Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LEMBAGA PEREKONOMIAN UMAT


“Pegadaian Syariah”

Disusun Oleh :

1 Safira Iznil Faoza (190201011)


2 M. Khairil Amri (180201147)
3 Hari Erdiansyah (190201021)

FAKULTAS SYARIAH PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha
pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Pegadaian Syariah”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar ilmu lembaga perekonomian umat yang berkaitan dengan pegadaian
syariah. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan
tentang pengetahuan lembaga perekonomiat umat secara meluas. Sehingga besar harapan
kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang
wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi
banyak pihak. Amiin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Mataram, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan pembahasan 1

BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Pegadaian Syariah 2
B. Landasan Hukum 2
C. Rukun Dan Syarat 3

BAB III PENUTUP 4


A. Kesimpulan 4

DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia adalah kehidupan yang penuh akan kebutuhan, setiap
manusia akan membutuhkan sesuatu untuk dimakan sehingga kebutuhan primernya akan
bisa dipenuhi, tetapi setiap orang mempunyai keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan
primer tersebut. Oleh karena itu manusia akan melakukan berbagai macam cara untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Didalam islam setiap orang dituntut untuk selalu bekerja untuk bisa memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang baik dan benar. Pegadaian tidak asing lagi pada
masyarakat, pada sebagian masyarakat terutama yang kesulitan dalam mengakses
pinjaman atau pembiayaan pada perbankan. Pegadaian dijadikan tumpuan untuk
memperoleh dana dan dipegadaian cukup sederhana dan relative cepata dan sederhana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pegadaian Syariah
2. Apa landasan hukum pegadaian syariah
3. Apa rukun dan syarat gadai syariah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari pegadaian syariah
2. Untuk mengetahui landasan hukum dari gadai syariah
3. Untuk mengetahui rukun dan syarat dari gadai syariah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pegadaian Syariah
Menurut KUH Perdata pasal 1150. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh
seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut
diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh
orang lain atas nama orang yang mempunyai utang.1
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha diindonesia yang
secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam KUH Perdata pasal 1150 diatas. Tugas pokoknya adalah memberikan
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan
oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan
dana mendesak dari masyarakat.
Gadai dalam fikih disebut Rahn. Rahan adalah menjadikan barang yang boleh
dijual sebagai kepercayaan hutang dimana akan dibayar dari padanya jika terpakan tidak
bisa melunasi hutang tersebut.
Mazhab Syafi’I dan mazhab hambali mendefinisikan rahn adalah menjadikan
materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila
orang yang berutang tidak dapat membayar utangnya.2
B. Landasan Hukum
Landasan hukum pegadaian syariah mengacu pada syariah islam yang bersumber
dari Al-Qur’an, Hadist Nabi SAW, dan hukum positif.
1. Al-Qur’an
Al-Baqarah ayat 283
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai. Sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu memercayai
sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan janganlah kmau (para saksi)
1
Abdullah Zaky Al Kaaf. Ekonomi dalam perspektif Islam.(Bandung: Pustaka Setia)
2
Abu Azam Al Hadi.fikih Muamalah Kontemporer. (Depok: Raja Grafindo Persada)
menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan Allah maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.
2. Hadist
Dari Abu hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasululloh SAW: “Tunggangan yang
digadaikan boleh dinaiki dengan menanggung biayanya dan binatang ternak yang
digadaikan dapat diperah susunya denang menanggung biayanya. Bagi yang
menggunakan kendaraan dan memerah susu wajib menyediakan biaya perawatan dan
pemeliharaan”.
3. Hukum Positif
Dalam pasal 19 ayat (1) huruf q undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah disebutkan bahwa kegiatan usaha bank umum syariah antara lain
melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang
sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Rukun dan Syarat
- Ar rahin (Yang menggadaikan) : Dewasa, berakal, bisa dipercaya, cakap bertindak
hukum dan memiliki barang yang akan digadaikan.
- Al murtahin (Yang menerima gadai) : orang, bank, atau lembaga yang dipercaya.
- Al marhun/ Rahn (Barang yang digadaikan) : harus di perjual belikan, harus
berupa harta yang bernilai, marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah, harus
diketahui keadaan fisiknya, harus dimiliki oleh Rahin.
- Al marhun bih (Utang)
- Sighat (ijab Kabul)
D. Akan Perjanjian Gadai
1. Qard Al-Hasan, akad ini digunakan nasabah untuk tujuan konsumtif. Oleh karena itu,
nasabah dikenakan biaya perawatan dan penjagaan barang kepada pegadaian.
2. Mudharabah, akad ini diberikan bagi nasabah yang ingin memperbesar modal
usahanya atau untuk pembiayaan lain yang bersifat produktif.
3. Bai’ Muqayyadah, akad ini diberikan bagi nasabah untuk keperluan yang bersifat
produktif, seperti pembelian alat kantor dan modal kerja.
4. Ijarah, objek dari akda ini adalah pertukaran manfaat tertentu. Bentuknya adalah
murtahin menyewakan tempat penyimpanan barang.
E. Operasional Pegadaian Syariah
Operasi pegadaian syariah menggambarkan hubungan diantara nasabah dan
pegadaian. Adapun teknis dalam pegadaian syariah adalah:
1. Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syariah untuk mendapatkan
pembiayaan. Kemudian pegadaian menaksir barang jaminan untuk dijadikan dasar
dalam memberikan pembiayaan.
2. Pegadaian syariah dan nasabah menyetujui akad gadai seperti kesepakatan dalam
biaya administrasi, tariff jasa simpan, peluanasan dan sebagainya.
3. Pegadaian syariah menerima biaya administrasi dibayar diawal transaksi, sedangkan
untk jasa simpan disaat pelunasan utang.
4. Nasabah melunasi barang yang digadaikan menurut akad : pelunasan penuh, ulang
gadai, angsuran atau tebusan sebagian.
F. Tujuan dan manfaat pegadaian
1. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional.
2. Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar lainnya.
3. Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek jaring pengaman
sosial karena masyarakat yang butuh dana mendesak tidak lagi dijerat
pinjaman/pembiayaan berbasis bunga.
4. Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah.
G. Perbedaan Pegadaian Konvensioanl dan Syariah
1. Pegadaian Konvensional
- Barang yang dibawa akan diukur harganya dan diputuskan jumlah yang bisa
dipinjam
- Dalam meminjam barang, akan dikenakan bunga
- Pinjaman diberlakukan tanggal jatuh tempo saat dipinjamkan tersebut harus
dilunasi
2. Pegadaian Syariah
- Tidak dikenakan bunga
- Hanya mengambil keuntungan dari upah jasa pemeliharaan barang jaminan
- Biaya yang dikenakan merupakan baiay pemeliharaan
- Menggunakan Akad.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang
berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang
yang mempunyai utang.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha diindonesia yang
secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai
Landasan Hukum dari pegadaian syariah adalah: Al-Qur;an, hadist dan hukum
positif. Dan akad perjanjian gadai syariah ada 4 yaitu: Qard Al hasan, mudharabah, bai’
muqayyadah, dan ijarah.

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuladunimakalah.blogspot.com/2017/07pegadaian-syariah diakses pada 1 juli 2017
Zaky Al Kaaf, Abdullah.2002. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia
Azam Al Hadi, Abu.2017. Fikih Muamalah Kontemporer. Depok: Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai