Mendulang Pahala Besar Dari Empat Perkara
Mendulang Pahala Besar Dari Empat Perkara
ُ ف هللاُ عَذَابَه
َّ ضبَهُ َك
َ غ َّ َم ْن َك
َ ف
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(Al Imran 135)
َ «اليَد ُ العُ ْليَا َخيْر ِمن:َ عن النَّبي – صلى هللا عليه وسلم – قَال:عن أَبي هريرة – رضي هللا عنه
َو َم ْن،ُف يُ ِعفَّهُ هللا
ْ َو َم ْن يَ ْست َ ْع ِف،نى َ ع ْن
ً ظ ْه ِر ِغ َّ َو َخي ُْر ال،ُ َوا ْبدَأ بِ َم ْن تَعُول،س ْفلَى
َ َصدَقَ ِة َما َكان ُّ اليَ ِد ال
ُيَ ْست َ ْغ ِن يُغنِ ِه هللا
ْ
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Tiada suatu haripun
yang semua hamba Allah berpagi-pagi pada hari itu, melainkan ada dua malaikat
yang turun (kebumi), yang satu berkata: “Ya Allah, berikanlah kepada orang yang
memberikan nafkah akan gantinya,” sedang yang lainnya berkata: “Ya Allah,
berikanlah kepada orang yang menahan hartanya dan enggan menafkahkan menjadi
habis sama sekali.” (Muttafaq ‘alaih)
َ ْسبَ َّن ٱلَّذِينَ يَ ْف َر ُحونَ بِ َما أَت َوا َّوي ُِحبُّونَ أَن يُحْ َمد ُوا بِ َما لَ ْم يَ ْفعَلُوا فَ َال تَح
َسبَنَّ ُهم بِ َمفَازَ ةٍ ِمن َ َْْل تَح
عذَاب أ َ ِليمَ ب ۖ َولَ ُه ْم ِ ْٱلعَذَا
َاللَّ ُه َّم أ َ ْنتَ أ َ ْعلَ ُم ِمنِى ِبنَ ْفسِى َوأَنَا أ َ ْعلَ ُم ِبنَ ْفسِى ِم ْن ُه ْم اللَّ ُه َّم اجْ عَ ْلنِى َخي ًْرا ِم َّما يَظُنُّ ْونَ َوا ْغ ِف ْر ِلى َما ْل
َاخذْنِى بِ َما يَقُ ْولُ ْون
ِ يَ ْعلَ ُم ْونَ َوْلَ ت ُ َؤ
Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku
lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah,
jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap
apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan
mereka (HR. Al Baihaqi)
Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2)
mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub
pada diri sendiri (HR. Abdur Rozaq)