1 PB
1 PB
Muhammad Luthfie
Fisip Universitas Djuanda
mluthfie25@yahoo.com
Aida Viyala S Hubeis, Amiruddin Saleh, Basita Ginting
Fema Institut Pertanian Bogor
Abstract
This research analyze the symbolic interaction of Muhammadiyah as a community
organization in order to anticipate conflict due to different religious views to be able
to participate in rural development. Symbolic interaction as the role of communication
is done to influence society to accept Muhammadiyah and give opportunity to run
its organization program. The purpose of the research is to analyze the symbolic
interaction of Muhammadiyah to realize the trust and support of the community in
rural development. Through qualitative methods, research results show that symbolic
interactions made through interpersonal communication, dialogical communication
and group communication can achieve consensus and can reduce conflict, from
organizations that were initially rejected until they became accepted organizations and
subsequently succeeded in becoming pioneers in rural development.
Abstrak
Penelitian ini menganalisis interaksi simbolik Muhammadiyah sebagai organisasi
masyarakat dalam rangka mengantisipasi konflik akibat perbedaan pandangan
keagamaan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan desa. Interaksi simbolik
sebagai peranan komunikasi tersebut dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat
agar dapat menerima Muhammadiyah dan memberikan kesempatan untuk
menjalankan program-program organisasinya. Tujuan penelitian, adalah menganalisis
interaksi simbolik Muhammadiyah untuk mewujudkan kepercayaan dan dukungan
masyarakat dalam pembangunan desa. Melalui metode kualitatif, hasil penelitian
menunjukkan interaksi simbolik yang dilakukan melalui komunikasi interpersonal,
komunikasi dialogis dan komunikasi kelompok dapat mewujudkan konsensus dan dapat
meredam konflik, dari organisasi yang awalnya ditolak sampai menjadi organisasi yang
diterima dan selanjutnya berhasil menjadi pelopor dalam pembangunan desa.
Keywords: Communication Actions, Muhammadiyah, Symbolic Interaction.
19
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
20
Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
21
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
22
Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
23
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
24
Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
Perintisan itu dilalui dengan dengan menjaga misi organisasinya dengan kecenderungan
iklim komunikasi yang kondusif diantara warga desa setempat dalam komunikasinya.
para aktivis Muhammadiyah, yang artinya Para aktivis Muhammadiyah selalu mene
menjaga komunikasi agar tetap dalam nuansa kankan pada penyampaian pesannya, bahwa
kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. prinsip-prinsip keagamaan organisasi yang
Menurut Bapak HM, yang pernah menimbulkan perbedaan dengan masyarakat
menjadi santri di pondok pesantren terbesar desa padaorganisasinya tidak bisadihilangkan
di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, tetapi dijanjikan tidak akan mengganggu
tindakan komunikasi yang dilakukan toleransi beragama. Artinya, Muhammadiyah
pada tahap awal berbenturan dengan akan menghormati kegiatan tahlilan dan
masalah khilafiyah (perbedaan pandangan pembacaan qunut dalam shalat shubuh,
keagamaan). Perbedaan konsep fiqh (tata cara dan sebaliknya meminta permakluman dari
ibadah) dalam melaksanakan ajaran-ajaran masyarakat desa jika anggota organisasinya
agama Islam yang mendasari terjadinya tidak melakukan tata cara seperti itu. Pada
khilafiyah, bukan masalah sederhana karena perilaku ibadah, para aktivis Muhammadiyah
menyangkut aqidah (keyakinan) masing- juga memperlihatkan penghormatan ke
masing pihak. Muhammadiyah dipandang pada pihak lain, dengan bersedia menjadi
sebagai organisasi yang menolak simbol- makmum shalat Shubuh berjamaah yang
simbol ritual atau tata cara keagamaan diimami oleh imam dari pihak lain.
