Anda di halaman 1dari 7

Bab 1

Berdasarkan uraian diatas, maka sangat penting untuk mengembangkan suatu bahan ajar
yang inovatif, kekinian dan terintegasi dengan teknologi komputer. Dimana dengan bahan
ajar ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kemandirian
belajar siswa.

Bab 2

Prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar, yaitu:

1) Prinsip relevansi. Menurut kamus KBBI arti relevansi berarti kaitmengait,


bersangkut paut, dan berguna secara langsung. Pada prinsip ini, materi yang
diulas harus terkait dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
2) Prinsip konsistensi. Pada KBBI, konsistensi berarti ketetapan dan kemantapan
dalam bertindak. Adapun maksud istilah ini pada aspek pengembangan bahan
ajar adalah ketetapan yang sesuai antara tujuan pembelajaran dengan isi
bahan ajar. Jika terdapat tiga tujuan pembelajaran, maka isi harus
dikembangkan fokus pada pencapaian tujuan tersebut.
3) Prinsip kecukupan. Proses pengembangan bahan ajar perlu memperhatikan
prinsip ini, dimana isi bahan ajar harus diulas meliputi semua tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Pembahasan hendaknya tidak terlalu panjang
dan singkat.

Bab 3

Bab 4

1) Prosedur model ADDIE diawalai dengan melakukan analisis (Analysis). Kemudian


melakukan tahap perancangan (Design) dan pengembangan (Develop). Setelah itu,
masuk kepada tahap implementasi (Implementation), dan yang terakhir adalah proses
evaluasi (Evaluate),
2) Prosedur model pengembangan 4D diawali dari tahap Pendefinisian (Define),
kemudian dilakukan proses perancangan (design) dan pengembangan (Develop),
yang terakhir adalah proses penyebaran (Disseminate),
3) Prosedur model pengembangan ASSURE terdiri dari 6 fase, yaitu: Analyze Learners,
State objective, Select intructional methods, media and materials, Utilize media and
materials, Require learner participation, Evaluate and resive (Evaluasi dan Revisi),
4) Prosedur model pengembangan Hannafin & Peck yaitu terdiri dari fase Analisi
Kebutuhan, Fase desain dan Fase pengembangan dan implementasi. Adapun
prosedur pengembangan oleh Dick & Carey adalah: mengidentifikasi tujuan
intruksional, menganalisis tujuan intruksional tersebut, menganalisis karakteristik
siswa dan konteks, merumuskan secara rinci tujuan intruksional khusu,
mengembangkan instrumen yang penilaian, mengembangkan strategi instruksional,
mengembangkan dan menentukan bahan instruksional yang sesuai, melakukan
evaluasi formatif, melakukan revisi pembelajaran, dan merancang dan melakukan
evaluasi sumatif.

Bab 5

Berikut uraian singkat dari tahap-tahap tersebut.

