Anda di halaman 1dari 13

Sejarah dan Perkembangan

Studi Naskah
Kelompok 4
Della Ardelia
Hamzah Mahmudin
Muhammad Zainur Rizki
Vaza Kamala
SEJARAH
PERKEMBANGAN
STUDI NASKAH
A. Masa Yunani
• Sekitar abad ke-3 SM di kota Iskandariah

• Kegiatan mereka utamanya adalah meneliti naskah-naskah peninggalan abad ke-


8 SM yang ditulis di atas daun papyrus.

• Naskah-naskah yang disimpan di Perpustakaan Aleksandria, yang dibuat pada


masa pemerintahan Ptolemaios I Soter atau Ptolemaios (k. 367 SM - 283 SM)
dan anaknya Ptolemaios II (k. 283-246 SM) mayoritas berbentuk gulungan (roll)
dan terbuat dari papyrus

• Masa kejayaan mazhab Aleksandria sebagai pusat pengetahuan klasik mulai


menurun, karena kebijakan politik penguasa kerajaan Mesir kuno, Ptolemy
Euergetes II (penguasa pada 170-116 SM) yang memenjarakan, mengasingkan,
serta menghukum sejumlah pujangga Yunani pada sekitar 145-144 SM.
B. Masa Romawi
1. Romawi Barat
• Pada pertengahan abad ke-2 M Romawi telah berhasil
mengembangkan tradisi kritik sastra dan tekstualnya sendiri, yang
sebagiannya terkait dengan tradisi Yunani.
• Karya-karya sarjana Romawi seperti Cicero dan Varro
membentuk sejarah budaya dan ilmiah Romawi hingga abad ke-3
Masehi.
• Saat ini, bentuk naskah yang dapat diakses tidak lagi dalam bentuk
gulungan papirus, tetapi dalam bentuk paket buku (codex).
2. Romawi Timur
• Pada saat perkembangan filologi di Romawi Barat mulai mengalami
kemunduran, maka perkembangan di Romawi Timur justru lebih
menampakkan kemajuan, seperti Alexandria, Antiokhia, Athena,
Beirut, Konstantinopel, dan Gaza, di mana lembaga- lembaga
keilmuannya justru tumbuh berkembang di puncak kejayaan.

• Perkembangan tradisi ilmiah di kawasan Romawi Timur ini juga


mempengaruhi tradisi kajian, penerjemahan, dan kritik tekstual di
Timur Tengah.

• Dalam periode ini, mulai muncul tradisi menulis tafsir naskah pada
tepi halaman, yang kemudian bernama scholia.
C. Masa Timur Tengah

Sejak abad ke-4 hingga ke-8 M, bahasa Suryani


menjadi bahasa sastra, terjemahan, dan bahkan menjadi
bahasa resmi Gereja di sebagian besar Timur Tengah,
dengan pusat kegiatan penerjemahan di dua kota: Nisibis
dan Edessa.
Secara politis, tradisi penerjemahan naskah Yunani
di wilayah ini didukung oleh para penguasa Dinasti
Abbasiyah, dimulai dari Khalifah Al Mansur (754-75 M),
Khalifah Harun Al Rasyid (786-809 M) dan khususnya
Khalifah Al Makmun (809-833 M)
D. Masa Renaisans

Renaisans dapat dipahami sebagai periode


kebangkitan kembali budaya Yunani yang dimulai antara
tahun 1300 di Italia hingga pertengahan abad ke-16.
Kebangkitan semangat untuk mempelajari teks-teks
klasik di Eropa berjalan seiring dengan ditemukannya
teknologi percetakan oleh Johannes Gutenberg (w. 1468 M),
yang dianggap sebagai salah satu peristiwa terpenting dan
revolusioner dalam sejarah modern.
E. Masa Pertumbuhan Naskah-
Naskah Indonesia
Hingga abad ke-14, tradisi menulis di Indonesia
sangat dipengaruhi oleh budaya India. Kegiatan filologi di
Nusantara juga diawali dengan kedatangan para musafir dan
para pedagang yang datang ke Nusantara pada awal abad 15
dan 16.
Salah satu perubahan terpenting dalam sejarah dan
tradisi penulisan Indonesia adalah meningkatnya penetrasi
Islam sejak abad ke-13 dan penggunaan bahasa Melayu
sebagai bahasa politik, perdagangan, agama, dan budaya
beberapa waktu sebelumnya.
Aktivitas yang Memotivasi
Pustakawan Mengkaji Naskah
Pada masa itu, di Museum Iskandariyah, terdapat
kegiatan pengkajian terhadap naskah-naskah klasik.
Salah satu tokoh yang disegani di Museum adalah
Eratosthenes (295- 214 sebelum Masehi).
Kegiatan Filologi di tempat itu ialah menyimpan,
mengoreksi, mengkopi, dan menyelamat- kan naskah-
naskah kuna. Berkat jasa Eratosthenes dan kawan-
kawannya, teks-teks klasik Yunani Kuno dapat
ditemukan sampai sekarang dalam keadaan yang baik.
Aktivitas yang Berkembang
Terkait Naskah Indonesia
Kegiatan paling awal terkait naskah Indonesia
adalah investarisasi dan pencatatan yang telah dimulai pada
akhir abad ke 17. Aneka publikasi hasil pencatatan naskah
Indonesia tersebut telah dirangkum dalam Henri
Chambert-Loir & Oman Fathurahman ( 1999 ).
Aktivitas-aktivitas yang berkembang terkait Naskah
Indonesia berupa penerjemahan dan telaah melalui metode-
metode filologis. Suntingan naskah yang disertai
terjemahannya dalam bahasa asing, terutama bahasa
Belanda, merupakan perkembangan filologi selanjutnya,
misalnya Sang Hyang Kamahayanikan, Oud-Javaansche
tekst met inleiding, vertaling en aanteekeningen oleh J.
Kats (1910), dan Arjuna Wiwaha oleh Poerbatjaraka
(1926)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
Wassalamu’aaikum, Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai