling.

Analisa univariat diketahui responden dengan pola makan kurang baik sebanyak
31 responden (56,4 %) dan responden yang tidak mengalami gastritis sebanyak 37
responden (67,3%). Analisa bivariat diketahui ada hubungan antara pola makan
dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan
Kabupaten Pringsewu Tahun 2019 dengan p-value 0,042 dan OR sebesar 4,118.
Oleh karena itu diharapkan kepada pengurus pondok pesantren Mambaul Hisan
kabupaten Pringsewu untuk dapat bekerjasama dengan petugas kesehatan untuk
dapat memberikan pendidikan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kejadian gastritis.
Kata Kunci : Pola Makan, Gastritis.
Kepustakaan : 38 (2010-2017)

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
School of Health Sciense Muhammadiyah Pringsewu Lampung

CORRELATIONSHIP OF EAT PATTERNS WITH GASTRITIS EVENT


IN SANTRI IN THE PONDOK OF THE MAMBAUL HISAN
PRINGSEWU DISTRICT
2019

Laily Kurniati

XVII + 42 pages + 6 tables + 2 schemes + 11 attachments

ABSTRACT

Gastritis is a health problem that is common today, especially in adolescents. The


current high incidence of gastritis is due to several factors, one of which is diet.
This study aims to determine the relationship between eating patterns and the
incidence of gastritis in santri at the Mambaul Hisan Islamic Boarding School in
Pringsewu Regency in 2019.

The methodology of this research uses analytical survey design with cross
sectional approach. The population in this study were santri at the Mambaul Hisan
Islamic Boarding School in Pringsewu Regency, namely 143 santri. The number
of samples in this study were 55 samples.Sampling technique used in this study is
accidental sampling.

Univariate analysis revealed that respondents with poor diet were 31 respondents
(56.4%) and respondents who did not experience gastritis as many as 37
respondents (67.3%). Bivariate analysis revealed that there was a relationship
between diet and gastritis in santri at Mambaul Hisan Islamic Boarding School in
Pringsewu Regency in 2019 with p-value of 0.042 and OR of 4.118. Therefore it
is expected to administrator of the Mambaul Hisan Islamic boarding school to be
able to cooperate with health workers to be able to provide education about factors
that can affect the incidence of gastritis.

Keywords : Diet, Gastritis


Literature : 38 (2010-2017)

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


HALAMAN JUDUL DENGAN PENGESAHAN .................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN........................................ vi
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN ......................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRAC.................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... xv
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................. xvi
MOTTO ..................................................................................................... xvii

BAB I LATAR BELAKANG


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Ruang lingkup .................................................................................... 5
E. Manfaat penelitian .............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Gastritis .............................................................................................. 7
B. Pola Makan ........................................................................................ 20
C. Kerangka Teori................................................................................... 18
D. Kerangka Konsep ............................................................................... 19
E. Hipotesis............................................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ................................................................................ 20
B. Variabel penelitian ............................................................................ 20
C. Definisi operasional .......................................................................... 21
D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 22
E. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 24
F. Etika penelitian................................................................................... 24
G. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 26
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 27
I. Analisa data ....................................................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 30
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 31
C. Pembahasan ....................................................................................... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................................ 41
B. Saran ................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
DAFTAR TABEL

Definisi Operasional ................................................................................... 21


Usia Responden ........................................................................................... 31
Jenis kelamin Responden ............................................................................ 31
Pola Makan Responden ............................................................................... 32
Kejadian Gastritis Responden ..................................................................... 32
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis .................................... 33

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
DAFTAR GAMBAR

Kerangka Teori............................................................................................ 18
Kerangka Konsep ........................................................................................ 19

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Lulus Uji Etik


Lampiran 2 Surat Permohonan izin Validitas
Lampiran 3 Surat Izin validitas
Lampiran 4 Surat permohonan Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Izin peneltiian
Lampiran 6 Penjelasan Tentang Penelitian
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 8 Kuisioner
Lampiran 9 Data Mentah
Lampiran 10 Output SPSS
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Mahasiswa

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Laily Kurniati

NPM : 42012017162P

Tempat/Tanggal Lahir : Pringsewu 22 Juni 1991

Agama : Islam

Alama : Pringkumpul, Pringsewu

Alamat email : 999lailykurniati@gmail.com

Riwayat Pendidikan

SDN 1 Di Marga Tunggal Jaya, Tulang Bawang Lulus Tahun 2003

MTSN 1 Pringswu Lulus tahun 2006

SMA PGRI 1 Pingsewu Lulus Tahun 2009

D III STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lulus Tahun 2012

Terdaftar sebagai mahasiswa STIKes Muhammadiyah Konversi Tahun 2018

sampai sekarang

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan puji syukur kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya. Skripsi ini penulis persembahkan
kepada :
1. Untuk kedua anakku tercinta Damar Galih Assegaf dan Muhammad Ikhsan al
Gifari
2. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dalam menempuh
pendidikan ini..
3. Ns. Idayati, S.Kep, M.Kes., Elmi Nuryati, M.Epid dan Nur Fadhilah, M.Kes.,
yang telah memberikan bimbingan dan telah banyak menambah ilmu kepada
penulis.
4. Seluruh dosen S1 Keperawatan STIKes Muhamadiyah Pringsewu yang telah
memberikan ilmu yang mereka miliki dengan tulus dan semaksimal mungkin.
5. Teman-teman Seperjuanganku kelas Konversi tercinta terima kasih telah
menemani perjuanganku dari awal hingga akhir.
6. Almamater STIkes muhamadiyah Pringsewu yang penulis cintai.
7. Semua pihak yang sangat mendukung unutk membantu penyelesaian skripsi
ini, sekali lagi penulis ucapkan terima kasih.

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.


Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

Kesuksesan tidak terwujud dari tidak pernah membuat


kesalahan. Tapi tidak pernah membuat kesalahan yang sama
dalam hidup
(Penulis)

xvii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu

pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus

penyakit tidak menular (PTM) yang banyak disebabkan oleh gaya hidup

karena urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi. Gaya hidup yang tidak sehat

seperti mengkonsumsi makanan pedas, asam dan sering makan tidak tepat

waktu dapat menjadi penyebab masalah gangguan pencernaan seperti diare

dan dapat meningkatkan asam lambung yang mengakibatkan penyakit gastritis

(Gustin, 2012)

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan

yang paling sering terjadi (Gustin, 2012). Salah satu gejala terjadinya gastritis

adalah nyeri pada ulu hati, selain itu juga bisa terjadi mual, muntah, lemas,

nafsu makan menurun, wajah pucat, keluar keringat dingin, sering bersendawa

dan pada kondisi yang parah bisa terjadi muntah darah (Wijoyo, 2010)

Dampak gastritis dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan

terjadinya suatu luka dalam perut yang dapat menimbulkan nyeri ulu hati yang

sangat perih. Luka pada dinding lambung sering kali karena peningkatan

pengeluaran asam lambung selanjutnya akan meningkatkan motilitas lambung

dan jika dibiarkan lebih lanjut dapat menyebabkan tukak lambung, pendarahan

hebat, dan kanker. Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus akan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


2

merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker

lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai penelitian menyimpulkan

bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari

gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus (Saydam,

2011).

Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah

penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui

endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial

lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat

asimptomatik (Gustin, 2011). Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah

di Indonesia cukup tinggi dengan prelevansi mencapai 40.8%. Berdasarkan

profil kesehatan di Indonesia tahun 2011, merupakan salah satu penyakit

dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien. Rawat inap di rumah sakit di

Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Nage et al., 2018).

