Anda di halaman 1dari 6

Overall WEEK OBJECTIVE

1.         Discuss congenital anomalies of the female reproductive system.

2.         Discuss the presentation, diagnosis and treatment of benign disorders of vulva and
vagina.

3.         Discuss the presentation, diagnosis and treatment of gynecologic infection.

4.         Describe the hormonal changes and symptoms of polycystic ovarian syndrome.

Wo 1-4

1. Skrining pada wanita mulai usia berapa dan apa saja yang di cek

2. Resiko multipara

3. Hubungan rokok dan kehamilan

4. Tanda serviks feel hard itu apa?

- Differential diagnosis for smooth adnexal mass

- Health screening & schedules for geriatric (women)

- Normal multipara and risk of abnormal multipara

- Why cigarettes cause cancer

- Consistency of cervix, differential diagnosis for abnormality


1.         Discuss congenital anomalies of the female reproductive system.

Jawab

2. Kelainan pada Sistem Reproduksi dan Penanggulangannya

a. Vulva

1. Hymen imperforata

Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan lubang (Hiatus
Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup sering dijumpai.

2. Atresia labia minora


Kelainan Kongenital ini disebabkan oleh membrana urogenitalis yang tidak
menghilang. Di bagian depan vulva di belakang klitoris ada lubang untuk pengeluaran
air kencing dan darah haid.
3. Hypertropi labia minora
Hipertrofi labia minora pada alat kelamin wanita merupakan kondisi dimana terjadi
disproporsi dari ukuran labia minora relatif dari ukuran labia mayora. Labia minora
bergabung dengan labia mayora di bagian posterior dan dihubungkan dengan lipatan
transversal dikenal dengan frenulum labia.
4.  Duplikasi vulva

Duplikasi vulva berarti memiliki dua vulva dan jarang sekali ditemukan. Bila ada,
biasanya ditemukan pula kelainan-kelainan lain yang lebih berat, sehingga bayi itu
tidak dapat hidup.

5. Hipoplasi vulva
Hipoplasia vagina adalah perkembangan vagina yang kurang berkembang atau tidak
lengkap.

6. Kelainan perineum
Merupakan kelainan yang terjadi pada perineum karena kloaka persistens pada
septum (sekat) urogenital yang tidak tumbuh. Pada kondisi ini biasanya bayi tidak
mempunyai lubang anus, atau jika ada anus maka anus bermuara dalam sinus
urogenitalis sehingga hanya terdapat satu lubang tempat keluar air kencing dan feses.

b. Vagina

1. Kista vagina

Kista vagina terjadi dari sisa-sisa epitel duktus mulleri atau terbentuk oleh sisa-sisa
duktus gartner yang terletak di bagian anterolateral vagina.

2. Uterus dan tuba fallopi

Kelainan bawaan pada uterus dan tuba adalah kelainan yang timbul pada
pertumbuhan duktus mulleri, berupa tidak terbentuknya satu atau kedua duktus.
Kelainan-kelainan tersebut sering disertai oleh kelainan pada traktus urinarius,
sedangkan ovarium sendiri biasanya normal.

3. Ovarium
Kelainan bawaan pada ovarium sangat jarang terjadi. Jika ada kelainan bawaan
biasanya pada bentuk tidak adanya ovarium atau ada ovarium tambahan yang
berbentuk kecil.
4. Sistem genital dan sistem traktus urinarius
Perkembangan embriologi saluran kemih sangat dekat dengan saluran reproduksi
sehingga kelainan pada saluran genetalia interna seringkali bersamaan terjadi dengan
kelainan sistem traktur urinarius. Macam-macam kelainan yang terdapat pada saluran
kemih adalah kloaka persistens dan estrofi kandung kemih.

Kelainan pada Sistem Reproduksi Karena Keadaan Tidak Normal atau Pengaruh
Hormonal

1. Sindrom Andrenogenital

Sindrom adrenogenital atau hiperplasia adrenal kongenital (HAK) adalah gangguan


pada kelenjar adrenal dan kelamin. Kondisi ini merupakan turunan, yang berarti gen
tertentu diturunkan dari orang tua ke anak yang memicu berkembangnya masalah ini.
Namun, tidak berarti adrenogenital langsung

2. Sindrom Feminisasi Testis


Adalah suatu kelainan pada seseorang dengan genotype pria dan fenotipe wanita, dan
dengan genetalia eksterna seperti wanita. Penyebabnya adalah gangguan dalam
metabolisme endokrin pada janin, dimana tidak ada kepekaan jaringan alat-alat
genetalia terhadap androgen yang dihasilkan secara normal oleh testis janin.
3. Kelainan pada Determinasi dan Differensiasi Seks
Selama perkembangan embrio, gonad akan berkembang menjadi gonad bipontensial.
Apabila terjadi kelainan akan mengakibatkan kelainan perkembangan seks atau yang
disebut dengan Disorders of Sex Development (DSD). Salah satu bentuk kelainan
DSD adalah

 Disgenesis gonad (DG), yaitu testis atau ovarium gagal berkembang sempurna yang
diakibatkan karena kelainan jumlah atau struktur kromosom seks, atau karena adanya
mutasi gen pada saat perkembangan gonad.
 Pure Gonadal Dysgenesis (PGD), Individu dengan PGD akan berkembang menjadi
individu wanita dengan organ dalam seperti wanita normal, akan tetapi terdapat
kelainan pada perkembangan alat genitalia eksterna dan kariotipenya.
3.Discuss the presentation, diagnosis and treatment of gynecologic infection.

