PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang adalah salah
satu Universitas yang berada di Malang. Universitas ini adalah universitas yang
terbuka menerima mahasiswa dari mana saja. Peminatnya pun tidak hanya yang
berada di sekitar daerah Malang saja, tetapi hingga keluar daerah Malang. Sebagai
buktinya, banyak terdapat mahasiswa yang berasal dari daerah Bali, Sumatera,
masing-masing.
UIN memiliki sebuah Ma’had yang wajib ditinggali oleh mahasiswa baru.
Para mahasiswa baru, tidak peduli berasal dari manapun harus menetap di sana
selama 1 tahun dan berbagi kamar dengan 5-7 orang. Mereka juga tidak dapat
menentukan siapa yang akan menjadi teman satu kamar mereka karena hasil yang
ditentukan tidak bisa diubah-ubah. Sebagai bukti, dalam satu kamar terdapat 8
orang yang berasal dari daerah yang berbeda-beda. Mereka terdiri dari berbagai
macam suku dan memiliki latar belakang kebudayaan yang biasanya berbeda. Ada
yang dari daerah Ponorogo, Lamongan, dan Malang sendiri yang bersuku Jawa.
Daerah Sulawesi Selatan bersuku Bugis, Kalimantan Selatan bersuku Dayak, dan
1
Berkumpulnya mahasiswa yang berbeda latar belakang budaya
Apakah hal itu juga terjadi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? Atas
dasar itulah penulis tertarik mengajukan tugas akhir observasi yang berjudul
“Proses Sosial Antara Mahasiswa dari Latar Belakang Budaya di Mabna Ummu
negatifnya saja, atau adapula hal positif yang ditimbulkannya? Hal inilah yang
B. Rumusan Masalah
budaya?
C. Tujuan Observasi
2
Tujuan observasi ini setidak-tidaknya ingin:
2. Mengetahui apa saja dampak negatif dan positif yang ditimbulkan akibat
BAB II
3
KAJIAN TEORI
A. Budaya
1. Pengertian Budaya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dengan yang namanya
merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.”
Dikutip dari buku Ilmu Budaya Dasar karya Supartono, (2004:31) pengertian
1. Koentjaraningrat
3. Malinowski
4
kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Missalnya, guna
anggota masyarakat.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya segala hal yang mencakup kehidupan
Budaya yang ada, dapat membentuk pola pikir kita. Apabila budaya yang kita
miliki berbeda dengan yang lain, maka cara pandang kita terhadap suatu kejadian
juga berbeda. Hal ini karena budaya mencakup berbagai aspek kehidupan kita.
Budaya yang ada di dunia ini sangat bermacam-macam. Sehingga, mungkin satu
kebiasaan budaya hal yang dianggap normal, justru malah kebalikannya bagi
budaya lain. Ketika budaya-budaya yang berbeda-beda ini bertemu, terjadilah hal
yang disebut culture shock. Seperti dalam buku Kathy S. Stolley yang berjudul
5
how and what we worship, what we eat, what we wear, and
what we think of beautiful or ugly.
Cultures vary widely around the world. Readers of this book
familiar with western industrialized cultures. Such ways of life
often seem “normal” and often “better” to readers. However,
other vastly different cultures exist around the world that also
seem “normal” or “better” to their inhabitants. Encountering
these different culture shock, confusion that occurs when
encountering unfamiliar situation and ways of life.
(2013:59) “Culture shock may appear because people aren’t always expecting
cultural differences”1
2. Kegunaan Budaya
Culture can also be seen to play a specific function in social life. According
culture provides orientation, wards off chaos, and directs behaviour toward
certain lines of action and away from others.” (Griswold 2004:24). Griswold
reiterates this point by explaining that, “Groups and society need collective
and culture fulfills this need”. In other words, culture can have a certain
sosial. Menurut Griswold, “analisis sosiologis budaya dimulai pada alasan bahwa
1
Openstax College, Introduction to Sociology, Texas: 2013, p. 59
2
Exmoron Ryan T, Introduction to Sociology, ... University of Cincinnati:2006, p. 56
6
budaya menyediakan orientasi, kata-kata yang kacau, dan tuntunan kebiasaan
terhadap beberapa garis aksi dan lari dari yang lain.” (Griswold 2004:24)
sentimen dari persatuan dan dukungan yang bermutu, dan budaya melengkapi
keperluan ini.” Dengan kata lain, budaya bisa mempunyai beberapa fungsi yang
dan makna. (pemahaman budaya ini adalah mirip seperti pemahaman Interaksi
Sombolis masyarakat))
B. Keterasingan Sosial
Dalam suatu kelompok yang terdiri dari beberapa suku yang berbeda, ada
kehilangan kontak dan komunikasi dengan orang lain dan kelompok. Ia memang
masih bisa melakukan tindakan, tetapi ia tidak bisa berhubungan dengan orang
Contohnya, karena berbedanya bahasa, mereka jadi sulit berinteraksi. Ia tak dapat
sosial, seperti ras, suku, agama, dan kebudayaan yang tak jarang menimbulkan
3
NURANI SOYOMUKTI, Pengantar Sosiologi, Jogjakarta, 2010, p. 325
7
prasangka-prasangka. Prasangka ini kadang juga memicu terjadinya konflik
sosial. Saat pergi ke suatu tempat secara budaya berbeda, kita sering terasing.
keterasingan.4
C. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial (gerak sosial) adalah proses perpindahan dari kedudukan satu
masyarakat kuno dan masih tradisional, mobilitas sangat sulit dilakukan karena
horizontal adalah gerak sosial ketika terjadi peralihan individu atau objek-objek
sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang
penghasilan lebih banyak, atau status sosial yang baru.5 Sebagai contoh, orang
yang awalnya tinggal di daerah luar Jawa, ketika dia pindah tinggal di Jawa, maka
ia akan disebut sebagai orang Jawa. namun, tidak akan mengubah kehormatannya,
pada nilai-nilai baru yang mengharuskan setiap orang menyesuaikan diri secara
terus menerus.
4
Ibid, p.327.
5
Nurani Soyomikti, Ibid 394
8
D. Bentuk Interaksi Sosial Asimilasi
bersama.
sikap yang sama walau kadangkala bersifat emosional, dengan tujuan untuk
- Orang per orang sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara
adalah:
- Toleransi
9
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
BAB III
LAPORAN OBSERVASI
bernama Sunan Ampel Al-Aly yang wajib ditinggali oleh mahasiswa baru selama
satu tahun. Pada tahun 2013, ketika dilakukannya observasi ini Ma’had tersebut
Di Ma’had tersebut, terdapat 9 buah mabna. 4 buah mabna putri dan 5 buah
mabna putra. Para mahasiswa tidak tinggal sendiri. Mereka harus berbagi dengan
10
5-7 orang dalam satu kamar. Dalam satu kamar, mereka tidak bisa menentukan
siapa yang akan menjadi teman kamar mereka. Mereka tidak bisa menentukan
asal tempat tinggal teman satu kamar mereka. Namun, konsentrasi observasi yang
dilakukan ini hanya dibatasi pada Mahasiswa putri yang berasal dari daerah luar
Mahasiswa yang tinggal di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly tidak hanya berasal
dari daerah Jawa saja, tetapi berasal dari berbagai daerah lain. Masing-masing
daerah membawa suku bangsa dan kebudayaannya sendiri. Sebagai contoh dari
Kalimantan (Suku Dayak), Papua (suku Dani), Sulawesi (suku Bugis, suku Kaili),
Madura (suku Madura) dan sebagainya. Bahkan, tidak hanya dari Indonesia, tapi
ada juga yang dari luar Indonesia. Sebagai contoh dari Sudan, Jerman, Afrika, dan
sebagainya.
Subjek yang diamati adalah beberapa Mahasiswa baru putri UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang yang tinggal di Mabna Ummu Salamah. Mereka berasal
dari daerah yang berbeda-beda dari luar Jawa. Subjek pertama bernama Utari. Dia
berasal dari Sorong, Papua Barat. Dia sama sekali tidak mengetahui budaya Jawa.
