Anda di halaman 1dari 8

SCIENTIA J. Far.

Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan


Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus
Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia

10 (2) ; 192 - 199 , 2020

Penetapan Kadar Flavonoid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten)


Steenis) Dengan Spektrofotometri Uv-Vis
Rusdiati Helmidanora, Yullia Sukawaty, Husnul Warnida
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda
email : etty.lala1@gmail.com

Diterima : 23-03-2020 ; Direvisi : 17-06-2020; Diterbitkan : 10-08-2020

ABSTRAK

Tumbuhan binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) digunakan secara empiris untuk mengobati luka
gigitan dan luka infeksi. Penelitian terdahulunya menyatakan ekstrak binahong bersifat antibakteri, antifungi,
antivirus, antidiabetes, antihipertensi, anti inflamasi, analgesil, dan antioksidan. Metabolit sekunder yang
memberikan aktivitas farmakologi ini adalah flavonoid yang terkandung di dalam daun binahong Penelitan ini
bertujuan untuk mengetahui jumlah falvonoid total yang terkandung dalam daun binahong. Serbuk simplisa daun
binahong dimaserasi dengan pelarut etanol 95%. Diperoleh rendemen ekstrak 6,10%b/b. Hasil skirining Fitokimia
menjukkan keberadaan flavonoid, alkaloid, saponin, dan fenol. Kadar flavonoid total ditetapkan dengan
spektrofotometri menggunakan reagen aluminium klorida. Jumlah flavonoid total dihitung dari kurva kalibrasi
kuersetin (Y = 0.01856x - 0.01092, r2 = 0.99474). Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun binahong mengandung
senyawa flavonoid sebanyak 25.8969 mg QE/g.
Kata Kunci : binahong; kadar flavonoid total; spektrofotometri.

ABSTRACT

Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, is also known as Madeira vine, is used traditionally to cure wounds
from animal bite or infected wounds. Several scientific research had proven that A. Cordifolia had
pharmacological activities as antibacterial, antifungal, antivirus, antidiabetic, antihypertensive,
anti-inflammatory, analgesic and antioxidant. Many of the plant species used as folk medicines include flavonoids
in their compositions, leading to the popular belief that the attributed therapeutic activities are associated with
the presence of flavonoids. The objective of the present study was to determine the total flavonoids content of A.
cordifolia leaves. The powdered leaves were extracted with maceration method using ethanol 95% solvent. The
extract was concentrated to dryness to yield a crude ethanol extract. The yield of ethanol extract was 6.10%w/w.
Phytochemical screening of A. cordifolia leaves ethanol extract showed the presence of alkaloids, flavonoids,
saponins, and phenolic compounds. Total flavonoid content was estimated by spectrophotometric assay based on
aluminium complex formation. Total flavonoid content was determined from the calibration curves of quercetin (Y
= 0.01856x - 0.01092, r2 = 0.99474) The results showed that A. Cordifolia ethanol extract possessed flavonoid
components (25.8969 mg QE/g of dry material)
Keywords : Anredera cordifolia; total flavonoids content; spectrophotometric assay.

192

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
PENDAHULUAN tersebut, penelitian ini bertujuan menetapkan
Pemanfaatan bahan alam sebagai obat kadar flavonoid total pada sampel daun
tradisional telah berlangsung turun temurun di binahong yang berasal dari Kalimantan Timur.
masyarakat. Salah satu bahan alam yang
memiliki khasiat obat adalah tanaman binahong ALAT DAN BAHAN
(Anredera cordifolia) (Ten) Steenis. Studi Alat yang digunakan adalah oven (Merck),
etnofarmakologi yang dilakukan Rofida (2010) maserator (IKA), neraca analitik (Ohaus),
menyatakan bahawa masyarakat secara empiris blender (Philips), penangas air (Faith), lampu
menggunakan tanaman binahon untuk UV 254 nm dan 366 nm, spektrofotometer
mengobati neri gigi, nyeri kepala, mengurangi UV-Vis (Shimadzu), rotary evaporator (IKA),
nyeri dan peradangan pasca operasi, migrain, alat-alat gelas (Iwaki pyrex).
radang tenggorokan, asam urat, rematik, dan Bahan yang digunakan adalah daun
menormalkan kadar kolesterol dalam darah. Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis),
Pada penelitian sebelumnya, Leliqia et al. air, etanol 95%, FeCl3 1%, amil alkohol,
(2017) menyatakan bahwa tanaman binahong pereaksi Mayer, pereaksi Bouchardat, pereaksi
memiliki aktivitas antibakteri, antifungi, Dragendorff, serbuk magnesium, asam klorida
antivirus, antidiabetes, antipertensi, vasodilator, pekat.
diuretik, antiobesitas, hipolipidemia,
hepatoprotektif, anti inflamasi, analgesik, dan PROSEDUR PENELITIAN
menyembuhkan luka. Kandungan metabolit Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Etanol
sekunder flavonoid diduga berperan penting Daun Binahong
dalam aktivitas tanaman binahong Cara pembuatan simplisia dimodifikasi dari
menyembuhkan gejala penyakit. Flavanoid penelitian Yuniarti & Lukiswanto (2017).
merupakan golongan terbesar dari senyawa Daun binahong dipilih yang berwarna hijau.
fenol, senyawa fenol mempunyai sifat efektif Daun dicuci bersih, ditiriskan dan dirajang.
menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan Selanjutnya dikering-anginkankan di bawah
jamur. Mekanisme kerja dari flavonoid dalam sinar matahari tidak langsung. Dilakukan
menghambat pertumbuhan bakteri, antara lain, sortasi kering dan pengeringan dilanjutkan
flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan dalam oven bersuhu suhu 40°C.
permeabilitas dinding sel bakteri dan flavonoid Ditimbang simplisia 250 gram, maserasi
mampu menghambat motilitas bakteri (Darsana d e n g a n menggunakan perbandingan1:10
et al., 2012) ). Flavonoid merupakan salah satu (simplisia:pelarut), menggunakan 5 liter etanol
metabolit sekunder yang memiliki aktivitas 95% sebagai cairan penyari dan diaduk
antioksidan karena mampu mendonasikan atom menggunakan maserator selama 6 jam setelah
H dari gugus hidroksi kepada senyawa radikal itu didiamkan selama 18 jam. Ekstrak
bebas (Ipand et al., 2019). dipisahkan dari ampas. Selanjutnya ampas
Potensi tanaman binahong cukup besar dimaserasi kembali sebanyak 2 kali. Ekstrak
untuk dijadikan fitofarmaka. Tetapi kualitas yang diperoleh diuapkan hingga diperoleh
kandungan senyawa dalam tanaman yang ekstrak kental.
berpotensi sebagai obat dapat dipengaruhi oleh
perbedaan asal tanaman, bagian tubuh tanaman Uji Fitokimia Ekstrak Daun Binahong
yang diuji, kondisi daerah tanam dan jenis Uji fitikomia merupakan uji pendahuluan
pelarut yang digunakan (Salim et al., 2016). terhadap ekstrak daun binahong meliputi
Untuk itu diperlukan standarisasi simplisia dan pemeriksaan senyawa golongan flavonoid,
ekstrak tanaman binahong. Tujuan dari alkaloid, fenol, dan saponin.
standardisasi adalah menjaga stabilitas dan Pembuatan Larutan Uji
keamanan, serta mempertahankan konsistensi Ekstrak daun binahong ditimbang
kandungan senyawa aktif yang terkandung sebanyak 0,5 gram, lalu dilarutkan dalam etanol
dalam simplisia maupun ekstrak. Salah satu 95% sebanyak 10 ml di dalam labu ukur 100 ml
parameter standar adalah kadar flavonoid total hingga larut sempurna, lalu ditambahkan air
dalam ekstrak. Berdasarkan latar belakang suling hingga 100 ml.