yang telah membudaya di masyarakat desa Keberatan masyarakat desa terutama
seperti tahlilan dan qunut. Pada masyarakat yang diwakili oleh NU terhadap keberadaan
lain di lingkungan Desa Plompong, gerakan Muhammadiyah di Desa Plompong, terbakar
modernisasi Muhammadiyah juga dianggap pada sebuah realitas sosial yang terkenal
mengancam kebiasaan masyarakat dalam dengan nama “Peristiwa Perebutan Adzan
masalah klenik, karena Muhammadiyah Satu” tahun 1964. Peristiwa itu disulut
bertujuan memerangi tahyul, bid’ah dan oleh tindakan aktivis Muhammadiyah
churafat yang justru telah melekat dengan yang dipimpin oleh Bapak HM untuk
kuat di lingkungan masyarakat desa. menstandarkan adzan satu kali pada
Data lain diungkapkan oleh Bapak HMT ibadah Shalat Jum’at di masjid besar Desa
yang menjadi Ketua Muhammadiyah pada Plompong.
periode kepemimpinan kedua. Pada saat Peristiwa itu sendiri bermula dari musya
pendirian organisasi, warga desa termasuk warah jamaah tentang kesiapan masjid desa
Kepala Desa Plompong menentang dan yang baru dibangun untuk menyelenggarakan
menyatakan bahwa Muhammadiyah shalat Jum’at, setelah sebelumnya harus
prinsip-prinsip keagamaannya bertentangan melaksanakan shalat Jum’at di luar desa
dengan masyarakat. Namun karena dapat karena belum ada tempat yang layak di
bantuan dari pimpinan cabang organisasi desa tersebut. Perbedaan dimulai ketika
tingkat Kecamatan Tonjong dan para tokoh aktivis Muhammadiyah meminta shalat
Masyumi yang masih ada, kondisi tegang Jum’at diselenggarakan dengan hanya satu
agak sedikit mencair walaupun perdebatan kali azan sesuai keyakinan organisasinya.
masalah perbedaan tata cara ibadah (fiqh) Menurut aktivis Muhammadiyah, azan satu
atau pandangan keagamaan tetap memanas. itulah yang sesuai dengan sunnah nabi.
Pada tahap awal, masyarakat yang Masyarakat desa yang direpresentasikan oleh
berbeda tidak memberikan tempat kepa NU menolak keras usulan itu, karena azan
da Muhammadiyah untuk eksis di Desa dua kali dalam shalat Jum’at juga merupakan
Plompong, sehingga menimbulkan banyak ajaran yang diyakini kebenarannya, diajarkan
hambatan di dalam proses pasca pendi oleh para kyai dan sudah menjadi harga
riannya. Untuk mengantisipasi penolakan mati. Penjelasan aktivis Muhammadiyah
masyarakat, para aktivis Muhammadiyah yang mensitir sejumlah hadits dan dalil-dalil
justru membuka adanya perbedaan visi dan lain tidak bisa menyelesaikan perdebatan,
25
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
dan justeru melebar kepada sikap antipati sebagai jamaahnya. Demikian juga dengan
terhadap gerakan Muhammadiyah. ibadah shalat taraweh yang diselenggarakan
Saat perdebatan tentang masalah- hanya dengan 11 rakaat.
masalah fiqh terjadi, aktivis Muhammadiyah Berkaitan dengan proses interaksi
tetap terbuka dengan perbedaan dan mem simbolik tersebut Bapak HM menyatakan
pertahankan prinsip-prinsip organisasinya. bahwa di samping tidak menutup-nutupi
Menurut Bapak HM, menutup-nutupi per perbedaan dalam pandangan keagamaan
bedaan adalah sebuah kebohongan yang dan giat melakukan komunikasi berdasarkan
akhirnya akan terbongkar juga, baik melalui kepentingan atau isu bersama, untuk meng
kata maupun sikap. Untuk mengerem hadapi penentangan masyarakat desa
suasana yang panas, Bapak HM menyatakan, terhadap organisasi dilakukan langkah-
bahwa karena peserta dialog sama-sama langkah seperti (1) melakukan proses ko
Islam, dan dirinya juga pernah mondok di munikasi melalui komunikasi interper
pesantren tersebut, maka berikan kepada sonal, dialogis dan komunikasi kelompok,
organisasinya tempat untuk berkarya tanpa (2) memanfaatkan orientasi kekerabatan
mengganggu pihak-pihak lain. Adapun untuk berkomunikasi dengan pihak yang
untuk menghadapi perbedaan yang ada berseberangan, misalnya komunikasi antara
perlu ditingkatkan toleransi dan kompromi- sesama buyut, sesama cucu, keponakan dan
kompromi untuk kemaslahatan bersama. paman, dan hubungan kekerabatan lainnya
Selain itu, untuk meredam suasana Bapak HM (3) menggunakan pandangan almamaterisme
meminta semua kembali kepada semangat untuk mendukung prosesnya.
