Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

GEK
A. Pengertian Korupsi menurut UU nomor 31 Tahun 1999 dan
secara umum
Pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 tentang Pembarantasan
Korupsi mengartikan bahwa Korupsi adalah setiap orang yang dikategorikan
melawan hokum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri , menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi , menyalahgunakan kewenangan
maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan
yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara.

Secara umum Korupsi atau Korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi
dalam praktiknya.

B . Tipologi Korupsi
1. Transactive Corruption (Korupsi Transaktif)
jenis korupsi ini yang menunjuk adanya kesepakatan timbale balik antara
pihak pemberi dan pihak penerima demi keuntungan kepada kedua belah
pihak dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan yang biasanya
melibatkan dunia usaha atau bisnis dengan pemerintah.

Ada jenis praktik bisnis pada korupsi transaktif yaitu :


a. Korupsi epidemic (epidemic corruption) jenis korupsi kovensional yang
lebih popular dengan korupsi public , dan dengan cepat mewabah atau
“epidemic) yang pelaku biasanya masyarakat atau berbagai tingkat
bawah dengan pungutan “tidak resmi” atau pungutan liar, suap menyuap
untuk urusan administrasi.
b. Korupsi endemic (endemic corruption) merupakan bentuk korupsi antara
kalangan bisnis , pelaku bisnis dengan tindakan kolusi pada birokrat
artinya suap antara kontraktor dengan aparat birokrat.

2. Extrortive Corruption (Korupsi yang memeras )


Korupsi yang dipaksakan kepada suatu pihak yang biasanya disertai
ancaman, terror, penekanan (presur) terhadap kepentingan orang orang dan
hal hal yang dimilikinya.
3. Investive Corruption (Korupsi Investif)
Memberikan suatu jasa atau barang tertentu kepada pihak lain demi
keuntungan di masa depan.
4. Nepostic Corruption (Korupsi Perkerabatan)
Menyangkut penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang untuk berbagai
keuntungan bagi teman atau sanak saudara.
5. Devensive Corruption (Korupsi Defensive)
Pihak yang akan dirugikan terpaksa ikut terlibat didalamnya atau bentuk ini
membuat terjebak bahkan menjadi korban perbuatan korupsi.
6. Outogenic Corruption (Korupsi otegenik)
Korupsi yang dilakukan seorang diri (Single fighter) tidak ada orang lain
atay pihak lain yang terlibat.
7. Supportive Corruption (Korupsi Suportif)
Jenis Korupsi ini tidak secara langsung menyangkut uang atau imbalan
langsung atau bentuk lain. Tindakan tindakan yang dilakukan adalah
melindungi dab dan memperkuat korupsi yang sudah ada.

TARI
A. Korupsi
 Bahaya Korupsi
- Terhadap bidang ekonomi, korupsi merusak perkembangan
ekonomi suatu Negara. Jika suatu aktivitas ekonomi dijalankan
dengan unsur unsur korupsi, maka pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan tidak akan tercapai. Berefek pada berkurangnya
investasi dan kepercayaan. Hal ini dikarenakan para investor
menjadi ragu dan takut untuk mempercayakam modalnya dikelola.
Tentunya, dengan tidak adanya investor maka perputaran ekonomi
di suatu daerah menjadi lambat atau bahlan berhenti.
- Terhadap bidang politik, kekuasaan yang dicapai dengan korupsi
akan menghasilkan pemerintahan yang tidak sehat. Pemerintah
yang berkuasa cenderung menjadikan alat kuasanya sebagai bentuk
meraup keuntungan sebesar besarnya dari apa yang bisa di
dapatkannya dari kekuasaan. Akibatnya proses pemerintahan
bersifat transaksional yang mementingkan pihak pihak yang
berkuasa. Pada posisi ini , rakyat tak lagi menjadi bagian yang
mendapatkan perhatian.
- Terhadap bidang keamanan, ketahanan dan keadilan social
korupsi menyebabkan tidak efesiennya ketika bidang tersebut pada
suatu wilayah. Dengan berorientasi pada keuntungan terhadap
kelompok tertentu ditampuk kekuasaan, menjadikan keamanan dan
ketahanan tak lagi diperhatikan. Akibatnya, mereka yang tidak
memiliki kecukupan penghasilan menjadi kelas bawah di tindas
oleh mereka yang berkuasa dan berharta.
- Terhadap budaya dan kehidupan social, korupsi yang merajalela
dan menjadi kebiasaan akan menjadikan masyarakat kacau dan
tidak ada saling percaya antara satu sama lainnya.
- Terhadap bidang keagamaan, korupsi juga menimbulkan
kekacauan. Berbagai bentuk bantuan yang diberikan oleh para
dermawan kepada yang memerlukan tidak dikelola dengan baik
dikarenakan ada unsure “permainan” yang dilakukan pada
penyalur. Akibatnya angka kemiskinan semakin tinggi dan makin
banyaknya orang orang yang menderita kelaparan.

