Rakontek P2P Direktur KESWA DR DR Fidiansjah SP KJ MPH Kebijakan Program Dan Kegiatan DIT P2MKJN 19 22 Maret 2018
Rakontek P2P Direktur KESWA DR DR Fidiansjah SP KJ MPH Kebijakan Program Dan Kegiatan DIT P2MKJN 19 22 Maret 2018
•LATAR
BELAKANG
I.
LATAR BELAKANG
1. PRASYARAT GOOD
ISU GLOBAL GOVERNANCE
ERA GOOD 2. TRANSFORMASI
PEMERINTAHAN
GOVERNANCE 3. EVOLUSI PENGELOLAAN
SDM
4. MANAJEMEN PERUBAHAN
TUNTUTAN;
REVOLUSI MENTAL
Integritas -- Etos Kerja -- Gotong Royong
DEFINISI KESEHATAN
UU.KES. No 36 Tahun 2009
ADALAH KEADAAN SEHAT BAIK
SECARA FISIK, MENTAL, SPIRITUAL
MAUPUN SOSIAL YANG
MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG
UNTUK HIDUP PRODUKTIF SECARA
SOSIAL DAN EKONOMIS.
• 350 juta orang di dunia diestimasikan mengalami depresi, dan depresi merupakan
penyebab disabilitas utama di dunia
WHO, Depression: A Global Crisis, 2012
HIV-AIDS
9%
23% Tuberkulosis
15%
Penyakit Paru Lainnya
11%
18%
Hepatitis C
•EVALUASI
KEGIATAN
2016, 2017&
II. 2018
TUJUAN PROGRAM DAN KEGIATAN
DIT. P2MKJN
Program dan kegiatan terutama promotif, preventif, tanpa
Meningkatkan kesehatan jiwa dan
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif melalui pendekatan
NAPZA
siklus kehidupan dan kelompok berisiko
Menyiapkan Kebijakan dan Sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan provinsi, kab/kota,
1.
NSPK dan UPT
2. Meningkatkan kualitas SDM Melaksanakan advokasi, sos, pelatihan dan pendidikan
Menurunkan kesenjangan
antara lain: pengobatan, akses, rujukan, tenaga kesehatan
3. masalah kesehatan jiwa dan
jiwa, layanan keswa berbasis masyrakat.
Napza
Meniadakan pemasungan, penelantaran, stigmatisasi,
4. Memperjuangkan HAM
diskriminasi
Meningkatkan akses layanan rehabilitasi medis bagi
5. Melaksanakan IPWL
penyalahgunaan NAPZA dan penyediaan dana klaim IPWL
Meningkatkan upaya promotif
Menyediakan media KIE dan deteksi dini keswa dan
6. dan preventif keswa dan
NAPZA
NAPZA
Meningkatkan mutu dan Terakreditasi dan meningkatkan jumlah layanan keswa dan
7.
layanan keswa dan NAPZA NAPZA
SASARAN KEGIATAN
DIT. P2MKJN
Berdasarkan tabel diatas siswa yang mempunyai siswa yang mempunyai perilaku normal sebanyak
emosional normal sebanyak 627 siswa dengan 581 siswa dengan persentase 83.0 %, yang sedang
persentase 89.6 %, sedang sebanyak 44 siswa dengan sebanyak 76 siswa dengan persentase 10.9 % dan
persentase 6.3 % dan gejala emosional yang tidak masalah perilaku yang tidak normal sebanyak 43
normal sebanyak 29 siswa atau 4.1 %. siswa atau 6.1 %.
HASIL DETEKSI DINI 700 SISWA TINGKAT SMA SEDERAJAT
DI LIMA (5) WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2016
Berdasarkan tabel diatas siswa yang normal Berdasarkan tabel diatas siswa normal
sebanyak 642 siswa dengan persentase 91.7 %, sebanyak 597 siswa dengan persentase 85.3
yang sedang sebanyak 49 siswa dengan %, yang sedang sebanyak 84 siswa dengan
persentase 7.0 % dan yang mengalami persentase 12.0 % dan yang mengalami
prososial (tidak normal) sebanyak 9 siswa kesulitan (tidak normal) sebanyak 19 siswa
atau 1.3 %. atau 2.7 %.