kekeluargaan (komunikasi keluarga), baik Temuan lain diperoleh dari FGD yang
saudara secara Islam, saudara sekandung, melibatkan lima orang peserta: Tf, Th, SH,
dan saudara sekeluarga besar. Mz, dan MTS, yang menyatakan, bahwa
Dari data sosial kemasyarakatan di Desa untuk meminimalisir perdebatan tentang
Plompong yang diperoleh dari berbagai masalah khilafiyah yang rawan timbul
wawancara dengan para informan, antara kembali, Muhammadiyah pada cara lainnya
aktivis Muhammadiyah dengan masyarakat selalu mengajak organisasi masyarakat lain
desa memang banyak yang terpaut dengan untuk mengkaji isu-isu bersama, misalnya
pertalian keluarga. Misalnya pimpinan tentang pembangunan jalan raya, perbaikan
Muhammadiyah ada yang memiliki hubu jembatan dan irigasi untuk kesejahteraan
ngan saudara sepupu dengan pimpinan NU, bersama yang untuk mewujudkannya selalu
dan bahkan ada pula yang masih terikat mengajak bergotong royong. Kajian isu-isu
dalam persaudaraan sekandung. Kondisi bersama itu pada perkembangannya menjadi
ini telah mendorong kesulitan berinteraksi perekat kebersamaan antar warga desa
dapat diantisipasi dengan komunikasi dan berpengaruh besar kepada ketertiban,
secara kekeluargaan, dan konflik tidak keamanan, kesejahteraan, dan pertumbuhan
sampai mengancam secara keras persatuan ekonomi di Desa Plompong.
masyarakat di Desa Plompong. Pembangunan sarana dan prasarana
Pada awal tahun 1970, setelah melalui oleh Muhammadiyah yang tidak hanya
dialog, komunikasi interpersonal dan diperuntukkan bagi anggota organisasi
komunikasi kelompok (pengajian bareng atau tetapi untuk semua warga desa, juga turut
bersama) dengan pesan yang meyakinkan memperkuat kepercayaan masyarakat
dan disampaikan dengan jelas, azan satu desa terhadap Muhammadiyah. Misalnya
akhirnya menjadi ketetapan di masjid desa. untuk bantuan dana siswa tidak mampu,
Pengajian-pengajian yang diselenggarakan Muhammadiyah menawarkannya kepada
oleh Muhammadiyah telah efektif mendorong semua warga desa dan menampung siswa
pemahaman yang sama pada masyarakat dari keluarga tidak mampu walaupun
terhadap pelaksanaan atau tata cara ibadah berasal dari lingkungan atau keluarga
shalat Jum’at yang diikuti oleh warga desa organisasi masyarakat yang berbeda.
26
Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
Realitas itu dipandang oleh peserta FGD Muhammadiyah masih selalu mempengaruhi
sebagai komunikasi non verbal organisasi masyarakat desa agar tetap berpegang kepada
untuk terwujudnya penguatan SDM dan pandangan atau keyakinan yang sudah
kesejahteraan warga di Desa Plompong. berakar sebelumnya.
Komunikasi verbal dan non verbal organisasi Melihat kondisi seperti itu, pimpi
telah sangat efektif untuk menunjukkan nan Muhammadiyah selalu berdiskusi dan
bahwa Muhammadiyah adalah kita, dan mencari cara agar visi dan misi organisasi
bukan siapa-siapa atau bukan sesuatu yang dapat berjalan tanpa membuat anggota baru
asing. lari atau banyak yang keluar meninggalkan
b. Memantapkan kinerja organisasi organisasi. Tidak jarang para pengurus
dalam pembangunan desa melakukan konsultasi dengan Pimpinan
Pemantapan motivasi anggota untuk Muhammadiyah yang lebih tinggi, termasuk
menerima visi dan misi organisasi pada para ahli agama di lingkungannya. Beberapa
berbagai kesempatan wawancara dengan keputusan Muhammadiyah kemudian
informan bukan perkara yang mudah, dilakukan, salah satunya adalah dengan
apalagi anggota-anggota organisasi pada melaksanakan sosialisasi dan penanaman
awalnya adalah bagian dari masyarakat aqidah secara bertahap dan disesuaikan
yang telah terikat kuat dengan keyakinan dengan kemampuan atau tingkat pengeta
dan budaya setempat. Di dalam prosesnya huan para anggota.
