Anda di halaman 1dari 5

WIDYANATYA | Volume 3 Nomor 1 | 2021 e-ISSN: 2656-5773

ANALISIS PENERAPAN LITERASI DIGITAL


DALAM MENCIPTAKAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA HINDU DI MASA PANDEMI COVID 19
Oleh:
Dewa Kadek Sudyana
sudyanadewa55@gmail.com,

Ni Made Surawati
madesurawati@yahoo.co.id

Universitas Hindu Indonesia Denpasar

ABSTRAK

Munculnya virus yang dikenal dengan Covid-19 diketahui memiliki tingkat penularan yang
sangat tinggi telah menyebar begitu cepat ke beberapa negara di seluruh belahan dunia
sehingga memaksa beberapa Negara menerapkan kebijakan untuk melakukan lockdown dan
menyelenggarakan pembelajaran secara daring dalam rangka mencegah penyebaran virus
Covid-19 ini. Dengan menerapkan strategi pembelajaran daring maka kemampuan literasi
digital mutlak dibutuhkan para pelajar. Hal ini karena mustahil menerapkan pembelajaran
daring tanpa ditunjang literasi digital yang tinggi Siswa dengan kemandirian belajar yang
baik akan selalu bersungguh-sungguh mempelajari materi-materi pelajaran yang diberikan
guru walaupun mereka berada di rumah. Kemandirian belajar yang tinggi akan membuat
siswa bersedia belajar dengan keinginannya sendiri.
Kata Kunci: pembelajaran daring, literasi digital, kemandirian belajar

ABSTRACT

The emergence of a virus known as Covid-19, which is known to have a very high transmission rate,
has spread so quickly to several countries around the world that it has forced several countries to
implement policies to lockdown and organize online learning in order to prevent the spread of the
Covid-19 virus. By implementing online learning strategies, students absolutely need digital literacy
skills. This is because it is impossible to apply online learning without the support of high digital
literacy. Students with good learning independence will always seriously study the subject matter
provided by the teacher even though they are at home. High learning independence will make
students willing to learn on their own
Key Word: online learning, digital literacy, independent learning

1. PENDAHULUAN munculnya virus yang dikenal dengan


Sebuah dekade baru dalam dunia Covid-19. Virus yang diketahui memiliki
pendidikan telah dimulai dengan cara yang tingkat penularan yang sangat tinggi telah
tidak dibayangkan sebelumnya oleh menyebar begitu cepat ke beberapa negara
stakeholder pendidikan. Di awal tahun di seluruh belahan dunia. Hingga Maret
2020 semua negara dikagetkan dengan