Melalui MMHS dapat dilaksanakan
1. Pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa
dilingkungan sekolah melalui penyuluhan, deteksi dini
(skrining) dan konseling masalah kesehatan jiwa.
2. Dari hasil Siswa yang telah mengisi Instrumen SDQ
sebanyak 700 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak
315 orang (45 %) dan siswa perempuan sebanyak 385 orang
(55 %) diperoleh:
a. Masalah kesulitan sedang sebanyak 84 siswa dengan
persentase 12.0 % dan masalah kesulitan tidak normal
sebanyak 19 siswa atau 2.7 %.
b. Masalah prososial sedang sebanyak 49 siswa dengan
persentase 7.0 % dan masalah prososial tidak normal
sebanyak 9 siswa atau 1.3 %.
INDIKATOR RENSTRA & RKP NON PRIORITAS
DI P2MKJN, P2P - KEMENTERIAN KESEHATAN
TENTANG
30% SEKOLAH SMA & YANG SEDERAJAT
MENYELENGGARAKAN UPAYA KESWA DAN NAPZA
CAPAIAN TARGET :
• TAHUN 2017 : 30 % SEKOLAH DI 5 PROVINSI
• TAHUN 2018 : 30 % SEKOLAH DI 19 PROVINSI
• TAHUN 2019 : 30 % SEKOLAH DI 34 PROVINSI
Bali Sulsel
9 Kab/Kota
5 Kab/Kota
DKI Jakarta
2 Kab/Kota
Jawa Barat
10 Kab/Kota
DI Yogyakarta
5 Kab/Kota
DATA TEMUAN KASUS PASUNG (DES 2017)
Kalbar Kaltara
Sumatera Utara 40 8
127
Aceh Malut
133 Riau 5
Kalteng
40 Gorontalo
181
14
Kep Riau
27
Kaltim Sulut Pabar
Sumatera Barat 38 20 3
9060
Jambi Sulteng
70 132
Sumatera Selatan Kalsel
601
Sultra
Lampung 51 96
69 Maluku
Bengkulu Bali Sulsel 2
39 Babel 68
202
27
Jawa Barat
106
DI Yogyakarta
24
PROGRAM WAJIB LAPOR DAN
REHABILITASI MEDIS
• Salah satu indikator dalam RPJMN 2015-2019
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
sebagai institusi penerima wajib lapor (IPWL)
Pecandu Narkotika yang aktif
• Kriteria IPWL Aktif:
– Fasyankes yang menerima pasien wajib lapor dan
menjalankan rehabilitasi medis napza
– Fasyankes yang menjalankan upaya promotif dan
preventif
PETA INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR
(IPWL)
TAHUN 2016
Aceh: 32
Kaltim:
Sumut: 17 Kepri: 3 Kaltara: 2 40
Kalteng: Gorontalo: 4 Malut: 3
Riau: 8 Kalbar: Sulut: 12
Sumbar: 29 3
Jambi: 10 10 Papua
Sulbar: 1
Kalsel: 16 Maluku: Barat: 1
Sumsel: 9 Babel: 21 Sulteng: 3
6 Papua: 4
Bengkulu: 79 Lampung: DIY: 8 Sultra: 5
24 Banten: 8 Jateng: 23 Sulsel: 12
Jabar: 24
Jakarta: 30
Jatim: 34 NTT: 8
Bali: 10 NTB: 4
Keterangan:
- Jumlah IPWL : 549 (2016) tersedia di 34 Provinsi
34
Jumlah IPWL CAPAIAN REHABILITASI
2011-2017
4628
CAPAIAN
NO INDIKATOR S.D
TARGET %
TRIWULAN
3
Jumlah Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan upaya pencegahan
100 112
1. dan pengendalian masalah 112%
Kab/Kota Kab/Kota
penyalahgunaan Napza di Institusi
Penerima Wajib Lapor (IPWL)
Jumlah Kabupaten/Kota yang
180 187
2. Puskesmas yang menyelenggarakan 104%
Kab/Kota Kab/Kota
upaya kesehatan jiwa
Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan
5 Prov
upaya pencegahan dan pengendalian 5 Prov 104,8%
3. (4716
masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA (4945 sekolah)
sekolah)
minimal di 30% SMA dan yang sederajat
ROK DIT P2MKJN TA 2018
Bulan
No Kegiatan 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2
1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH
Bulan
No Kegiatan
1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2
3. PENCEGAHAN DAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL)
1. Revisi Modul Pelatihan PTRM dan
Konseling PTRM
2. Pelatihan Konseling PTRM
3. Pelatihan PTRM
4. Pertemuan Evaluasi PTRM
5. Pelaksanaan Supervisi : (43,445,478 jt)
a. Jawa Timur ( 26-28 Maret)
b. Jawa Tengah (5-7 Maret)
c. DIY ( 2 April)
NO KEGIATAN
Pelatihan Peningkatan Keterampilan Sosial Bagi
1
Guru (19 Provinsi)
TOTAL 42
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
•KEBIJAKAN
STRATEGIS
III. P2MKJN
SOTK : PERMENKES NO 64 /2015
DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DAN
NAPZA
SEKSI
SEKSI SEKSI MASALAH
KESEHATAN JIWA ANAK KESEHATAN JIWA DEWASA PENYALAHGUNAAN NAPZA
DI MASYARAKAT
SEKSI
SEKSI
SEKSI MASALAH
KESEHATAN JIWA
KESEHATAN JIWA LANJUT PENYALAHGUNAAN NAPZA
REMAJA
USIA DI INSTITUSI
(UU NO 18 TH 2014 TENTANG KESWA) •Mempertahankan & Meningkatkan derajat keswamas secara optimal.
•Menghilangkan stigma pelanggaran HAM ODGJ.
PROMOTIF •Meningkatkan pemahaman & penerimaan masyarakat terhadap
Keswa.
RUANG LINGKUP KESWA
Business
Media Housing
National
government
Transport
Community
Health
Centres
Workplace
The Art
Recreation
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa Lansia
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of
Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk) Pelayanan bagi
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan anak SMP/A & • Deteksi dini
keswa lansia
kesehatan dan kegiatan LP/LS remaja • (demensia/
depresi, dll)
Pelayanan
bagi anak • Keswa Renaja
• Konseling: Adiksi
SD HV/AIDS
Pelayanan
• Life skill remaja
bagi balita • Mindfulness
Pelayanan
Persalinan, Deteksi Dini
bagi bayi keswa anak usia
nifas &
sekolah
Pemeriksaan neonatal
• Pemantauan
Kehamilan
perkembangan
Pelayanan • Deteksi Dini
• Pola asuh dan Keswa Anak
PUS & WUS
tumbuh kembang
anak
• Deteksi dini • Deteksi dini pd
• Deteksi Dini Keswa Bulin, gg perkembangan
Keswa Ibu Bufas dan Buteki anak
• Konseling Hamil •
Pranikah • Stimulasi Janin
dalam
Kandungan
PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN JIWA
KEUANGAN
DAMPAK 1. TERWUJUDNYA MASYARAKAT PEDULI KESEHATAN JIWA
YANG PROPORSIONAL
8. ADVOKASI KESEHATAN JIWA & NAPZA
1. Kesadaran akan
pentingnya kesehatan jiwa
semakin meningkat di
lintas sektor – peluang
terbentuknya kebijakan
dan regulasi yang
mendukung koordinasi
upaya keswa.