 CIRI CIRI KORUPSI

- Suatu penghianatan terhadap kepercayaan

- Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau


masyarakat umumnya
- Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan
khusus

- Dilakukan dengan rahasia kecuali dalam keadaan dimana orang-orang


yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu

- Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak

- Adanya kewajiban dan keuntungan bersama dalam bentuk uang atau


yang lain

- Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki


keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya

- Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk


pengesahan hokum

- Menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang


melakukan korupsi

TINA
 Korupsi di Indonesia

Indonesia disimpulkan berada dalam kondisi gawat korupsi karena


kondisinya yang sudah sangat memprihatinkan. Korupsi saat ini menjadi
masalah yang krusial untuk bangsa ini, mengingat bahwa bangsa yang
memiliki populasi yang begitu banyak dan kekayaan alam yang luar biasa
melimpahnya, Tahun 2014 lembaga Transparency International
Corruption Perceptions Index (CPI) menyematkan Indonesia berada di
peringkat 107, dengan skore 34 sebagai negara terkorup dari 174 negara
yang disurvey di seluruh dunia, tentu saja ini membuktikan bahwasanya
kepemerintahan dari Presiden SBY ke pemerintahan Presiden Jokowi
terus mengalami perbaikan dalam menangani masalah korupsi. Pasalnya
pada tahun 2013 Indonesia menempati peringkat ke-114, walaupun
belum mampu dibandingkan dengan negeri jiran yang lain seperti
Filipina, Thailand maupun Singapura dan sejak awal berdirinya 2004
silam, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tercatat telah mampu
menangani sekitar 660 kasus dugaan korupsi, yang membuahkan 322
tuntutan di pengadilan baik yang berkecimpung di jajaran birokrasi
pemerintahan di pusat maupun di daerah.

Adapun kasus kasus korupsi di Indonesia anataranya :

- Pertama, kasus Mantan Ketua DPR Setya Novanto yang divonis 15


tahun penjara dan denda Rp500 juta. Setnov dinilai terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan korupsi proyek pengadaan KTP
Elektronik (e-KTP), yang ditaksir merugikan negara hingga Rp2,3
triliun.

- Setnov di meja hakim terbukti melanggar pasal 3 Undang-Undang


Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

- Kedua, kasus korupsi di Bank Century yang menyeret nama Mantan


Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya. Budi divonis 10 tahun penjara
dan denda Rp500 juta.Ia dinyatakan terbukti bersalah dengan
melakukan korupsi dalam hal pemberian fasilitas pendanaan jangka
pendek (FPJP) kepada Bank Century dan penetapan Bank Century
sebagai bank gagal berdampak sistemik. Budi terbukti melanggar
pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Tindak Pidana Korupsi Nomor 20
Tahun 2001 jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo pasal 64 ayat 1 KUHP
dengan kerugian negara mencapai Rp7 triliun.

- Ketiga, kasus korupsi wisma Atlet Hambalang dengan terdakwa


mantan Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Ia divonis 8 tahun
pidana penjara karena terbukti korupsi menerima hadiah dan tindak
pidana pencucian uang.

- Selain itu, Anas dikenakan pidana denda sebesar Rp300 juta dan harus
membayar uang penganti kerugian negara sedikitnya Rp 57,5 miliar.
Adapun kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp706 miliar
dengan menyeret nama besar lainnya seperti Mantan Kemenpora Andi
Mallaranggeng dan Angelina Sondakh.

 Dampak Korupsi
- Menurut SH Alatas, efek dari korupsi adalah sebagai berikut:

- Efek Metastatik (penyebaran) seperti penyakit kanker yang


menggerogoti organ tubuh manusia;

- Efek Perkomplotan (clustering effect)

- Efek pemberian tertentu (differential delivery effect)

- Efek penghilangan potensi (potential elimination effect)

- Efek Transmutasi, yaitu dielu-elukannya para penjahat oleh


masyarakat.

- Efek Pamer (demonstration effect)

- Efek Derivasi Komulatif, yaitu dampak yang tidak langsung dan tidak
segera. Misalnya dokter yang masuk fakultas kedokteran dengan cara
menyuap akan merugikan pasien yang akan ditanganinya.

- Efek psikosentris, yaitu menciptakan hasrat dan ketagihan untuk


korup dan memperoleh kekuasaan.

- Efek Klikmatik (clicmatic effect), ketiadaan harapan, kebingungan,


kebodohan dan penghambaan. Putus asa karena menjadi orang jujur
sangat sulit sementara teman yang korup hidup mewah.

- Efek Ekonomis Korupsi (economic effects of corruption), yaitu


hancurnya tatanan ekonomi dan menyebabkan kemiskinan.

RESTA
 Upaya pemberantasan korupsi

- Pengawasan oleh lembaga masyarakat.


- Lembaga pengawas seperti DPR, DPRD, BPK, BPKP, dan Bawasda.
- Lembaga pengawas Independen seperti KPK.
- 4.Lembaga penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan
Pengadilan.
- Menentukan pidana minimum khusus.
- Pidana denda yang lebih tinggi, dan.
- Ancaman pidana mati.

B. Pemuda
 Tantangan Pemuda
- Generasi milenial adalah generasi yang sangat mahir dalam teknologi.
Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada,
generasi ini memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan
dibanding generasi sebelumnya. Namun sayangnya, dari beberapa
statistik yang saya baca, dikatakan bahwa generasi milenial cenderung
lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial, termasuk politik dan
ekonomi. Mereka cenderung lebih fokus kepada pola hidup kebebasan
dan hedonisme. Mereka cenderung mengingkan hal yang instant dan
tidak menghargai proses.
- Di era ini segala sesuatu bergerak dengan cepat, dunia menjadi tanpa
batas, informasi dapat diperoleh dimana saja dan dari siapa saja.
Generasi masa kini harus berusaha dan mampu menjadi bijak
terutama dalam penggunaan media sosial. Media sosial ini mirip
dengan politik, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Kita bisa
berguna dan bertambah pintar apabila menggunakan media sosial
dengan benar, tapi kita juga bisa menjadi penyebar hoax dan menjadi
bodoh apabila kita menggunakan media sosial dengan tidak benar.
- Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan
juga semakin tinggi. Kualitas dan kinerja manusia juga dituntut
menjadi semakin tinggi. Generasi masa kini harus mampu beradaptasi
dengan cepat, belajar dan menjadi lebih baik dengan cepat serta
melakukan navigasi yang lincah dan tepat untuk dapat memecahkan
setiap masalah. Kreatifitas dan Apabila tidak, dalam beberapa tahun
ke depan mungkin posisi kita sudah digantikan oleh robot atau
program komputer.
- Di Indonesia, ada sekitar 81 juta penduduk yang termasuk dalam
generasi milenial. Berarti sekitar hampir 32% dari total populasi di
Indonesia. Pertanyaannya: Mampukah kelompok 32% ini menjadi
change agent untuk Indonesia? Siapkah mereka untuk membangun
dan meneruskan Indonesia? Ini yang menjadi tantangan terbesar bagi
generasi milenial Indonesia.

AYU
 Peran pemuda
- Dalam sejarah bangsa ini, pemuda memiliki peran yang penting dalam
kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa sejarah yang besar dan
melibatkan pemuda tentunya Sumpah Pemuda. Selain itu, pemuda
terkhusus mahasiswa mempunyai peranan besar dalam meruntuhkan
pemerintahan Orde Baru.
- Keberhasilan pembangunan suatu bangsa pada dasarnya juga
ditentukan oleh kualitas pemudanya, termasuk juga mengenai
pemberantasan korupsi. Berhasil atau tidaknya pemberantasan
korupsi, sedikit banyak akan ditentukan oleh peran pemuda itu
sendiri. Menjadi agen perubahan dan calon pemimpin masa depan
masa ini merupakan tanggung jawab dari pemuda.
- Terdapat peran-peran yang dapat dilakukan pemuda dalam
pemberantasan korupsi seperti yang berikut ini. Pertama, melakukan
pengawasan pada instansi pemerintah. Selain sebagai agen perubahan,
pemuda juga bertindak sebagai pengawas. Pengawasan terhadap
pemerintah sangat penting untuk dilakukan agar pemerintah tidak bisa
seenaknya menggunakan kekuasaannya. Pengawasan ini juga
diharapkan dapat meminimalisir praktik korupsi yang akan terjadi di
pemerintahan.
- Kedua, pembangunan perilaku anti-korupsi kepada masyarakat.
Upaya penanaman nilai-nilai tentang bahaya korupsi harus dilakukan
kepada masyarakat. Tindakan ini sangat diharapkan agar seluruh
masyarakat yang teredukasi nantinya mempunyai daya kritis terhadap
kebijakan pemerintah yang dinilai kurang relevan.
- Ketiga, membangun sikap anti-korupsi di internal organisasi. Hal ini
terutama dimulai dari kesadaran masing-masing pemuda yaitu
menanamkan dalam diri mereka sendiri bahwa untuk tidak melakukan
tindakan korupsi walaupun hanya tindakan yang sederhana.
 Upaya pemuda

Pemuda dapat melibatkan diri dari hal hal terkecil. Peran tersebut
dapat dimulai dari sikap zero tolerance terhadap tindakan korupsi.
Seperti tidak memilih Cakada (calon kepala daerah) yang korup.
Mengingatkan bahaya laten korupsi dilingkungan terkecilnya
sekalipun, membudayakan perilaku anti korupsi dalam dirinya dan
pada lingkungan organisasi sekitarnya.

 Kondisi pemuda

 Negatif :

- Kontribusi saat ini : aksi (hanya menunggu kesalahan


aparat)
- Banyak pemuda dimanfaatkn untuk kepentingan pejabat.
- Banyak anak muda yang terjebak dalam pragmatism.

 Positif :

- Banyak yang sadar anti korupsi


- Banyak yang bergerak
- Pemuda punya semangat, fisik yang kuat , niat yang tulus
, dan waktu yang luang.

Anda mungkin juga menyukai