1
WIDYANATYA | Volume 3 Nomor 1 | 2021 e-ISSN: 2656-5773

2020 COVID-19 pada akhirnya ditetapkan dari adanya pembelajaran jarak jauh yang
sebagai pandemi global oleh WHO. membutuhkan sarana informasi cepat,
Keadaan ini mempengaruhi efisien, dan tidak terbatas akan ruang dan
perubahan-perubahan dan pembaharuan waktu. Sehingga kemajuan suatu bangsa di
kebijakan di berbagai sektor kehidupan era informasi saat ini bergantung pada
termasuk juga terhadap sektor pendidikan kemampuan IT masyarakat dalam
diseluruh dunia. Indonesia salah satu memanfaatkan pengetahuan untuk
negara yang juga terdampak pada situasi meningkatkan kualitas kehidupan. Lebih-
pandemic ini kemudian mengambil lebih pemanfaatan dunia digital pada dunia
kebijkan yang mengarah kepada pendidikan.
penutupan sekolah dan perguruan tinggi. Menurut Gilster (1997: 1-2)
Melalui diterbitkannya surat edaran Study menyebutkan bahwa konsep literasi digital
from Home (SFH) dan Work From Home bukan hanya mengenai kemampuan untuk
(WFH) oleh Menteri Pendidikan dan membaca saja, tetapi juga membaca
Kebudayaan pada Maret 2020, hampir dengan makna dan mengerti. Literasi
setahun peserta didik dan guru belajar dan digital juga berkaitan dengan kemampuan
mengajar dari rumah masing-masing yang untuk memahami sebuah informasi,
bertujuan untuk menghindari Covid-19. mengevaluasi dan mengintegrasi informasi
Pandemi covid-19 tidak hanya dalam berbagai format yang disajikan oleh
mengakibatkan peserta didik belajar dari komputer. Termasuk dapat mengevaluasi
rumah, guru pun di tuntut untuk lebih dan menafsirkan informasi secara kritis.
kreatif bekerja, mengajar, memberikan Siswa merupakan salah satu pengguna
layanan dari rumah dan guru informasi. Informasi yang dibutuhkan
melaksanakan Work From Home (WFH). siswa tidak hanya dalam media cetak
Sekolah tidak lagi sebagai tempat seperti buku paket, LKS dan lainnya.
bertemunya peserta didik dan guru Namun pada masa pandemi Covid-19 ini,
melainkan semua pembelajaran dilakukan internet lebih banyak digunakan siswa
melalui daring. untuk mencari informasi tambahan
Situasi saat ini merupakan mengenai pelajaran yang diajarkan guru
tantangan bagi dunia pendidikan, melalui daring Informasi tersebut
mengubah manajemen pengelolaan sangat diperoleh melalui berbagai fasilitas yang
diperlukan untuk mengimbangi perubahan disediakan melalui website, blog, atau
yang sangat cepat. keberadaan sistem mailing list. Fenomena tersebut
digital melalui perkembangan teknologi memunculkan sumber referensi ilmiah
dan informasi yang tidak dibatasi ruang yang tersedia dalam bentuk digital dan
dan waktu bisa dimanfaatkan untuk bisa diakses untuk memperoleh berbagai
mencari informasi materi pembelajaran informasi yang berguna dalam
dengan bantuan internet. Saat ini literasi meningkatkan pembelajaran melalui
digital sudah menjadi hal yang tidak asing daring atau jarak jauh ini.
baik dibidang akademik dan non Dalam Proses pembelajaran,
akademik. Salah satu alternatif yang literasi digital dapat dimasukkan ke dalam
muncul terkait dengan literasi digital yaitu beberapa mata pelajaran salah satunya
beralihnya bahan bacaan fisik menjadi adalah mata pelajaran pendidikan agama
digital. Literasi digital memudahkan Hindu. Misalnya, dalam materi Hari Suci
pembaca dalam mengakses informasi Agama Hindu ada beberapa keterampilan
kapanpun dan dimanapun dibutuhkan yang harus dikuasai siswa seperti
menggunakan perangkat yang terhubung membaca, menyimak, dan menulis. Jika
ke jaringan internet. kecanggihan dihubungkan dengan literasi digital maka
teknologi informasi telah merubah keterampilan membaca, menyimak, dan
segalanya menjadi nyata. Hal ini terbukti menulis dapat dilakukan dengan media

