Pendidikan Agama
Pendidikan Agama
Disusun oleh :
Kelompok 6
M. Anggi Aman Hadi Sahata Hasibuan(170160109)
Teuku Muhammad Ridha(170160116)
Wahyu Rinaldi(170160090)
KELAS 1C
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
Mata Kuliah : Agama Dan Etika
Dosen : Bpk Zarkasyi S.HI.M.A
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan Taufik dan
Hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas matakuliah Pendidikan Agama Islam kami yang membahas tentang Arkanul islam
khususnya ”Puasa Dan Haji”
Sholawat serta salam kami tujukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kami
harapkan syafa’at-Nya di hari kiamat nanti.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dan membantu secara
langsung maupun berupa saran yang membangun sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik berupa isi maupun
penulisannya. Oleh sebab itu, kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi kami.
Amiinn...
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG...................................................... ............................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
1.1 PENGERTIAN PUASA................................................................................................ 2
1.2 SYARAT WAJIB PUASA.................................................................................. 3
1.3 PERBUATAN YANG DISUNAHKAN KETIKA BERPUASA................................. 3
1.4 HAL HAL YANG MEMBATALKAN PUASA ........................................................... 4
1.5 PERBUATAN MAKRUH KETIKA BERPUASA………………….……………..…4
1.6 YANG BOLEH TIDAK BERPUASA DAN CARA MENGGANTINYA………..….4
1.7 MACAM MACAM PUASA………………………………………………………..….5
1.8 HIKMAH BERPUASA……………………………………………………….………..6
2.1 PENGERTIAN HAJI…………………………………………………………….…….7
2.2 HUKUM HAJI……………………………………………….…………………………8
2.3 JENIS JENIS IBADAH HAJI…………………………………………………………8
2.4 SYARAT WAJIB HAJI………………………………………………………………..9
2.5 SYARAT SAH HAJI……………………………………………………..…………….9
2.6 RUKUN HAJI…………………………………………………………………………..9
2.7 SUNAH HAJI………………………………………………………...……………….10
2.8 LARANGAN DALAM HAJI…………………………………………………..…….16
2.9 FUNGSI HAJI………………………………………………………………….……..16
2.10 HIKMAH HAJI……………………………………………………………………….17
BAB III PENUTUP............................................................................................... 19
A. KESIMPULAN............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puasa dan Haji adalah Rukun Islam yaitu sesuatu yang wajib ada dan diyakini oleh setiap
orang islam. Namun dalam kenyataan, ibadah banyak dipraktekkan sebatas melaksanakan
perintah, belum dipahami apa kandungan makna dan pesan dari berbagai bentuk atau symbol-
simbol ibadah yang dilakukan itu.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah merupakan upaya yang menyatakan secara tersirat pertanyaan-
pertanyaan, mengingat demikian pentingnya dalam penelitian, maka sesuai dengan judulnya
dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Itu Puasa ?
2. Adakah Hikmah Dari Menjalani Puasa ?
3. Apa Itu Haji ?
4. Adakah Hikmah Dari Menjalani Haji ?
C. TUJUAN PENULISAN
Sesuai rumusan masalah tersebut, maka tujuan utama dari pelajaran yang kita pelajari
yaitu :
1.Dapat menambah pengetahuan
2.Bisa dijadikan pelajaran untuk menjalani kehidupan sehari-hari
3.Meningkatkan ke Imanan dan ke Taqwaan kita kepada Allah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN PUASA
Puasa merupakan terjemah dari shoum (bahasa Arab) yang berarti menahan diri dari
sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam matahari (maghrib).
Dalam Islam ada beberapa macam puasa, yang paling kita kenal adalah puasa
Ramadhan. Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi yang memenuhi syarat wajib. Kewajiban ini
beradasarkan firman Allah yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S.
Al-Baqarah [2]: 183).