terdapat simbol-simbol organisasi yang Tahapan-tahapan pemahaman dan
perlu dijabarkan secara terus menerus agar penerimaan anggota terhadap simbol-simbol
dapat dimaknai bersama, baik tentang tata organisasi terus dihadapi oleh pimpinan
cara peribatan maupun lambang-lambang Muhammadiyah dengan sabar dan telaten,
organisasi. Program pemantapan motivasi antara lain dengan mengulang penjelasannya
anggota untuk berperilaku sesuai visi misi jika ada yang belum mengerti. Hal ini
organisasi, dilakukan dengan memperbanyak dilakukan agar anggota atau simpatisan
tindakan komunikasi langsung dan komu memahami dengan baik keberadaan
nikasi dalam kelompok, seperti melalui organisasi dengan berbagai prinsipnya.
pengajian dan rapat. Pada proses-proses Simbol-simbol organisasi dikemas dalam
komunikasi itu, prinsip-prinsip organisasi pesan yang mudah dimengerti oleh anggota
disampaikan, dibahas, dan disepakati untuk dan simpatisan, misalnya dengan bahasa
dilaksanakan bersama-sama. yang sederhana, atau dengan menggunakan
Menurut Bapak Wb, tidak mudah bahasa jawa sebagai bahasa pengantar sehari-
menjelaskan visi dan misi organisasi hari di Desa Plompong.
kepada warga desa yang sudah bersedia Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
menjadi anggota. Ada yang keberatan jika simbol-simbol yang paling sulit untuk
tidak qunut saat shalat Shubuh, ada yang dilaksanakan adalah simbol-simbol yang
keberatan meninggalkan tahlilah jika ada berkaitan dengan keyakinan keagamaan
anggota keluarganya yang meninggal, ada organisasi, misalnya simbol Muhammadiyah
yang merasa tidak enak jika berbeda dengan adalah mewakili gerakan yang anti bid’ah,
tetangga, dan lain sebagainya. Hingga menentang tahayul dan hal-hal lain yang
pertengahan tahun 1980 anggota yang masih bertentangan dengan akal sehat manusia.
berhubungan dengan perdukunan juga tidak Namun pada akhirnya mulai tahun 1990-
sedikit, terutama saat ada anggota keluarga an, dengan kesabaran dan ketelatenan
yang sakit atau meminta air yang sudah pengurus melalui pengajian-pengajian yang
didoakan oleh seorang dukun (dijampi- dilakukan, pada akhirnya banyak simpatisan
jampi) untuk disiramkan di sekitar rumah dan anggota yang bersedia menerima visi
sebagai penjaga keselamatan. Apalagi dan misi organisasi secara menyeluruh.
tokoh-tokoh masyarakat sebagai pemimpin Dari penjelasan informan diketahui, bahwa
opini yang masih berseberangan dengan pengajian rutin dilakukan untuk memberikan
27
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
motivasi yang baik dan memberikan ruang lembaga pendidikan yang berstandar
terbuka yang cukup luas bagi para anggota nasional dipenuhi oleh organisasi melalui
untuk berekspresi dan mendialogkan hal-hal parameter akreditasi yang baik pada
yang belum dipahami. lembaga-lembaga pendidikan organisasi dari
Mengenai pemasyarakatan prinsip- tingkat dasar sampai pendidikan menengah
prinsip organisasi di bidang sosial, pen atas. Akibatnya, keluarga dari lingkungan
didikan dan ekonomi, pimpinan organisasi nasionalis dan organisasi masyarakat lain yang
selalu mengaitkannya dengan keputusan pernah berseberangan pandangan banyak
tarjih (musyawarah) Pimpinan Pusat yang lebih memilih menyekolahkan anak-
Muhammadiyah. Sosialisasi dan cara penga anaknya di sekolah-sekolah Muhammadiyah
malannya lebih banyak dilakukan melalui daripada lembaga pendidikan lainnya.
