Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN DAN SEKSUALITAS REMAJA

(Deevelopment and Adolescent Sexuality)

Dayne Trikora Wardhani


Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
Email: daynetrikora@yahoo.co.id

Abstrak
Remaja adalah masa antara anak-anak dan orang dewasa. Remaja tidak sama dengan pubertas.
Perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional remaja pastinya berkaitan dengan sikap dan perilaku seksual
remaja. Rasa ingin tahu dan fantasi seksual menyebabkan remaja ingin mempraktekan apa yang orang
dewasa lakukan. Teman sebaya juga memainkan peranan yang sangat kuat terhadap sikap dan perilaku
seksual remaja. Secara psikologis pada fase remaja, ada dua aspek penting yaitu remaja diharapkan sudah
menemukan orientasi seksualitasnya atau arah ketertarikan seksualnya, dan remaja diharapkan menerima
dan mengembangkan peran seks serta kemampuan tertentu sesuai dengan jenis kelaminnya.

Kata Kunci : remaja, perkembangan, seksualitas, pendidikan seks.

Abstract
Adolescent is a period between children and adults. Adolescent are not the same as puberty. Physical,
cognitive, socio-emotional development among adolescent certainly related to adolescent attitude and
sexual behavior. Curiosity and sexual fantasies cause adolescent to practice what adults do. Peers group
also play a powerful role on adolescent sexual attitudes and behaviors. Psychologically the adolescent
phase indicate two important aspects that teens are expected to find the orientation toward sexuality or
sexual interest, and teens are expected to accept and develop the role of sex as well as specific skills in line
with their gender.

Keywords : adolescent, development, sexuality, sex education.

PENDAhULUAN
Remaja adalah masa antara anak-anak oleh hasil penelitian Alfred Kinsey. Terlebih
dan orang dewasa. Kata remaja (adolescence) lagi, aktivitas seksual dan perkembangan
berasal dari perkataan latin yaitu adolescere yang seksual berterlanjut setelah remaja.
bermakna sedang tumbuh menuju kematangan
Remaja sedang dalam proses
(to grow into maturity). Tidak diketahui pasti
‘individuation’. Individuasi dapat diartikan
kapan perkataan ini mulai digunakan (Zastrow
sebagai ‘proses intrapsikik’ dimana seseorang
& Kirst-Ashman, 2012). Remaja (adolescence)
dapat melihat dirinya sendiri sebagai entity
tidak sama dengan pubertas (puberty).
yang terpisah dan berjarak dalam hubungan
Sebagaimana aspek perkembangan psikososial
dengan orang lain (Anderson & Sabatelli,
yang lain, seksualitas bukanlah isu yang baru.
1990). Teori ‘object-relations’ mengemukakan
Sejak kanak-kanak, rasa ingin tahu terhadap
bahwa individuasi, sejak kanak-kanak awal dan
organ seksual dan dorongan untuk memperoleh
sehingga remaja adalah berdasarkan kepada
kepuasan sudah ada sebagaimana ditunjukkan
pengalaman perapatan (attachment) seorang

