Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL SENTRALISASI OBAT

PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
DI RUANG MINA RS SITI KHODIJAH SEPANJANG

Di Susun Oleh :

1. Ahsanul Amali S.Kep (20204663001)


2. Andi Setiawan S.Kep (20204663009)
3. Dinda Tri Wahyuni S.Kep (20204663104)
4. Febby Ayu Silvia P S.Kep (20204663035)
5. Mufida Amalia R S.Kep (20204663055)
6. Erviana Maulidya F S.Kep (20204663112)
7. Desti Dwi Permata S S.Kep (20204663020)
8. M Nur Arrosyid S.Kep (20204663047)
9. Ary Sandra Monica S.Kep (20204663015)

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang
prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh
perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari
langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2011). Praktik
keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama
berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkungan wewenang dan
tanggung jawabnya. Salah satu tindakan mandiri perawat profesional adalah
pada sentralisasi obat. Sentralisasi obat merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan klien dan keluarga,
dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan (Nursalam, 2011). Di
Pav Ismail , teknik sentralisasi obat sudah cukup baik yaitu dengan
menggunakan Unit Dose Dispensing (UDD).

Pengawasan terhadap penggunaan obat oral maupun injeksi merupakan


salah satu tugas perawat. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat
menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat
dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh
penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah
terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang
tidak diharapkan, selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat
menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi.

Perawat sebagai tenaga profesional kesehatan memiliki tugas dalam


teknik pengolahan obat. Adanya faktor pengelolaan yang optimal diharapkan
mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan
(Nursalam, 2011). Alur pengolahan obat yang melibatkan dokter, pasien dan
tenaga medis ini harus terkoordinasi dengan baik.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum :


Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat sesuai
standar di Ruang Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang.

1.2.2 Tujuan Khusus :


1. Memperkecil kesalahan dalam pendistribusian obat dari farmasi ke
perawat
2. Mampu meningkatkan ketrampilan perawat Ruang Ismail RS Siti
khodijah Sepanjang dalam mengelola obat.
3. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
4. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
5. Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan petugas farmasi.
1.3 Manfaat
1) Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan
b. Mendukung upaya klien dalam kepatuhan minum obat
c. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.
2) Bagi Perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
b. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik
c. Perawat, petugas farmasi dan dokter terlibat dalam kolaborasi yang
baik
d. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
e. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
3) Bagi Institusi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan model asuhan keperawatan profesional
b. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2009). Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi, maupun cairan
diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut.

2.2 Tujuan sentralisasi Obat


Menurut Nursalam (2011) sentralisasi obat bertujuan untuk
menggunakan secara bijaksana dan menghindari pemborosan sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa
alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi :
a. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standar yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
c. Meresepkan obat sebelum diagnostik pasti dibuat “hanya untuk
mencoba”
d. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
e. Memberikan obat pada pasien yang tidak mempercayainya dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
f. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kedaluarsa.
g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
efektif’
h. Meletakkan obat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
i. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri.
2.3 Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan oleh dokter akan diserahkan kepada perawat
dan perawat akan menunjukkan resep tersebut kepada pasien atau
keluarga pasien untuk mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga
terkait dengan harga obat jika pasien merupakan pasien umum.
b. Perawat memberikan resep kepada farmasi untuk dipersiapkan oleh
tenaga farmasi dalam bentuk unit dose dispensing (UDD)
c. Perawat mengambil sediaan obat pasien ke depo farmasi dengan
menerima lembar terima obat.
d. Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat.
e. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum.

2.4 Pembagian obat


a. Obat yang telah diterima oleh perawat kemudian ditulis dan dibuatkan
jadwal pemberian dalam medication chart.
b. Sebelum obat diberikan pada pasien, perawat harus melakukan crosscheck
untuk meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Perawat yang
mempersiapkan obat untuk diberikan ke pasien harus menuliskan paraf
(checker system). Sehingga tidak menutup kemungkinan perawat pada
shift lain dapat menyiapkan obat untuk shift lain.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, manfaat
obat, dosis obat, cara pemberian, jumlah obat, dan efek samping obat pada
pasien/ keluarga. Observasi adanya efek samping setelah minum obat.
Kemudian perawat yang memberikan obat meminta pasien/keluarga
menandatangani pada format pemberian obat sebagai bukti obat telah
diberikan/diinjeksikan.
d. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada pasien/ keluarga dan
kemudian dimintakan resep kepada dokter penanggungjawab klien disertai
dengan keterangan berapa lama pasien mendapatkan obat tersebut.