komunikasi kelompok berupa pengajian, Muhammadiyah mengapresiasi dukungan
dan diskusi dengan pesertanya termasuk masyarakat seperti itu dengan meningkatkan
masyarakatumumyang bersediadatangdalam fasilitas sekolah dan kualitas SDM
acara-acara organisasi tersebut. Pengajian pengajarnya, antara lain melalui studi lanjut
rutin selalu dilakukan pada malam jum’at ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kini
setiap minggunya, ditambah kultum pada di MA dan SMK-nya, sudah ada lima orang
setiap ba’da shalat Shubuh. Sementara diksusi guru yang berpendidikan Strata 2.
dan seminar yang biasa diselenggarakan oleh Essensi tindakan komunikasi yang
sekolah-sekolah, dilakukan pada peristiwa- dilakukan oleh Muhammadiyah sehingga
peristiwa tertentu dengan mengundang dapat mewujudkan interaksi simbolik yang
tokoh-tokoh pemikir atau ustad-ustad yang mendukung kiprahnya dalam pembangunan
ada di lingkungan Muhammadiyah tingkat di Desa Plompong diperlihatkan melalui
wilayah dan nasional. Tabel 2.
Untuk membahas keputusan-keputusan Dari uraian data di tabel 2, Muhamma
tarjih, oganisasi menggunakan pedoman diyah telah memperlihatkan tindakan komu
tarjih yang diterbitkan oleh pimpinan pusat, nikasi yang tepat dalam interaksi simbolik
dan pada kajian-kajian khusus dibandingkan sehingga mampu mewujudkan dukungan
pula dengan kitab-kitab fiqh lain, termasuk dan harmonisasi di Desa Plompong. Tiga cara
Kitab Kuning. Muhammadiyah terbuka penting yang dapat dicatat dari keberhasilan
untuk menerima nilai-nilai positif yang interaksi simbolik Muhammadiyah di Desa
tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan Plompong, adalah:
al-Hadis, dan semua pesan disampaikan Satu, menyampaikan prinsip-prinsip
melalui bahasa yang dimengerti dan mudah keagamaan secara terbuka dan tidak ditutup-
dipahami oleh warga.Pembangunan lembaga tutupi untuk menghasilkan kompromi-
pendidikan sampai kepada lembaga ekonomi, kompromi. Ini adalah tindakan yang penuh
selalu dikaitkan dengan prinsip-prinsip resiko tetapi tepat. Karena sebagaimana
organisasi. Semuanya disandarkan kepada dikemukakan oleh Habermas (2007)
syariat Islam, termasuk dalam pembentukan bahwa kepentingan yang ditabrakan dalam
lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan, komunikasi, kepentingan masing-masing
seperti Koperasi Karyawan Surya Sekawan, kelompok itu akan menjadi kepentingan
dan Koperasi Pondok Pesantren Nasikhah bersama atau melahirkan kesepakatan-
Maemanah. kesepakatan. Hal itu menjadi kenyataan
Pada periode kepemimpinan 2000- dalam perjuangan Muhammadiyah yang
2105, image dan dukungan masyarakat semula ditolak keberaannya karena berbeda
terhadap lembaga-lembaga pendidikan (konflik), diberikan kesempatan (toleransi),
Muhammadiyah semakin baik atau dengan dan akhirnya diterima sebagai bagian dari
kata lain lembaga-lembaga pendidikan masyarakat Desa Plompong (kompromi).
yang dimiliki oleh Muhammadiyah sudah Dua, mengkomunikasikan isu bersama,
marketable. Semua persyaratan sebagai antara lain tentang pembangunan desa. Isu
28
Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
29
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
30
Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
4. Kepercayaan semakin menguat terhadap dan atau menjadi partisipan langsung dari
kemampuan Muhammadiyah menjadi lembaga-lembaga yang didirikannya. Semua
pelopor pembangunan desa, dan terhadap hal yang menggambarkan kepercayaan
keyakinannya. warga Desa Plompong, menjadi kemudahan
Mengacu kepada pandangan Lionberger bagi Muhammadiyah dalam menggerakkan
dan Gwin (1982) efektivitas komunikasi organisasinya untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi dalam interaksi simbolik dapat positif yang telah ditetapkan. Keberhasilan
diukur dari adanya dampak atau efek tertentu itu tentu tidak terlepas dari peran komunikasi
pada komunikan, yaitu: dan koordinasi yang dalam hal ini sejalan
a. Efek kognitif. Organisasi masyarakat dengan penelitian Gandasari (2015) yang
dan warga Desa Plompong menjadi menyatakan bahwa koordinasi yang berfungsi
tahu dengan visi misi organisasi dan dengan baik memang akan meningkatkan
memaklumi jika ada perbedaan dengan efektivitas komunikasi organisasi dan
masyarakat desa. pada akhirnya tujuan-tujuan individu dan
Muhammadiyah dapat tercapai.
b. Efek afektif. Karena telah memahami
visi misi Muhammadiyah yang banyak Secara keseluruhan hasil penelitian
juga bersentuhan dengan kebutuhan memperlihatkan bahwa interaksi simbolik
masyarakat Desa Plompong, maka Muhammadiyah telah berhasil karena
timbul sikap masyarakat untuk tidak didahului oleh kepercayaan warga desa
mempermasalahkan perbedaan dan sehingga tercipta komunikasi yang efektif, dan
menjadi pendorong terwujudnya sebagaimana disampaikan oleh Herdianto
kompromi dan toleransi masyarakat (2010), bahwa dalam hubungan komunikasi
Desa Plompong terhadap keberadaan yang efektif kepercayaan menjadi dasarnya.
Muhammadiyah. Pada prinsipnya, kepercayaan hanya bisa
muncul jika memiliki integritas pribadi
c. Efek behavior. Dampak yang timbul dari yang mencakup hal-hal yang lebih luas dari
efek behavior adalah timbulnya dukungan sekedar kejujuran.
berpartisipasi langsung dari masyarakat
Desa Plompong, baik sebagai partisipan Pada prosesnya, komunikasi yang
lembaga-lembaga yang didirikan oleh efektif membutuhkan umpan balik yang
Muhammadiyah, sampai bersedia bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan
menjadi simpatisan atau anggota di penyampaian informasi pada penerimanya
dalamnya. (Nurrohim & Lina, 2009). Umpan balik
dari masyarakat dalam proses komunikasi
d. Paling tinggi kadarnya adalah dampak organisasi, dapat dilihat melalui adanya
behavioral, yakni dampak yang timbul penolakan, penafsiran, pemahaman, dan
pada komunikan dalam bentuk perilaku, kompromi sekaligus kesepakatan terhadap
tindakan atau kegiatan yang sejalan prinsip-prinsip keagamaan serta visi dan
dengan Muhammadiyah, seperti selalu misi Muhammadiyah. Data-data tersebut
memberikan dukungan atau partisipasi menunjukkan bahwa komunikasi efektif
langsung. diperoleh karena adanya pemahaman yang
Realitas dari hasil penelitian yang sama akan makna simbol-simbol (dalam ma
memerlihatkan kepercayaan dan dukungan salah ini simbol-simbol keagamaan) yang di
masyarakat, memberikan keuntungan komunikasikan, sehingga perbedaan yang ada
yang banyak bagi Muhammadiyah sebagai di dalamnya dipandang masyarakat bukan
organisasi masyarakat di Desa Plompong menjadi sesuatu yang harus dipertentangkan.
dan memiliki tujuan berpartisipasi dalam Keterbukaan terhadap perbedaan-perbedaan
pembangunan desa. Hambatan-hambatan yang terdapat dalam pandangan atau simbol-
prinsip yang besar tidak dihadapi lagi, simbol keagamaan yang akhirnya melahirkan
karena semakin banyaknya warga desa yang kompromi-komromi (setelah melalui proses
mendukung gerakannya, menjadi mitra, pertentangan yang panjang tetapi berhasil
31
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
32
Muhammad Luthfie, dkk, Interaksi Simbolik Organisasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
33
INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 1. Juni 2017
34