Dalam ayat tersebut terkandung tujuan utama dari ibadah puasa, yakni supapa kita bertakwa
kepada Allah SWT.
karena puasa itu merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Seorang muslim yang tidak
berpuasa di bulan itu berarti keislaman nya tidak sempurna. Puasa termasuk ibadah mahdhah
atau ibadah khusus yaitu bentuk ibadah langsung kepada Alloh, dan tata cara pelaksanaannya
sendiri ditetapkan oleh Alloh Swt, melalui contoh Nabi Muhammad , tidak dapat ditambah atau
dikurangi harus sesuai dengan contoh yang telah ditetapkan. Rukun puasa hanya ada 2, yakni :
niat dan imsak.
a. Niat
Niat puasa yaitu adanya suatu keinginan di dalam hati untk menjalankan puasa semata-
mata mengharap ridha Allah swt, puasa tanpa adanya niat maka tidak bisa dikatakan sebagai
puasa. sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw: Barang siapa tidak berniat puasa sejak
maLam, maka ia tidak mempunya puasa (H.R. an-Nasa’i)
b. Imsak
imsak adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum,
dan lain-lain dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. waktu dimulainya puasa bukanlah
pada saat sirine atau pengumuman imsak disuarakan, tetapi dimulai ketika fajar (subuh). Sirine
itu agar kita bersiap-siap karena sebentar lagi (sekitar 5 menit lagi) fajar akan tiba.
2
1.2 SYARAT WAJIB PUASA
Muslim yang belum memenuhi syarat untuk mengerjakan puasa. Akan tetap
mendapatkan pahala apabila mau mengerjakan ibadah puasa. Syarat wajib puasa adalah sebagai
berikut:
a. Beragama Islam
b. Berakal sehat
c. Baligh
d. Suci dari haid dan nifas (khusus bagi kaum wanita)
e. Bermukim (tidak sedang bepergian jauh)
f. Mampu (tidak sedang sakit)
Apabila salah satu dari hal-hal di atas tidak ada pada seorang muslim, maka ia belum/tidak
wajib mengerjakan puasa wajib.
2. Puasa Sunnah
a. Puasa enam hari di bulan Syawal.
b. Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
c. Puasa hari Arafah
d. Puasa Muharrom
5
e. Puasa Assyuro’
f. Puasa Sya’ban.
g. Puasa Senin dan Kamis.
h. Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap bulan Qamariyah).
i. Puasa Dawud
3. Puasa Makruh
Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada hari
Jumat dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha’ Ramadhan, membayar nadzar atau kafarat,
atau tidak diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari Jumat atau
Sabtu dengan niat mengqadha’ puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9
Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah
bukan makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan bahwa puasa pada hari
Jumat tergolong puasa haram jika dilakukan tanpa didahului hari sebelum atau sesudahya.
4. Puasa Haram
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya
atau karena kondisi pelakukanya.
a. Hari Raya Idul Fitri
b. Hari Raya Idul Adha
c. Hari Tasyrik
d. Puasa sepanjang tahun / selamanya
6
2. Memupuk rasa kasih sayang antar sesama umat manusia.
Dengan menahan rasa lapar dan dahaga hati kita akan tersentuh dan merasakan
kesengsaraan kaum dhu’afa yang senantiasa serba kekurangan dalam segala hal. Mereka
menanti uluran tangan dan kemurahan hati kita untuk menyisihkan sebagian harta kita guna di
dermakan. Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk memperbanyak sedekah dan berbagi pada
sesama dengan balasan pahala yang berlipat.
3. Membina dan menata diri kita kaum Muslim agar senantiasa hidup teratur.
Seperti dalam mengkonsumsi makanan dan minuman atau dalam mengatur waktu.
Terkait hal ini, Allah SWT berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS 7: 31), karna dengan mengatur pola makan
dan minum secara teratur akan menjadikan kita lebih sehat.
2.1 PENGERTIAN HAJI
Haji menurut bahasa artinya menyengaja. Haji menurut istilah adalah suatu amal ibadah
yang dilakukan dengan sengaja untuk mengunjungi ka’bah (baitullah) di Makkah dengan
maksud beribadah untuk mengharap ridho Allah.
Haji merupakan rukun islam ke 5. Diwajibkan kepada orang islam yang telah mencukupi
syarat-syaratnya sekali seumur hidupnya.
Allah berfirman yang artinya :
“ Dan mengerjakan ibadah haji merupakan kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang
yang sanggup mengadakan perjalanan [ keBaitullah ]. (Q.S Ali Imran: 97)
Apabila seseorang telah mampu namun tidak melekukannya maka dianggap orang yang ingkar.
7
2.2 HUKUM HAJI
Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu dan
berkewajiban itu hanya sekali seumur hidup. Apabila melakukannya lebih dari satu kali, maka
haji yang kedua dan seterusnya hukumnya sunnah.
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َوإِقَ ِام، ِ س َشهَا َد ِة أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوأَ َّن ُم َح َّم ًدا َرسُو ُل هَّللا
ٍ اإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم ِ بُنِ َى
ان
َ ض َ ص ْو ِم َر َم َ َو، ِّ َو ْال َحج، َوإِيتَا ِء ال َّز َكا ِة، صالَ ِة
َّ ال
Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim
no. 16).
9
Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut :
1. Ihram
2. Wukuf di Arafah
3. Thowaf ifadhoh
4. Sa’i
5. Tahalul (bercukur)
6. Tertib dan berurutan.
Jika salah satu dari rukun ini tidak ada, maka haji yang dilakukan tidak sah.
3. Berihram dengan kain ihram (baik yang atas maupun yang bawah) yang berwarna putih
Berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berangkat
dari Madinah setelah beliau menyisir rambut dan memakai minyak, lalu beliau dan para Sahabat
memakai rida’ dan izar (kain ihram yang atas dan yang bawah).
Adapun disunnahkannya yang berwarna putih berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas, bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِ ْلبَس ُْوا ِم ْن ثِيَابِ ُك ُم ْالبَيَاضِّ فَإِنَّهَا ِم ْن َخي ِْر ثِيَابِ ُك ْم َو َكفِّنُ ْوا
فِ ْيهَا َم ْوتَا ُك ْم.
“Pakailah pakaianmu yang putih, sesungguhnya pakaian yang putih adalah pakaianmu yang
terbaik dan kafankanlah orang-orang yang wafat di antara kalian dengannya.”
10
4.Shalatdi lembah ‘Aqiq bagi orang yang melewatinya
Berdasarkan hadits ‘Umar, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda di lembah ‘Aqiq
أَتَانِي ِجب ِْر ْي ُل فَأ َ َم َرنِي أَ ْن آ ُم َر أَصْ َحابِي أَ ْن يَرْ فَع ُْوا أَصْ َواتَهُ ْم
ِباْ ِإل ْهالَ ِل أَ ِو التَّ ْلبِيَ ِة.
“Telah datang kepadaku Jibril dan memerintahkan kepadaku agar aku memerintahkan para
Sahabatku supaya mereka mengeraskan suara mereka ketika membaca talbiyah.”
Oleh karena itu, dulu para Sahabat Rasulullah berteriak. Ibnu Hazm rahimahullah
berkata, “Dulu ketika Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berihram suara mereka
telah parau sebelum mencapai Rauha.”
11
B. Sunnah-Sunnah Ketika Masuk Kota Makkah:
8. Menginap di Dzu Thuwa
12. Mendahulukan kaki kanan ketika masuk ke dalam masjid haram dan membaca:
،َّجي ِْم
ِ ان الرِ َأَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ْال َع ِظي ِْم َوبِ َوجْ ِه ِه ْال َك ِري ِْم َوس ُْلطَانِ ِه ْالقَ ِدي ِْم ِم َن ال َّش ْيط
َ اَللَّهُ َّم ا ْفتَحْ لِي أَ ْب َو،صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َسلِّ ْم
َ ِاب َرحْ َمت
ك َ اَللَّهُ َّم،ِبِس ِْم هللا.
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha agung, dengan wajah-Nya Yang Mahamulia dan
kekuasaan-Nya yang abadi, dari syaitan yang terkutuk. Dengan Nama Allah dan semoga
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Muhammad, Ya Allah, bukalah pintu-pintu
rahmat-Mu untukku.”
