Anda di halaman 1dari 3

PAHALA BESAR DARI EMPAT PERKARA

ِ ‫ُفى ْالخ َْل َوةِ َوقَ ْو ُل ْال َح‬


‫ق‬ ِ ‫ب َو ْال ُج ْود ُ فِى ْالعُس َْرةِ َو ْال ِعفَّة‬ َ َ‫ ْال َع ْف ُو ِع ْندَ ْالغ‬: ‫صا ٍل‬
ِ ‫ض‬ َْ ‫ب‬
َ ‫اْل ْع َما ِل ا َ ْربَ ُع ِخ‬ ْ َ ‫ِإ َّن ا‬
َ ‫ص َع‬
ُ‫ِل َم ْن يَخَافُهُ ا َ ْو يَ ْر ُج ْوه‬
Diriwayatkan oleh Sayyidina Ali ra. berkata sebagai berikut :
Sesungguhnya amal perbuatan yang paling berat( timbangannya ) itu ada empat, yaitu :
memberi maaf ketika sedang marah, suka berderma disaat melarat, berbuat iffah (enggan)
ketika sedang sendirian dan berkata benar terhadap orang yang ditakuti atau diharapkan
jasanya. (Nashaihul Ibad)

1. Memberi Maaf Saat Marah

ُ ‫ف هللاُ عَذَابَه‬
َّ ‫ضبَهُ َك‬
َ ‫غ‬ َّ ‫َم ْن َك‬
َ ‫ف‬

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :


Barangsiapa menghentikan marahnya, maka Allah akan menghentikan siksa baginya
(Nashaihul Ibad)

‫ب‬ َ َ‫سهُ ِع ْند َ ْالغ‬


ِ ‫ض‬ َ ‫شدِيد ُ الَّذِى يَ ْم ِلكُ نَ ْف‬
َّ ‫ ِإنَّ َما ال‬، ‫ع ِة‬
َ ‫ص َر‬ َ ‫لَي‬
َّ ‫ْس ال‬
ُّ ‫شدِيد ُ بِال‬
Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya
dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya)
adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah (HR.Muslim)

‫ق يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َحتَّى‬


ِ ِ‫وس ْال َخالَئ‬
ِ ‫علَى ُر ُء‬
َ ‫ع َّز َو َج َّل‬ َ َ‫علَى أ َ ْن يُ ْن ِفذَهُ د‬
َّ ُ‫عاه‬
َ ُ‫َّللا‬ ً ‫غ ْي‬
َ ‫ظا َوه َُو قَادِر‬ َ ‫َم ْن َك‬
َ ‫ظ َم‬
ِ ‫َّللاُ ِمنَ ْال ُح‬
‫ور َما شَا َء‬ َّ ُ‫يُ َخ ِي َره‬
Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk
melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada
hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya
memilih bidadari bermata jeli yang disukainya (HR Abu Dawud)
2. Berbuat Iffah Saat Sendiri

َ‫ فَإ ِ ْنلَ ْم تَكُ ْن ت ََراهُ فَ ِغنَّهُ َي َراك‬،ُ‫َّللا َكأَنَّكَ ت ََراه‬


َ َّ َ‫أ َ ْن ت َ ْعبُد‬
Hendaknya kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu
tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu (HR. Muslim)

َ‫ َو ِإ ْن ْلَ ت َ ْفعَ ْل َمألْتُ يَدَك‬، َ‫ َوأَسُدَّ فَ ْق َرك‬،‫صدْ َركَ ِغنًى‬


َ ْ ‫ أ َ ْمأل‬،‫ي‬ ْ ‫ يَا ابْنَ آدَ َم! ت َ َف َّر‬: ‫َّللا تَعَالَى يَقُ ْو ُل‬
ْ ِ‫غ ِل ِعبَادَت‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬
ْ َ
‫ َولَ ْم أسُدَّ فَق َر ْك‬،ً‫شُ ْغال‬

Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya


kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan
dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi
tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)
(HR. Tirmidzi)

3. Berderma Ketika Sulit

ُ‫ٱّلل‬ َ ُ‫ٱّلل فَٱ ْست َ ْغفَ ُروا ِلذُنُو ِب ِه ْم َو َمن يَ ْغ ِف ُر ٱلذُّن‬


َّ ‫وب ِإ َّْل‬ َ َّ ‫س ُه ْم ذَ َك ُروا‬َ ُ‫ظلَ ُموا أَنف‬ َ ‫َوٱلَّذِينَ ِإذَا فَ َعلُوا َٰفَ ِح‬
َ ‫شةً أ َ ْو‬
َ‫علَ َٰى َما فَعَلُوا َوهُ ْم يَ ْعلَ ُمون‬َ ‫ُص ُّروا‬ ِ ‫َولَ ْم ي‬

