GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS: IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1312 TAHUN 2021 TENTANG PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 1 Menimbang Mengingat CORONA VIRUS DISEASE 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, bahwa untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor S7 ‘Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2. dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali, peru menetapkan Keputusan Gubernur tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 1 Corona Virus Disease 2019; 1, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Llembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); > . Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236); wn . Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2020 Nomor 201, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2008); 6.Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2021 Nomor 62002); MEMUTUSKAN: ; KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 1 CORONA VIRUS DISEASE 2019. Menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 1 Corona Virus Disease 2019 selama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal 2 November 2021 sampai dengan tanggal 15 November 2021. Penerapan protokol kesehatan Covid-19 dan penegakan sanksinya dalam Keputusan Gubernur ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019. + Jenis Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 1 Corona Virus Disease 2019 sebagaimane dimaksud dalam diktum KESATU tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Gubernur ini. : Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 1 Corona Virus Disease 2019, setiap orang yang melakukan aktivitas pada masing-masing sektor/tempat harus sudah divaksinasi Covid-19 (minimal vaksinasi dosis pertama) kecuati bagi penduduk yang masih dalam masa tenggang 3 (tiga) bulan pasca terkonfirmasi Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil laboratorium, penduduk yang kontraindikasi dilakukan vaksinasi Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan medis gan bukti surat keterangan dokter dan anak-anak usia kurang dari 12 (dua belas) tahun.KELIMA + Masyarakat yang telah divaksinasi dibuktikan dengan bukti status telah divaksin pada aplikasi Jakarta Kini (JAKI), sertifikat vaksinasi yang terdapat dalam aplikasi Peduli Lindungi dan/atau bukti vaksinasi yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. KEENAM + Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 2 November 2021. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 November 2021 Tembusan: 1, Ketua Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 {Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2. Menteri Dalam Negeri 3. Menteri Keuangan 4, Menteri Kesehatan 5. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana 6. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi DKI Jakarta 7. Para Walikota Provinsi DKI Jakarta 8. Bupati Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta 9. Para Camat Provinsi DKi Jakarta 10. Para Lurah Provinsi DKI JakartaLAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1312 TAHUN 2021 TENTANG PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 1 CORONA VIRUS DISEASE 2019 JENIS PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 1 CORONA VIRUS DISEASE 2019 PERATURAN GUBERNUR NOMOR 3 TAHUN 2021 No | aKTIVITAS TEMPAT PEMBATASAN PRNROAEAN KETERANGAN T | Kegiatan pada | Sektor non esensial Diberlakukan 75% (tujuh puluh lima persen) | Pasal 11, Pasal 12, | Pekerja, Tempat Kerja/ Work From Office (WFO) bagi pegawai yang | Pasal 13, Pasal 14, | Petugas, Perkantoran sudah divaksin dan wajib menggunaken | Pasal 15, Pasal 16, | Pengunjung aplikasi Peduli Lindungi pada pintu akses | Pasal 17,Pasal 18 | dan Tamu masuk dan keluar tempat