Anda di halaman 1dari 31

LAMPIRAN IX: KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

NOMOR :

TANGGAL :

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG INSPEKSI


PLTU MINYAK

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


2004

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, akhirnya penyusunan Standar Kompetensi Bidang
Ketenagalistrikan dapat diselesaikan. Dengan selesainya Standar
ini merupakan langkah awal dari implementasi paradigma baru
dalam sistem pendidikan dan pelatihan di Indonesia, dari “supply
driven” menjadi “demand driven”.

Dengan adanya paradigma baru tersebut di atas, diharapkan


tantangan akan tersedianya sumber daya manusia yang handal
sesuai dengan tuntutan dunia industri secara berangsur akan
terpenuhi.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada


semua pihak terutama semua instansi dan institusi serta industri
ketenagalistrikan yang telah membantu dalam persiapan,
pelaksanaan dan penyelesaian penyusunan Standar Kompetensi
ini. Kami masih mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang terkait demi kesempurnaan standar ini.

Akhirnya semoga hasil kerja dari Tim Perumus Standar


Kompetensi dan sekretariat MKI berserta seluruh pihak yang
terkait akan memberikan manfaat bagi pengembangan SDM
bidang Ketenagalistrikan di masa mendatang.

Tim Perumus Standar Kompetensi


Tenaga Teknik
Bidang ketenagaKetenagalistrikan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................….. i
DAFTAR PENGEMBANG STANDAR..................................….. ii
DAFTAR ISI.............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG...................................................... 1
B. TUJUAN.......................................................................... 2

BAB II STANDAR KOMPETENSI.................................................... 3


A. PENGERTIAN................................................................ 3
B. STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI......................... 3
C. FORMAT KOMPETENSI............................................... 5
D. KUNCI KOMPETENSI................................................... 6
E. JENJANG/LEVEL KOMPETENSI................................. 6
F. KODE UNIT.................................................................... 6
G. KEDUDUKAN STANDAR KOMPETENSI DALAM
SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ................... 7
H. PENGGUNAAN STANDAR
KOMPETENSI BIDANG KEAHLIAN Ketenagalistrikan 8
I. PETA UNIT KOMPETENSI BIDANG Ketenagalistrikan 9

BAB III SUSUNAN UNIT KOMPETENSI.......................................... 11

3
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan kesepakatan GATT, AFTA dan APEC bahwa era


perdagangan bebas telah ditetapkan dan akan diberlakukan sebagai
berikut:
• AFTA mulai dilaksanakan pada tahun 2003
• APEC mulai dilaksanakan pada tahun 2020

Era globalisasi dalam lingkup perdagangan bebas antar negara,


membawa dampak ganda, di satu sisi era ini membuka kesempatan
kerjasama yang seluas-luasnya antar negara, namun disisi lain era
itu, membawa persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh
karena itu, tantangan utama dimasa mendatang adalah
meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua
sektor industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan
sumber daya manusia (SDM), teknologi dan manajemen.

Menyadari akan adanya tantangan sekaligus peluang dalam era


global tersebut, atas ajakan dari Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral, Depdiknas, Depnakertrans, KADIN Indonesia,
Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) bersama dengan
para asosiasinya bersepakat untuk secara bersama-sama
merumuskan kebijakan dan strategi dalam pengembangan sumber
daya manusia bidang ketenagalistrikan. Sebagai langkah awal telah
dibentuk TIM GABUNGAN SERTIFIKASI TEKNIK
Ketenagalistrikan (SATK)* yang terbagi atas Tim Perumus
Standar Kompetensi, Tim Perumus Pengujian & Sertifikasi, dan Tim
Perumus Pengawasan dan Data Informasi. Ketiga Tim tersebut
memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing, khusus untuk Tim
Perumus Standar Kompetensi tugas pokok dan fungsi utamanya
adalah mengembangkan standar kompetensi, pengembangan
kurikulum, pengembangan dan penyelenggaraan institusi pendidikan
dan pelatihan ketenagalistrikan di Indonesia.
Mengacu pada salah satu tugas pokok dan fungsi, Tim Perumus
Standar Kompetensi TKG-SATK* berupaya mengembangkan

4
Standar Kompetensi Bidang Keahlian Ketenagalistrikan yang
diharapkan menjadi standar kompetensi bagi profesi
ketenagalistrikan di Indonesia, namun mengingat keterbatasan
referensi tentang standar tersebut agar “Compatible” dengan standar
yang berlaku di negara lain, maka dilakukan pendekatan
“Benchmarking, adopt dan adapt”.
Dalam proses pengembangan standar kompetensi dengan
pendekatan “Benchmarking, adopt dan adapt”, Tim Perumus
Standar menggunakan referensi standar-standar kompetensi yang
selama ini telah dipergunakan berbagai negara seperti Jerman,
Australia, Malaysia dan Amerika serta standar-standar yang selama
ini dipakai oleh dari beberapa perusahaan industri/jasa yang terkait
dengan ketenagalistrikan di Indonesia sebagai referensi subtansi
utama.