184 Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012


individu sejak kanak-kanak (Kernberg, 1984). TINJAUAN PUSTAKA
Pencapaian tahap pelepasan yang adequate dari
keluarga meningkatkan pencarian identitasnya Tugas Perkembangan Remaja
dan memberikan individu peluang untuk Setiap tahap perkembangan akan
mengembangkan ketrampilan interpersonal terdapat tantangan dan kesulitan-kesulitan
dan menjadikannya komited terhadap peranan yang membutuhkan suatu ketrampilan untuk
dan tanggungjawab orang dewasa (Allison & mengatasinya (Santrock, 2009). Manakala
Sabatelli, 1988; Anderson & Sabatelli, 1990). Haditono, Monk, dan Knoer (1994) berpendapat
Bagaimanapun, ‘diri’ (self) diterima sebagai bahwa pada masa remaja, mereka dihadapkan
sesuatu yang tak terpisahkan dalam konteks pada dua tugas utama, yaitu; mencapai ukuran
relasi dengan orang lain (Josselson, 1988). kebebasan atau kemandirian dari orangtua dan
membentuk identitas untuk tercapainya integrasi
Sejak kebelakangan ini, para peneliti diri dan kematangan pribadi.
telah menambah hipotesis bahwa remaja
yang terlibat dengan perilaku seksual adalah Kebebasan dan ketergantungan
disebabkan oleh perpecahan dalam proses Pada masa remaja sering terjadi adanya
individuasi (Santrock, 2002; Steinberg, 1993). kesenjangan & konflik antara remaja dengan orang
Sebagai contoh, kehamilan di luar nikah lebih tuanya. Pada saat itu ikatan emosional menjadi
mudah terjadi manakala orang tua dan remaja berkurang dan remaja sangat membutuhkan
tidak mempunyai negosiasi yang seimbang kebebasan emosional dari orangtua, misalnya
yang menyebabkan adanya perasaan terpisah dalam hal memilih teman ataupun aktifitas.
dan keterikatan satu sama lain dalam keluarga. Sifat remaja yang ingin memperoleh kebebasan
Kehamilan remaja merupakan manifestasi emosional dan sementara orangtua yang masih
dari derajat ketidakberfungsian keluarga. Oleh ingin mengawasi dan melindungi anaknya dapat
itu kebebasan seks yang dilakukan remaja menimbulkan konflik diantara mereka. Terdapat
bertujuan untuk membuat mereka berilusi pandangan umum yang tidak sepenuhnya benar,
tentang kebebasan. Ini merupakan ‘paradoxial bahwa remaja menggunakan konflik dan sikap
resolution’ untuk mengatasi dilema dalam menentang sebagai cara untuk memperoleh
keluarga mereka. otonomi dan kebebasan dari orangtua. Terdapat
Individu yang telah memiliki individuasi suatu pendekatan yang menarik tentang
yang memadai telah terinternalisasi tergantung bagaimana remaja mencari kebebasan dan
kepada pilihan dan kehidupan mereka sendiri. otonomi. Pengertian otonomi jelas menekankan
Dengan kata lain, proses individuasi remaja bebas dari pengaruh orangtua, otonomi adalah
sejalan dengan perubahan dalam cara pandang pengaturan diri (self regulation) dan kebebasan
orang tua remaja. Dengan introjection orang (independence) adalah suatu kemampuan untuk
tua memungkinkan mereka mencapai tahap membuat keputusan dan mengatur perilakunya
ketidaktergantungan dan de-idealization sendiri. “Pikirkanlah sendiri”, sering kita
(Steinberg, 1993) yang menjadikan remaja katakan bila kita ingin seseorang untuk belajar
semakin matang, mandiri dan memiliki identitas mandiri. Melalui proses tersebut remaja akan
diri yang jelas. belajar untuk melakukan sesuatu secara tepat,
mereka akan mengevaluasi kembali akan aturan,
nilai dan batasan-batasan yang diperoleh dari
keluarga maupun sekolah.

Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012 185


Kadang-kadang remaja menemui a. Sumber-sumber Pembentukan Identitas Diri
pertentangan dari orangtua yang dapat Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi
menimbulkan konflik, namun orangtua melalui pembentukan identitas diri adalah
proses tersebut berusaha meminimalkan lingkungan sosial, dimana remaja tumbuh
konflik dan membuat anak remaja untuk dan berkembang seperti keluarga dan
mengembangkan kebebasan berpikirnya dan tetangga yang merupakan lingkungan
keebasan untuk mengatur dirinya sendiri. masa kecil, juga kelompok-kelompok yang
(Craig, 1995). Dalam perkembangannya terbentuk ketika mereka memasuki masa
menuju kedewasaan, remaja berangsur-angsur remaja, misalnya kelompok agama atau
kelompok yang mendasarkan pada kesamaan
mengalami perubahan yang membutuhkan
minat tertentu. Kelompok-kelompok itu
kedua kemampuan, yaitu kebebasan dan
disebut sebagai reference group dan melalui
ketergantungan secara bersama-sama.
kelompok tersebut remaja dapat memperoleh
Hubungan-hubungan sosial adalah merupakan nilai-nilai dan peran yang dapat menjadi
suatu hubungan yang saling tergantung, sebagai acuan bagi dirinya. Kelompok tersebut dapat
contoh dalam perkawinan yang tradisional, membantu remaja untuk mengetahui dirinya
suami tergantung pada istri dalam hal mengurus dalam perbandingannya dengan orang lain
rumah tagga dan sebaliknya istri tergantung sehingga mereka dapat membandingkan
pada suami untuk mencari penghasilan keluarga dirinya dengan kelompoknya, nilai-nilai
dan perlindungan dari bahaya. Ketergantungan yang ada pada dirinya dengan nilai-
(interdependence) komitmen - komitmen nilai dalam kelompok yang selanjutnya
dan ikatan pribadi merupakan ciri kondisi akan berpengaruh kepada pertimbangan-
kehidupan manusia. Remaja secara terus pertimbangan apakah dia akan menerima
menerus meningkatkan kemampuan dalam atau menolak nilai-nilai yang ada dalam
mengembangkan komitmen terhadap orang kelompok tersebut.
lain yang merupakan dasar dari ketergantungan Selain reference group, dalam proses
dan konsep dirinya yang merupakan dasar dari perkembangan identitas diri, sering dijumpai
kebebasan atau kemandiriannya. bahwa remaja mempunyai significant other
yaitu seorang yang sangat berarti, seperti
Pembentukan Identitas Diri sahabat, guru, kakak, bintang olahraga atau
bintang film atau siapapun yang dikagumi.
Proses pembentukan identitas diri adalah
Orang-orang tersebut menjadi tokoh ideal
merupakan proses yang panjang dan kompleks, (idola) karena mempunyai nilai-nilai ideal
yang membutuhkan kontinuitas dari masa bagi remaja dan mempunyai pengaruh yang
lalu, sekarang dan yang akan datang dari cukup besar bagi perkembangan identitas
kehidupan individu dan hal ini akan membentuk diri, karena pada saat ini remaja sedang
kerangka berpikir untuk mengorganisasikan giat-giatnya mencari model. Tokoh ideal
dan mengintegrasikan perilaku ke dalam tersebut dijadikan model atau contoh dalam
berbagai bidang kehidupan (Rice, 2012). proses identifikasi. Remaja cenderung
Dengan demikian individu dapat menerima dan akan menganut dan menginternalisasikan
menyatukan kecenderungan pribadi, bakat dan nilai-nilai yang ada pada idolanya tersebut
peran-peran yang diberikan baik oleh orangtua, ke dalam dirinya. Sehingga remaja sering
teman sebaya maupun masyarakat dan pada berperilaku seperti tokoh idealnya dengan
akhirnya dapat memberikan arah tujuan dan arti meniru sikap maupun perilakunya dan
bahkan merasa seolah-olah menjadi seperti
dalam kehidupan mendatang (Rice, 2011).
mereka.