2.5 Penambahan obat baru


a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/ injeksi dan diinformasikan pada depo farmasi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat khusus dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
(Nursalam, 2009)

2.6 Obat khusus


a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau
sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian
obat khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat primer
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga
pada saat pemberian obat (Nursalam, 2009)

2.7 Pengembalian obat


Pada pasien (Umum) pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa
maka obat dikembalikan kepada depo farmasi untuk diganti dengan uang
sesuai harga obat.
2.8 One Day Dose Dispensing (ODDD)
One Day Dose Dispensing (ODDD) adalah suatu cara penyerahan obat
dimana obat-obatan yang diminta, disiapkan dan digunakan serta dibayar
dalam dosis perhari yang berisi obat untuk pemakaian satu hari.
Keuntungan sistem ini adalah:
1. Pasien hanya membayar obat yang dipakai
2. Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan
perawat
3. Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat
4. Kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada
5. Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi
Sistem penyaluran/distribusi perbekalan farmasi dapat dilakukan
secara:
1. Sentralisasi
Semua pelayanan perbekalan farmasi diatur oleh instalasi farmasi
sentral dan tidak ada cabang IFRS di daerah perawatan penderita.
2. Desentralisasi
Pelayanan perbekalan farmasi terbagi-bagi di daerah perawatan
farmasi sehingga lebih cepat menjangkau penderita.
2.9 Alur sentralisasi obat

Dokter

Resep

Perawat

Farmasi

Tanda terima

Perawat

Sentralisasi Obat

One Day Dose Dispensing

Medication Chart Salinan obat

Persiapan obat Pasien

Obat diberikan
Pulang/Pindah/meninggal
ke

Bagan 2.1 Alur Sentralisasi Obat (Nursalam, 2011)

Sisa Obat

Pengembalian Oleh
Farmasi
BAB 3
KEGIATAN

3.1 Rencana Pelaksanaan Sentralisasi Obat


Hari : Senin
Tanggal : 28-06-2021
Waktu : 30 Menit
Pelaksana :
Tempat : Ruang Mina RS Siti Khodijah Sepanjang

3.2 Struktur Pengorganisasian


Penanggung Jawab : Ary Sandra M, S.Kep

Kepala Ruangan : M. Nur Rosyid, S.Kep

Perawat Primer : Andi Setiawan T, S.Kep

Perawat Assosiate : Mufida Amalia, S.Kep


Pembimbing akademik : Ervan Rofiqi, S.Kep., Ns., M.Kep
Pembimbing klinik :

3.3 Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan
pemberi obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku
serah terima obat
2. Pengawasan dan perencanaan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan ja
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
3.4 Instrumen
1. Lembar Cek list sentralisasi obat
2. Lembar serah terima obat
3. Lembar pemberian dan sentralisasi obat
4. Medication chart (oral dan parenteral)
5. Lembar persetujuan dilakukan sentralisasi obat

3.5 Mekanisme Kegiatan Sentralisasi Obat

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA

Pra KARU : Nurse 5 menit KARU


Sentralisasi Statio
obat  Minta PP untuk menyiapkan hal- n
PP
hal yang berkaitan dengan
sentralisasi obat
 Bertanya kembali pada PP tentang
kelengkapan untuk sentralisasi obat
1. PP
 Beritahu dan minta bantuan PA
untuk menyiapkan informed
sentralisasi obat
 Menyiapkan hal-hal yang
diperlukan dalam penerimaan px
baru (lembar pasien masuk RS,
lembar serah terima px dari
ruangan lain, lembar pengkajian,
lembar inform consent nursing kit,
dan lembar tata tertib pasien)
 Sebutkan hal-hal yang telah
dipersiapkan
Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA sambut pasien dan Kamar 20 menit KARU
sentralisasi keluarga dengan beri salam Pasien
obat 2. PP : PP
 menunjukkan pada pasien
sentralisasi obat PA
 menyuruh PA untuk mengantarkan
Pasien dan
pasien ke ruangannya dan lakukan
asessment keluarga
 penerima obat, alat, data
pemeriksaan penunjang yang
dibawa dan catatan khusus
kemudian dokumentasi pada lembar
serah terima pasien dari ruangan
lain.
Post KARU : Nurse 5 menit KARU
sentralisasi Statio
obat  lakukan evaluasi tentang n PP
orientasi yang telah dilakukan
 beri reward pada PP dan PA PA

3.5 Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
1) Persiapan pasien
2) Persiapan format dan kelengkapan sentralisasi obat
3) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang
4) Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan sentralisasi obat
2. Evaluasi proses
1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan
yang telah di tentukan dan pasien telah menyetujui informed
consent untuk dilakukan sentralisasi obat
2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang
telah ditentukan.
3) Perawat yang bertugas sesuai perannya
3. Evaluasi hasil
1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
2) Perawat mudah mengontrol pemberian obat
3) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
4) Kien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat
kepada petugas
5) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2009. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam


Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam
Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika
Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan
Sistem. Alih bahasa : Dika Sukmana. Jakarta
PSIK, 2003. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program
Pendidikan Ners.
Surabaya
Aktris dan posisi :
1. Kepala Ruangan Karu : Muhammad nur arrosyid
2. Kepala Tim Katim : Andy Setiawan
3. Perawat Assosiate PA : Mufida Amalia
4. Keluarga Pasien KP : Tn. N
5. Perawat Penerima Pasien : Ary sandra
Pada hari senin 28 juni 2021
Sekitar pukul 09.00 WIB An. A dengan diagnosis Typoid dari ruangan UGD di
rujuk ke
ruangan Dahlia Rumah Sakit Siti Khodijah sepanjang. Pasien diantar oleh
keluarga dan perawat UGD menuju ruang Mina dengan kursi roda. Keadaan
umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis. Sesampai di ruang Mina,
perawat ruangan dan perawat UGD melaksanakan serah terima pasien baru.
Setelah pasien baru (OB) diterima di Ruang Mina kemudian perawat ruang akan
melaksanakan kegiatan desentralisasi/sentralisasi obat

P(OB) : Selamat pagi Ns., Saya Ns. Nisa ingin memberitahu bahwa ada pasien
baru An. A diagnosis medis Typoid dari ruangan UGD di rawat inap di
ruang Mina. Keadaan
umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis. Saya telah menerima
pasien dan
saat ini pasien sudah berada di ruang rawat inap Mina dan saat ini saya
limpahkan
wewenang untuk tindakan desentralisasi/sentralisasi obat kepada Ns.
Andy.
Katim : baik Ns.Nisa saya terima pelimpahan wewenang perawatan An. A untuk
tindakan
selanjutnya Prosedur desentralisasi/sentralisasi obat pasien.
P(OB) : baik Ns. Kalau begitu saya lanjutkan tugas saya yang lainnya.
Katim : iya Ns. Nisa silahkan dan terima kasih.
P(OB) : sama-sama Ns. Wahyu, selamat pagi
Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan
desentralisasi/sentralisasi obat pasien

Katim : selamat pagi Ns. Rosyid


Karu : iya selamat pagi Ns. Andy, ada apa ini Ns?
Katim : ini Ns, kita memiliki pasien baru An. A dengan diagnose Typoid dengan
keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis, yang tadi sudah
dilakukan Penerimaan Pasien Baru oleh Ns. Nissa, nah, sekarang saya akan
melakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut Ns.
Rosyid?
Karu : baik Ns. Andy, saya setuju untuk dilakukan Desentralisasi/sentralisasi obat
pasien baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?
Katim : untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada
pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Tujuan pengelolaan obat
adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Instrument yang kita butuhkan antara lain :
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah
memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Karu : untuk formatnya bias saya lihat Ns?
Katim : ini pak (menunjukan format).
Karu : baik Ns. Andy, saya rasa persiapannya sudah matang bisa dilakukan
sekarang Ns.
Katim : baik Ns.Rosyid terimakasih untuk perijinannya.

PA (Mufida) : iya Ns. Andy


Katim: kita segera saja lakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru
bangsal 2A.
PA: iya Ns. Andy Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa Ns?
Katim : baik Ns. Mufida kita bagi tugas, saya persiapkan lembar persetujuannya,
Ns. Mufida yang memanggil keluarga pasien.
PA : baik Ns.Andy.. segera saya laksanakan.
Katim : terima kasih Ns.
PA : sama-sama Ns

Perawat asosiet menuju ruang bangsal pasien

PA : selamat pagi, dengan keluarga pasien An. A yang masuk pagi ini tadi?
KP : iya sus, saya orang tua An.A, ada apa ya sus?
PA : perkenal nama saya Ns. Mufida, saya perawat pelaksana dapa Dinas Sift pagi
hari ini.
Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai ruangan oleh Ns.
Sandra,
sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama dirawat di
Ruangan
Dahlia RS Siti Khodijah , maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?
KP : baik sus, saya setuju.. selanjutnya bagaimana sus? Kami belum memiliki
obat apa pun sus.
PA : baik pak, nanti kami jelaskan secara lebih rinci di ruangan, sekarang bapak
ikuti saya keruangan, kepala tim keperawatan yang menjelaskannya.
KP : sebentar ya nak, bapak tinggal ke ruangan sebentar, biar kamu segera
mendapatkan
perawatan yang baik.