2
WIDYANATYA | Volume 3 Nomor 1 | 2021 e-ISSN: 2656-5773

digital seperti blog, media sosial, web saja, tetapi dituntut untuk mempelajari
maupun youtube. berbagai sumber belajar salah satunya
penggunaan internet atau ebook. Hal
2. METODE tersebut sangat penting diterapkan, agar
Penelitian ini Deskritif adalah apa yang dipelajari sesuai dengan kondisi
pendekatan Kuantitatif Penelitian ini dan perkembangan dunia. Pendayagunaan
bertujuan untuk mendeskrispikan literasi sumber belajar dalam pembelajaran
digital siswa yang sedang melakukan memiliki arti yang sangat penting, selain
pembelajaran secara daring. Penelitian ini untuk melengkapi, memelihara, dan
lebih mengarahkan perhatian pada memperkaya khasanah belajar, sumber
pengaruh literasi digital selama proses belajar juga dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran daring. Data dikumpulkan dan kreativitas siswa. Sehingga
melalui teknik survei dan wawancara. pendayagunaan sumber belajar secara
Instrumen yang digunakan mengumpulkan maksimal, memberikan ketepatan dalam
data adalah angket literasi digital yang menggali berbagai jenis ilmu pengetahuan
telah dinyatakan valid dan reliabel yang sesuai dengan bidang kajian,
berdasarkan hasil uji coba instrumen.). sehingga pembelajaran literasi digital akan
senantiasa “up to date” dan mampu
mengikuti akselerasi teknologi dan seni
3. PEMBAHASAN yang semakin mengglobal.
3.1 Tingkat Penerapan Literasi Digital Indikator literasi digital dalam
dalam proses Pembelajaran Daring penelitian ini menggunakan indikator
Literasi dapat diartikan secara menurut Paul Gilster (1997: 18) yaitu;
sederhana sebagai kemampuan seseorang pencarian internet, panduan arah
dalam membaca dan menulis. Kata literasi hypertext, evaluasi konten informasi dan
berasal dari bahasa Inggris yaitu literacy penyusunan pengetahuan. Pencarian di
yang diartikan sebagai kemapuan baca Internet (Internet Searching) adalah
tulis. Namun demikian, pengertian literasi Kompetensi sebagai suatu kemampuan
berkembang meliputi proses membaca, seseorang untuk menggunakan internet
menulis, berbicara, mendengar, dan melakukan berbagai aktivitas di
membayangkan, dan melihat. Dalam dalamnya. Kompetensi ini mencakup
proses membaca melibatkan proses beberapa komponen yakni kemampuan
kognitif, linguistik, dan aktivitas social untuk melakukan pencarian informasi
(Ruhaena,2019). Lebih lanjut oleh Dyna diinternet dengan menggunakan search
Herlina (2017) menyatakan bahwa literasi engine, serta melakukan berbagai aktivitas
digital adalah kemampuan menggunakan di dalamnya. Pandu Arah Hypertext
teknologi dan informasi dari piranti digital (Hypertextual Navigation) Kompetensi ini
secara efektif dan efesien dalam berbagai sebagai suatu keterampilan untuk
konteks seperti akademik, karir, dan membaca serta pemahaman secara dinamis
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian terhadap lingkungan hypertext.
literasi digital yang maksudkan dalam Kompetensi ini mencakup beberapa
tulisan ini adalah bagaimana seorang guru komponen anatara lain: pengetahuan
mampu mempraktekkan secara nyata tentang hypertext dan hyperlink beserta
pengajaran literasi digital di sekolah. cara kerjanya, pengetahuan tentang
Penerapan literasi digital dalam proses perbedaan antara membaca buku teks
pembelajaran menuntut guru sebagai dengan melakukan browsing via internet,
fasilitator untuk tidak hanya pengetahuan tentang cara kerja web
mendayagunakan sumber-sumber belajar meliputi pengetahuan tentang bandwidth,
yang ada di sekolah seperti hanya http, html, dan url, serta kemampuan
mengandalkan bahan bacaan buku ajar memahami karakteristik halaman web.

3
WIDYANATYA | Volume 3 Nomor 1 | 2021 e-ISSN: 2656-5773

valuasi Konten Informasi (Content literasi digital dominan tinggi. Hal ini
Evaluation) Kompetensi ini merupakan disebabkan karena beberapa indikator
kemampuan seseorang untuk berpikir seperti siswa paham tentang pencarian
kritis dan memberikan penilaian terhadap internet, paham tentang panduan arah
apa yang ditemukan secara online disertai hypertext, bisa mengevaluasi konten
dengan kemampuan untuk informasi yang didapatnya dan bisa
mengidentifikasi keabsahan dan menyusun pengetahuan dari informasi
kelengkapan informasi yang direferensikan yang didapat dari media digital
oleh link hypertext. Kompetensi ini
mencakup beberapa komponen antara lain: 3.2 Tingkat Kemandirian Belajar siswa
kemampuan membedakan antara tampilan dalam proses Pembelajaran Daring
dengan konten informasi yakni persepsi Siswa dengan kemandirian belajar
pengguna dalam memahami tampilan yang baik akan selalu bersungguh-sungguh
suatu halaman web yang dikunjungi, mempelajari materi-materi pelajaran yang
kemampuan menganalisa latar belakang diberikan guru walaupun mereka berada di
informasi yang ada di internet yakni rumah. Kemandirian belajar yang tinggi
kesadaran untuk menelusuri lebih jauh akan membuat siswa bersedia belajar
mengenai sumber dan pembuat informasi. dengan keinginannya sendiri tanpa ada
Penyusunan Pengetahuan yang menyuruh sehingga perilaku belajar
(Knowledge Assembly) Kompetensi ini siswa lebih eksploratif, mampu mengambil
sebagai suatu kemampuan untuk keputusan, percaya diri, dan kreatif.
menyusun pengetahuan, membangun suatu Belajar mandiri bukan berarti belajar
kumpulan informasi yang diperoleh dari sendiri. Robert Tai dkk (2007: 27)
berbagai sumber dengan kemampuan menyatakan autonomous learning is the
untuk mengumpulkan dan mengevaluasi seed of scientific research yang artinya
fakta dan opini dengan baik serta tanpa kemandirian belajar merupakan dasar bagi
prasangka. Kompetensi ini mencakup penelitian ilmiah. Membantu siswa untuk
beberapa komponen yaitu: kemampuan mandiri berarti menolong mereka dari
untuk melakukan pencarian informasi bantuan orang lain (Arikunto, 2006: 108).
melalui internet, kemampuan untuk Jadi dalam melakukan aktifitas
membuat suatu personal newsfeed atau menekankan pada kebebasan melakukan
pemberitahuan berita terbaru. Gambaran sesuatu secara langsung dan bebas dari
tentang Literasi Digital dalam proses rasa takut. Perwujudan kemandirian
Pembelajaran Daring dapat dilihat pada belajar ini dapat berupa belajar sendiri,
hasil analisis berikut: belajar kelompok atau belajar klasikal.
Kemandirian belajar siswa
diperlukan agar mereka mampu
Tingkat bertanggung jawab dalam mengatur dan
Literasi Digital mendisiplinkan dirinya. Selain itu, dengan
adanya kemandirian belajar siswa juga
dapat mengembangkan kemampuan
belajar atas kemauannya sendiri. Sikap-
Literasi sikap itu perlu dimiliki oleh siswa karena
Digital
hal tersebut merupakan ciri dari
kedewasaan orang terpelajar. Siswa yang
Sangat Tinggi Sedang mandiri akan mampu menetapkan
Rendah Sangat
kompetensi-kompetensi belajarnya sendiri,
mampu mencari input belajar sendiri, dan
Berdasarkan data di atas melakukan kegiatan evaluasi diri dan
menunjukkan bahwa tingkat penerapan