Sedangkan pada subjek ke dua bernama Anisa. Dia berasal dari Pelaihari,
Kalimantan Selatan. Dia sedikit mengerti bahasa Jawa karena orang tuanya adalah
orang Jawa. Teman satu kamarnya adalah mahasiswa yang berasal dari daerah
11
Pada subjek ke tiga bernama Dewi. Dia mahasiswa dari daerah Bali. Dia
sama sekali tidak mengetahui budaya Jawa. Teman satu kamarnya berasal dari
Pada subjek ke empat bernama Yuyu. Dia mahasiswa berasal dari Makassar,
Sulawesi Selatan. Dia sama sekali tidak mengetahui budaya Jawa. Teman satu
Pada Subjek pertama: ketika Utari dan teman sekamarnya sedang berkumpul,
teman satu kamarnya lebih sering menggunakan bahasa Jawa ketika berbicara.
Dia hanya diam mendengarkan dan tidak memberi respon apa-apa. Dia sering
Pada subjek ke dua: Anisa diminta tolong teman kamarnya yang berasal dari
karena yang dibelikan tidak sesuai dengan pesanan. Rupanya, Anisa salah
campuran adonan tepung dengan potongan wortel dan kubis. Di lain waktu,
Anisa bersama teman satu kamarnya dari Sulawesi ingin makan nasi kuning.
12
Namun, setelah berkeliling di sekitar UIN, mereka tidak menemukan penjual nasi
kuning.
Pada subjek ke tiga: ketika itu teman kamar Dewi mengajak untuk makan
rujak. Bumbu rujak yang digunakan memiliki aroma ikan. Sedangkan dia
biasanya menggunakan gula sebagai bumbu rujak. Ketika mencicipi, Dewi tidak
Bali mayoritas agamanya adalah Hindu sedangkan Jawa mayoritas Islam, maka
Dewi sempat merasa agak canggung ketika temannya di Jawa lebih banyak yang
kerudung. Untuk hal makanan, ketika di Bali dia harus memilih-milih makanan.
Akan tetapi, di Malang dia tidak terlalu memikikan apakah ini halal atau haram.
Pada subjek ke empat: ketika itu, Yuyu melontarkan sebuah kata dengan
agak keras. Dia bingung kenapa dia ditegur. Rupanya, dia tidak tahu bahwa kata
yang diucapkannya adalah kata yang artinya sangat kasar dalam bahasa Jawa.
sekamarnya kemudian tertawa keras. Dia pun ditegur oleh temannya karena
Bentuk permasalahan sosial yang terjadi adalah ketika di kamar lebih banyak
mahasiswa yang berasal dari Jawa, maka mahasiswa yang berasal dari luar pulau
13
berbedanya bahasa yang digunakan. Makanan juga menjadi salah satu masalah
yang terjadi pada mahasiswa yang berasal dari luar daerah Jawa. Selain itu,
berkumpulnya para mahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah yang
mereka saling berinteraksi satu sama lain. Sedangkan agak sulit untuk saling
Akibat dari masalah tersebut bagi mahasiswa yang termasuk suku minoritas,
cara menyampaikan sesuatu yang dimaksud. Mereka juga merasa takut karena
tidak tahu kebudayaan temannya, ketika ingin belajar justru dibohongi. Dampak
lainnya adalah, karena beberapa suku memiliki perbedaan karakter, hal ini
memicu konflik jika tidak saling pengertian. Sehingga terkadang tidak sejalan.
14
BAB IV
A. ANALISA
Dari observasi yang telah dilakukan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
tepatnya di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly bahwa dalam sebuah kamar lebih
banyak yang berasal dari daerah Jawa (budaya Jawa) daripada yang berasal dari
luar Jawa. Hal ini sedikit mengakibatkan keterasingan sosial terhadap budaya
dengan teman satu kamar mereka. Hal ini mengakibatkan terjadinya sedikit
Hal yang menjadi masalah terbesar mereka dalam berinteraksi dengan teman
satu kamar mereka adalah berbedanya bahasa yang digunakan. Mereka susah
untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka katakan dan kesulitan untuk
memahami apa yang ingin diungkapkan oleh teman mereka. Hal ini dikarenakan
ada beberepa bahasa daerah yang tidak diketahui terjemah bahasa Indonesianya.