12
C. Sunah-Sunnah Thawaf
14. Al-Idhthiba’
Yaitu memasukkan tengah-tengah kain ihram di bawah ketiak kanan dan menyelempangkan uju
ngnya di pundak kiri sehingga pundak kanan terbuka, berdasarkan hadits Ya’ la bin Umayyah
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam thawaf dengan idhthiba.
19. Berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama thawaf yang pertama kali (thawaf qudum)
Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
thawaf mengitari Ka’bah, thawaf yang pertama kali, beliau berlari-lari kecil tiga putaran dan
berjalan empat putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir kembali di Hajar Aswad.”[18]
21. Berdo’a di antara dua rukun (rukun Yamani dan Hajar Aswad) dengan do’a sebagai berikut:
ِ َّاب الن
ار ِ ربَّنَآ آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْا.
َ آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa Neraka’’.
13
22. Shalat dua raka’at di belakang maqam Ibrahim setelah thawaf
Berdasarkan hadis Ibnu Umar, ia berkata, “Setelah tiba, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
thawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali, kemudian beliau shalat dua rakaat di belakang maqam
Ibrahim dan sa’i antara Shafa dan Marwah.” Selanjutnya beliau berkata:
صًل¡ًّّ ٰى
َ َواتَّ ِخ ُذ ْوا ِم ْن َمقَ ِام إِ ْب َرا ِهي َم ُم.
“Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim itu tempat shalat.”
Kemudian membaca dalam shalat dua raka’at itu surat al-Ikhlash dan surat al-Kaafirun,
berdasarkan hadits Jabir bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau
sampai di maqam Ibrahim Alaihissallam beliau membaca:
صًل¡ًّّ ٰى
َ َواتَّ ِخ ُذ ْوا ِم ْن َمقَ ِام إِ ْب َرا ِه ْي َم ُم.
“Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim itu tempat shalat.”
Lalu beliau shalat dua raka’at, beliau membaca dalam shalat dua raka’at itu { }قُلْ هُ َو هّللا ُ أَ َح ٌد
ْ
dan{ َال َكافِرُون }قُلْ يا أَيُّهَا.
24. Iltizam tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah dengan cara menempelkan dada,
wajah dan lengannya pada Ka’bah
Berdasarkan hadis ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata, “Aku pernah thawaf
bersama ‘Abdullah bin ‘Amr, ketika kami telah selesai dari tujuh putaran tersebut kami shalat
di belakang Ka’bah. Lalu aku bertanya, ‘Apakah engkau tidak memohon perlindungan kepada
Allah?’ Ia menjawab, ‘Aku berlindung kepada Allah dari api Neraka.’”
Berkata (perawi), “Setelah itu ia pergi dan mengusap Hajar Aswad. Lalu beliau berdiri di antara
Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, beliau menempelkan dada, tangannya dan pipinya ke dinding
Ka’bah, kemudian berkata, ‘Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan hal
ini.’”
14
25. Minum air zamzam dan mencuci kepala dengannya
Berdasarkan hadits Jabir bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan hal
tersebut.
D. Sunnah-Sunnah Sa’i:
26. Mengusap Hajar Aswad (seperti yang telah lalu)
27. Membaca:
Kemudian membaca:
Bacaan ini dibaca setelah dekat dengan Shafa ketika mau melakukan sa’i.
ُ لَه،ُك لَه َ الَ إِلهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي،ُ هللَا ُ أَ ْكبَر،ُ هللَا ُ أَ ْكبَر،ُهللَا ُ أَ ْكبَر
،ُ الَ إِلهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َده،ٌك َولَهُ ْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدير ُ ْال ُم ْل
َ َوهَ َز َم ْاألَحْ َز،ُص َر َع ْب َده
ُاب َوحْ َده َ َ َون،ُأَ ْن َج َز َو ْع َده.
“Tidak ada lah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha esa, tiada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan,bagi-Nya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu
Tidak ada lah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata Yang melaksanakan jan
ji-Nya, membela hamba-Nya (Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh sendirian.”
15
30. Ketika berada di Marwah mengerjakan seperti apa yang dilakukan di Shafa, baik menghadap
Kiblat, bertakbir maupun berdo’a
Yang artinya : “Barang siapa yang hendak berhaji, maka yang mengerjakan haji jangan melaku
an bersenggama (diwaktu terlarang) dan tidak berbuat fasiq (maksiat) maka ia akan kembali
seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya”.
ada juga riwayat yang mengatakan :“Dari ‘aisyah RA, berkata: Saya bertanya, wahai Rasulallah
apakah perempuan itu bisa melakukan jihad ?, Rasulullah menjawab : Ya, mereka melakukan
jihad tanpa berperang yaitu melakukan haji dan umroh.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majjah)
Dikatakan jihad Karena didalam pelaksanaan ibadah haji tersebut memerangi nafsu, jadi
itu termasuk jihad ma’nawi . Da n juga bisa dilakukan oleh seorang perempuan dan itu sama
pahalanya seperti jihad agung (jihad haqiqi).
16
2.10 HIKMAH HAJI
Ada beberapa hadis yang menerangkan tentang hikmah melaksanakan ibadah haji, antara
lain sebagai berikut :
Artinya: “Dari Abu Hurairoh RA, sesungguhnya Rosululloh bersabda : “ umroh pertama sampai
umroh kedua itu bias melebur dosa antara keduanya. Dan haji mabrur itu tidak ada balasan
kecuali surga”. (HR. Abi Hurairoh)
Hikmah haji itu sangat banyak dan tidak bisa di hitung, ada sebuah hadist yang menerangkan
“barang siapa melaksanakan haji dengan mengharap ridho Allah maka di ampuni segala dosa
nya yang sudah dilakukan atau yang akan dilakukan dan bisa menolong pada orang yang di doa
kannya”.
Adapun riwayat lain mengatakan: “Ibnu Hibban dari Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda : “sesungguhnya orang yang haji ketika keluar dari rumahnya itu dia tidak melangkah
satu langkah kecuali Allah menulis satu langka h tadi dengan satu kebaikan dan melebur satu ke
burukan. Ketika dia wukuf di Arafah maka Allah SWT mem bangga kan nya di hadapan para
malaikat, lihat lah para hamba - hamba ku dia datang padaku dengan pakaian sederhana dan
berdebu, Saya ( Allah ) bersaksi pada kalian (malaikat) bahwa Saya mengampuni dosa-dosanya
walaupun dosanya bagaikan tetesan air hujan dan butiran pasir."
Hikmah lain supaya orang yang berhaji itu ingat ketika ihrom bahwa para jama’ah
menyepikan barang duniawi, sebagaimana awal mulanya dia lahir dari ibunya tanpa memakai
pakaian. Dan juga kita menyerupai datang ke tempat yaumul hisab.
a.Secara Umum :
17
b.Bagi Pelakunya :
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Puasa adalah perintah Allah SWT yang wajib dilakukan oleh setiap orang Islam
2. Hikmah berpuasa antara lain untuk membina kekuatan rohaniah dalam rangka menjalankan
tugas sebagai hamba Allah yang membutuhkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Oleh
Karena hikmah puasa itu tidak mudah dirasakan oleh setiap orang yang berpuasa, maka perintah
puasa ini di tujukan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya,sebagai syarat sahnya
puasa.
3. Haji merupakan rukun Islam yang ke lima yang wajib kita laksanakan apabila kita
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan ibadah tersebut.
4. Segala keutamaan ,hikmah,dan manfaat haji dapat kita rasakan secara langsung maupun
tidak secara langsung yang pemenuhannya membutuhkan proses waktu.Dan bagi kita yang telah
memiliki kemampuan untuk memenuhi rukun Islam yang kelima tersebut hendaknya segera kita
laksanakan ,karena jika tidak segera kita laksanakan dikhawatirkan akan ada halangan yang
menghalangi niatan baik tersebut. Seperti yang telah tertuang dalam hadist-hadist dan firman
Allah,bahwa Allah menjanjikan limpahan pahala bagi yang menjalankan dengan tata cara seperti
yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW sehingga diperoleh haji yang mabrur.
19
DAFTAR PUSTAKA
20