SPTK Halusinasi - Ekka Nurfitrya A

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Format Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Nama Pasien : Ny. Utari


Hari/tanggal : Rabu, 6 Oktober 2021
Pertemuan ke : 1
Fase :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN
DO:
Klien tampak bicara sendiri, klien tampak senyum senyum sendiri
DS:
Klien mengatakan sering mendengar suara suara aneh yang seperti ingin membunuhnya
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Dengar
3. TUJUAN KEPERAWATAN
Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya, Klien dapat mengontrol halusinasi
yang dialaminya dan klien daoat mengikuti program pengobatan secara optimal
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
SP. 1
a. Bantu pasien mengenal halusinasi: isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
saat terjadi halusinasi
b. Latih mengontrol halusinasi dengan cara: menghardik. Tahapan tindakan berupa:
1) Jelaskan cara menghardik
2) Peragakan cara menghardik
3) Minta pasien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien
5) Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik, memperkenalkan diri
Assalamu’alaikum, selamat pagi ibu. Perkenalkan nama saya perawat Ekka
Nurfitrya Agustin, saya biasa di panggil suster Ekka, saya perawat yang dinas di
ruangan mawar. Hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00 – 14.00. Saya yang
akan merawat ibu selama ibu di rawat di rumah sakit ini, boleh saya berkenalan?
Nama ibu siapa? Biasa dipanggil apa?
b. Membuka pembicaraan dengan topic umum
1) Bagaimana perasaan ibu saat saat ini?
2) Apa keluhan bapak saat ini?
c. Evaluasi/validasi Kontrak:
1) Topik :
Bagaimana kalau kita sekarang berbincang – bincang mengenai suara – suara
yang sering ibu dengar? Mau ya bu?
2) Waktu
Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit ya bu?
3) Tempat
Bu mau berbincang – bincang dimana? Bagaimana kalau disini?
2. Fase kerja (Penjabaran tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pertemuan
dengan kalimat langsung)
“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?
“Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu – waktu? Kapan ibu paling sering
mendengar suara itu? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah waktu tersendiri?
“Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang ibu lakukan saat
mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara itu hilang? Bagaimana kalau kita
belajar cara – cara unuk mencegah suara suara itu muncul? Ibu ada 4 cara untuk
mencegah suara – suara muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua,
dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
“ bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya
adalah saat suara suara itu muncul, langsung ibu bilang pergi saya tidak mau dengar,
saya tidak mau dengar! Kamu suara palsu! Begitu di ulang-ulang sampai suara itu
tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah gitu bu… bagus! Coba lagi bu, ibu
sudah bisa ya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu setelah meragakan latihan tadi?”
Evaluasi Perawat (objektif setelah reinforcement)
“coba ibu sebutkan kembali suara – suara yang ibu dengar tadi itu namanya apa?
Suaranya mengatakan apa? Berapa kali muncul dalam sehari? Dalam keadaan apa
suara itu terdengar? Apa yang ibu rasakan dan apa yang ibu lakukan?
“Coba sebutkan lagi 4 cara untuk mencegahnya? Ya bagus ibu”
“Nah sekarang coba ibu praktikan lagi cara menghardik. Iya bagus sekali bu”
b. Rencana tindak lanjut (PR untuk klien)
“Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa bu latihannya?
Bagiaman jika jam 13.00 dan 18.00?”
(memasukan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian pasien)
c. Kontrak yang akan datang:
Topik
“bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara – suara dengan cara yang kedua?”
Waktu
“mau jam berapa bu? Bagaimana kalau jam 10.00 pagi ya?
Tempat
“mau dimana bu tempatnya? Baiklah sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai