Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEKNIK IDENTIFIKASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biosistematika Tumbuhan
Dosen Pengampu:
Imaniah Bazlina Wardani, M.Si

Oleh Kelompok 3:
1. Izzah afkarina (T20198027)
2. Rima uzlifatul wardah (T20198002)
3. Widiyanti amalia (T20198009)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
AGUSTUS 2021

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan macam-macam kunci identifikasi


Indentifikasi atau “pengenalan” merupakan kegiatan untuk menetapkan identitas
(“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan
namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Istilah
identifikasi sering juga digunakan istilah “determinasi” merupakan kegiatan dasar
dalam taksonomi.Identifikasi mencakup dua kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata
nama.
Jadi, identifikasi adalah menentukan persamaan dan perbedaan antara dua
makhluk hidup, kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak, baru
kemudian memberi nama.Identifikasi terhadap makhluk hidup yang sudah dikenal
pada umumnya dapat dilakukan langsung oleh otak kita.
Macam-macam Kunci Determinasi
Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal 3
macam kunci determinasi yaitu: kunci perbandingan, kunci analisis, dank kunci
sinopsis
1. Kunci perbandingan
Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan
segala ciri utamanya dicantumkan sekaligus. Yang termasuk kuncin perbandingan
antara lain :
a) Table
Kunci perbandingan berbentuk tabel memuat lajur dan kolom yang
berisi sifat dan ciri yang dipunyai dalam lajur atu kolom lain, serta ada
tidaknya sifat dan ciri yang dimiliki oleh takson-takson tersebut.
b) Kartu berlubang
Kartu berlubang mempunyai satu kartu takson serta sejumlah kartu
ciri-ciri. Kartutakson memuat lingkaran-lingkaran kecil sejumlah takson
yang dicakup yangletaknya teratur.

2
c) Kunci leenhouts
Memuat sifat dan ciri nomor takson, dan digunakan untuk
mengatasi permasalahan pada kunci tabel atau kunci berlubang.
2. Kunci analisis
Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis
sering disebut kunci dikotomi (dua ciri yang saling berlawanan), sebab pada
dasarnya terdiri atas:
- Sederet bait/kuplet
Dalam suatu kunci, sepasang pertanyaan yang saling bertentangan
dinamakan kuplet (couplet), sedangkan masing-masing pertanyaan dinamakan
bait (lead). Setiap bait terdiri atas dua atas beberapa baris yang disebut
penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain.
Artinya, apabila suatu makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri
yang lain pasti gugur. Untuk memudahkan pemakaiannya dan pengacuan maka
setiap bait diberi nomor sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Seperti
telah disinggung di atas pemakai kunci determinasi harus mengikuti bait-bait secara
bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Tapi dengan
mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun secukupnya
akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita akan dituntun langsung
pada nama takson tumbuhan yang dicari.
3. Kunci synopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan
secara tertulis. Golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat
dikelompokkan dan ciri umum utama yang diapakai sebagai dasar
pengelompokkan dicantumkan. Jadi walaupun penyajian sinopsis itu kebanyakan
menyerupaibentuk kunci bertakik, tetapi tujuan utama penyusunannya bukanlah
dimaksudkan untuk mendeterminasikan takson tumbuhan. Jadi sinopsis
merupakan bentuk kunci yang memperlihatkan gambaran sifat-sifat teknik yang
umum atau secara keseluruhan dalam membedakan golongan tumbuhan.