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gastritis salah satunya

adalah pola makan tidak teratur dan makanan yang tidak sehat seperti

makanan yang dapat mengiritasi lambung akan merusak lapisan mukosa

lambung dengan cara menimbulkan defek mukosa lambung dan terjadi difusi

balik ion histamin akan menyebabkan terjadinya kerusakan mukosa lambung

sehingga mudah terjadi gastritis reaktif dan bisa menyebabkan terjadinya

erosi. Pola makan yang tidak sehat seperti makanan yang dapat mengiritasi

lambung yaitu makanan pedas, asam, makanan yang banyak mengandung

bumbu tajam seperti merica dan sayuran yang mengandung gas (Hidayah,

2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


3

Pola makan yang tidak teratur dan tidak baik dapat menyebabkan

gangguan di sistem pencernaan. Ketepatan waktu makan perlu di perhatikan

untuk meringankan kerja saluran pencernaan sebaiknya waktu makan tiga kali

sehari dalam porsi kecil (Pratiwi, 2013). Penelitian (Wahyuni et al., 2012).

Menyatakan terdapat hubungan ketepatan waktu makan dengan kejadian

gastritis, responden dengan waktu makan yang tidak tepat mempunyai risiko 2

kali lebih besar untuk mengalami gastritis dari pada responden dengan waktu

makan yang tepat.

Penelitian (Sani et al., 2016). Menyatakan jenis makanan mempunyai

risiko mengalami gastritis 4,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang

kurang mengkonsusmsi jenis makanan pemicu gastritis seperti makanan asam,

asin, pedas, gas, serta berlemak merupakan faktor risiko kejadian gastritis.

Penelitian lain dilakukan oleh (Nage et al., 2018) menyatakan bahwa terdapat

hubungan natara pola makan (frekuensi makan, jenis makan dan porsi makan)

dengan terjadinya gastritis pada pasien yang dirawat di RSUD Kota Makassar.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Shalahuddin and Rosidin,

2018) bahwa terdapat hubungan pola makan dengan kejadian gastritis di SMK

YBKP3.

Pondok Pesantren Mambaul Hisan merupakan salah satu pondok yang

berada di Kabupaten Pringsewu dengan kejadian gastritis meningkat setiap

tahunya. Gastritis juga merupakan penyakit urutan kedua terbanyak di Pondok

Pesantren Mambaul Hisan pada tahun 2018. Hasil survey yang dilakukan

peneliti disalah satu pondok pesantren yang ada di Kabupaten Pringsewu

melalui wawancara terhadap 10 santri didapatkan hasil bahwa 8 santri

mengatakan bahwa pernah mengalami gejala nyeri pada uluhati. Hasil

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


4

wawancara dan observasi yang dilakukan dengan pihak pondok diketahui

bahwa pihak pondok selalu menyiapkan menu makan 3 kali dalam sehari

sesuai dengan kebutuhan santri, namun demikian santri kurang

memperhatikan pola makan dengan baik. Berdasarkan fenomena tersebut

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pola makan

dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan

Kabupaten Pringsewu Tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan

yang paling sering terjadi (Gustin, 2012). Bahaya penyakit gastritis jika

dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat

meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga menyebabkan

kematian. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gastritis salah satunya

adalah pola makan tidak teratur. Berdasarkan latar belakang maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan pola makan dengan

kejadian gastritis pada santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten

Pringsewu Tahun 2019?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada

santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun

2019.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


5

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui karakteristik responden di Pondok Pesantren Mambaul

Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

b. Diketahui distribusi frekuensi pola makan santri di Pondok Pesantren

Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

c. Diketahui distribusi frekuensi kejadian gastritis pada santri di Pondok

Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

d. Diketahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada santri

di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun

2019

D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dalam penelitian ini yaitu hubungan pola makan dengan

kejadian gastritis pada santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten

Pringsewu yang telah dilakukan pada bulan Juli 2019. Objek yang akan diteliti

yaitu santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini mampu memberikan informasi dan gambaran secara

nyata, memperkuat dan mengembangkan teori yang ada serta menambah

wawasan ilmu pengetahuan berkenaan dengan masalah gastritis serta

menambah informasi dan pengetahuan khususnya dalam bidang

keperawatan serta mampu dijadikan pedoman bagi peneliti selanjutnya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


6

2. Bagi Pengguna

a. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

khususnya bagi pengurus Pondok Pesantren Mambaul Hisan mengenai

pola makan yang mempengaruhi tingkat kejadian gastritis sehingga

dapat memberikan pengawasan yang lebih kepada para santri tentang

pola makan santri.

b. Bagi Santri

Diharapkan dengan penelitian ini santri lebih banyak mengetahui

tentang pola makan yang baik seperti makan tepat waktu atau sesuai

jadwal dan tidak mengkonsumsi makanan diluar pondok untuk

mencegah kejadian gastritis sehingga diharapkan tidak terganggunya

proses pembelajaran santri selama di pondok.

c. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini mampu dijadikan sebagai

informasi dan bahan masukan dalam melakukan penelitian selanjutnya

yang lebih baik dengan menambahkan variabel yang lebih banyak lagi

seperti pendidikan, agama dan sosial budaya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Gastritis

1. Definisi

Gastritis atau biasa disebut maag adalah suatu peradangan mukosa

lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau local dengan karakteristik

anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah

(Suratun, 2010).

Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah “maag” atau ulu

hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lender

lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui

diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini

sering dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa

mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun

atau sakit kepala Kurni, 2011 dalam (Megawati and Nosi, 2014)

2. Klasifikasi Gastritis

a. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang akut dengan


7
kerusakan – kerusakan erosi (Darmawan

and Rahayuningsih, 2010). Agen penyebab yang sering terjadi pada

gastritis akut adalah makanan berbumbu, pedas, alkohol, kafein, dan

aspirin (Muttaqin and Sari, 2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


8

b. Gastritis Kronik

Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama disebabkan

oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H.

Pylori (Darmawan and Rahayuningsih, 2010).

3. Etiologi

Beberapa hal yang menyebabkan seseorang terkena gastritis:

a. Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang

atau Kondisi stres atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan

kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi

HCL lambung (Pratiwi, 2013).

b. Mukosa (selaput lendir) lambung tidak tahan terhadap asam lambung

dan pepsin yang berlebihan karena menurunnya kemampuan fungsi

mukosa lambung tersebut (Aminudin, 2013).

c. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi paru, perlu dicurigai

turut mempengaruhi penularan kuman di komunitas, karena antibiotik

tersebut mampu mengeradikasi infeksi Helicobacter pylori, walaupun

persentase keberhasilannya sangat rendah (Smeltzer and Bare, 2010).

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gastritis

a. Pola makan

Pola makan terdiri dari frekuensi makan, waktu makan dan jenis

makanan (Naisali et al., 2017). Gastritis biasanya diawali oleh pola

makan yang tidak teratur. Kebiasaan makan yang buruk dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


9

mengkonsumsi makanan yang tidak hygien merupakan faktor resiko

terjadinya gastritis Wahyu, 2011 dalam (Hartati et al., 2014). Salah

satu penyebab utama meningkatnya asam lambung adalah pola makan

yang tidak teratur. Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan

masuk masuk kedalam lambung berfungsi mengurangi kepekatan

asam lambung sehingga sampai menggrogoti lambung (Megawati and

Nosi, 2014).

Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas = 1 kali dalam 1

minggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus menerus dapat

menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut dengan gastritis

(Diatsa, 2016). Orang yang cendrung memilih makanan yang pedas

dan asam dapat memicu peningkatan asam lambung sehingga hal

tersebut merupakan salah satu faktor terjadinya gastritis (Milasari,

2017).

b. Infeksi bakteri/ virus terutama Helicobacter pylori, anemia, penyakit

ginjal, diabetes, serta kandungan yang mengiritasi, seperti obat-

obatan, alkohol, rokok dan sebagainya (Aminudin, 2013).

c. Melakukan pekerjaan melebihi kemampuan fisik maupun psikis

Melakukan pekerjaan yang melebihi kemampuan dapat menimbulkan

stres. Saat mengalami stres maka akan terjadi perubahan hormonal

dalam tubuh. Perubahan itu merangsang sel-sel didalam lambung

memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan

menimbulkan perih, nyeri, dan kembung. Pada jangka waktu yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


10

lama, dapat menyebabkan luka pada dinding lambung (Chasanah,

2010).

d. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmium,

aseton, dan lain-lain yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa

lambung (Nurhayati, 2010).

5. Patofisiologi

Mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari

pencernaan terhadap lambung itu sendiri, yang disebut proses auto digesti

acid, prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa

barier ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barier ini rusak terjadilah

perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf

cholinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mukus dan

menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan

terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung. Alkohol, aspirin

dan refluk isi duodenal diketahui sebagai penghambat disfusi barier

(Darmawan and Rahayuningsih, 2010). Penggunaan aspirin, alkohol,

memakan makanan yang berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah

yang besar dapat mengurangi daya tahan mukosa, ditambah dengan

keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam lambung berlebihan

(Nurhayati, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


11

6. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala dari gastritis menurut (Nurhayati, 2010):

a. Nyeri ulu hati

Hal ini dapat disebabkan karena adanya suatu proses peradangan

yang terjadi akibat dari adanya iritasi pada mukosa lambung.

b. Anoreksia, Nausea dan Vomitus

Ketiga tanda ini sangat umum ditemukan. Hal ini terjadi karena

adanya peningkatan kadar asam lambung di dalam tubuh khususnya

pada organ lambung.

c. Melena dan Hematemesis

Hal ini dapat disebabkan karena adanya suatu proses perdarahan

yang berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung.

7. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari gastritis menurut (Okivani, 2011) dan

(Aminudin, 2013) yaitu rasa terbakar dilambung dan akan menjadi

semakin parah ketika sedang makan, mual dan sering muntah, tekanan

darah menurun, pusing, nyeri ulu hati, keringat dingin, nadi cepat.

(Puspadewi and Endang, 2012) menyatakan bahwa tanda dan gejala yang

paling sering dijumpai pada penderita gastritis yaitu nyeri, rasa tidak

nyaman pada perut, mual, muntah, kembung, sering platus dan sering

sendawa.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


12

B. Pola Makan

1. Definisi

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

macam dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari, pola

makan terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan

(Pratiwi, 2013).

Pengertian pola makan menurut Handajani dalam (Sulistyoningsih,

2011) adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam

memenuhi makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan

makanan, sedangkan menurut Suhardjo pola makan di artikan sebagai cara

seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan

mengkonsumsi makanan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya

dan sosial.

Pola makan didefinisikan sebagai karateristik dari kegiatan yang

berulang kali makan individu atau setiap orang makan dalam memenuhi

kebutuhan makanan (Sulistyoningsih, 2011).

2. Komponen Pola Makan

Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri

dari: jenis, frekuensi, dan jumlah makanan.

a. Jenis makan

Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap

hari terdiri dari makanan pokok, Lauk hewani,Lauk nabati, Sayuran

,dan Buah yang dikonsumsi setiap hari Makanan pokok adalah sumber

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


13

makanan utama di negara indonesia yang dikonsumsi setiap orang atau

sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jangung, sagu, umbi-

umbian, dan tepung (Sulistyoningsih, 2011).

b. Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari

meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan

(Riskesdas, 2013). sedangkan menurut (Suhardjo, 2009) frekuensi

makan merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali

makan pagi, makan siang, dan makan malam.

c. Jumlah makan\

Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam

setiap orang atau setiap individu dalam kelompok (Paramitha, 2013).

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan

a. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi

konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.

Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli

pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya

penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli

pangan baik secara kualitas maupun kuantitas. Meningkatnya taraf

hidup (kesejahteraan) masyarakat pengaruh promosi melalui iklan,

serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


14

dan timbulnya kebutuhan psikogenik baru dikalangan masyarakat

ekonomi menengah ke atas (Krisnakai, 2018).

Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi pengetahuan gizi

yang cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif

dalam pola makannya sehari-hari. Sehingga pemilihan suatu bahan

makanan lebih didasarkan terhadap pertimbangan selera dibandingkan

aspek gizi. Kecendrungan untuk mengkonsumsi makanan impor,

terutama jenis siap santap (fast food), seperti ayam goreng, pizza,

hamburger, dan lain-lain, telah meningkat tajam terutama dikalangan

generasi muda dan kelompok masyarakat ekonomi menengah ke atas

(Pratiwi, 2013).

b. Faktor Sosial Budaya

Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya adat

daerah yang menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan disuatu

masyarakat memiliki cara mengkonsumsi pola makan dengan cara

sendiri. Dalam budaya mempunyai suatu cara bentuk macam pola

makan seperti:dimakan, bagaimana pengolahanya, persiapan dan

penyajian, (Sulistyoningsih, 2011).

c. Agama

Dalam agama pola makan ialah suatu cara makan dengan diawali

berdoa sebelum makan dengan diawali makan mengunakan tangan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


15

kanan (Riskesdas, 2013). Agama mempengaruhi pola makan yaitu

jenis makanan yang dimakan (Hastuti, 2012).

Pantangan yang didasari Agama, khususnya Agama Islam

disebut haram dan individu yang melanggar hukum berdosa. Adanya

makanan terhadap makanan/minuman tertentu di sisi agama

dikarenakan makanan/minuman tersebut membahayakan jasmani dan

rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat

mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi

(Pratiwi, 2013).

d. Pendidikan

Dalam pendidikan pola makan ialah salah satu pengetahuan,

yang dipelajari dengan berpengaruh terhadap pemilihan bahan

makanan dan penentuan kebutuhan gizi (Krisnakai, 2018).

e. Lingkungan

Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap

pembentuk perilaku makan berupa lingkungan keluarga melalui

adanya promosi, media elektroni, dan media cetak. Lingkungan juga

memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan pola makan

(Kadir, 2016).

f. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ialah suatu cara seseorang yang mempunyai

keterbiasaan makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi

dan jenis makanan yang dimakan (Depkes, 2013). Menurut

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


16

(Paramitha, 2013) mengatakan bahwa suatu penduduk mempunyai

kebiasaan makan dalam tiga kali sehari adalah kebiasaan makan dalam

setiap waktu.

4. Pola Makan Sehat

Pola makan sehat bagi penderita gastritis yaitu (Rial, 2010):

a. Makan sesuai waktunya

b. Biasakan makan membawa bekal dari rumah

c. Pilih makanan yang direbus bukan digoreng

d. Kurangi makanan fast food yang mengandung banyak lemak

e. Makan dengan nutrisi yang cukup dan seimbang selain karbohidrat

(nasi, roti, pasta) juga konsumsi protein

f. Hindari minuman soft drink.

5. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis

Pola makan terdiri dari frekuensi makan, waktu makan dan jenis

makanan (Naisali et al., 2017). Gastritis biasanya diawali oleh pola makan

yang tidak teratur. Kebiasaan makan yang buruk dan mengkonsumsi

makanan yang tidak hygien merupakan faktor resiko terjadinya gastritis

Wahyu, 2011 dalam (Hartati et al., 2014). Salah satu penyebab utama

meningkatnya asam lambung adalah pola makan yang tidak teratur.

Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan masuk masuk kedalam

lambung berfungsi mengurangi kepekatan asam lambung sehingga sampai

menggrogoti lambung (Megawati and Nosi, 2014).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


17

Menurut Warmbrand 2000, dalam (Yatmi, 2017) pola makan yang

baik adalah dengan memulai sarapan pagi sebelum beraktivitas, makan

siang sebelum ada rangsangan lapar dan makan malam sebelum tidur.

Pola makan tidak teratur dapat menyebabkan gastritis, bila seseorang

terlambat makan sampai 2-3 jam maka asam lambung yang di produksi

semakin banyak dan berlebih sehigga dapat mengiritasi mukosa lambung

(Smeltzer and Bare, 2010).

Gastritis terjadi karna ketidaksesuain lambung dengan makanan yang

dimakan seperti makanan yang pedas (cabai, atau merica) atau makanan

yang memiliki kadar lemak yang tinggi, sehingga produksi asam lambung

tidak terkontrol Yuliarti, 2009 dalam (Hartati et al., 2014). Menurut (Sani

et al., 2016) faktor jenis makanan juga turut menjadi pengaruh terhadap

kejadian gastritis karena memiliki kebiasaan mengkonsumsi jenis

makanan seperti asam, asin, pedas, gas, serta makan makanan yang banyak

mengandung lemak.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


18

C. Kerangka Teori

Kerangka teori pada dasarnya adalah ringkasan dari tinjauan pustaka

yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan di teliti

atau di ambil yang berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang

digunakan untuk mengembangkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo,

2010). Kerangka Teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Gastritis

Faktor yang
mempengaruhi Kejadian
Gastritis Sehat

1. Pola Makan
2. Infeksi bakteri
3. Pekerjaan berlebih Pola Makan
4. Perokok
5. Stress
6. Kopi Tidak Sehat
7. Alkohol
8. Obat Anti Inflamasi
Non Steroid (OAINS)

Sumber : Sulistyoningsih, 2011)

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep

atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melaui penelitian yang

dimaksud (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat

disusun kerangka konsep sebagai berikut :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


19

Bagan 2.2
Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pola Makan Kejadian Gastritis

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban dari pertanyaan penelitian.

Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variable, yaitu variable bebas, dan variable terikat. Hipotesis berfungsi untuk

menentukan kearah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pertanyaan

yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2010).

Ha : Ada hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada santri di

Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

analitik yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan itu terjadi.. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,

dilakukan dengan cara observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat atau point time approach (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pola makan dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok

Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019.

B. Variabel penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini memiliki 2 (dua) Variabel. Variabel

Independen dan Variabel Dependen. Berikut uraian variabel-variabel dalam

penelitian:

1. Variabel Independen

Merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola makan.

20 Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


STIKes
21

2. Variabel Dependen

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian

gastritis

C. Definisi Operasional

Definisi Opersional bermanfaat untuk ruang lingkup atau pengertian

variabel-variabel di amati atau di teliti (Notoatmojo, 2010). Guna memperoleh

kejelasan dalam kegiatan penelitian maka perlu definisi operasional dalam

penelitian, yang dapat di lihat pada tabel berikut

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Alat
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Ukur
VARIABEL INDEPENDEN
1. Pola Pola makan yang terdiri Kuisioner Mengisi 1 : Pola Ordinal
Makan dari : frekuensi makan, lembar makan
jenis makan dan kuisioner kurang
porsi/jumlah makan. baik (bila<
20,47)
0 : Pola
makan
baik (bila
≥ 20,47)

VARIABEL DEPENDEN
2. Gastritis Gastritis adalah suatu Lembar Pendapat 1 : Gastritis Ordinal
peradangan mukosa Ceklis Dokter 0 : Tidak
lambung yang bersifat gastritis
akut, kronik difus, atau
local dengan
karakteristik anoreksia,
rasa penuh, tidak enak
pada epigastrium, mual
dan muntah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


22

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek dan subjek yang di teliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah santri di

Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu yaitu 143 santri.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Teknik yang digunakan adalah Accidental Sampling. Accidental Sampling

merupakan pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan

mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu

tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Jumlah

sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Lameshow untuk

penelitian komparatif katagorik berpasangan dua arah (two-tail).

√ ( ) √ (( ) ( )
( )

Keterangan :

n : Jumlah sampel
: nilai Z pada derajat kemaknaan 90, 95, 99% = 1,64 , 1,96 , 2,58
: nilai Z pada kekuatan uji power 1-…..= 0,84
P1 : Proporsi pajanan pada kelompok kasus (0,73) didapatkan
dari Shalahudin (2018)
P2 : Proporsi pajanan pada kelompok kontrol (0,46) didapatkan
dari Shalahudin (2018)

Perhitungan sampel :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


23

=
Besar sampel yang digunakan adalah :

( √ ( )( ) √ ( ) ( ))
( )

(( ) ( )
( )

( )

( )

n = 50,4 = 50

Maka besar sampel dalam penelitian ini dibulatkan menjadi adalah 50

responden, untuk menghindari dropout sampel maka perlu cadangan

sampel sebesar 10% yaitu 5. Sehingga jumlah sampel penelitian 55 orang

3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi

dan kritaria eksklusi (Notoatmodjo, 2010). Kriteria dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


24

a. Kriteria Inklusi

1) Santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten

Pringsewu

2) Pasien yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

1) Responden yang memiliki komplikasi penyakit lain seperti

apenddisitis.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Mambaul Hisan

Kabupaten Pringsewu pada bulan Juli 2019.

F. Etika Penelitian

Etika penelitian yaitu hak obyek penelitian dan yang lainnya harus

dilindungi (Nursalam, 2013). Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika

meliputi : bebas eksplorasi, kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas menolak

menjadi responden, dan perlu surat persetujuan (Informed Consent).

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada setiap responden yang

menjadi subyek penelitian dengan memberikan penjelasan tentang maksud

dan tujuan dari penelitian serta menjelaskan akibat-akibat yang akan

terjadi bila bersedia menjadi subyek penelitian. Apabila responden tidak

bersedia maka peneliti wajib menghormati hak-hak pasien tersebut

(Nursalam, 2013).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


25

Penelitian yang baik, mempertimbangkan aspek etika dalam

pelaksanaannya, dimana perlindungan terhadap subyek penelitian dan

menghargai hak-hak subyek merupakan hal yang mutlak dilakukan.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Anonymity merupakan tindakan merahasiakan nama peserta terkait

dengan partisipasi mereka dalam suatu obyek riset (Arikunto, 2010). Pada

penelitian ini kerahasiaan identitas subyek sangat diutamakan, sehingga

peneliti sengaja tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan

data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset (Nursalam, 2013). Penulis melindungi privasi dan kerahasiaan

identitas atau jawaban yang diberikan. Subyek berhak untuk tidak

mencantumkan identitasnya dan berhak mengetahui kepada siapa saja data

tersebut disebarluaskan.

4. Respect for Justice an Inclusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian

perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua subyek penelitiaan memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


26

sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya Milton

dalam (Notoatmodjo, 2010).

5. Balancing Harm and Benefits (Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian

yang ditimbulkan)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subyek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres maupun

kematian subyek Milton dalam (Notoatmodjo, 2010).

G. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah pengumpulan data dengan cara apapun

dan selalu di perlukan suatu alat (Notoatmodjo, 2010). Instrument dalam

penelitian ini yaitu lembar kuisioner dan lembar ceklis. Kuisioner dalam

penelitian ini diigunakan untuk mengetahui variabel usia, jenis kelamin

serta pola makan responden. Sedangkan lembar dalam kuisioner

digunakan untuk mengetahu kejadian gastritis responden setalah dilakukan

pemeriksaan oleh dokter

2. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas dalam

penelitian ini telah dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Huda dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


27

menggunakan 20 responden (r tabel 0,444) 13 dari 15 Kuisioner telah

dinyatakan valid dengan rentang nilai 0,609-0,874.

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, yang berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap hal

yang sama dan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Nilai Alpha

Cronbach dalam penelitian ini adalah sebesar

H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting untuk

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan

yang baik (Arikunto, 2010). Data yang telah dikumpulkan kemudian akan

dilakukan tahap pengolahan data sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010).

a. Editing

Tahap ini peneliti melakukan pengecekan dan perbaikan isian

data yang diperoleh. Peneliti melakukan pemeriksaan kembali terhadap

adanya tabulasi yang kosong

b. Coding

Untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pengisian

dilakukan berdasarkan kode yang dibuat. Varaiabel pola makan dalam

penelitian ini kode 1 bila pola makan kurang baik dan kode 0 bila pola

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


28

makan baik, sedangkan pada variabel gastritis kode 1 bila mengalami

gastritis dan kode 0 bila tidak mengalamai gastritis.

c. Processing

Setelah semua data yang dibutuhkan terisi dengan benar dan juga

telah melewati proses coding serta pemberian skor terhadap item” yang

perlu diberi skor, selanjutnya adalah memproses data yang sudah

dientri dapat dianalisis, pemrosesan dapat dilakukan dengan cara

mengentri data kepaket program computer. Kemudian menghitung

atau mencatat data yang telah terkumpul, selanjutnya diolah dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi.

d. Cleaning

Mengecek kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan

saat memasukan data ke komputer. Peneliti memeriksa kembali tidak

ada data yang tidak terisi dalam entri data.

I. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2010). Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan

mendiskripsikan karakteristik dari setiap variable penelitian. Analisis

univariat pada penelitian ini, yaitu usia, jenis kelamin. Analisis ini

menggunakan komputerisasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


29

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen (gastritis) dan independen (pola makan) untuk melihat

hubungan dua variabel tersebut. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan

dari variabel independen dengan dependen menggunakan uji chi square,

dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%. Bila nilai p < 0,05 maka

hasil perhitungan statistik bermakna. Kemudian dilakukan perhitungan

Odds Ratio (OR), nilai OR merupakan estimasi resiko terjadinya outcome

sebagai pengaruh adanya variabel independen.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian

Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan (PPMH) Pringsewu merupakan

lembaga pendidikan non-formal yang berada dalam naungan Yayasan Sodiq

Damanhuri (YASODAM) Gondang Gandusari Blitar Jawa Timur dan bagian

integral dari pondok APIS (Asrama Perguruan Islam Salafiyah) yang didirikan

pada tahun 1933 M oleh maha guru Muhammad Djamhuri. PPMH Pringsewu

dibuka untuk jenjang SMP pada tahun 2000 selanjutnya membuka tingkat

SMA tahun 2015.

PPMH Pringsewu terlatak di Jalan Kartini No. 142 Rt.03 Rw.01 Kel.

Pringsewu Selatan Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu Lampung. PPMH

Pringsewu memiliki jenjang pendidikan antara lain Jenjang SMP, Sma dan

Program Tahfidz.

B. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Usia responden

Tabel 4.1
Distribusi responden berdasarkan usia di Pondok Pesantren Mambaul Hisan
Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Variabel Mean Median Min Max


Usia Responden 14,67 15,00 11 18

30

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


31

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata umur responden di

Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu adalah 14,67

tahun, median 15,00 usia termuda responden adalah 11 Tahun dan usia

tertua responden adalah 18 Tahun.

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin di Pondok Pesantren
Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Jenis kelamin Jumlah Responden Presentase (%)


Perempuan 36 65,5
Laki-laki 19 34,4
Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa berjenis kelamin responden

di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu paling

banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 36 responden (70,8%).

c. Pola Makan

Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan pola makan di Pondok Pesantren Mambaul
Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Pola Makan Jumlah Presentase (%)


Kurang Baik 31 56,4
Baik 24 43,6
Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa pola makan responden di

Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu paling

banyak adalah kurang baik yaitu sebanyak 31 responden (56,4 %).

d. Kejadian Gastritis

Tabel 4.4

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


32

Distribusi responden berdasarkan kejadian gastritis di Pondok Pesantren


Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Kejadian Gastritis Jumlah Presentase (%)


Gastritis 18 32,7
Tidak gastritis 37 67,3
Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagain besar responden

di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu tidak

mengalami gastritis yaitu sebanyak 37 responden (67,3%).

2. Hasil Analisa Bivariat

Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis

Tabel 4.5
Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok Pesantren
Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Pola Makan Gastritis


Gastritis Tidak Total P OR
Gastritis Value
N % N % N %
Baik 4 16,7 20 83,3 24 100 4,118
0,042
Kurang Baik 14 45,2 17 54,8 31 100 (1,138-14,893)
Total 18 32,7 37 67,3 55 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui responden yang memiliki pola

makan baik sebanyak 16,7% mengalami gastritis lebih sedikit

dibandingkan dengan responden yang memiliki pola makan tidak baik

yatu sebanyak 45,2%.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa p-value yaitu

0,042<0,05 (p-value<0,05), sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukan

bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis

pada santri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


33

Tahun 2019. Hasil pengolahan data didapatkan nilai OR sebesar 4,118

yang berarti responden dengan memiliki pola makan tidak baik memiliki

resiko mengalami gastritis 4,118 kali dibandingkan dengan responden

yang memiliki pola makan baik.

C. Pembahasan

Pada tahap ini penulis membahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilaksanakan dengan membandingkan teori atau pendapat dan penelitian

sebelumnya. Hasil penelitian mengenai Hubungan antara pola makan dengan

kejadian kekambuhan Gastritis pada pasien Gastritis di Pondok Pesantren

Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019.

1. Analisa Univariat

a. Usia

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata umur responden

di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu adalah

14,67 tahun, median 15,00 usia termuda responden adalah 11 Tahun

dan usia tertua responden adalah 18 Tahun.

Usia memiliki peranan yang sangat erat dengan terjadinya

berbagai masalah kesehatan pada seseorang. Usia adalah salah satu

faktor resiko terjadinya gastritis terutama pada remaja. Masa remaja

yang merupakan masa peralihan dari yang sangat bergantung dengan

orang tua ke masa yang penuh tanggung jawab serta keharusan untuk

sanggup mandiri. Permasalahan pola makan yang timbul pada masa

remaja yang mampu memicu timbulnya gastritis disebabkan oleh

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


34

beberapa faktor, diantaranya yaitu para remaja memiliki kebiasaan

tidak sarapan dan biasanya para remaja sering terjebak dengan pola

makan tidak sehat, menginginkan berat badan secara cepat bahkan

sampai menggangu pola makan (Soetjiningsih, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Shalahuddin & Rosidin (2018) dengan judul hubungan pola

makan dengan gastritis pada remaja di Sekolah Menengah Kejuruan

YBKP3 Garut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden berusia 16 tahun yaitu sebanyak 125 responden (65,7%).

b. Jenis Kelamin

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenis kelamin responden

di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu paling

banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 36 responden (70,8%).