kerja. dan Pasal 19 Hotel telah burs berjangka, dana pensiun dan lembaga pembiayaan (yang berorientasi pada pelayanan fisik dengan pelanggan); b, pasar modal (yang berorientasi pada pelayanan dengan pelanggan berjalannya operasional pasar modal secara baik}; ¢. teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler, data center, internet, media terkait dengan penyebaran informasi kepada masyarakat; d, perhotelan non penanganan karantina; dan T. Untuk huruf a dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 100% (seratus persen) staf untuk lokasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat, serta 75% (tyjuh puluh lima persen) untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendulaing operasional dan dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat. Untuk huruf b sampai dengan huruf d, dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 100% (seratus persen) etaf dan. dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat. y2 NO PERATURAN GUBERNUR NOMOR 3 TAHUN 2021 PEMBATASAN PENEGAKAN KETERANGAN PROKES. dimana pihak perusahaan harus menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) selama 12 (dua belas) bulan terakhir atau dokumen lain yang menunjuldean tencana ekspor dan wajib memilile Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri OMI) dengan memperhatiken pengaturan teknis dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 3, Untuk huruf ¢ dapat beroperasi dengan enerapan protokol kesehatan secara lebih Ketat dengan ketentuan sebagai beriicut: ahanya dapat beroperasi dengan pengaturan shift dengan kapasit: 100% (seratus persen) staf untuk setiap shift hanya di fasilitas produksi/pabrik; b. 75% (tujuh puluh lima persen) untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendulcung operasional; ¢, wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk pengaturan masuk dan pulang; dan 4d. makan karyawan tidak bersamean. Seltor esensial pada sektor pemerintahan Mengikuli ketentuan teknis yang dikeluarken oleh Kementerian Pendayagunesn Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. 1 energi; logistik, pos, transportasi dan distribusi terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat; makanan ‘dan minumen serta ‘penunjangnya, termasuk untuk ternak/ hewan peliharean; g. pupuk dan petrokimia; h, semen dan behan bangunen; i. objek vital nasional; J. proyek strategis nasional; Dapat beroperasi dengan penerapan protokol Kesehatan secara lebih ketat, dengan ketentuan sebagai berikcut: 1. Untuk huruf a dan huruf b dapat beroperasi 100% (seratus persen) staf tanpa ada pengecualian. 2. Untuk huruf c sampai dengen huruf | dapat beroperasi 100% (seratus persen) maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk —pelayanan administrasi perkantoran guna mendulcung operasional, diberlakukan meaksimal 75% (tujuh puluh lima persen) staf.eats Ne Siaaigineen Waeua] Iz esta mep 0 (esed pun qrenoay ‘{uasaecd yrynd vom) ag Teanespon: werent ueBUEP Geqemmorepp Seren enn day uerefepquid wayEuesyEeM Hues usxpipued uwmxes Bea ‘wep (6I-PH0D) 610e esPaEKT SrA PvGKD mmaprreg eony Ip uerefypquag UEEIExaUspA | uenpueg Buea Ts UNyeL LTL-ObP SOON "1207/2 vir) SapNAM/ BO LOH aomON “TeOg UMNBL HIE IOWON “{ZOZ/EDI/ED ANION sqesef vezetelaquied nvje/ump sayeqs9} ALL dae: uernfopaquied merous wearerp wedep tnegipued wetuve Ip Uereizpoquiad MEEIEETMed zefeBuoyy “pempury Hmpag ixonrde uneonsitismr jain sasye Yarondusur dep umpeqes eiunopyas emnqued SHURA, UNUSISISy ep eepuswoser tepedepuow qifes 9 mn jensae roys108 polgjey WEEP INsemEN 2uNs UETyEETRY “ueroyinescod. Bensqunnpe yeteps wep couekypd /rqTEST /synposd serpsey epaday yneeor Bust BinfenBusd wep wemeGad enuise dupersoy Bunnys reqnyefsur uM 1Z9¢ raqurndag 2 ye#3usy oplas weqnup yepns Sues Binpur] yMpad ede meqeunRuen wTaUT quhems | Uap Ty 8 fap yoy oped Joes Epp yneeur SAA TeRyES tied “¢ ‘uBeatad vep ze psy) resep SEN Tap yeeynmesoysjs) anaigseguy ansemusy yngnd mpmasepu sorunsuoy 3% egprpaag wenisg | ieietg uregoy z “yedame wep ‘{ueneutusd NYONVEALN wwavoaNad NYSVLVEWad Avda SVLIAILY ON T20c NOHVE € SOWON SINGaeN NVELaas &EUEAEAD Sunfundtiog ep elsxeg e133 YEqoL WEIEYSESy |_faxovoad uedeseued Uvsuep Bat win ray yIga| BrEONe UEARYSEDy [osDyOId uedsisued uxiusp (useiod snreas} %001 Taussfeud searttides Lefuap presdazag rede ssytrofas Binet opey-arpey upp ceempuay rentio ‘hoa joysueg “ye7eH GAT Brepas uereuseay oyoord uedmisuad uabuep cmp empiued /doysieqmg “saysnon y_no juss ‘Suoyuopsy oofor ‘wor prey B Lroq-preyes wreqningsy vow yenfusm Sued yeOqer reged Dereysaay forfojeid wedwoued uefuap ep fupszed eTues9) OT Zunimued seyeedeq ueBusp eq UEyUETG *T wef Geduae Ynynd wnp) pz vuNeIse vara, Ihde ego O61 ep yarody | ‘@umpury mpd weynde ueeunsiuon aye sey.coucodhy wep iayeouuadns amaun °Z wep ‘qeuorseado uref vensoe reeiedos9q yedep spur sesed smenepy “Weis IGM, PreOE pey-ueqpe uBymingay Tonfean: Syed uefepems sesud wep Suoauopey ome ‘TeuorTpED cee}eq ad pp Fizeced feu) § eUNSXEM Uep (2a;2uN BUT eum nyBS) WH S'T foun seret eBefciow unduap (ussied ein qnind en) see EMME and “4 ‘wep ‘ee79y 20d aprp wiiseed fovag] ¢ pecueqeOr uep (rayour eON] eTLly Tyas) OF ¢*] TeMTUTEL ye-F8! wBUfiraor weBep (wossed sniei2s) S001 weBup wdrave (werd enp ynyid unrus) 9429 jeuneqeT STW vep WIVWS ‘Zid ‘STW ‘dIGs » 0029S yesed pauiedry joyimunadng | ped wayrtion, NVONVESUAN ON5 PERATURAN GUBERNUR NOMOR 3 TAHUN 2021 NO AKTIVITAS KETERANGAN TEMPAT PEMBATASAN oe 4 =| Kegiatan Makan/ | a. Warung makan/warteg, pedagang | Diiznken buka dan menerima makan | Pasal 26, Pasal 27, | Pekerja dan Minum di keki lima, Jlapak jajanan dan |ditempat (dine-in) sampai dengan pukul | Pasal 28, Pasal 29 Pengunjung Tempat Umum. sejenisnya 22.00 WIB dengan makeimal pengunjung dan Pasal 30 telah makan 75% (tujuh puluh lima persen) dari divaksinasi kapasitas dengan penerapan _protokol Kesehatan secara lebih ketat. . Restoran/rumah makan, kafe dengan lokasi yang berada dalam gedung/toko atau area terbuka baik yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/ mall Disinkan buka dengan Ketentuan sebagai a ar dapat menerima makan di tempat (dine in) dengan jam operasional sampai dengan pull 22.00 WIB dan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat; ». kapasitas maksimal 75% (tujuh puluh lima persen); dan cc. wajib menggunaken eplikasi Peduli Lindungi untuk melakuken skrining terhadap semua pengunjung dan pegawai. ° Restoran/rumah makan, kafe dengan jam operasional dimulai deri malam hari Dapat beroperasi dengan ketentuan sebagai. berikut: a. dapat menerima makan di tempat (dine-in) dengan jam operasionel pukul 18.00 WIB sampai dengan maksimal pukul 00.00 WIB dan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat; b. kapasitas maksimal 75% (tujuh puluh lima persen); dan ©. wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk melakuken skrining terhadap semua pengunjung dan pegawai.og seg vep Temegad uep gonfunsued FeoUpE ye 5o Teseg ‘ennues depeqzay iuroenys tent eee AT ums) | “ee rested ‘2 esd | Bumpury Impey oye cafem “2 Bunfundund | *9Z [esed ‘AT yosvd a doyanrg ‘afaed | ‘OT fesed ‘SI yosvd | refeqas merquaiey ueBusp re: z doxpor pped unyet ep eas ee “3 at fociou Tacig cata PR : aap Waitigip weBuesepsed jesnd Heur/umehcefaciod reend eye ecnant jedw3} Uep Yyere-seue upetmig vedas “p straBureBepiod qeond/qwur /wecireoqzed wand prisemour amjun em Sem @udarepp qfem ange (seq emp) ZI Yemoq Wp wish UEseep sMpnpiad “¢ [ESE uaAgep.od word, rape aq io Wend feaetied wep suche xd onwes dupeqs Fons meExwysper yun Biopury wpa weyde ue Qe, “Z, “EHEOMOPU] Anqnday ussueByp zy EEE Neey yao atoeD Suk UByEyEESy wxeiord uaderued cefusp uexneyp ne [peed wep eyes q juny p wve wep e Tun uvfeBepreg Beuppeap 6c rased ¢ exiue ungqep wengiajay UsyNEY red qesng TEN, emit “ST PSRB_ LATTES | UeFUsp ATM gee Pend ueSusp /wewfawpeqiag Sunk Bd | “oT Teed Al pestd | feduws yeuoters ‘uret wep (mssisd wfuefeprd yeand wep had | ‘OT feeg Spr Sroetsal scoor eunsyeur seyeeday *y qesnd /jpcr/weefieyqiod yesng eped weywaoy NVONVEZLIM NVEVDENGd NYSVLVSINGd I¥dAaL SVLIALLIY 2Z0e NOHVL £ HOWON ANNAGSNO NVANL VE 9Tseurerearp TP eae yoeey Semfimsiag “219 ueueiefod wep ze reser Whar Brisas wezeyasay joRoOM uvdezeued seyIeed ayeeg “epraniag uep Te jered uasuep ‘fuasred snes) OCT jeurada.cog umeyssoy usuaAead semews | eped uray | 6 ‘weenopUT ayQndey eunthy MEL UITII wep Sn] WenyUs79q wwxnousedwou JPM GE] BIeOVR eeYASeRt wreuresearp Toxocad uemdeusuam uafieap sunsedex era (eonxed wan umnd nfm) 4S, Teumeeur (uepegs wepegr redid, weduop (mes) 1 1a] Wc Uedesuod | vedioy mazqos wenntunmp Pues ecmuTe] wUneeuag ec see ese wus yseniefeq uremefesy | edu wos Suouspy Uep wMYIA ‘emg uerepequed “wep seangid aep 2 peed {umepequed uewSey meyupesuow yedeq | vlorap ‘moreniy ‘pifsen) copege Ieduey unetay | g wer CPT vereae trevetfasex{ joro1ord wederaued ued usp braced sexo] wep sqm suOy seupyeap 21 fered wep ‘sunsedey wep [ouowedo unl wwmaeduod | yeduiay} eens Heinnsoon UEP ANG jennstioy eis ehrered | 91 yesed ‘st yeseq | ueBuap (o2erod smiezos) 091 psesodoy RpMAveyoT FNM FeyAHetost yd, ueweiiog | 2 | WoMOpUT Aad mH YNOI EEEIBUEY UEp vissuOpU] angNMday EAT Ruouoyg Wep BresEMTd URLIAIZALNSY Yo INET Buk myeyesont [oxoresd noyBuad -e SaACud NYSVLVEN Ged Lyd: Nvonvemuay | _NYAVORNGE * svuausv | on 120% NOHVL HOWON HANNAN NVANLVAdd ZyeeuRSeAIP wer} st auntunatuag | up vumiiluag | “aa OO'RT Mud waRey uekusp eds ai COST Taynd qemnp emu epee yedinsy reeyor izwp wep minus werel Suefaudas ip duusi-plue® uedysusd '¢ ‘WEp ‘erg Sues0 Bujdarepep Terese Ueavop Bunpurl WNpad SeAnGE Upyeunisausm yepre! Bek epestas YeRN} PINsvamnr teyyseczdip unyer (seyoq Sup) ZT yeaeq Ip wisn usp que +} ireweaed wep Sunfundued enue depeyuay Hunais usyryspor pqu BunpuR Ampag sexys umeunsdueur qifem -g Se iequiy]/uspaTuaCey Mee /Tep BSanopU] andar ueysssy weLmusmy qof0 yep Suet urreyssoy oyoiond gnoqgican -z {(uaesod ory wind ynfm) ez reuse eeyRedey -1 HTT Rees WENA EeI WERep ey yIqa exeoNs MEPEYDEN t edireet AE id | eXtra] yeduray, pare Uyp Tannin eyes jvdua} ‘ummm | sup among wary fefsoied | ‘ joqo.oid uedsioued usauop vomnq mequrG | eo] y_qnd Bore) uw] eeEM NVONVSaISH NVEVoGNGd NVSVIVEWGd LVdWaL Te0e NiHvi, © HOWON Hf) Weis 8 eped ung SVDALDIY i ONyan ‘@unpur] mmpag jwangde uexeuniBBoour qian “z tmep {{usesed eory ymnd yolna) sc2 peunsxeur seysectey -[ {TOTS weFeqes UERywS 9 Uetivep ‘Imex Wigs, enoes wezeypsoq Teyoverd uedessusd ie8uap eqng ‘wi6 fuereingay yeand ip werevisy ‘eaeSed wap Bim fenguod wep (useued wor mind yniy) sz PmEeC: sepsedey “T amnoqiag Teffagae woRIETI0y UBsuSp ‘Fela YIq>| ereORe UEWETISM| | joyoord uedessuad ueduap eng weNETC “Fe Mat 8atoes wEjescoy Poxood urydemusm wemep ween suasudey pep {uasied ew yoynd ynfry) YL TeUNeH uNBiep uRePEp ede were ep werueny wexmqmeom jedep Hush uerequredsemay pesos wee Boy ep wanyejo wurezes ‘eéepng ‘Tae OT uetpeyerod jedasou year, NVONVURLEN sanoad NVAWOSINGe NYSVAWENS Lvania, | 120 NORVL ¢ HOWON HANEaGN NVUALVaEE SWLLALLY 610 NO in PERATURAN GUBERNUR NOMOR 3 TAHUN 2021 AKTIVITAS KETERANGAN ‘TEMPAT PEMBATASAN PEN Kegiatan pada |Kendaraan Umum, Angkutan Massal, | Diberlakakan dengan pengaturan kapasitas | Pasal 24 da) | Pengendara, Moda Taksi (Konvensional dan Online) dan | maksimal 100% (seratus persen), dengan Pasal 25 Pekerja dan Transportasi _| Kendaraan Sewa/Rental penerapan protokol kesehatan secara lebih Pengguna ketat. ‘Transportasi Publik telah divaksinasi ‘Ojek (Online dan Pangkalan) Penerapan protokol Kesehatan secara lebih Ketat. DAERAH KHUSUS