4
WIDYANATYA | Volume 3 Nomor 1 | 2021 e-ISSN: 2656-5773

refleksi terhadap proses belajar yang DAFTAR PUSTAKA


dijalaninya. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Indikator kemandirian belajar pada Penelitian Suatu Pendekatan
penelitian ini yaitu keaktifan belajar, Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
kepercayaan diri dalam menyelesaikan
masalah, persistensi kegiatan belajar, _______. 2010. Manajemen Penelitian.
keterarahan belajar, dan kreativitas Jakarta: Rineka Cipta
pembelajar. Apabila siswa telah memiliki
indikator tersebut dalam melakukan Dyna Herlina S, Membangun Karakter
kegiatan belajar, maka diharapkan prestasi Bangsa Melalui Literasi Digital.
belajar akan meningkat. Gambaran tentang http://staff.uny.ac.id/sites/...msc/
kemandirian belajar dapat dilihat pada membangun-karakter-bangsa-
hasil analisis berikut: melaluiliterasi-digital.pdf

Khasanah, Dian Ratu Ayu, dkk. 2020.


Kemandirian Pendidikan Dalam Masa Pandemi
Belajar Covid29. Jurnal Sinestesia.

Kemandirian L Ruhaena.
Belajar https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream
Sangat Tinggi Sedang /handle/11617/5559/BAB%.pdf?sequence
Rendah Sangat =3&isAllowed=y.2009. Menjadi Guru
Gambar Diagram Tingkat Kemandirian Profesional: Menciptakan Pembelajaran
Belajar Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:
Remaja Rosdakarya,
Berdasarkan data di atas
menunjukkan bahwa tingkat kemandirian Yatim Riyanto, 2012.. Paradigma Baru
belajar siswa dominan tinggi. Hal ini
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
disebabkan karena beberapa indikator
seperti keaktifan belajar siswa,
kepercayaan diri dalam menyelesaikan
masalah, persistensi kegiatan belajar,
keterarahan belajar, kreativitas pembelajar
dan lain sebagainya

4. PENUTUP
Pendayagunaan sumber belajar
dalam pembelajaran melalui literasi digital
mampu memperkaya khasanah belajar
dalam meningkatkan kemandirian belajar
siswa yang baik dalam mempelajari
materi-materi pelajaran yang diberikan
guru walaupun mereka berada di rumah.
Kemandirian belajar yang tinggi akan
membuat siswa bersedia belajar dengan
keinginannya sendiri tanpa ada yang
menyuruh sehingga perilaku belajar siswa
lebih eksploratif, mampu mengambil
keputusan, percaya diri, dan kreatif..

Anda mungkin juga menyukai