1042 2101 1 PB
1042 2101 1 PB
id 558
Artikel Penelitian
Abstract
The Cambridge Amblyopic (CAM) Vision stimulator merupakan salah satu teknik pengobatan ambliopia yang
bekerja sesuai teori neurofisiologi oleh Hubel dan Wiesel, dimana seluruh neuron dari kortek visual dapat diaktivasi
dan pulih dengan stimulasi grating sensitivitas kontras tinggi yang berputar dengan besar spatial frequency yang
berbeda. Tujuan: Melaporkan perbaikan visus pasien dengan ambliopia refraktif yang mendapat terapi CAM Vision
Stimulator di RS. M. Djamil Padang selama bulan Januari sampai Desember 2017. Metode: Ini adalah studi
Retrospektif. Partisipan adalah pasien di Poli Mata subbagian Pediatrik dan Strabismus yang sudah didiagnosis
sebagai ambliopia refraktif dan sudah mendapat dan memakai koreksi kacamata selama satu bulan. Terapi CAM
Vision Stimulator dilakukan satu kali seminggu selama 7-14 menit. Terapi dihentikan setalah 16 kali latihan atau
pasien telah mencapai visus optimal. Hasil : Terdapat 13 pasien dengan diagnosa ambliopia refraktif dengan kisaran
umur 5-12 tahun. 8 adalah ambliopia isoametrop ( 1 miop, 2 hipermetrop dan 5 meridional) dan 5 adalah ambliopia
anisometrop ( 1 miop, 2 hipermetrop dan 2 meridional ). Derajat ambliopia terbanyak adalah ambliopia ringan. Pada
minggu ke 8 hampir seluruh partisipan mengalami perbaikan visus 2 baris dan pada minggu ke 26, 12 partisipan
memiliki visus sama atau lebih baik dari 20/25. Simpulan: CAM Vision Stimulator dapat memperbaiki visus pada
pasien dengan ambliopia refraktif.
Kata kunci: CAM vision stimulator, ambliopia refraktif, ambliopia anisometrop, ambliopia isoametrop
Abstract
The Cambridge Amblyopic (CAM) Vision stimulator is an amblyopia treatment method that works based on
neurophsyiological theory by Hubel dan Wiesel, which all visual neurons of the visual cortex can best be activated and
may recover markedly by using high-contrast rotating grating screens with spatial frequency of varying magnitude for
the stimulation. Objective: To reported visual improvement refractive amblyopia patients treated with CAM Vision
Stimulator in dr. M. Djamil Hospital during from January until December in 2017. Methods: This was an retrospective
descriptive study. Participants were refractive amblyopia patients that already received corection glass for one month.
CAM Vision Stimulator were performed seven to fourteen minute treatment sessions once a week. Treatment was
terminated after patient gain maximal visual acuity (VA) or after sixteen times treatment sessions. The VA was
observed and comparison where made before and after treatment. Results: Thirteen patients were diagnosed as
refractive amblyopia, with range of age five to twelve years old. There were eight isoametropia type (one were myopia,
two hyperopia, five meridional ) and five were anisometropia type ( one myopia, two hyperopia, two meridional). Most
of the participant in both group were mild amblyopia. In eighth week, most of the participant has improved two lines of
snellen chart, and by the 16th, twelve participants had gain VA equal or better than 20/25. Conclusions: CAM vision
Stimulator can improved VA in refractive amblyopia.
Keywords: CAM vision stimulator, refractive amblyopia, anisometrop amblyopia, isoametrop amblyopia
lebih. Terdapat 91% perbaikan visus pada anak yang dimana terdapat perbedaan kelainan refraksi
belum mendapat terapi ambliopia sebelumnya, antara kedua mata, serta ambliopia isoametropia
sementara 73% terjadi peningkatan visus pada anak dimana terdapat kelainan refraksi yang sama atau
penderita ambliopia baik yang belum pernah diterapi o Ambliopia ringan: tajam penglihatan 20/30-20/70
(0,67-0,29 )
o Ambliopia sedang: tajam penglihatan 20/80- refraksi yang paling sering ditemukan ( 6 pasien ),
20/120 (0,25-0,16) kemudian hipermetropia dengan 5 pasien dan miopia
o Ambliopia berat : tajam penglihatan lebih sebanyak 2 pasien. Sembilan kasus merupakan
buruk (<0,16) ambliopia ringan dan hanya 1 kasus ambliopia berat
yang ditemui.