2. Tersusunnya MoU
Kemenko PMK, Kemensos,
Kemenkes, Kemendagri,
POLRI dan BPJS
PROGRAM UNGGULAN
1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH
1.70
RKP Non Angka kematian dari percobaan bunuh diri
/100.000
Prioritas
populasi
Irisan Indikator SPM dan Keluarga Sehat
16.45%
Jambi Sulteng
15.65% 18.59%
Sumatera Selatan Kalsel
12.04%
Sultra
16.40%
Lampung 7.95%
8.49% Maluku
Bengkulu Bali Sulsel 11.24%
37.31% Babel 27.64%
18.82%
16.88%
Papua
DKI Jakarta Jawa Tengah NTT 16.67%
12.23 7.26%
12.02%
Jawa Barat
DI Yogyakarta
11.58%
15.34%
PENCAPAIAN INDIKATOR SPM DAN PIS-PK
No CAPAIAN INDIKATOR
UPAYA ODGJ BERAT DIOBATI DAN TIDAK
DITELANTARKAN
1 Meningkatkan pengetahuan/keterampilan SPM dan PIS PK
keswa bagi SDM kesehatan dan non
kesehatan
No UPAYA TEROBOSAN
7. Perbaikan sistem Pengembangan Sistem Informasi dan Survailens
pelaporan dan pendataan Kesehatan Jiwa Indonesia (InaMHISS)
8. Penelitian berbasis a. Tersedia kuesioner dan instrumen penelitian
populasi dan fasyankes kesenjangan pengobatan gangguan jiwa –
bekerjasama dengan Litbang
b. Terbukanya peluang dalam survei/penelitian
berbasis masyarakat maupun fasyankes (cakupan
layanan)
9. Melengkapi a. Terbitnya Permenkes No 54/2017 tentang
pedoman/panduan yang Penanggulangan Pemasungan pada ODGJ
dibutuhkan dalam b. Revisi Permenkes No 43 tentang SPM Kab/Kota
implementasi
program/layanan keswa
10. Edukasi dan peningkatan a. Tersedia modul Pengendalian Kesehatan Jiwa di
peran serta masyarakat Masyarakat bagi Relawan
b. Pelatihan Kader
c. Pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa
PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN GANGGUAN JIWA BERAT
No UPAYA TEROBOSAN
No UPAYA TEROBOSAN
14 Meningkatkan Tersedia kurikulum dan modul ;
pengetahuan/keterampilan keswa bagi (1) assesmen dan rencana terapi gangguan
SDM kesehatan dan non kesehatan penggunaan Narkotika,
(2) skrining penyalahgunaan NAPZA dengan
menggunakan ASSIST,
(3) Pemberdayaan orangtua dalam pencegahan
penyalahgunaan NAPZA,
(4) PTRM,
(5) Konseling dasar adiksi NAPZA,
(6) Penyediaan dana Dekonsentrasi pada Dinas
Kesehatan untuk pelatihan
15 Meningkatkan cakupan data Melalui e-selaras (Sistem Elektronik Pencatatan
penyalahgunaan NAPZA di IPWL dan Pelaporan Rehabilitasi Medis)
16 Meningkatkan layanan rehabilitasi Penyediaan dana klaim rehabilitasi medis sejak
medis bagi penyalahgunaan yang tidak 2011 – sekarang
ditanggung BPJS
17 Meningkatkan mutu layanan Melalui rapat koordinasi, bimtek, supervisi pada
PTRM dan IPWL
18 Memenuhi kebutuhan obat di PTRM Bekerjasama dengan Farmalkes menyediakan
methadone
19 Membuat regulasi dan kebijakan yang Melakukan revisi PMK 2415 tahun 2011 dan
mendukung pelaksanaan rehab medis PMK 50 tahun 2015
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
•RENCANA
KEGIATAN
IV. 2019
RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN
TA 2019
NO KEGIATAN
4. Pertemuan advokasi dan koordinasi LP/LS kesehatan iiwa anak dan remaja
5. Deteksi dini keswa dan napza melalui layanan kesehatan jiwa bergerak (MMHS)
7. Penguatan pencegahn masalah keswa dan napza melalui instrumen deteksi dini di KKP
67
RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN
TA 2019
NO KEGIATAN
Evaluasi pelaksanaan SPM, keluarga sehat program pencegahan dan
8.