Jenis kelamin memiliki peranan dalam terjadinya masalah

kesehatan khusunya Gastritis. Berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih

sering terkena penyakit gastritis dibandingkan dengan laki-laki.

Tingginya angka penderita gastritis pada wanita disebabkan karena

wanita sering melakukan diet terlalu ketat, karena takut gemuk, makan

tidak beraturan, disamping itu wanita lebih emosional dibandingkan

pria (Corwin, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Diatsa (2016). Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis

pada remaja di Pondok Al-Hikmah, Trayon, Karanggede, Boyolali.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


35

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).

c. Pola Makan

Hasil penelitian menunjukan bahwa terlihat bahwa pola makan

responden di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu

paling banyak adalah kurang baik yaitu sebanyak 31 responden (56,4

%).

Pola makan merupakan suatu tingkah laku manusia atau

sekelompok manusia dalam memenuhi makanan yang meliputi sikap,

kepercayaan, dan pilihan makanan (Sulistyoningsih, 2011). Pola

makan remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

kebiasaan makan. Kebiasaan makan secara konstan akan membentuk

pola makan. Remaja yang memiliki kebiasaan makan baik seperti

makan dalam tiga kali sehari, tepat waktu dan juga makan-makanan

sehat akan memiliki pola makan yang lebih baik (Paramitha, 2013).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Shalahuddin & Rosidin (2018) dengan judul hubungan pola

makan dengan gastritis pada remaja di Sekolah Menengah Kejuruan

YBKP3 Garut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden memiliki pola makan yang buruk yaitu sebanyak 99

responden (70,7%).

Menurut peneliti pola konsumsi makanan para santri

menggambarkan perilaku makan para santri dipesantren. Dipesantren

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


36

biasanya santri tinggal di asrama atau pondok dan jauh dari orangtua.

Mereka dituntut untuk mampu hidup mandiri terutama dalam

memenuhi kebutuhan makanannya. Dalam hubungannya dengan

perubahan kebiasaan makan yang baik dan sehat. Pendidikan gizi

(inovasi gizi) sangat diperlukan karena dapat membentuk sikap mental

dan perilaku positif terhadap gizi. Aktifitas santri yang cnderung tinggi

sering kali membuat santri mengabaikan baik waktu maupun frekuensi

makan.

d. Kejadian Gastritis

Hasil penelitian ini diketahui diketahui bahwa sebagain besar

responden di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu

tidak mengalami gastritis yaitu sebanyak 37 responden (67,3%)

Gastritis terjadi akibat mukosa atau barier lambung yang

umumnya melindungi lambung dari proses rusak akibat sekresi

lambung yang menyebabkan mukosa lambung yang rusak selanjutnya

akan menimbulkan luka pada pembuluh yang kecil, yang

mengakibatkan terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada

lambung . (Darmawan and Rahayuningsih, 2010). Kondisi ini terutama

pada remaja dapat disebabkan karena stress. Stress yang diterima kan

mempengaruhi kerja hipotalamus anterior dan selanjutnya ke nucleus

vagus, dan kemudian mempengaruhi kinerja lambung. Rangsangan

pada korteks serebri dapat diteruskan ke hipotalamus anterior

selanjutnya ke hipofisis anterior yang mengeluarkan kortikotropin

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


37

yang selanjtunya akan merangsang kortek adrenal untuk menghasilkan

hormon adrenal yang merangsang sekresi asam lambung secara

berlebih. Semakin tinggi stress yang dialami seseorang maka akan

semakin tinggi pula produksi hormon adrenal yang dapat

meningkatkan sekresi asam lambung (Smeltzer & Bare, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nasution dkk (2015) yang meneliti tentang pola makan dengan

sindrom Gastritis pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian ini diketahui sebagian

besar responden tidak mengalami kekambuhan Gastritis.

Menurut pendapat penelitia gastritis merupakan suatu penyakit

yang erat kaitananya dengan remaja. Remaja di pondok pesantren

Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu cenderung memiliki

pengetahuan yang baik tentang gastritis berdasarkan survey

pendahuluan yang dilakukan peneliti, meskipun memiliki pengetahuan

yang baik namun remaja cenderung memiliki sikap yang kurang baik

tentang masalah kesehatan, remeja cenderung melakukan perilaku

yang dapat menimbulkan kejadian gastritis seperti memiliki pola

makan yang tidak teratur, menunda waktu makan serat mengkonsumsi

makan-makan pedas.

2. Analisa Bivariat

Hasil pengolahan data pada penelitian ini menunjukan Berdasarkan

hasil uji statistik diketahui bahwa p-value yaitu 0,042 < 0,05 (p-value <

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


38

0,05), sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara pola makan dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok

Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Pola makan memiliki hubungan yang sangat erat dengan terjadinya

Gastritis. Pola makan terdiri 2 komponen utama yaitu jenis makanan dan

frekuensi makanan. Frekuensi makan merupakan komponen pola makan

yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya Gastritis. Frekuensi makan

yang tidak sesuai mengakibatkan jeda waktu makan yang lama sehingga

produksi asam lambung yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya

kejadian kekambuhan sindroma Gastritis. Sejalan dengan penelitian

sebelumnya, dimana frekuensi makan 2 kali dalam sehari dan sebagian

responden pola makan tidak baik, atau hanya makan 1 kali dalam sehari

sebanyak 4% (Abdullah & Gunawan (2012).

Jenis makanan dan minuman tertentu dapat mengakibatkan

timbulnya Gastritis. Makanan dan minuman tersebut ialah makanan

berminyak atau berlemak, makanan pedas dan berbumbu tajam. Kebiasaan

yang menyebabkan Gastritis adalah merokok, konsumsi kafein (kopi),

alkohol, atau minuman berkarbonasi. Kelompok yang sensitif atau alergi

terhadap bahan makanan tertentu, bila mengonsumsi makanan jenis

tersebut bisa menyebabkan gangguan pada saluran cerna (Abdullah &

Gunawan, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Shalahuddin & Rosidin (2018) dengan judul hubungan pola makan dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


39

gastritis pada remaja di Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pola makan

dengan kejadian gastritis dengan p-value sebesar 0,004. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diatsa (2016).

Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada remaja di Pondok

Al-Hikmah, Trayon, Karanggede, Boyolali. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian

gastritis dengan p-value sebesar 0,000.

Menurut pendapat peneliti pola makan yang terdiri dari frekuensi dan

jenis makanan memiliki hubungan yang sangat serat dengan terjadiny

gastritis. Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung

setiap waktu dalam jumlah yang kecil sesudah makan biasanya glukosa

dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan

merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila

seseorang telat makan, maka asam lambung yang diproduksi semakin

banyak.