3
B. Cara pembuatan kunci identifikasi
Proses pembuatan kunci identifikasi diawali dengan melihat karakter
diagnosis dari setiap jenis tumbuhan, kemudian membuat tabel persamaan dan
perbedaan karakter. Kolom pada tabel untuk nama jenis dan baris untuk karakter
diagnosis. Nilai tersebut akan mengelompokkan atau memisahkan jenis satu dengan
yang lainnya sehingga dapat digunakan untuk membuat kunci identifikasi dikotomi.
(Oktaviani S, 2015)1
Kunci identifikasi disebut juga kunci determinasi. Penggunaan kunci
determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus . Namun,
sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk
identifikasi. Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun dengan menggunakan ciri-
ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas
dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan)
sehingga disebut kunci dikotomis.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita
memerlukan alat pembanding berupa gambar, realita atau spesimen (awetan hewan
dan tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci
identifikasi.
Identifikasi tumbuhan yang belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan harus
tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti dimuat dalam
KITT. Nama takson baru itu selanjutnya harus dipublikasikan melalui cara-cara yang
diatur pula oleh KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan
diperkenalkan oleh dan ke dunia ilmiah itu memerlukan bekal yang lazimnya hanya
dimiliki oleh mereka yang berpendidikan ilmu hayat, khususnya taksonomi
tumbuhan. Oleh karena itu pekerjaan identifikasi yang pertama kali itu hanya
dilakukan oleh ahli-ahli yang bekerja dalam lembaga penelitian taksonomi tumbuhan
(herbarium), jarang sekali oleh pihak-pihak lain di luar mereka. Adapun teknik
identifkasi yaitu:

1
Oktaviani S, V. N. (2015). Trips (Thysanoptera: Tripidae) yang berasosiasi dengan tanaman hortikultura di Jawa
Barat dan Ientifikasi Jenis. Entomologi Indonesia, 3.

4
a. Bertanya langsung kepada ahlinya
b. Mencocokkan dengan herbarium
c. Mencocokkan dengan uraian dan gambar dalam buku flora atau monografi
d. Menggunakan kunci identifikasi

• Contoh Pembuatan kunci identifikasi


Contoh yang kami ambil yaitu : Penyusunan kunci identifikasi utk 5 spesies
berdasarkan pada sifat morfologi daun.
1. Gmelina arborea (Gmelina)
2. Caesalpinia pulcherrima (Kembang merak)
3. Chrysophyllum cainito (Sawo duren)
4. Artocarpus heterophyllus (Nangka)
5. Swietenia macrophylla (Mahoni)
Langkah 1: uraikan sifat morfologi daun tiap jenis.
 Gmelina arborea (daun tunggal, oppsite)
 Caesalpinia pulcherrima (daun majemuk ganda dua, alternate)
 Chrysophyllum cainito (daun tunggal, alternate, bagian bawah daun
berwarna coklat keperakan)
 Artocarpus heterophyllus (daun tunggal, alternate bagian bawah daun
berwarna hijau)
 Swietenia macrophylla (daun majemuk ganda satu, alternate)
Rincian sifat morfologi daun:
1. G. arborea : tunggal, opposite
2. C. pulcherrima : mjk menyirip ganda 2,alternate
3. C. cainito : tunggal, alt.distichous, bag. bwh. berwarna cokelat
4. A.heterophyllus : tunggal, alternate,bag. bwh. Hijau
5. S. macrophylla : mjk menyirip ganda 1,Alternate

5
Langkah kedua: membuat konsep bagan

Langkah ketiga: tulis kunci identifikasi berdasarkan bagan yang telah kita buat:
1. a. Komposisi daun majemuk ………………………………. 2
b. Komposisi daun tunggal ………………………………… 3
2. a. Menyirip ganda 1 ……………………….. S. macrophylla
b. Menyirip ganda 2 ………………………. C. pulcherrima
3. a. Tata daun opposite ……………………. G. arborea
b. Tata daun alternate atau alternate distichous…….. 4
4. a. Bag. bawah berwarna hijau…………. A.heterophyllus
b. Bag. Bawah berwarna cokelat ……… C. cainito
Dari contoh diatas dapat kita ketahui kunci identifikasi dari masing-masing
tumbuhan berdasarkan sifat morfologi daun.
1. Gmelina : 1a – 3a
2. Kembang merak : 1a – 2b
3. Sawo duren : 1b – 3b – 4b
4. Nagka : 1b – 3b – 4a
5. Mahoni : 1a – 2a

6
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A.,& Reece, J. B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.


Lumowa, Sonja V.T. 2012. Botani Tingkat Tinggi. Universitas Mulawarman : Samarinda
Oktaviani S, V. N. (2015). Trips (Thysanoptera: Tripidae) yang berasosiasi dengan
tanaman hortikultura di Jawa Barat dan Ientifikasi Jenis. Entomologi Indonesia, 3.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Taksonomi Tumbuhan Spermathopyhta. Gajah Mada
University Press : Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1998. Taksonomi Umum. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.
.

Anda mungkin juga menyukai