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(Al Imran 135)

َ‫ «اليَد ُ العُ ْليَا َخيْر ِمن‬:َ‫ عن النَّبي – صلى هللا عليه وسلم – قَال‬:‫عن أَبي هريرة – رضي هللا عنه‬
‫ َو َم ْن‬،ُ‫ف يُ ِعفَّهُ هللا‬
ْ ‫ َو َم ْن يَ ْست َ ْع ِف‬،‫نى‬ َ ‫ع ْن‬
ً ‫ظ ْه ِر ِغ‬ َّ ‫ َو َخي ُْر ال‬،ُ‫ َوا ْبدَأ بِ َم ْن تَعُول‬،‫س ْفلَى‬
َ َ‫صدَقَ ِة َما َكان‬ ُّ ‫اليَ ِد ال‬
ُ‫يَ ْست َ ْغ ِن يُغنِ ِه هللا‬
ْ

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam


bersabda : Tangan diatas itu lebih baik dari tangan dibawah. Dan mulailah dengan
orang yang menjadi keluargamu. Dan sebaik-baik sedekah ialah yang diberikan di
luar keperluan. Dan barangsiapa yang menahan diri (dari meminta-minta), maka Allah
akan mencukupkan kebutuhannya Dan barangsiapa yang merasa kaya (terhadap ada
yang ada), maka Allah akan membuatnya kaya. (HR. Bukhari)
ُ ‫صبِ ُح ال ِعبَاد‬ ْ ُ‫ « َما ِم ْن يَ ْو ٍم ي‬:َ‫ أن النَّبي – صلى هللا عليه وسلم – قَال‬:‫عن أَبي هريرة – رضي هللا عنه‬
ِ ‫ اللَّ ُه َّم أع‬:‫ َو َيقُو ُل اآلخ َُر‬،‫ اللَّ ُه َّم أع ِْط ُم ْنفقًا َخلَ ًفا‬:‫ فَيقُو ُل أ َحدُهُ َما‬،‫كان َي ْنزْلَ ِن‬
‫ْط ُم ْم ِس ًكا تلَفًا‬ ِ َ‫فِي ِه إْلَّ َمل‬

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Tiada suatu haripun
yang semua hamba Allah berpagi-pagi pada hari itu, melainkan ada dua malaikat
yang turun (kebumi), yang satu berkata: “Ya Allah, berikanlah kepada orang yang
memberikan nafkah akan gantinya,” sedang yang lainnya berkata: “Ya Allah,
berikanlah kepada orang yang menahan hartanya dan enggan menafkahkan menjadi
habis sama sekali.” (Muttafaq ‘alaih)

4. Berkata Benar dan Objktif

َ ْ‫سبَ َّن ٱلَّذِينَ يَ ْف َر ُحونَ بِ َما أَت َوا َّوي ُِحبُّونَ أَن يُحْ َمد ُوا بِ َما لَ ْم يَ ْفعَلُوا فَ َال تَح‬
َ‫سبَنَّ ُهم بِ َمفَازَ ةٍ ِمن‬ َ ْ‫َْل تَح‬
‫عذَاب أ َ ِليم‬َ ‫ب ۖ َولَ ُه ْم‬ ِ ‫ْٱلعَذَا‬

Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan


apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan
yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas
dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. (Al Imran 188)

َ‫اللَّ ُه َّم أ َ ْنتَ أ َ ْعلَ ُم ِمنِى ِبنَ ْفسِى َوأَنَا أ َ ْعلَ ُم ِبنَ ْفسِى ِم ْن ُه ْم اللَّ ُه َّم اجْ عَ ْلنِى َخي ًْرا ِم َّما يَظُنُّ ْونَ َوا ْغ ِف ْر ِلى َما ْل‬
َ‫اخذْنِى بِ َما يَقُ ْولُ ْون‬
ِ ‫يَ ْعلَ ُم ْونَ َوْلَ ت ُ َؤ‬

Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku
lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah,
jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap
apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan
mereka (HR. Al Baihaqi)

‫اب ْال َم ْر ِء ِب َن ْف ِس ِه‬ َ ‫ شُ ٌّح ُم‬: ‫ث َ َالث ُم ْه ِل َكات‬


ُ ‫طاع َوه ًَوى ُمتَّبَع َو ِإ ْع َج‬

Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2)
mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub
pada diri sendiri (HR. Abdur Rozaq)

Anda mungkin juga menyukai