OLEH:
PATRICK SAMKY RADJAH
202010121296
Apabila ditilik dari proses perkembangan hukum dalam sejarah terhadap hubungan
dengan eksistensi dan peranan dari kesadaran hukum masyarakat ini dalam tubuh hukum
positif, terdapat suatu proses pasang surut dalam bentangan waktu yang teramat panjang.
Hukum masyarakat primitif, jelas merupakan hukum yang sangat berpengaruh, bahkan
secara total merupkan penjelmaan dari hukum masysarakatnya. Kemudian, ketika
berkembangnya paham scholastic yang di percaya. Hukum berasal dari tahun (abad
pertengahan) dan berkembang mazhab hukum alam modern (abad ke- 18 dan ke-19),
mengultuskan rasio manusia, eksistensi dan peranan kesadaran, sangat kecil dalam hal
ini, kesadaran hukum tidk penting lagi bagi hukum. Yang terpenting adalah titah tuhan
sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab suci (mazhab scholastik) atau hasil
renungan manusia dengan menyesuaikan rasionya. (Mazhab hukum alam modern)
selanjutnya, ketika berkembangnya paham-paham sosiologi pada akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20 yang masuk juga kedalam bidang hukum.Masalah kesadaran hukum
masyarakat mulai lagi berperan dalam pembentukan, penerapan dan penganalisaan
hukum. Dengan demikian, terhadap hukum dalam masyarakat maju berlaku ajaran yang
disebut dengan co-variant theory. Teory ini mengajarkan bahwa ada kecocokan antara
hukum dan bentuk-bentuk prilaku hukum. Disamping itu berlaku juga doktrin volksgeist
(jiwa bangsa) danrechtsbemu stzijn (kesadaran hukum) sebagaimana yang diajarkan oleh
Eugen Ehrlich misalanya doktrin-doktrin tersebut mengajarkan bahwa hukum haruslah
sesuai dengan jiwa bangsa/kesadaran hukum masyarakat. Kesadaran hukum dipandang
sebagai mediator antara hukum dan bentuk-bentuk prilaku manusiadalam masyarakat.
Dalam tubuh hukum terjadi semacam perkembangan sehingga sampai pada hukum
yang maju, atau diasumsi maju seperti yang dipraktekan saat ini oleh berbagai negara.
Perkembangan hukum itu sendiri umumnya terjadi sangat lamban meskipun sekali terjadi
agak cepat. Namun perkembangan dari hukum kuno pada hukum modern merupakan
perjuagan manusia tiada akhir satu dan lain hal disebabkan masyarakat, dimana hukum
berlaku berubah terus menerus dalam perkembangan hukum itu sendiri terkadang
dilakukan dengan revisi atau amendemen terhadap undang – undang yang sudah ada
tetapi sering pula dilakukan dengan menganti undang – undang lama dengan undang –
undang baru. Bahkan hukum modern telah menetukan prinsip dan asas hukum yang baru
dan meninggalkan prinsip dan asas hukum yang lama dan sudah cenderung ketinggalan
zaman. Dalam hubungannya dengan perkebangan masyarakat, hukum mengatur tentang
masalah struktur sosial nilai – nilai dan larangan – larangan atau hal – hal yang menjadi
tabu dalam masyarakat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh pandemi terhadap kepatuhan masyarakat terhadap hukum
dan kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dalam beberapa bulan terakhir
berdampak serius pada kehidupan sosial dan ekonomi terutama di sektor
keberlangsungan dunia usaha dan ketenagakerjaan.
Kepatuhan berarti ketundukan,ketaatan keadaan seseorang tunduk menuruti
sesuatu atau sesorang. Jadi, dapatlah dikatakan kepatuhan hukum adalah keadaan
seseorang warga masyarakat yang tunduk patuh dalam satu aturan main (hukum)
yang berlaku.
3.2 Saran
Saya berharap paper ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar tertarik
untuk terus dapat meningkatkan keingintahuannya terhadap informasi baru yang
bermanfaat. Demi kesempurnaan paper ini, saya berharap kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnua membangun agar makalah ini bisa lebih baik untuk ke
depannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5eccde334c1a2/dampak-pandemi-mesti-
diantisipasi-dalam-kebijakan-hukum?page=2 Di akses pada tanggal 29 November
2020 pukul : 20.49
http://journals.ums.ac.id/index.php/suhuf/article/view/1428 Di akses pada tanggal 29
November 2020 pukul : 20.54
Google Berita Tentang Ketaatan Hukum Masyarakat Ditengah Pandemi Covid-19.
Di akses pada tanggal 29 November 2020 pukul : 20.57
Link : https://www.bonepos.com/2020/03/29/opini-ketaatan-hukum-masyarakat-
ditengah-pandemi-covid-19