Ada pula yang kata-katanya sama, namun maknanya berbeda di setiap daerah.
Namun, seiring berjalannya waktu, mahasiswa yang berasal dari luar Jawa
mulai sedikit demi sedikit mempelajari bahasa Jawa. Serta, tidak jarang juga
mahasiswa yang berasal dari daerah Jawa mempelajari bahasa yang dimiliki oleh
15
mahasiswa yang berasal dari luar Jawa. Sehingga, lama kelamaan mereka tidak
Selain itu, kebiasaan yang ada di kamar mereka yang mendominasi adalah
kebiasaan-kebiasaan Jawa. Bagi mereka yang bukan berasal dari Jawa, hal itu
mengikutinya.
orang Jawa, mereka berbicara dengan lembut dan sopan. Sedangkan orang
Sulawesi terkesan lebih keras dan lebih blak-blakan. Sehingga bila tidak ada
Makanan pun tak luput dari perbedaan budaya. Makanan khas daerah mereka
berasal dari luar daerah Jawa kesulitan untuk berinteraksi dengan teman mereka.
latar belakang budaya juga tidak menyebabkan terjadinya konflik yang berarti
B. PEMBAHASAN
16
Budaya mencakup segala hal yang diciptakan manusia dan dimiliki manusia
selama hidup bersama. Budaya termasuk tentang bahasa, adat istiadat, kebiasaan,
perilaku, dan sebagainya. Budaya juga membentuk cara kita memandang dunia.
Apabila budaya yang kita anut berbeda, maka cara pandang kita tentang suatu
kejadian juga berbeda. hal inilah yang mengakibatkan Cuture shock. Culture
Dalam suatu kelompok yang terdiri dari beberapa suku yang berbeda, ada
kehilangan kontak dan komunikasi dengan orang lain dan kelompok. Ia memang
masih bisa melakukan tindakan, tetapi ia tidak bisa berhubungan dengan orang
itulah yang pertama kali terjadi ketika para mahasiswa baru bertemu dengan
C. SOLUSI
Agar tidak terjadi hal seperti ini, maka sebagai Universitas yang diminati dari
berbagai kalangan, sudah sewajarnya para mahasiswa yang berasal dari berbagai
macam daerah harus saling mentoleransi daerah yang ada di sekitar mereka dan
17
dan tujuan-tujuan bersama hal itulah yang seharusnya dilakukan untuk
menghargai setiap kebudayaan daerah teman mereka. Tidak ada budaya yang
jelek. Kita dapat saling berbagi dan memberi pengertian tentang budaya masing-
masing.
Segala hal itu tidak hanya memiliki dampak negatifnya saja. Akan tetapi
mengetahui budaya orang lain. Kita dapat menambah wawasan tentang budaya-
budaya yang ada di Indonesia. Hal ini dapat pula membuktikan kebesaran Allah
SWT yang telah menciptakan manusia dengan sempurna. Maka, hal ini perlu
BAB V
KESIMPULAN
18
Dari pembahasan bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, berbedanya latar
Hal yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah bahasa. Selain itu, karakter
interaksi.
berbeda di antaranya, adanya rasa bingung dan asing karena berinteraksi dengan
yang dilakukan setiap daerah dan bahasa yang digunakan. Selain negatif, terdapat
pula dampak positifnya, yaitu melatih rasa toleransi antar sesama, menambah
wawasan tentang budaya-budaya yang ada di Indonesia, dan sebagai bukti tanda
DAFTAR PUSTAKA
19
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Sosiologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Stolley, Kathy S. 2005. The Basics of Sociology. USA: Green Wood Press.
20