186 Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012


Remaja dalam kehidupan sosialnya akan Aspek Psikososial dari Kematangan Seksual
selalu dihadapkan kepada berbagai peran Memasuki masa remaja yang diawali
yang ditawarkan oleh lingkungan keluarga dengan terjadinya kematangan seksual, maka
maupun kelompok sebaya, yang kadang- remaja akan dihadapkan pada keadaan yang
kadang membingungkan dan sering
memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima
menimbulkan benturan-benturan, misalnya
perubahan-perubahan yang terjadi (Steinberg,
menjadi anggota kelompok musik tetapi juga
1993: Santrock, 2002). Kematangan seksual
harus menjadi siswa teladan. Maka dalam hal
ini remaja harus mampu mengintegrasikan dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat
berbagai peran tersebut ke dalam diri pribadi berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja.
(identitas diri) dan apabila terjadi benturan- Datangnya menarche dapat menimbulkan
benturan berbagai tuntutan peran harus dapat reaksi yang positif maupun negatif bagi remaja
diselesaikan. perempuan. Apabila mereka sudah dipersiapkan
b. Macam - macam Keadaan dalam Pembentukan dan mendapat informasi tentang akan datangnya
Identitas Diri menstruasi maka mereka tidak akan mengalami
Berdasarkan pada teori Erikson, terdapat kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila
empat keadaan atau status yang berbeda- mereka kurang memperoleh informasi maka
beda dalam pembentukan identitas. akan merasakan pengalaman yang negatif.
Dia berpendapat bahwa perkembangan Kematangan seksual yang terlalu
identitas itu terjadi selain dari mencari cepat atau lambat juga dapat mempengaruhi
aktif (eksplorasi) yang oleh Erikson disebut
kehidupan psikososialnya, yaitu status mereka
sebagai krisis identitas, juga tergantung
di dalam kelompok sebayanya (Rice, 2011;
dari adanya commitments terhadap
Rice, 2012). Anak perempuan yang lebih
sejumlah pilihan-pilihan seperti sistem
nilai atau rencana hari depan. Dalam proses dahulu mengalami kematangan seksual akan
perkembangan identitas maka seseorang merasa bahwa dirinya terlalu besar bila berada
dapat berada dalam status yan berbeda-beda dikelompok teman sekelasnya, sementara
yaitu; diffussion status, foreclosure status, teman-teman perempuan lainnya masih dapat
moratorium status, dan identity achievement. merasakan kebersamaan dengan kelompok baik
laki-laki ataupun perempuan, karena umumnya
Tugas Perkembangan Masa Remaja laki-laki lebih lambat mengalami kematangan
Usia remaja ditandai dengan tugas- seksual. Bagi anak laki-laki yang mengalami
tugas perkembangan yang harus diselesaikan keterlambatan dalam kematangan seksualnya,
diantaranya; memperluas hubungan antar bentuk tubuhnya lebih kecil dibandingkan
pribadi dan berkomunikasi secara lebih dengan teman sekelasnya dan hal ini sangat
dewasa, memperoleh peranan sosial, menerima tidak menguntungkan baginya, terutama dalam
keadaan tubuhnya dan menggunakan secara olah raga.
efektif, memperoleh kebebasan emosional dari
Di dalam pergaulan sosialpun mereka
orangtua, mencapai kepastian akan kebebasan
mengalami kerugian karena umumnya
dan kemampuan berdiri sendiri, memiliki dan
orang dewasa dan teman-temannya akan
mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan,
memperlakukannya sebagai anak yang lebih
mempersiapkan diri untuk perkawinan dan
kecil dan dianggap kurang cakap. Dalam keadaan
kehidupan berkeluarga dan mengembangkan
seperti ini kadang-kadang mereka akan bereaksi
dan membentuk konsep-konsep moral.
dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang
kekanak-kanakkan maupun dengan bermacam-

Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012 187


macam kompensasi sehingga menjadi sangat Pertumbuhan badan remaja yang telah
agresif. Akibat terjadinya kematangan seksual, mencapai bentuk yang sempurna seperti
akan tejadi percepatan pertumbuhan badan orang dewasa yang menimbulkan tanggapan
dimana pertumbuhan anggota badan lebih cepat masyarakat yang berbeda. Remaja diharapkan
daripada badannya sehingga untuk sementara dapat memenuhi tanggung jawab orang dewasa,
waktu proporsi tubuh tidak seimbang. Tangan tetapi berhubung antara pertumbuhan fisik dan
dan kakinya lebih panjang dalam perbandingan pematangan psikisnya masih ada jarak yang
dengan badannya. Sementara itu perhatian remaja cukup lebar, maka remaja seringkali mengalami
sangat besar terhadap penampilan dirinya, oleh kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial
karena itu mereka sering merisaukan bentuk tersebut. Keadaan ini dapat menyebabkan
tubuhnya yang kurang proposional tersebut. frustasi dan konflik-konflik batin pada remaja
Pada pertengahan masa remaja, mereka mulai terutama bila tidak ada pengertian dari orang
memperhatikan apakah tubuhnya terlalu gemuk dewasa. Hal ini merupakan salah satu sebab
atau kurus dan bagaimana menjaga bentuk tubuh mengapa para remaja lebih dekat dengan teman
yang ideal, oleh karena itu sebagian remaja ada sebaya daripada dengan orang dewasa.
yang berusaha melakukan diet dan sebagian
lagi senam dan olahraga secara teratur. Pada Sikap dan Perilaku Seksual
umumnya remaja perempuan mengkhawatirkan Seksualitas remaja merujuk kepada
bila dirinya terlalu gemuk ataupun terlalu tinggi, perasaan seksual, perilaku dan perkembangan
sedangkan remaja laki-laki bila terlalu kurus pada remaja dan merupakan tahap seksualitas
ataupun pendek. Disamping itu mereka, baik manusia (Zastrow dan Kirst-Ashman, 2012).
laki-laki maupun perempuan mengawatirkan Seksualitas sering merupakan aspek yang sangat
tentang kulitnya, yaitu tumbuhnya jerawat penting dari kehidupan remaja. Perilaku seksual
maupun adanya bintik-bintik hitam. remaja adalah, pada banyak kasus, dipengaruhi
oleh norma-norma budaya dan adat istiadat,
Selain itu kematangan seksual juga
orientasi seksual mereka, dan isu-isu kontrol
mengakibatkan remaja mulai tertarik terhadap
sosial, seperti hukum umur dewasa.
anatomi fisiologi tubuhnya, mulai muncul
kecemasan-kecemasan dan pertanyaan- Pada manusia, hasrat seksual dewasa
pertanyaan seputar menstruasi, mimpi basah, biasanya mulai muncul dengan masa pubertas.
masturbasi, ukuran buah dada, penis dan lain Ekspresi seksual dapat mengambil bentuk
sebagainya (Haditono, Monks & Knoers, 1994). masturbasi atau seks dengan pasangan. Minat
Pada saat itu mereka mulai memperhatikan seksual di kalangan remaja, seperti orang
tubuhnya dan penampilan dirinya dan sering dewasa, dapat sangat bervariasi. Aktivitas
membandingkan dirinya dengan orang lain. seksual secara umum dikaitkan dengan sejumlah
Selain tertarik kepada dirinya, juga mulai risiko, termasuk penyakit menular seksual
muncul perasaan tertarik kepada teman sebaya (termasuk HIV/AIDS) dan kehamilan yang
yang berlawanan jenis, walaupun masih tidak diinginkan. Hal ini dianggap sangat benar
disembunyikan, karena mereka menyadari untuk remaja muda, karena otak remaja tidak
masih terlalu kecil untuk berpacaran. Pada memiliki saraf yang matang (daerah beberapa
remaja menengah, remaja banyak mengunakan otak lobes frontal cortex dan di hypothalamus)
waktunya untuk memuat dirinya lebih menarik, penting untuk kontrol diri, penundaan kepuasan,
sehingga mulai memperhatikan dandanannya, dan analisis resiko dan penghargaan yang tidak
misalnya pakaian, model rambut, dan alat-alat sepenuhnya matang sampai usia 25-30). Karena
kecantikan.