pengendalian masalah kesehatan jiwa
Evaluasi pelaksanaan SPM, keluarga sehat program pencegahan dan
9.
pengendalian masalah kesehatan jiwa
10. Supervisi program dan pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas
11. Lokakarya hari alzhaemer sedunia
12. Workshop keswa khusus calon jamaah haji lansia (3 Regional)
Monev keswa lansia terintegrasi bagi pemegang program di kab/Kota pada 10
13.
Provinsi
14. Pertemuan koordinasi LP/LS masalah keswa lansia
Sosialisasi dan advokasi hak azazi manusia bagi orang dengan demensia (pikun)
15.
dan pendampingnya
16. Advokasi dan sosialisasi program layanan keswa lansia
Workshop deteksi dini dan tatalaksana demensia bagi pengelola keswa lansia di
17. 68
Kab/Kota
RENCANA KEGIATAN DIT P2MKJN
TA 2019
NO KEGIATAN
18. Bimtek kegawatdaruratan psikiatri bagi nakes KKP=
Monev keswa lansia terintegrasi bagi pemegang program di kab/Kota pada 10
19.
Prov
Workshop deteksi dini tatalaksana awala masalah keswa bagi dokter dan
20.
perawat di KKP dan BTKL=
Rakor pencegahan dan penanganan pemasungan bagi penyandang disabilitas
21.
mental/ODGJ
22. Integrasi pelayanan RSJ di FKTP
23. Pertemuan Koordinasi Program Rehabilitasi Medis
24. Penyediaan dana klaim IPWL pencegahan dan penanggulangan masalah napza
NO KEGIATAN
Penyusunan media KIE pencegahan dan pengendalian masalah
28. penyalahgunaan Napza (Media Sosial Video latih SELARAS, dan
ASSIST
29. Validasi external klaim rehabilitasi medis di IPWL
30. Sosialisasi program dan pemetaan kasus Napza =
Advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan Napza
31.
(6 Kab/Kota pada 2 Provinsi)
70
RENCANA KEGIATAN DEKON DIT.P2MKJN
TA 2019
NO KEGIATAN
Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Gangguan Jiwa bagi
1.
Dokter dan Perawat di Puskesmas
Pelatihan pemberdayaan orang tua dalam pencegahan
2.
penyalahgunaan napza
Sosialisasi manajemen pencegahan dan pengendalian masalah
3.
keswa anak dan remaja bagi pengelola program Kab/Kota
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
•DUKUNGAN
PROV, UPT &
V. RS JIWA
DUKUNGAN DIT. P2MKJN
PADA DINKES
• Advokasi dan Sosialisasi Keswa dan Napza
• Peningkatan keterampilan (Nakes, Guru) di
Pusat dan Dekon
• Membantu proses pengadaan obat keswa dan
NAPZA
• Menyediakan Media KIE Keswa dan NAPZA
• Meningkatkan upaya promotif dan preventif
• Melaksanakan Supervisi ke UPT
• Melaksanakan Koordinasi program dan
kegiatan
DUKUNGAN DINKES
1 PEMERIKSAAN
SKRINING
Merupakan pemeriksaan awal yang
2 PEMERIKSAAN
KONFIRMASI
Dilakukan pada spesimen dengan hasil positif
pada pemeriksaan skrining. Pemeriksaan konfirmasi
cepat, sensitif, dengan tingkat presisi dan
akurasi yang masih dapat diterima. menggunakan metode yang sangat spesifik untuk
menghindari terjadinya hasil positif palsu.
Saliva (Cairan
Oral)
Rambut
Sweat
(Keringat)
Urine
Urine
Darah
PEMERIKSAAN
Saliva caira SKRINING
n Spesimen : Sweat (keringat) dan Saliva (cairan Oral), Urine,
jejak Cairan, Serbuk, Jejak, Kapsul, Obat Pil.