a) Define
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan dan mendefinisikan hal yang dibutuhkan
dalam instruksional. Ada lima fase yang ditempuh pada tahap ini:
1) Front-end analysis (analisis awal akhir)
Dalam tahap ini dilakukan analisis tentang masalah dasar yang dihadapi guru,
mengetahui tingkat kinerja guru. Selama penyelidikan inilah altematif pembelajaran
yang lebih baik dan lebih efisien dapat dipertimbangkan. Trianto (2011: 191)
menambahkan analisis ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah
dasar yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan bahan
pembelajaran. Berdasarkan masalah ini disusunlah alternatif perangkat pembelajaran
yang relevan. Dalam melakukan analisis ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
sebagai alternatif pengembangan perangkat pembelajaram teori belajar, tantangan
dan tuntutan masa depan. Analisis ini diawali dari pengetahuan, keterampilan dan
sikap awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yang tercantum dalam
kurikulum. Kesenjangan antara hat-hal yang sudah diketahui siswa dengan apa yang
seharusnya akan dicapai siswa memerlukan telaah kebutuhan akan materi sebagai
penutup kesenjangan tersebut. Thiagarajan, dkk. (1974: 16) menambahkan faktor
penyebab kesenjangan itu antara lain lingkungan, motivasi dan kurangnya ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Setiap penyebab membutuhkan solusi yang berbeda. Jika
penyebabnya adalah karena siswa dalam pembelajaran, maka selanjutnya akan
dianalisis pendekatan pengajaran alternatif yang tersedia sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Jika ada, maka pendekatan itu bisa diadopsi atau diadaptasi sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan. Jika tidak ada maka harus dikembangkan sendiri.
2) Learner analysis (analisis siswa)
Pada tahap ini mengidentifikasi karakter dari siswa yang akan dihadapi. Cara
mengimplementasikan analisis siswa. 4 faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
melakukan analisis karakteristik siswa, yaitu: (I) karakteristik umum; (2) kompetensi
atau kemampuan awal; (3) gaya belajar; dan (4) motivasi".
3) Task analysis (analisis tugas)
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi keterampilan utama yang
dibutuhkan dan menguraikannya ke dalam keterampilanketerampilan yang lebih
khusus yang perlu dan cukup. Analisis ini dapat membantu menentukan media yang
akan digunakan.
4) Concept analysis (analisis konsep)
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi konsep-konsep utama yang
harus diajarkan, menata konsep tersebut ke dalam suatu hirarki dan merinci sifat atau
ciri-ciri dari masing-masing konsep. Analisis ini membantu mengidentifikasi
sekumpulan pemikiran tentang contoh dan bukan contoh yang dapat dibawakan
dalam alur pengembangan. Hal yang diperoleh dalam tahap ini berupa peta konsep
atau chart
5) Specifringinstructional objectives (menetapkan tujuan pembelajaran)
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengkonversi hasil analisis tugas dan analisis
konsep menjadi tujuan berupa perilaku yang diharapkan. Kumpulan tujuan ini
menjadi dasar dalam penyusunan tes dan perancangan pembelajaran. Dan selanjutnya
tujuan ini diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran.
b) Design (perancangan)
Tujuan dari tahap ini adalah merancang draf awal dari mateti pembelajaran. Tahap ini
dapat dimulai jika tujuan dari materi pembelajaran telah ditetapkan pada tahap
sebelumnya. Terdapat empat langkah pada tahap ini:
1) Constructing criterion-referenced test (menyusun kriteria-referensi tes)
Tahap ini dapat digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Tes
yang disusun di fase ini beracuan kriteria mengubah tujuan-tujuan perilaku dalam
garis besar untuk perangkat pembelajaran.
2) Media selection (pemilihan media)
Pemilihan media yang sesuai untuk menyajikan isi dari pembelajaran. Proses ini
mencakup penyesuaian analigis konsep dan analisis tups dengan karakter dari siswa,.
Beragam media pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya: (l ) orang; (2)
objek; (3) teks; (4) audio; (5) visual; (6) video; (7) komputer multimedia; dan (8)
jaringan komputer. Pemilihan media memiliki peranan penting karena dapat
menyajikan, mengedit dan mendistribusikan informasi. Pemilihan media perlu
mempertimbangkan faktor kurikulum. Pemanfaatan media harus dapat menunjang
aktivitas pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan sesuai dengan kurikulum.
3) Format selection (pemilihan format)
Fase ini sangat terkait dengan pemilihan media sebelumnya. Istilah format
pembelajaran sendiri mengacu pada kombinasi media, strategi mengajar, dan teknik
penggunaan. Sebagai contoh: format visual, format audiovisual, format non verbal,
dll. Pemilihan format yang sesuai ini tergantung pada banyaknya faktor-faktor yang
didiskusikan.
4) Initial design (desain awal)
Fase ini mempresentasikan esensi instruksional melalui media yang sesuar dan
dengan urutan yang cocok. Fase ini juga melibatkan penstrukturan berbagai kegiatan
belajar seperti membaca teks, melakukan wawancara pada personil pendidikan
khusus, dan mempraktikkan keterampilan mengajar oleh teman sejawat (peer
teaching) dengan memperhatikan kebutuhan setiap siswa.