HASIL
Pada periode Januari sampai Desember 2017 1
terdapat 13 orang dengan Ambliopia refraktif yang 0,9
V
0,8
diterapi dengan CAM vision stimulator di RS. Dr. M . I
0,7 S
Djamil Padang 0,6 U
0,5 S
0,4 Visus
Tabel 1. Karakteristik pasien ambliopia refraktif yang Rata-
0,3
diterapi cam vision stimulator 0,2 rata
minggu 1
minggu 2
minggu 3
minggu 4
minggu 5
minggu 6
minggu 7
minggu 8
minggu 9
minggu 10
minggu 11
minggu 12
minggu 13
minggu 14
minggu 15
minggu 16
Laki-laki - 7 2 9 69,23
Perempuan - 3 1 4 30,77
Total - 10 3 13 100
(76,92) (23,09)
Gambar 1: Perbaikan rerata visus penderita ambliopia
refraktif yang mendapat terapi CAM Vision Stimulator
Laki-laki lebih banyak ditemukan daripada
perempuan (69,23%) dan kelompok umur yang 5-9
tahun adalah yang paling sering ditemukan (76,92%).
Hipermetropia
Meridional 2 - - 2
Isoametropia
Miopia 1 - - 1
Gambar 2. Perbaikan rerata visus penderita
2 1 - 3
ambliopia anisometropia dan isoametropia yang
Hipermetropia
Meridional 4 - - 4 mendapat terapi CAM Vision Stimulator
Total 9 3 1 13
(69,23) (69,23) (7,69) (100) Gambar 1 dan 2 menunjukkan terdapat
perbaikan visus rerata setiap minggunya, dimana
Pada 13 pasien didapatkan ambliopia pada minggu pertama visus rerata didapatkan 0,4
isoametropia lebih banyak dibandingkan dengan sedangkan pada minggu ke 16 visus rerata
amblliopia anisometropia (8 orang). Secara umum, menjadi 0,8. Perbaikan rerata visus terjadi lebih
kelainan refraksi meridional merupakan kelainan cepat pada ambliopia isoametropia.
walaupun begitu perbaikan rerata visus pada lebih banyak ditemukan dibandingkan ambliopia
.4,5
isoametropia Beberapa hal yang mungkin
ambliopia ringan terjadi lebih cepat dibandingkan
dengan kelompok ambliopia sedang. Pada kelompok menyebabkan perbedaan hasil penelitian kami dengan
ambliopia berat, rerata visus akhir 0,3 penelitian lain adalah tingginya angka kelainan refraksi
yang tidak terkoreksi pada anak di daerah Sumatera
pengobatan yaitu semakin dini diterapi, maka visus 5. Rosman M, Wong TY, Koh CL, Tan DH.
20,21
koreksi akan lebih baik. Prevalence and causes of amblyopia in a
population-based study of young adult men in
SIMPULAN Singapore. American Journal of ophthalmology.
CAM vision stimulator mampu memperbaiki 2005;40:551–2.
visus koreksi pada anak dengan ambliopia refraktif. 6. Bretas CC, Soriano RN. Amblyopia: neuronal basis
Perbaikan visus dengan latihan CAM vision stimulator and therapeutic approaches. Arquivos Braseleiros
didapatkan lebih cepat terajdi pada amblopia De Oftalmologia. 2016;79(5): 346-51.
isoametropia dan ambliopia ringan. 7. Campbell FW, Hess RF, Watson PG, bank R.
Preliminary result of a physiologically based
treatment of amblyopia. British Journal of
SARAN
Ophthalmology.1978;62: 748-55.
Deteksi dini diperlukan terhadap kelainan
8. Willshaw HE, Malmheden A, Clarke J, Williams A,
refraksi anak dalam mencegah ambliopia. Follow up
Dean L. Experience with the CAM vision stimulator:
sebaiknya tetap dilakukan secara berkala, walaupun
preliminary report. British Journal of
anak sudah mencapai visus maksimal di akhir latihan
ophthalmology. 1980; 64:339-41.
CAM Vision Stimulator.
9. Bavishi AK, Patel CK. Treatment of amblyopia by
Dokter Spesialis Mata Fakultas Kedokteran SA. The effect of cam vision stimulator for bilateral
Universitas Andalas; 2008. amblyopia of different etiologies. Chang Gun
17. Lin PW, Chang HW, Lai IC, Teng MC. Visual Medical Journal. 2008;31(6):592-8.
outcome after spectacles treatment in children with 20. Hussein MAW, Coats DK, Mthialu A, Cohen E,
bilateral high refractive amblyopia. Clinical and Paysse EA. Risk factors for treatment failure of
Experimental Optometry. 2016;99(6):1-5. anisometropic ambyopia. Journal of American
18. Wallace DK, Chandler EL, Beck RW, Arnold RW, Association for Pediatric Ophthalmology and
Bacal DA, Birch EE, et al. Treatment of bilateral Strabismus. 2004;8(5):429-34.
refractive amblyopia in children 3 to less than 10 21. Holmes Jm, Lazar EL, Melia B, Astle WF, Dagi LR,
years of age. American Journal Of Ophthamology. Donahue SP, et al. Effect of age response to
2007;144(4):487-96. ambyopia treatment in children. American Journal
19. Huang HM, Kuo HK, Fang PC, In HF, Lin PW, Lin of Ophthalmology. 2011;129(11):1451-7.