Anda di halaman 1dari 5

Nama: Nur Fadilah Putri Nirmalasari

Nim: 14120190148

Kelas: B5

Tugas Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

1. Penelitian cross sectional


a. Pengertian

Cross sectional adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi,


dan hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau
outcome lain secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada satu saat.
Studi cross sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu sehingga mempunyai
kelemahan dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease). Dalam studi ini
memiliki kekuatan dalam teknisnya, yaitu mudah dilakukan, dan murah, tidak
memerlukan waktu follow up. Studi ini dimanfaatkan untuk merumuskan hipotesis
hubungan kausal yang akan diuji dalam studi analitik lainnya. Studi ini mengamati
paparan dan penyakit pada waktu kurang lebih bersamaan (non-directional). Di dalam
penelitian dengan desain studi Cross sectional untuk mengetahui faktor yang diduga
sebagai faktor risiko terjadinya penyakit Thypoid pada anak-anak dapat dilakukan
dengan menentukan sampel yang dilakukan dengan pencuplikan random (random
sampling) agar deskripsi dalam sampel mewakili (representatif) populasi sasaran..
Adapun menurut para ahli Notoatmodjo (2002), Cross sectional adalah sebagai suatu
penelitian untuk mempelajari suatu dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dan dengan suatu pendekatan, observasi ataupun dengan teknik
pengumpulan data pada suatu waktu tertentu (point time approach).

b. Ciri-cirinya

beberapa karakteristik kunci dari studi cross-sectional meliputi:

• Penelitian berlangsung pada satu titik waktu


• Riset cross sectional tidak melibatkan manipulasi variabel
• Metode cross sectional memungkinkan peneliti untuk melihat banyak
karakteristik sekaligus (usia, pendapatan, jenis kelamin, dan lain-lain)
• Cross sectional sering digunakan untuk melihat karakteristik yang berlaku
dalam populasi tertentu
• Cross sectional dapat memberikan informasi tentang apa yang terjadi dalam
populasi saat ini

c. Kelebihan dan Kekurangannya


Kelebihan
• Karena kita hanya mengumpulkan data pada satu titik waktu, studi cross-
sectional relatif murah dan tidak memakan waktu dibandingkan jenis penelitian
lainnya.
• Studi cross-sectional memungkinkan kita mengumpulkan data dari banyak
subjek dan membandingkan perbedaan antar kelompok.
• Studi cross-sectional menangkap momen tertentu dalam waktu. Sensus
nasional, misalnya, memberikan gambaran tentang kondisi negara itu saat itu.

Kekurangan
▪ Sulit untuk membangun hubungan sebab-akibat menggunakan studi cross-
sectional, karena mereka hanya mewakili pengukuran satu kali dari dugaan
sebab dan akibat.
▪ Karena studi cross-sectional hanya mempelajari satu momen dalam waktu, studi
tersebut tidak dapat digunakan untuk menganalisis perilaku selama periode
waktu tertentu atau menetapkan tren jangka panjang.
▪ Waktu snapshot cross-sectional mungkin tidak mewakili perilaku grup secara
keseluruhan. Misalnya, bayangkan kita sedang melihat dampak psikoterapi
pada penyakit seperti depresi. Jika individu yang depresi dalam sampel kita
memulai terapi tidak lama sebelum pengumpulan data, maka terapi tersebut
mungkin tampak menyebabkan depresi meskipun efektif dalam jangka panjang.

d. Pelaksanaannya
Rancangan penelitian Cross Sectional dijelaskan sebagai berikut (Notoadmodjo,
2002):
• pertama, Identifikasi variabel penelitian dan identifikasi faktor risiko serta
faktor efek.
• kedua, Menetapkan subjek penelitian baik berupa kondisi dan jumlah sampel
yang akan diambil pada kegiatan penelitian.
• ketiga, Observasi variabel-variabel faktor risiko dan faktor efek secara
bersamaan berdasarkan status keadaan variabel saat pengumpulan data
penelitian.
• keempat, Analisis korelasi atau perbandingan ukuran antar kelompok-
kelompok hasil yang diamati pada kegiatan penelitian.

2. Penelitian Case Control


a. Pengertian
Kasus Kontrol/case control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan
kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome)
terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Riwayat
paparan dalam penelitian ini dapat diketahui dari register medis atau berdasarkan
wawancara dari responden penelitian. Studi case control adalah rancangan
penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor
penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan
kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.

b. Ciri-ciri

• penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional


• Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
• Terdapat kelompok control
• Kelompok control harus memliki resiko terpajan oleh factor resiko yang sama
dengan kelompok kasus
• Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh factor resiko antara
kelompok kasus dan kelompok control
• Tidak mengukur insidensi

c. Kekurangan dan kelebihan


Kekurangan
• Kesalahan pemilihan kasus yang disebabkan kesalahan dalam diagnose
• Kesalahan dalam pemilihan control
• Berpotensi timbulnya bias informasi
• Validitas adat yang diperoleh tidak dapat dilakukan
• Pengendalian terhadap factor perancu (confounding factor)sulit dilakukan
dengan lengkap
• Perhitungan resiko relative hanya berupa erkiraan
• Tidak didapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil penelitian

d. Cara pelaksanaan

• identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek)


• Menetapkan subjek penelitian (populasi dan sampel)
• Identifikasi kasus
• Pemilihan subjek sebagai control
• Melakukan pengukuran retrospektif (melihat ke belakang) untukmelihat faktor
resiko
• Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variebl
objek penelitian dengan variabel-variabel control

3. Peneliitian Kohort

a. Pengertian

Studi kohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan
dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan
kemudian diikuti (di follow up) hingga periode waktu tertentu sehingga dapat
diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit. Apabila periode induksi yaitu
kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu yang panjang maka studi kohort rawan
terhadap bias penarikan responden (banyak yang drop out dari observasi), perlu dana
yang besar dan waktu yang panjang. Namun studi kohort mempunyai kekuatan dalam
membuktikan inferensi kausa dibanding studi observasional lainnya, didapatkan angka
incidence rate secara langsung, serta cocok untuk memeliti paparan yang langka.

b. Ciri- ciri

• Bersifat observasional
• Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
• Disebut sebagai studi insidens
• Terdapat kelompok kontrol
• Terdapat hipotesis spesifik
• Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
• Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

c. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

• Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal


• Dapat menghitung laju insidensi
• Untuk meneliti paparan langkah
• Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan

Kekurangan

• Lebih mahal dan butuh waktu lama


• Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal
• Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka
• Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi
rendah atau meninggal.

d. Cara pelaksanaan

• Merumuskan pertanyaan penelitian


• Penetapan populasi kohort
• Besarnya sampel
• Sumber keterangan keterpaparan
• Identifikasi subjek

Anda mungkin juga menyukai