Peneliti juga berpendapat jenis makan yang kurang tepat seperti

makanan pedas, berlemak/bersantan, makanan asam seperti cuka,

minuman bersoda, minuman yang mengandung cafein/ kopi/ teh, akan

merangsang asam lambung sehingga akan menyebabkan peradangan pada

lambung sehingga akan mengakibatkan ulkus peptikum pada lambung,

begitupun halnya yang tidak terbiasa sarapan pagi akan menyebabkan

peningkatan asam lambung yang berlebihan. Dengan demikian tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


40

sarapan pagi dan mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang

memicu asam lambung memiliki hubungan yang erat dengan terjadinya

kekambuhan sindrom Gastritis.

Pola makan merupakan faktor penting dalam terjadinya gastritis pada

remaja. Diharapkan kepada responden untuk dapat memperbaiki pola

makan seperti makan 3 kali sehari, tidak menunda waktu makan, serta

tidak atau mengurangi konsumsi makan-makan yang dapat memicu

munculnya gastritis seperti makan-makan yang terlalu pedas, terlalu asam,

goreng-gorengan, minum-minuman bersoda serta minuman mengandung

kafein.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Melihat hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang berjudul

“Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok

Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019” maka dapat

disimpulkan :

1. Rata-rata umur responden adalah 14,67 tahun, sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 36 responden (70,8%) dan

2. Sebagian besar responden di Pondok Pesantren Mambaul Hisan

Kabupaten Pringsewu kurang baik yaitu sebanyak 31 responden (56,4 %).

3. Sebagain besar responden di Pondok Pesantren Mambaul Hisan

Kabupaten Pringsewu tidak mengalami gastritis yaitu sebanyak 37

responden (67,3%).

4. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada santri di

Pondok Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

dengan p-value 0,042 dan OR sebesar 4,118.

B. Saran

1. Tempat Penelitian

Bagi pengurus Pondok Pesantren Mambaul Hisan untuk dapat

bekerja sama dengan tenaga kesehatan unutk melakukan pendidikan

kesehatan secara berkala kepada santri tentang pentingnya menjaga pola

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


41
42

makan baik untuk mencegah terjadinya penyakit gastritis maupun

pertumbuhan.

2. Bagi Santri

Bagi santri pondok pesantren Mambaul Hisan untuk dapat menjaga

pola makan meliputi, frekuensi, watu dan jenis makan sebagai upaya

mencegah munculnya maupun mencegah terjadinya kekambuhan gastritis.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian

tentang hubungan pola makan dengan terjadinya gastritis pada remaja

seperti stress, perilaku merokok serta dapat mengembangkan penelitian

dengan menggunakan populasi yang berbeda.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


43

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. H. 2010. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data


Jakarta, Salemba Medika.

Aminudin 2013. Mengenal dan menanggulangi penyakit perut, Bandung, Putra


Setia.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta,


Rineka Cipta.

Chasanah, R. 2010. Pengobatan Dan Pencegahan Penyakit Pencernaan, Jakarta,


Sunda Kelapa.

Hidayah, A. 2012. Kesalahan-Kesalahan Pola Makan Pemicu Seabrek Penyakit


Mematikan, Yogyakarta, Buku Biru.

Muttaqin, A. & Sari, K. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan, JJakarta, PT.


Rineka Cipta.

Nurhayati 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Gastritis,


Jakarta, Nuha Medika.

Nursalam 2013. Konsep Dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu


Keperawatan, Jakarta Selatan, Penerbit Selemba Medika.

Puspadewi, V. A. & Endang, L. 2012. Penyakit Maag Dan Gangguan


Pencernaan Yogyakarta, Kanisius.

Saydam, G. 2011. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernafasan Dan


Gangguan Pencernaan), Bandung, Alfabeta.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. 2010. Medical Surgical Nursing, Jakarta, EGC.

Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung,


Alfabeta.

Suhardjo. 2009. Pangan, Gizi Dan Pertanian, Jakarta, Universitas Indonesia (UI-
Press).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


44

Sulistyoningsih, H. 2011. Zat Gizi Untuk Diet, Jakarta, Bumi Aksara.

Suratun, L. 2010. asuhan keperawatan klien gangguan sistem gastrointestinal,


Jakarta, Trans Info Media.

Wijoyo, P. 2010. 15 Ramuan Maag, Jakarta, Bee Media.

Darmawan, D. & Rahayuningsih, T. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem


Pencernaan, Yogyakarta, Gosyen Publishing.

Diatsa, B. 2016. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja
Pondok Al-Hikmah Trayon, Karanggede, Boyolali. Naskah Publikasi.

Gustin, R. K. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis


Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukit
Tinggi Available: http://www.repository.unand.ac.id.

Hartati, S., Utomo, W. & Jumaini. 2014. Hubungan Pola Makan Dengan Resiko
Gastritis Pada Mahasiswa Yang Menjalani Sistem KBK. 1. Available:
http://media.neliti.com.

Hastuti, S. 2012. Pola Makan Siswa Kelas IV, V Dan VI Sekolah Dasar Negeri
Purworejo Tahun 2012/2013. Available: http://eprints.uny.ac.id.

Kadir, A. A. 2016. Kebiasaan Makan Dan Gangguan Pola Makan Serta


Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Remaja. Publican Jurnal UNM, 6.

Kemenkes RI. 2013. Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar. In: INDONESIA, K.
K. R. (ed.). Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Krisnakai. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan [Online]. Buku


Teori. Available: http://www.bukuteori.com [Accessed 23 2019].

Megawati, A. & Nosi, H. 2014. Bebrapa Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Gastritis Pada Pasien Rawat Inap di RSUD Labuang Baji. 4.
Available: www.academi.edu.

Milasari, H. 2017. studi komparasi kejadian gastritis pada mahasiswa keperawatan


universitas aisyiyah yogyakarta berdasarkan tempat tinggal. DIGILIB
UNISAYOGYA.

Nage, E., Mujahid & MuzakiR. 2018. Hubungan Antara Pola Makan Dengan
Terjadinya Gastritis Pada Pasien Yang Dirawat Di RSUD Kota Makasar
12. Available: www.scribd.com.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


45

Naisali, M. N., Putri, R. S. M. & Nurmaningsari, T. 2017. Hubungan Perilaku


Merokok Dengan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Tekhnik Sipil
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. 2. Available:
http://publikasi.unitri.ac.id.

Okivani, W. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada Mahasiswa S1


Keperawatan.

Pratiwi, W. 2013. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada


Remaja Di Pondok Pesantren DAAR EL Qolam Gintung. Available:
https://docplayer.info.

Paramitha, A. I. 2013. Hubungan Pola Makan Anak, Aktivitas Fisik Anak, Dan
Status Ekonomi Orang Tua Dengan Obesitas Anak Di Sekolah Dasar
Kecamatan Pontianak Selatan. Naskah Publikasi.

Rial, D. 2010. Pola Makan Dalam Kehidupan Orang-Orang Yang Terkena


Gastritis. Artikel Kesehatan.

Sani, W., Tina, L. & Jufri, N. N. 2016. Analisi Faktor Kejadian Penyakit Gastritis
Pada Petani Nilam Di Wilayah Kerja Puskesmas Tiworo Selatan Kab.
Muna Barat Desa Kasimpa Jaya 1.

Shalahuddin, I. & ROSIDIN, U. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis


Pada Remaja Di Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut. 18.

Wahyuni, Fitri, Sirajudin, Najamuddin & Ulfa. 2012. Ketepatan Waktu Makan,
Asupan Kafein, Protein Dan Tingkat Stres Terhadap Kejadian Gastritis.
Available: http://repository.unhas.ac.id.

Yatmi, F. 2017. Pola Makan Mahasiswa Dengan Gastritis Yang Terlibat Dalam
Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas Islam Negeri
Jakarta. Available: www.repository.uinjkt.ac.id.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


46

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


47

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Responden yang saya hormati, saya yang tertulis di bawah ini :

Nama : Laily Kurniati

NPM : 142012017162P

Merupakan mahasiswa program studi S1 keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Pringsewu, akan melaksanakan penelitian dengan

judul “Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada santri di Pondok

Pesantren Mambaul Hisan Kabupaten Pringsewu”. Manfaat penelitian ini untuk

memberikan tambahan pengetahuan pada remaja tenatang pentingnya menjaga

pola makan dalam upaya mencegah terjadinya gastritis.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi saudara

sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya

digunakan dalam kepentingan penelitian. Jika ditengah-tengah penelitian saudara

tidak bersedia menjadi responden maka diperbolehkan mengundurkan diri dari

penelitian ini. Apabila saudara mengetujui, saya mohon untuk menandatangani

surat persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.

Demikian penjelasan secara singkat mengenai penelitian yang akan saya lakukan.

Atas kerjasama dan ketersediaan saudara menjadi responden dalam penelitian ini,

saya mengucapkan terimakasih.

Pringsewu, Juli 2019


Peneliti

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


48

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian :

Nama :

Usia :

Setelah mendapatkan informasi mengenai penelitian ini, saya mengerti dan

memahami tujuan dan manfaat yang akan dilakukan. Saya yakin bahwa peneliti

akan menghargai, menjunjung tinggi hak-hak saya. Saya mengerti partisipasi saya

sebagi responden akan memberikan manfaat besar bagi peningkatan pengetahuan

penderita gastritis.

Dengan ini, maka saya menyatakan untuk bersedia berpartisipasi secara aktif

dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan ini.

Pringsewu, .....................2019

Responden,

.........................................

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


49

KUESIONER
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA
SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAMBAUL HISAN KECAMATAN
PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2019

Nomor Urut :
Tanggal :

A. Identitas Responden
1. Nama :……………………..
2. Umur : …………………….tahun
3. Jenis Kelamin : …………………….(L/P)
4. Alamat :……………………....
5. Pendidikan :………………………
6. Pekerjaan :………………………
7. Diagnosa Medis :……………………..

A. Petunjuk Pengisian
1. Sebelum mengisi angket ini mohon agar dibaca dahulu pertanyaan dengan
teliti
2. Beri ceklis () pada jawaban yang sesuai dengan kondisi anda
3. Jawaban harus sesuai dengan pendapat sendiri dan bukan atas pendapat
orang lain
4. Periksa kembali jawaban anda, untuk memeriksa bahwa pertanyaan telah
terisi semua

B. Kuisioner Pola Makan

No Pertanyaan Skor
Frekuensi dan waktu Makan

1 Apakah anda makan-makanan pokok seperti nasi, singkong dan ubi


sebanyak 3 x dalam sehari?
1. Ya
1. Tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


50

2 Apakah anda sarapan pagi sebelum beraktifitas sehari-hari?


1. Ya
2. Tidak
3 Apakah anda sarapan pagi sebelum pukul 08.00 WIB?
2. Ya
1. Tidak
4 Apakah anda memiliki kebiasaan terlambat makan siang?
3. Ya
1. Tidak
5 Apakah anda memiliki kebiasaan terlambat makan malam?
4. Ya
1. Tidak
6 Apakah anda suka makan malam diatas jam 19.00 WIB ?
5. Ya
1. Tidak
7 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan saat sebelum tidur ?
6. Ya
2. Tidak
Jenis Makanan
8 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan pedas ?
7. Ya
1. Tidak
9 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan berlemak/ bersantan?
8. Ya
1. Tidak
10 Apakah anda sering mengkonsumsi makan-makanan yang digoreng?
9. Ya
2. Tidak
11 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan asam seperti cuka?
10. Ya
1. Tidak
12 Apakah anda sering mengkonsumsi minuman bersoda?
11. Ya
1. Tidak
13 Apakah anda sering mengkonsumsi minuman yang mengandung
cafein/ kopi/ teh?
12. Ya
1. Tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


51

Frequencies

Usia

Statistics
Usia

Valid 55
N
Missing 0
Mean 14,67
Median 15,00
Mode 15
Minimum 11
Maximum 18

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

11 1 1,8 1,8 1,8

12 6 10,9 10,9 12,7

13 4 7,3 7,3 20,0

14 10 18,2 18,2 38,2

Valid 15 19 34,5 34,5 72,7

16 9 16,4 16,4 89,1

17 5 9,1 9,1 98,2

18 1 1,8 1,8 100,0

Total 55 100,0 100,0

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


52

Frequencies
Jenis Kelamin

Statistics
Jenis_kelamin

Valid 55
N
Missing 0

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


53

Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Perempuan 36 65,5 65,5 65,5

Valid Laki-laki 19 34,5 34,5 100,0

Total 55 100,0 100,0

Explore

Normalitas Data Pola Makan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


54

Skor 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 20,47 ,288

95% Confidence Interval for Lower Bound 19,90


Mean Upper Bound 21,05

5% Trimmed Mean 20,41

Median 20,00

Variance 4,550

Skor Std. Deviation 2,133

Minimum 17

Maximum 25

Range 8

Interquartile Range 2

Skewness ,384 ,322

Kurtosis -,172 ,634

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Skor ,166 55 ,001 ,934 55 ,005

a. Lilliefors Significance Correction

Skor Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

6,00 17 . 000000
2,00 18 . 00
9,00 19 . 000000000
14,00 20 . 00000000000000
11,00 21 . 00000000000
1,00 22 . 0
8,00 23 . 00000000
4,00 Extremes (>=25,0)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


55

Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


56

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


57

Frequencies

Pola Makan

Statistics
Pola_Makan

Valid 55
N
Missing 0

Pola_Makan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Kurang Baik 31 56,4 56,4 56,4

Valid Baik 24 43,6 43,6 100,0

Total 55 100,0 100,0

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


58

Frequencies

Gsstritis

Statistics
Gastritis

Valid 55
N
Missing 0

Gastritis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Gastritis 18 32,7 32,7 32,7

Valid Tidak Gastritis 37 67,3 67,3 100,0

Total 55 100,0 100,0

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


59

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pola_Makan * Gastritis 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%

Pola_Makan * Gastritis Crosstabulation

Gastritis Total

Gastritis Tidak
Gastritis
Count 14 17 31

Kurang Baik % within Pola_Makan 45,2% 54,8% 100,0%

Residual 3,9 -3,9


Pola_Makan
Count 4 20 24

Baik % within Pola_Makan 16,7% 83,3% 100,0%

Residual -3,9 3,9


Count 18 37 55
Total
% within Pola_Makan 32,7% 67,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 4,989 1 ,026
b
Continuity Correction 3,778 1 ,052
Likelihood Ratio 5,234 1 ,022
Fisher's Exact Test ,042 ,024
Linear-by-Linear Association 4,898 1 ,027
N of Valid Cases 55

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,85.
b. Computed only for a 2x2 table

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung


60

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pola_Makan


4,118 1,138 14,893
(Kurang Baik / Baik)
For cohort Gastritis =
2,710 1,022 7,184
Gastritis
For cohort Gastritis = Tidak
,658 ,456 ,949
Gastritis
N of Valid Cases 55

STIKes Muhammadiyah Pringsewu, Lampung

Anda mungkin juga menyukai