c) Develop (pengembangan)
Tujuan dari langkah ini adalah memodifikasi materi pembelajaran pada dran awal. Hasil
dari tahap perancangan harus dipertimbangkan sebagai versi awal sehingga perlu
modifikasi sehingga diperoleh versi akhir yang efektif. Ada dua langkah dalam tahap ini:
1) Expert appraisal (penilaian ahli)
Merupakan teknik untuk memperoleh saran untuk memperbaiki materi. Sejumlah ahli
diminta untuk mengevaluasi materi dari sudut pandang pembelajaran dan teknik
penyajian. Berdasarkan umpan balik dari ahli inilah draft awal tadi dimodifikasi.
Modifikasi dilakukan untuk meningkatkan kesesuaian, keefektifan, kegunaaan dan
kualitas teknis.
2) Developmental testing (uji pengembangan)
Mengujicobakan materi terhadap siswa untuk menetapkan bagian yang memerlukan
revisi. Berdasarkan respon, reaksi dan komentar siswa, materi dapat dimodifikasi.
Siklus menguji, merevisi dan menguji ulang dilakukan hingga diperoleh materi yang
berlaku konsisten dan efektif. Tujuan uji pengembangan adalah untuk
mengumpulkan data dalam membuat materi instruksional lebih efektif.
d) Disseminate (penyebaran)
Draffinal dari materi pembelajaran diperoleh jika fase uji pengembangan menunjukkan
hasil yang konsisten dan ahli memberi komentar yang positif. Pada tahap ini dikenal tiga
langkah yakni: validation testing, packaging, diffusion and adopting.
Pada langkah validation testing, materi digunakan pada kondisi tiruan, untuk
mendemonstrasikan: siapa yang belajar, apa yang dipelajari, pada kondisi yang
bagaimana dan berapa banyak waktu yang digunakan. Pada langkah ini materi juga
dibawakan pada pemeriksaan profesional untuk memperoleh pendapat yang objektif
mengenai kecukupan dan relevansinya. Langkah terakhir yang paling penting adalah
packaging, diffusion and adopting meskipun sering diabaikan. Dalam hal ini pihak
produser dan distributor dipilih bekerja sama secara kooperatif untuk mengemas materi
dalam bentuk yang dapat diterima.

Bab 6
Berikut ini penjelasan tahap-tahap pengembangan ADDIE (Analysis-Design-Development-
Implement-Evaluate)

1) Tahap Analisis (Analisys).


Proses analisis diperlukan untuk mengetahui sejauhmana kelayakan dan syarat-syarat
yang diperlukan untuk mengembangkan media, bahan model, atau metode yang sudah
digunakan. Dimana pengembangan produk baru dilakukan berdasarkan kekurangan atau
masalah yang ditemukan dari produk yong sudah diterapkan sebelumnya. Kekurangm
atau permasalah pada bahan ajar, media, metode atau model bisa terjadi karena tidak
relevan dengan situasi, teknologi, kebutuhan, lingkungan, fasilitas, dan karakteristik
siswa.
Tahap Analisis

Mengidentifikasi masalah

Menetapkan tujuan pembelajaran


Mengidentifikasi knowledge dan keterampilan
Menganalisis lingkungan belajar

2) Tahap Desain (Design).


Tahap ini terdiri dari beberapa proses yang harus dilakukan secara sistematis, yaitu: l)
menentukan tujuan pembelajaran, 2) merancang rencana pembelajaran, 3) Memilih
media, 4) merancang perangkat yang diperlukan, 4) merancang materi, dan 5)
mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur kompetensi tertentu. Hasil rancangan
pada tahap ini masih berupa konseptual yang akan digunakan untuk mengembangkan
produk baru.
3) Tahap Development.
Pada tahap ini adalah proses pengembangan produk baru yang dilakukan berdasarkan
hasil tahap desain. Dimana pada tahap ini, kerangka konseptual direalisasikan menjadi
produk yang siap pakai pada tahap implementasi. Hal yang perlu dilakukan pada tahap ini
adalah: 1) mempersiapkan bahan ajar, 2) merencanakan rangkaian proses belajar, 3)
merencanakan system penyampaian, 4) memilih dan memilah bahan ajar yang sudah ada,
5) mengembangkan rencana pembelajaran, dan 6) memvalidasi rancangan pembelajaran.
4) Tahap Implementasi (Implementation).
Pada tahap ini bertujuan untuk mengimplementasikan atau ujicoba produk yang
dihasilkan pada tahap pengembangan. Proses uji coba dapat dilakukan dengan One-Group
Pretest-Posttest Design. Dimana teknik ini bertujuan untuk mengetahui efek sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan
5) Tahap Evaluasi (Evaluation).
Tahap evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi ini
dapat dilakukan pada akhir semester. Dimana evaluasi ini bertujuan untuk mengukur
kompetensi akhir siswa. Hasil evaluasi ini berguna untuk memberikan feedback kepada
pihak pengembang bahan ajar, model atau metode. dilakukan revisi berdasarkan hasil
evaluasi, yaitu berupa hal yang perlu untuk diperbaiki sehingga pada akhimya dapar di
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Bab 7

Anda mungkin juga menyukai