188 Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012


sebagian hal ini, kebanyakan remaja dianggap Sikap terhadap seks dan juga seks pra nikah
secara emosional kurang matang dan tidak diyakini oleh para ahli mengalami perubahan
mandiri secara finansial. dari waktu ke waktu (Taufik dan Nisa Rachmah,
2009). Saat ini diyakini sikap terhadap seks
Perkembangan fisik, kognitif, sosio-
dan juga seks pra nikah lebih liberal jika
emosional remaja pastinya berkaitan dengan
dibandingkan dengan dekade sebelumnya.
sikap da perilaku seksual remaja. Rasa ingin tahu
Remaja kini lebih toleran dengan hubungan seks
dan fantasi seksual menyebabkan remaja ingin
pra nikah, dan ketika menjadi orang dewasa
mempraktekan apa yang orang dewasa lakukan.
mereka juga lebih permisif terhadap seks pra
Belum lagi tingkah bermasalah, toleransi
nikah (Steinberg, 1993). Perubahan sikap
terhadap devian, alienasi, konflik keluarga
remaja ini diduga juga terjadi pada masyarakat
merupakan masalah umum yang berkaitan
pada umumnya. Masyarakat cenderung permisif
dengan sikap dan perilaku seksual (Jessor &
dengan hubungan seks pra nikah. Kontrol sosial
Jessor, 1977). Teman sebaya (peer group) juga
dan kepedulian masyarakat terhadap perilaku
memainkan peranan yang sangat kuat terhadap
seks remaja tidak seperti sebelumnya.
sikap dan perilaku seksual remaja. Zastrow dan
Kirt-Ashman (2012) berpendapat bahwa secara Perilaku seks remaja secara umum bermula
psikologis pada fase remaja ada dua aspek dari perilaku otoerotik (autoerotic behavior),
penting yang dipersiapkan, antara lain: dimana perilaku ini dimulai dari rasa ingin
tahu dan menikmati pengalaman seks sendirian
a. Orientasi seksual. Pada masa ini remaja
diharapkan sudah menemukan orientasi (Rice, 2012). Perilaku ini juga selalu berkaitan
seksualitasnya atau arah ketertarikan dengan fantasi erotis. Banyak hasil penelitian
seksualnya (heteroseksualitas atau menunjukkan remaja baik lelaki maupun
homoseksualitas). Norma umum yang perempuan melakuan masturbasi. Namun
berlaku lebih menyukai jika seseorang demikian setelah remaja beranjak dewasa
menyukai orientasi seksualitas ke arah terutama ketika berada di sekolah menengah
heteroseksualitas. Namun, tidak dipungkiri mereka mengalami pergeseran dari otoerotik
ada remaja yang memilih orientasi kepada perilaku sosioseksual (sociosexual
seksualitas homoseksualitas. Orientasi ini behavior). Perilaku sosioseksual remaja ini telah
dipengaruhi oleh penghayatan terhadap melibatkan orang lain yang umumnya adalah
jenis kelamin. Faktor individu (fisik atau teman-teman sebaya mereka. Remaja lebih intim
psikologis), keluarga dan lingkungan ikut dengan lawan jenisnya bahkan dengan sesama
mendorong dan berperan dalam menguatkan
jenisnya (homosexsuality). Perilaku necking dan
identitas ini.
petting merupakan aktivitas umum disamping
b. Peran seks. Peran seks adalah menerima dan kontak genital atau intercourse. Remaja juga
mengembangkan peran serta kemampuan lebih sering melakukan oral seks karena dirasa
tertentu selaras dengan jenis kelaminnya.
lebih aman dan menghindari kehamilan di luar
Laki-laki akan dekat dengan sifat-sifat
nikah (Zastrow & Kirst-Ashman, 2012).
sebagaimana laki-laki, demikian pula
perempuan akan dekat dengan sifat-sifat Selain itu hubungan seks pra nikah juga
sebagaimana perempuan. Peran seks ini menjadi ciri khas perilaku seks remaja. Bahkan
sangat penting pada tahap pembentukan tidak jarang terjadi perkosaan dan perlakuan
identitas diri, apakah seseorang itu berhasil salah seksual (rape and sexual abuse) semasa
mengidentifikasi dirinya atau justru berkencan baik ketika berkencan dengan pacar
melakukan transfer pada identitas yang lain maupun dalam keluarga sendiri. Perkosaan
(transsexual).

Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012 189


semasa berkencan sering terjadi dan menjadi sosial berupa pelecehan dan kekerasan seksual
masalah yang serius di kalangan remaja. Pola (child sexual abuse) terhadap anak dan remaja
hubungan seks pra nikah juga mengalami dapat dikendalikan sedemikian rupa. Faktor
perubahan. Kini dengan tersedianya secara bebas lain yang menjadi pertimbangan pentingnya
berbagai alat kontrasepsi juga telah merubah pendidikan seks adalah untuk mengajarkan anak
pola hubungan seks pra nikah remaja. Hubungan remaja tentang seks yang benar bukan malahan
seks pra nikah sudah jarang berakhir dengan membiarkan mereka menggunakan sumber
kehamilan di luar nikah (unwanted pregnant). lain seperti materi pornografi dari internet.
Hal ini karena pengetahuan tentang seks di Pendidikan seks juga tidak lain dan tidak
kalangan remaja sudah semakin meningkat. bukan dalam rangka mencegah peningkatan
masalah dikalangan remaja seperti kehamilan
Namun demikian pengaruh berbagai
remaja dan penularan penyakit yang meningkat.
media informasi selain meningkatkan
Terakhir, pendidikan seks yang komprehensif
pengetahuan remaja tentang seks, juga memberi
memberikan sarana bagi para remaja usia
implikasi kepada kebebasan hubungan seks
sekolah dapat menjadi wadah untuk mengubah
dengan berganti-ganti pasangan. Lebih parah
remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung
lagi, jika kebebasan seks ini diikuti dengan
jawab.
penyalahgunaan narkotika menggunakan jarum
suntik. Hal ini akan menyebabkan penularan Remaja merupakan fase perkembangan
penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. yang penuh gelora yang ditandai dengan
perkembangan psikoseksual. Perubahan
KESIMPULAN fisik pada remaja dapat mempengaruhi
Pendidikan seks bagi remaja bertujuan perkembangan psikologis. Oleh sebab itu
untuk memberi informasi kepada remaja remaja perlu mendapatkan informasi yang benar
tentang masalah yang berkaitan dengan seks mengenai seksual melalui pendidikan seks yang
(Zastrow dan Kirst-Ashman, 2012). Hal ini benar dan bertanggungjawab. Pengetahuan
dianggap penting bagi masyarakat terutama seksual yang benar yang dimiliki remaja dapat
apabila remaja dapat memahami informasi yang mengarahkan perilaku seksual mereka pada hal-
tepat tentang seks, praktek seksual, pelecehan hal yang positif dan bertanggungjawab.
seksual anak dan penyakit menular seksual. ***
Pada hakekatnya pendidikan seks terutama di
sekolah-sekolah dapat membantu anak dan
remaja memahami dampak dari seks dalam
kehidupan mereka. Hubungan seks bebas DAFTAR PUSTAKA
dapat diatasi dengan memberi dan memperluas Allison, M., dan Sabatelli, R. M, (1988).
cakrawala mereka tentang bahaya seks bebas Differentiation and individuation as
tersebut. Selain itu pendidikan seks dapat mediators of identity and intimacy in
menjawab semua pertanyaan yang ada dibenak adolescence. Journal of Adolescent
mereka tentang tubuh mereka yang berubah Research, 3, 1-16.
dan lonjakan hormonal, dan dapat membantu
memberi pemahaman mengenai perbedaan Anderson, S. A., dan Sabatelli, R. M, (1990).
dan menjaga keinginan untuk mengeksplorasi Differentiating differentiation and
seksual untuk diri mereka sendiri. Pendidikan individuation: Conceptual challenges.
seks juga memiliki kepentingan agar kejahatan American Journal of Family Therapy, 18,
32-50.

190 Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012


Craig, G. J, (1999). Human development (8th ................, (2012). Child and Adolescent
ed.). London: Prentice Hall. Development. New Jersey: Prentice Hall.
Haditono S.R, Monks F.J, dan Knoers A.M.P, Santrock, J.W, (2002). Life Span Development
(1994). Psikologi Perkembangan, (Perkembangan Masa Hidup), Terjemahan
Yogyakarta: Gajah Mada University Press Ahmad Chusairi dan Juda Damanik).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jessor, R., & Jessor, S. L, (1977). Problem
Behavior and Psychosocial Development. Steinberg, L, (1993). Adolescence (Third ed.).
New York: Academic Press. New York: McGraw-Hill, Inc.
Josselson, R, (1988). The embedded self: I and Taufik, M. dan Nisa R.N.A, (2009). “Seksualitas
Thou revisited. In D. K. Lapsley & E C. Remaja: Perbedaan Seksualitas Antara
Power (Eds.), Self, ego, and identity: Remaja yang Tidak Melakukan Hubungan
Integrative approaches (pp. 91-106). New Seksual dan Remaja yang Melakukan
York: Springer-Verlag. Hubungan Seksual”. Dalam Jurnal
Psikologi, Universitas Muhammadiyah
Kernberg, O. E, (1984). Object-relations Theory
Surakarta.
and Clinical Psychoanalysis. New York:
Aronson. Zastrow, C.H. dan Kirst-Ashman, K, (2012).
Understanding Human Behavior and the
Rice, F.R, (2011). The Adolescent. Boston.
Social Environment (Sixth ed). Belmont,
Brown and Benchmark.
CA: Brooks/Cole.

Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012 191

Anda mungkin juga menyukai

  • Obat Obat Di Icu
    Obat Obat Di Icu
    Dokumen8 halaman
    Obat Obat Di Icu
    Bella Citra Zakiyah
    Belum ada peringkat
  • SJS Ten
    SJS Ten
    Dokumen5 halaman
    SJS Ten
    Bella Citra Zakiyah
    Belum ada peringkat
  • Absen
    Absen
    Dokumen8 halaman
    Absen
    Bella Citra Zakiyah
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3 6.2
    Skenario 3 6.2
    Dokumen49 halaman
    Skenario 3 6.2
    Bella Citra Zakiyah
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Bella Citra Zakiyah
    Belum ada peringkat