Di Susun Oleh :
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2009). Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi, maupun cairan
diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut.
Dokter
Resep
Perawat
Farmasi
Tanda terima
Perawat
Sentralisasi Obat
Obat diberikan
Pulang/Pindah/meninggal
ke
Sisa Obat
Pengembalian Oleh
Farmasi
BAB 3
KEGIATAN
3.3 Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan
pemberi obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku
serah terima obat
2. Pengawasan dan perencanaan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan ja
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
3.4 Instrumen
1. Lembar Cek list sentralisasi obat
2. Lembar serah terima obat
3. Lembar pemberian dan sentralisasi obat
4. Medication chart (oral dan parenteral)
5. Lembar persetujuan dilakukan sentralisasi obat
P(OB) : Selamat pagi Ns., Saya Ns. Nisa ingin memberitahu bahwa ada pasien
baru An. A diagnosis medis Typoid dari ruangan UGD di rawat inap di
ruang Mina. Keadaan
umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis. Saya telah menerima
pasien dan
saat ini pasien sudah berada di ruang rawat inap Mina dan saat ini saya
limpahkan
wewenang untuk tindakan desentralisasi/sentralisasi obat kepada Ns.
Andy.
Katim : baik Ns.Nisa saya terima pelimpahan wewenang perawatan An. A untuk
tindakan
selanjutnya Prosedur desentralisasi/sentralisasi obat pasien.
P(OB) : baik Ns. Kalau begitu saya lanjutkan tugas saya yang lainnya.
Katim : iya Ns. Nisa silahkan dan terima kasih.
P(OB) : sama-sama Ns. Wahyu, selamat pagi
Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan
desentralisasi/sentralisasi obat pasien
PA : selamat pagi, dengan keluarga pasien An. A yang masuk pagi ini tadi?
KP : iya sus, saya orang tua An.A, ada apa ya sus?
PA : perkenal nama saya Ns. Mufida, saya perawat pelaksana dapa Dinas Sift pagi
hari ini.
Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai ruangan oleh Ns.
Sandra,
sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama dirawat di
Ruangan
Dahlia RS Siti Khodijah , maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?
KP : baik sus, saya setuju.. selanjutnya bagaimana sus? Kami belum memiliki
obat apa pun sus.
PA : baik pak, nanti kami jelaskan secara lebih rinci di ruangan, sekarang bapak
ikuti saya keruangan, kepala tim keperawatan yang menjelaskannya.
KP : sebentar ya nak, bapak tinggal ke ruangan sebentar, biar kamu segera
mendapatkan
perawatan yang baik.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi, antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart
yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan
yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk
mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa
sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri
Penambahan Obat:
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk
obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan
kepada
keluarga dengan kartu khusus obat
Obat khusus :
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,
kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan
wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah
pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat. Bagaimana
pak, ada yang ditanyakan? Atau sudah cukup jelas?
KP : sudah pak, sudah sangat jelas..
Katim : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.
Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP : baik pak
KP : sudah pak.
Katim : baik pak, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini
untuk surat pengambilan obat pak. saya tunggu diruangan untuk obat yang sudah
ditebus silahkan diantar kesini.
KP : baik pak, saya tebus resep dulu pak.
PA : Ns. Andy saya sudah memberikan obat injeksi kepada pasien An. A sesuai
standart keamanan pasien, dan Desentralisasi obat pasien An. A sudah saya
rapikan
di loker obat pasien.
Katim : baik Ns. Mufida terima kasih sudah bekerja dengan baik.
Ns. Rosyid tindakan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien An.A sudah
dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu : baik Ns. Andy, terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai Standart
operasional
Prosedur