Nama alat : Biosens 600
Kerin
gat serb Metode : Immunoassay Surface Accoustic Wave (SAW)
uk Parameter : Cocain, Opietes, MDA, MDMA, Ecstasy,
Urine Obat Pseudoephedeprine,THC (cannabis0, Ketamin,
Meth-Ampetamine, Amphetamine, K2,
Ephedrine, and many more still on research
KEUNGGULAN
• Cara pengumpulan sampel dengan mudah dan
nyaman non invasive
• Hasil print out relative cepat hanya 1-2 menit
• Dapat saling mengawasi untuk menghindari
manipulasi
pads • Individu dapat melakukan koleksi sampel dengan
tangan sendiri
• Sulit untuk menyangkal hasil pemeriksaant
• Biaya yang sangat kompetitif
• Tidak membutuhkan Operator/Staff Ahli Khusus
Collector
Transport Case • Mobile, mudah untk di pindah-pindahkan
* skrining
Alat Skrining
partner
HRV ANALYZER (HEART RATE VARIABILITY)
Alat Skrining HRV yang berfungsi memberi informasi tentang sistem
saraf otonom untuk menggambarkankondisi fisik dan
mental stress secara non infasif.
.
business
Diperkenalkan Melihat aktifitas sistim syaraf
pertama kali di otonom (simpatis
Indonesia tahun KOREA danparasimpatis).
2003
Hanya dimiliki Alat ini berguna untuk
oleh Dokter melakukan screening massal
Psikiatri atau RS sebagai pengecekan
Jiwa
kebugaran mental dan fisik.
Pemeriksaaan
Sebagai bio feedback hasil
SA3000P
proud
pengobatan atau terapi
Pemeriksaan 3 menit, data kebugaran mental.
tersimpan dalam alat, bisa
di print sewaktu waktu dgn
Bisa untuk penunjang fasilitas
printer external. (3 jenis
hasil pengukuran)
peralatan kesehatan jiwa.
JURNAL HRV
partner
business
Raden Irawati Ismail,1 Azhari C Nurdin,1 Tendry Septa1,2 1
proud
Heart Rate Variability (HRV), a tool that can detect the presence of
stress. Therefore, the purpose of this study is to prove the reliability and
validity of HRV to detect the presence of stress in Indonesia. Methods:
A cross-sectional design, the value of Cronbach Alpha for reliability
test and analysis inter variable for the validity.
proud business partner
HRV di Indonesia
Mekanism
Magnetic
e field
Electric
++ +++ + +
--- - - -- - +
- -+
Axon
+
field
+
- - - -- - - - -- -
+ + + + + +- +- -
▪ Induced currents depolarize
axons and make them fire
Indikasi
• Depression
• Schizophrenia
• Anxiety disorders
• Pain
• Stroke
• Movement disorders
• Tinnitus
• Epilepsy
PERTUMBUHAN SYARAF
Pre TMS Post TMS
Transcranial Magnetic di Indonesia
•TANTANGAN
VI.
V. TANTANGAN (1)
1. Terbatasnya tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan
terlatih di bidang kesehatan jiwa dan NAPZA (jumlah dan
distribusi)
2. Koordinasi LP/LS terkait belum berjalan dengan baik
3. Regulasi bidang kesehatan jiwa dan NAPZA belum
terakomodir di daerah
4. Terbatasnya unit kendaraan layanan kesehatan jiwa
bergerak (MMHS)
5. Klaim rehabilitasi medis gangguan penggunaan NAPZA
tidak dijamin oleh BPJS dan jumlah klaim terus meningkat.
Tupoksi Dit. P2MKJN fokus ke promotif dan preventif
sehingga verifikasi dan pembayaran klaim seharusnya
tidak di DIT P2MKJN
89
V. TANTANGAN (2)
90