Jawab:

Jenis umum infeksi dan peradangan ginekologi meliputi:

Yang paling umum terjadi yaitu….

 Vulvitis—Peradangan vulva, lipatan kulit di bagian luar alat kelamin wanita

 Servisitis—Radang serviks, terletak di ujung bawah rahim yang membuka ke dalam


vagina. Lebih tepatnya radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Cervicitis ini
terdiri dari cervicitis akut dan cervicitis kronis.

 Vaginitis—Ada beberapa jenis vaginitis:

1. Vaginosis bakterial – Jenis vaginitis yang paling umum ini dapat disebabkan oleh
gangguan bakteri normal yang ditemukan di vagina. Biasanya, bakteri yang ada di
vagina kalah jumlah dengan bakteri lain, yang dapat mengganggu keseimbangan dan
menyebabkan vaginosis bakteri. Jenis vaginitis ini biasanya dikaitkan dengan
hubungan seksual. Gejalanya berupa keluarnya cairan berwarna putih keabu-abuan
dengan bau yang tidak sedap.

2. Yeast infections —Ini terjadi ketika ada terdapat organisme jamur di vagina.
Gejalanya antara lain gatal dan keluar cairan kental berwarna putih.

3. Trikomoniasis—Penyakit menular seksual yang umum ini disebabkan oleh parasit


yang disebut trikomoniasis vaginitis dan menyebar selama hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi. Gejalanya meliputi keluarnya cairan kehijauan dan berbusa.

4. Noninfectious vaginitis—Ini mengacu pada iritasi vagina tanpa infeksi saat ini.
Penyebab umum termasuk vaginal sprays, deterjen beraroma dan produk spermisida.

 Sindrom genitourinari menopause (atrofi vagina)—Penurunan kadar estrogen setelah


menopause atau operasi pengangkatan indung telur dapat mengakibatkan penipisan
lapisan vagina, yang menyebabkan iritasi, rasa terbakar, dan kekeringan

Gejala

1. Gejala umum vulvitis meliputi:

 Gatal Ekstrim
 Keputihan
 Bercak putih bersisik tebal di vulva
 Sering buang air kecil, dan merasakan kesulitan atau menyakitkan
 Kemerahan dan pembengkakan pada vulva dan labia
 Bau menyengat dan nyeri
Meskipun gejala Anda dapat bervariasi tergantung pada jenis vaginitis yang di alami, gejala
vaginitis yang paling umum meliputi:

 Keputihan yang tidak normal atau meningkat


 Iritasi dan gatal pada vagina
 buang air kecil yang menyakitkan
 Pendarahan vagina ringan
 Hubungan intim yang menyakitkan

2. Gejala servisitis meliputi:

 Keputihan berwarna keabu-abuan atau kuning pucat


 Sakit saat berhubungan
 Pendarahan vagina yang tidak normal
 Sering buang air kecil, sulit atau menyakitkan
 Nyeri panggul atau perut

Penyebab

Ada beberapa pilihan gaya hidup, reaksi alergi dan iritasi yang dapat menyebabkan radang
dan infeksi vagina:

 Kertas toilet berwarna atau wangi


 Reaksi alergi terhadap sabun
 Semprotan atau douche vagina
 Reaksi alergi terhadap spermisida
 Infeksi jamur atau bakteri termasuk kudis atau kutu kemaluan
 Herpes
 Kondisi kulit seperti dermatitis atau eksim
 Seks oral
 Obat-obatan (antibiotik dan steroid)
 Pakaian lembab atau ketat
 Menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim untuk pengendalian kelahiran

Bagaimana diagnosisnya?

Saat mendiagnosis peradangan atau infeksi ginekologi, dokter Anda akan meninjau riwayat
kesehatan Anda dan memeriksa gejala Anda saat ini. Tes biasanya mencakup kultur dan
mikroskop.

 Vulvitis & vaginitis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan Riwayat Kesehatan seksual lainnya, hasil
pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang keluar dari vagina dan memberikan
sampel ke labotatorium untuk menganalisis penyebab dari infeksi. Untuk mengetahui
adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan pap smear. Pada vulvitis menahun yang tidak
memberikan respon terhadap pengobatan biasanya dilakukan pemeriksaan biopsi
jaringan.

 Cervicitis

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan visual langsung dan pemeriksaan


laboratorium.

Pilihan pengobatan

Infeksi dan peradangan ginekologi biasanya diobati melalui antibiotik, krim, dan salep.
Untuk abses atau infeksi panggul yang lebih serius, dokter Anda mungkin
merekomendasikan terapi IV.

 Vulvitis & vaginitis

Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung
kepada organisme penyebabnya. Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan
uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.

Perawatan untuk infeksi vagina akan tergantung pada apa yang menyebabkan infeksi Anda.
Sebagai contoh:

- Tablet metronidazol, krim, atau gel, atau krim atau gel klindamisin dapat diresepkan
untuk infeksi bakteri.

- Krim atau supositoria antijamur dapat diresepkan untuk infeksi jamur.

- Tablet metronidazol atau tinidazol dapat diresepkan untuk trikomoniasis.

- Krim atau tablet estrogen dapat diresepkan untuk atrofi vagina.

 Cervicitis

Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian kombinasi antibiotik
berspektrum luas.

Anda mungkin juga menyukai