Perawat Asosiet dan keluarga pasien menuju ruangan


PA : selamat siang Ns.Andy
Katim : iya, selamat siang Ns. Mufida.. ini yang keluarga An. A?
KP : iya pak, saya orang tua An. A..
Katim : ohh iya pak silahkan duduk.. perkenalkan saya Ns. Andy saya bagian
Kepala Tim perawat Dinas Pagi diruangan ini, bapak sudah sedikit dijelaskan alas
an bapak saya undang keruangan hari ini?
KP : iya pak, saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, katanya
Ns. Mufida akan dilakukan pengaturan dan pengelolaan obat pasien dengan
meminta persetujuan saya.
Katim : iya pak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon
diperhatikan dengan
baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan.
Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan
melaksanakan Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat
adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.

Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi, antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart
yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan
yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk
mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa
sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri

Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat


1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan
obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada
perawat dengan menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah
dan sediaan (bila perlu) dalam kartu control, dan diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan
atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T
(jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian)
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat
dalam kontak obat
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat
kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat

obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan
kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung
jawab
pasien

Penambahan Obat:
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk
obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan
kepada
keluarga dengan kartu khusus obat
Obat khusus :
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,
kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan
wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah
pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat. Bagaimana
pak, ada yang ditanyakan? Atau sudah cukup jelas?
KP : sudah pak, sudah sangat jelas..
Katim : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.
Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP : baik pak

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat

KP : sudah pak.
Katim : baik pak, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini
untuk surat pengambilan obat pak. saya tunggu diruangan untuk obat yang sudah
ditebus silahkan diantar kesini.
KP : baik pak, saya tebus resep dulu pak.

Setelah keluarga pasien menebus obat

KP : permisi pak, ini obat yang sudah saya tebus.


Katim : baik pak, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan bapak duduk disini.
KP : baik pak.
Katim : pak ini ada obat (katim menunjukan obat yang sudah ditebus kepada
keluarga
Pasien) . Silahkan bapak bertandatangan di format pernyataan serah terima ini,
tapi sebelumnya silahkan dipelajari yang tertera didalam persetujuannya.
KP : baik pak, saya setuju dan saya tanda tangan di sebelah sini pak.
Katim : iya pak benar. baik bapak bisa kembali keruangan dan menemani An. A
nanti saat konsumsi obat di antar oleh perawat pelaksana.

Keluarga pasien keluar dari ruang Nurse station


Katim : Ns. Mufida tolong ini obat An.A di atur dalam rak obat pasien dan
berikan obat untuk siang ini.
PA : baik Ns. Andy

Katim melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusikan obat pasien


kepada
Perawat Asosiet

PA : permisi selamat siang pak ?


PX : Iya sus
PA : perkenalkan nama saya Ns. Mufida, saya perawat pelaksana yang bertugas
pada dinas siang ini. Saya akan memberikan obat injeksi maupun obat oral kepada
anak A. Sesuai dengan standar aturan keselamatan pasien, maka sebelum
memberikan obat saya akan
menanyakan identitas bapak terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menjaga hak
pasien
dalam penerimaan obat yaitu 6 Benar : Benar obat, benar pasien, benar dosis,
benar rute, benar waktu, benar dokumentasi.
Maka dari itu saya akan melaksanakan dengan Benar Pasien terlebih dahulu saya
ingin tanyakan identitas anak sesuai dengan gelang yang anak gunakan. Jadi
sebutkan nama dan alamat adek saya cocokan dengan yang tertera di gelang. Bisa
dipahami dek?

PX : iya sus, nama saya anak A, alamat Sepanjang taman


PA : baik dek, identitas yang adek sebutkan sudah sesuai dengan yang tertera di
dalam
Gelang. Selanjutnya saya akan menginjeksikan obat ini melalui selang infus
adek, saya
harap adek rileks saaat saya suntikkan obatnya. Obat akan terasa sedikit sakit
saat
memasuki pembuluh darah , reaksi obat jika sudah diserap oleh tubuh adalah
adek akan merasakan mengantuk, dan itu baik untuk memulihkan kesehatan
adek.
Nanti kalau ada yang ditanyakan lagi, atau butuh bantuan keperawatan, adek bisa
memanggil saya di ruang keperawatan
PX : baik sus terima kasih
PA : baik kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang dan selamat beristirahat

Perawat Asosiet menuju ruang keperawatan

PA : Ns. Andy saya sudah memberikan obat injeksi kepada pasien An. A sesuai
standart keamanan pasien, dan Desentralisasi obat pasien An. A sudah saya
rapikan
di loker obat pasien.
Katim : baik Ns. Mufida terima kasih sudah bekerja dengan baik.
Ns. Rosyid tindakan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien An.A sudah
dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu : baik Ns. Andy, terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai Standart
operasional
Prosedur

Anda mungkin juga menyukai