193

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
Uji Senyawa Flavonoid Penentuan panjang gelombang serapan
Sebanyak 10 tetes larutan uji dimasukkan maksimum ( λMax) quersetin
ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0.1 g Penentuan panjang gelombang
serbuk Mg, 1 ml HCL pekat, 2 ml amil alkohol. maksimum mengunakan larutan induk
Selanjutnya dikocok dan dibiarkan memisah, quersetin pada range 350-500 nm, digunakan
jika lapisan amil alkohol berwarna kuning, untuk mengukur dari serapan ekstrak etanol
orange, merah menunjukkan adanya flavonoid. daun binahong.
Uji Senyawa Alkaloid Pembuatan kurva standar quersetin
Pereaksi Mayer Ditimbang 25 mg baku standar kuersetin
Sepuluh tetes larutan uji dimasukkan ke dan dilarutkan dalam 25 ml etanol 95%. dibuat
dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan induk kuersetin 100 ppm. Dibuat
pereaksi mayer sebanyak 2 tetes. Bila larutan standar kuersetin konsentrasi 2 ppm, 4
terbentuk endapan putih menunjukkan ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm. Dari tiap
adanya senyawa alkaloid. larutan standar kuersetin diambil 0,5 ml dan
Pereaksi Bouchardat ditambahkan 0,1 ml AlCl3 10% dan 0,1 ml
Sepuluh tetes larutan uji dimasukkan ke Kalium asetat 1 M. Sampel diinkubasi selama
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 30 menit pada suhu kamar. Absorbansi diukur
pereaksi bouchardat sebanyak 2 tetes. dengan spekrofotometri UV-Vis pada panjang
Bila terbentuk endapan coklat sampai gelombang serapan masimum 431 nm.
hitam menunjukkan adanya senyawa Penetapan kadar flavonoid
alkaloid. Ditimbang 100 mg ekstrak, dilarutkan
Pereaksi Dragendorff dalam 100 ml etanol 95%, dibuat konsentrasi
Sepuluh tetes larutan uji dimasukkan ke 1000 ppm. Dari larutan standar diambil 0,5 ml
dalam tabung reaksi dan ditambahkan kemudian ditambah 0,1 ml AlCl3 10 % dan 0,1
pereaksi dragendorff sebanyak 2 tetes. ml Kalium asetat 1M. Sampel diinkubasi
Bila terbentuk endapan merah selama 30 menit pada suhu kamar. Absorbansi
menunjukkan adanya senyawa alkaloid. diukur dengan spekrofotometri UV-Vis.
Sampel dibuat dalam 5 replikasi untuk setiap
Uji Senyawa Fenol analisis dan diperoleh nilai rata-rata
Sepuluh tetes larutan uji dimasukkan ke absorbansi.
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes
larutan besi (III) klorida 3%. Jika terjadi biru HASIL DAN PEMBAHASAN
kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan Pembuatan Ekstrak daun binahong
adanya fenol. Sampel daun binahong diperoleh dari
Perumahan Universits Mulawarman, kelurahan
Uji Senyawa Saponin Sungai Pinang Luar, kota Samarinda. Daun
Sepuluh tetes larutan uji dimasukkan ke binahong dirajang sebelum dimaserasi untuk
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes memperbesar luas permukaan simplisia agar
air panas, dikocok selama 15 detik hingga proses ekstraksi lebih maksimal. Ekstraksi
terbentuk busa. Kemudian ditambahkan 1 tetes daun binahong dilakukan secara maserasi
asam iodide 2N. Jika buih tidak hilang menggunakan pelarut etanol 95%. Dilakukan 3
menunjukkan adanya saponin. kali remaserasi dengan tujuan memaksimalkan
penarikan metabolit sekunder yang terdapat
Penetapan Kadar Flavonoid Ekstrak Daun dalam daun binahong. Hasil ekstraksi daun
Binahong binahong dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Ekstraksi dan Rendemen


Simplisia Simplisia Susut Berat Bobot Ekstrak Rendemen
Basah (kg) Kering (kg) (%) (g) (%)
8,00 1,50 81,25 133,43 6,10
194

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

Simplisia daun binahong mengalami etanol 70% sebesar 10,19% (Kumalasari &
penyusutan berat sebesar 81,75% setelah proses Sulistyani, 2011). Perbedaan pelarut
pengeringan. Penyusutan terjadi karena proses mempengaruhi jumlah rendemen ekstrak yang
penguapan air dan senyawa mudah menguap dihasilkan. Pelarut etanol 70% lebih polar
dari simplisia (Wiraguna, et al., 2015). daripada etanol 95%, hal ini menyebabkan
Penyusutan juga disebabkan oleh proses sortasi senyawa polar seperti saponin, tanin, dan
basah dan sortasi kering yang menghilangkan flavonoid lebih banyak terlarut.
pengotor dari simplisia. Jumlah penyusutan
berat simplisia daun binahong tidak jauh Uji Kualitatif Metabolit Sekunder
berbeda dengan penyusutan berat simplisia Skrining fitokimia digunakan untuk
daun pandan (Purwanti et al., 2018) dan mengetahui kandungan metabolit sekunder dan
simplisia daun sambung nyawa (Priamsari et makromolekul (Harbourne, 1987). Pada
al., 2016), yaitu di atas 80%. penelitian ini dilakukan skrining fitokimia
Rendemen simplisia daun binahong yang untuk untuk mengetahui senyawa metabolit
diperoleh sebesar 6,10%. Nilai ini lebih kecil sekunder yang terdapat pada ekstrak etanol
daripada nilai rendemen simplisia daun daun binahong.
binahong yang diekstraksi dengan pelarut

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia

Kandungan Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Binahong


Alkaloid:
1. Pereaksi Mayer -
2. Pereaksi Bouchardat +
3. Pereaksi Dragendrof +
Flavonoid +
Fenol +
Saponin +

Keterangan :
+ : Mengandung senyawa metabolit sekunder .
- : Tidak mengandung senyawa metabolit sekunder.

Metabolit sekunder yang terdapat dalam menunjukkan hasil positif dengan 2 dari 3
ekstrak daun binahong adalah alkaloid, pereaksi, yaitu pereaksi dragendroff dan
flavonoid, tanin, dan saponin. Keberadaan bouchardat, sehingga sampel dinyatakan
flavonoid dalam ekstrak etanol daun binahong mengandung senyawa alkaloid. Hasil ini
ditandai dengan pemisahan lapisan amil berbeda dengan penelitian Basyuni et al. (2016)
alkohol berwarna jingga. Fenol diidentifikasi yang menyebutkan ekstrak etanol daun
dengan warna biru kehitaman, sedangkan binahong positif terhadap pereaksi dragendroff,
saponin ditandai dengan pembentukan busa tetapi negatif terhadap pereaksi bouchardat dan
yang stabil. mayer. Tetapi Penelitian Sukandar et al. (2016)
Keberadaan alkaloid diidentifikasi dari menyatakan ekstrak etanol daun binahong
terbentuknya endapan putih atau kuing ketika mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, dan
ditambah pereaksi mayer, terbentuk endapan saponin.
coklat sampai hitam ketika ditambah pereaksi Menurut Rahmawati et al. (2013), salah
bouchardat terbentuk endapan coklat sampai satu flavonoid yang terdapat dalam ekstrak
hitam, dan terbentuk endapan jingga sampai daun binahong adalah
merah coklat ketika ditambah pereaksi 3,5,3',4'-tetrahydroxiflavonol. Penambahan
dragendrof. Ekstrak daun binahong serbuk magnesium dan asam klorida akan
195

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
bereaksi dengan flavonoid di dalam ekstrak dan dan flavonol (Azizah et al, 2014) sehingga
memberikan perubahan warna kuning hingga dapat membentuk kompleks warna dengan
merah bata. Pembentukan warna terjadi karena AlCl3, ditandai dengan larutan menghasilkan
reduksi inti benzopiron dalam senyawa warna yang lebih kuning. Penambahan kalium
flavonoid oleh magnesium dan asam klorida. asetat diperlukan agar C-4 keto dan 3 atau
5-OH tetap stabil sehingga mempertahankan
Uji Kuantitatif Kandungan Flavonoid panjang gelombang pada daerah visible (Chang
Uji kuantitatif senyawa flavonoid total dari et al., 2002).
ekstrak etanol 95% daun binahong dilakukan Pengukuran panjang gelombang serapan
dengan spektrofotometri UV-Vis karena maksimum dilakukan dalam rentang 350-500
flavonoid memberikan serapan dan spektrum nm dengan mengukur absorbansi dari larutan
sinar tampak yang berasal dari sustem aromatik standar kuersetin. Sebelum dilakukan
yang terkonjugasi (Harbourne, 1987). penetapan kadar flavonoid total, terlebih dahulu
Penelitian ini menggunakan kuersetin sebagai ditentukan panjang gelombang serapan
standar. Pengujian kuantitatif flavonoid total maksimum kuersetin. Panjang gelombang
ektrak daun binahong menggunakan reagen serapan maksimum yang diperoleh adalah 431
AlCl3. Penentuan flavonoid total dari ekstrak nm. Berdasarkan gambar 1, panjang gelombang
etanol daun binahong dilakukan dengan prinsip serapan maksimum larutan standar kuersetin
pengukuran berdasarkan pembentukan warna adalah 431 nm. Hal ini sama dengan penelitian
dengan reagen AlCl3. AlCl3 membentuk yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2017) yang
kompleks dengan flavonoid sehingga terjadi meneliti flavonoid total buah patikala pada
pergeseran panjang gelombang ke arah visible panjang gelombang 431 nm. Panjang
(sinar tampak). Kuersetin merupakan flavonoid gelombang ini memiliki selisih dengan Aminah
golongan flavonol yang memiliki gugus keto et al. (2017) yang menggunakan panjang
pada C-4 dan memiliki gugus hidroksil pada gelombang 435 nm untuk menetapkan jumlah
atom C-3 atau C-5 yang berdekatan dari flavon flavonoid total ekstrak kulit buah alpukat.

Gambar 1. Spektrum Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kuersetin

Tabel 3. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kuersetin


Konsentrasi (ppm) Absorbansi (y)
2 0.0266
4 0.0590
6 0.1073
8 0.1349
10 0.1743

196

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
Penentuan kurva baku kuersetin dilakukan absorbansi. Diperoleh persamaan linear y =
dengan membuat 5 seri konsentrasi yaitu 2, 4, 0,01856x - 0,01092 dengan nilai r2 yang
6, 8, dan 10 ppm. Seri larutan ini diukur diperoleh sebesar 0,99474 dan nilai r adalah
absorbansinya pada panjang gelombang 0,973. Nilai (r) ini mendekati angka 1 yang
maksimum 413 nm. Data absorbansi yang menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut
diperoleh dapat dilihat pada tabel 3, selanjutnya adalah linier. Grafik kurva baku kuersetin dapat
dibuat grafik kurva konsentrasi versus dilihat gambar 2
.

Gambar 2. Kurva baku Kuersetin pada panjang gelombang serapan maksimum 431 nm

Tabel 4. Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Binahong


Replikasi Absorbansi Flavonoid total (mgQE/g) Persentase Kadar
(y) Flavonoid Total
1 0.4715 25.9968
2 0.4681 25.8110
3 0.4693 25.8743 2,5896
4 0.4697 25.8998
5 0.4698 25.9027

Pengukuran kadar flavonoid total ekstrak menunjukkam bahwa dalam 100 gram serbuk
etanol daun binahong dibuat sebanyak lima (5) simplisia daun binahong terdapat 2,5896 gram
replikasi untuk keperluan akurasi data. senyawa flavonoid.
Pengukuran dilakukan pada panjang Kadar flavonoid total ekstrak etanol daun
gelombanga maksimum 431 nm dan waktu binahong lebih besar daripada kadar flavonoid
inkubasi 30 menit. Perlakuan inkubasi selama total pada rebusan daun binahong. Menurut
30 menit sebelum pengukuran dimaksudkan Ristanti (2019), kadar flavonoid total rebusan
agar reaksi berjalan sempurna, sehingga daun binahong basah sebesar 1,962% dan kadar
intensitas warna yang dihasilkan lebih flavonoid total rebusan daun binahong kering
maksimal (Azizah et al, 2014). sebesar 1,393%. Hal ini serupa dengan hasil
Nilai absorbansi ekstrak daun binahong penelitian Stankovic et al. (2011) yang
dimasukkan ke dalam persamaan kurva baku menyatakan bahwa kandungan flavonoid
kuersetin yaitu y = 0,01856x - 0,01092. tertinggi ada pada pelarut dengan kepolaran
Diperoleh flavonoid total ekstrak etanol daun sedang. Air adalah pelarut yang lebih polar
binahong sebesar 25,8969 mg. Pengukuran dibandingkan dengan etanol, sehingga senyawa
kadar flavonoid total ekstrak etanol daun flavonoid akan cenderung untuk terlarut lebih
binahong sebesar 2,5896% b/b dihitung banyak dalam etanol dibandingkan air.
terhadap flavonoid kuersetin (QE). Hasil ini

197

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
KESIMPULAN Escherichia Coli secara In
Berdasarkan hasil penelitian dapat vitro. Indonesia Medicus Veterinus, 1(3),
disimpulkan bahwa daun binahong (Anredera 337-351.
cordifolia) mengandung senyawa flavonoid, Harborne, J. B. (1987). Metode fitokimia:
alkaloid, fenol, dan saponin. Kadar flavonoid Penuntun cara modern menganalisis
total dalam ekstrak etanol daun binahong tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
sebesar 2.589 %. Ipand, I., Triyasmono, L., & Prayitno, B.
(2019). Penentuan Kadar Flavonoid
DAFTAR PUSTAKA Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Ahmad, A. R., Juwita, J., Ratulangi, S. A. D., Etanol Daun Kajajahi (Leucosyke
& Malik, A. (2017). Penetapan kadar capitellata Wedd.). Jurnal
fenolik dan flavonoid total ekstrak Pharmascience, 3(1), 93-100.
metanol buah dan daun patikala Kumalasari, E., & Sulistyani, N. (2011).
(Etlingera elatior (Jack) RM Antifungal activity of ethanol extract of
SM). Pharmaceutical Sciences And binahong rod (Anredera cordifolia
Research (Psr), 2(1), 1-10. (Tenore) Steen.) on Candida albicans and
Aminah, A., Tomayahu, N., & Abidin, Z. phytochemical
(2017). Penetapan kadar flavonoid total screening. Pharmaciana, 1, 51-62.
ekstrak etanol kulit buah alpukat (Persea Leliqia, N. P. E., Sukandar, E. Y., & Fidrianny,
Americana Mill.) dengan metode I. (2017). Overview of efficacy, safety
spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal and phytochemical study of Anredera
Fitofarmaka Indonesia, 4(2), 226-230. cordifolia (Ten.) Steenis. Pharmacology
Azizah, D. N., Kumolowati, E., & Faramayuda, Online,(1), 124-131.
F. (2014). Penetapan kadar flavonoid Rofida, S. (2010). Studi Etnobotani Dan
metode AlCl3 pada ekstrak metanol kulit Etnofarmakologi Umbi Binahong
buah kakao (Theobroma cacao (Anredera cordifolia (Ten)
L.). Kartika: Jurnal Ilmiah Steenis). Farmasains: Jurnal Farmasi
Farmasi, 2(2), 33-37. dan Ilmu Kesehatan, 1(1).
Basyuni, M., Ginting, P. Y. A. B., & Lesmana, Ristanti, A. (2019). Penetapan kadar flavonoid
I. (2017, November). Phytochemical total rebusan daun binahong (Anredera
analysis of binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) basah dan
cordifolia) leaves extract to inhibit in kering dengan metode spektrofotometri
vitro growth of Aeromonas hydrophila. UV-VIS, Artikel ilmiah, Akademi
In AIP Conference Proceedings (Vol. Farmasi Putera Indonesia.
1904, No. 1, p. 020072). AIP Publishing Salim, M., Isnawati, A., & Sulistyaningrum, N.
LLC. (2016). Karakterisasi simplisia dan
Chang, C. C., Yang, M. H., Wen, H. M., & ekstrak kulit buah duku (Lansium
Chern, J. C. (2002). Estimation of total domesticum Corr) dari Provinsi
flavonoid content in propolis by two Sumatera Selatan dan Jambi. Jurnal
complementary colorimetric Kefarmasian Indonesia, 117-128.
methods. Journal of food and drug Stankovic, M. S. (2011). Total phenolic
analysis, 10(3). Rahmawati, L., content, flavonoid concentration and
Fachriyah, E. K. D., & Kusrini, D. antioxidant activity of Marrubium
(2013). Isolation, identification, and peregrinum L. extracts. Kragujevac J
antioxidant activity test of flavonoids Sci, 33(2011), 63-72.
compound from binahong leaves. Chem Sukandar, E. Y., Kurniati, N. F., & Nurdianti,
Info, 1(1), 165-73. A. N. (2016). Antiobesity Effect of
Darsana, I. G. O., Besung, I. N. K., & Mahatmi, ethanol extract of andredera cordifolia
H. (2012). Potensi daun binahong (ten) steenis leaves on obese male wistar
(Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) rats induced by high-carbohydrate
dalam menghambat pertumbuhan bakteri diet. Internasional Journal Of Pharmacy

198

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
and Pharmaceutical Sciences. ISSN,
0975-1491.
Priamsari, M. R., Susanti, M. M., & Atmaja, A.
H. (2016). Pengaruh Metode
Pengeringan Terhadap Kualitas Ekstrak
dan Kadar Flavonoid Total Ekstrak
Etanolik Daun Sambung Nyawa (Gynura
Procumbens (Lour.) Merr.). Jurnal
Farmasi (Journal of Pharmacy), 5(1,
Oktober), 29-33.
Purwanti, N. U., Yuliana, S., & Sari, N. (2018).
Pengaruh cara penegringan simplisia
daun pandan (Pandanus amaryllifolius)
terhadap aktivitas penangkal. Jurnal
Farmasi Medica/Pharmacy Medical
Journal (PMJ), 1(2).
Wiraguna, I. G. N. P., Wartini, N. M., & Yoga,
I. W. G. S. (2015). Pengaruh metode dan
lama curing terhadap karakteristik daun
pandan wangi (Pandanus amaryllifolius
Roxb.). Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Agroindustri, 3(2), 109-119.
Yuniarti, W. M., & Lukiswanto, B. S. (2017).
Effects of herbal ointment containing the
leaf extracts of Madeira vine (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) for burn wound
healing process on albino
rats. Veterinary world, 10(7), 808.

199

e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee

Anda mungkin juga menyukai