B. TUJUAN

Standar Komptensi Bidang Keahlian Ketenagalistrikan diharapkan:

1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan


• Memberikan informasi untuk pengembangan program dan
kurikulum
• Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian,
sertifikasi
2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
• Membantu dalam rekrutmen
• Membantu penilaian unjuk kerja
• Dipakai untuk membuat uraian jabatan
• Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik
berdasar kebutuhan dunia usaha/industri ketenagalistrikan
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
• Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program
sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
• Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian
dan sertifikasi

5
BAB II
STANDAR KOMPETENSI

A. PENGERTIAN

Berdasar pada berbagai referensi yang berkaitan dengan standar


kompetensi, dinyatakan bahwa standar kompetensi adalah
pernyataan tentang keterampilan dan pengetahuan serta sikap
yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu
pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan.

Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka


yang bersangkutan akan mampu:
• Bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
• Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan
• Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda
dengan rencana semula
• Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi
yang berbeda.

B. STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI

Berdasar pada berbagai referensi dan pertimbangan keterbacaan


kemudahan dalam penggunaannya, disepakati struktur standar
kompetensi sebagai berikut:

STANDAR KOMPETENSI
Sejumlah unit kompetensi yang
diperlukan untuk melaksanakan
melakukan pekerjaan tertentu

UNIT KOMPETENSI
Merupakan uraian fungsi dan tugas
atau pekerjaan yang mendukung
tercapainya standar kompetensi
6
SUB KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas atau
pekerjaan yang mendukung
ketercapaian unit kompetensi dan
merupakan aktivitas yang dapat diamati

KRITERIA UNJUK KERJA


Merupakan pernyataan sejauh mana
subkompetensi yang dipersyaratkan
tersebut terukur berdasarkan pada
tingkat yang diinginkan

PERSYARATAN UNJUK KERJA


Pernyataan-pernyataan kondisi atau
konteks dimana kriteria unjuk kerja
tersebut diaplikasikan

ACUAN PENILAIAN
Pernyataan-pernyataan kondisi atau
konteks sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian

C. FORMAT UNIT KOMPETENSI

7
Kode Unit
Terdiri dari berapa huruf dan angka yang disepakati oleh para
pengembang dan industri terkait
Judul Unit
Merupakan fungsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang
mendukung sebagian atau keseluruhan standar kompetensi.
Judul unit biasanya menggunakan kalimat aktif yang diawali
dengan kata kerja aktif
Uraian Unit
Penjelasan singkat tentang unit tersebut berkaitan dengan
pekerjaan yang akan dilakukan
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Merupakan elemen-elemen Pernyataan-pernyataan tentang
yang dibutuhkan untuk hasil atau output yang
tercapainya unit kompetensi diharapkan untuk setiap
tersebut di atas (untuk setiap elemen/Sub Kompetensi yang
unit biasanya terdiri dari 2 dinyatakan dalam kalimat pasif
hingga 6 Sub Kompetensi) dan terukur
Persyaratan Unjuk Kerja
Menjelaskan kontek unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan
unit yang akan dilakukan, prosedur atau kebijakan yang harus
dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersebut serta informasi
tentang peralatan dan fasilitas yang diperlukan
Acuan Penilaian
• Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan
• Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum
menguasai unit yang dimaksud tersebut
• Informasi tentang pengetahuan yang diperlukan terkait dan
mendukung tercapainya kompetensi dimaksud
• Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya
kompetensi yang dimaksud
• Pernyataan tentang jenjang/level kompetensi unit yang
dimaksud

D. KUNCI KOMPETENSI

8
Yang dimaksud dengan kompetensi kunci adalah kemampuan kunci
atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan. Kompetensi-kompetensi kunci tersebut diformulasikan ke
dalam unit-unit kompetensi, dimana jumlah dan komposisi
kompetensi kunci yang dibutuhkan tergantung dari tingkat kesulitan
unit kompetensi dimaksud.

Berdasarkan pada rangkuman dari referensi yang ada, dirumuskan


terdapat 7 (tujuh) kompetensi kunci sebagai berikut:
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi
3. Merencanakan dan mengatur kegiatan
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
5. Menggunakan ide dan teknik matematika
6. Memecahkan persoalan/masalah
7. Menggunakan teknologi

E. JENJANG/LEVEL UNIT KOMPETENSI

Level kompetensi adalah pengelompokan unit-unit kompetensi


berdasarkan pada tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat
persyaratan yang harus dipenuhinya. Diskripsi level unit kompetensi
sebagai berikut:

Level 1
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada pemahaman
prosedur/instruksi kerja dibawah pengawasan atasan langsung.

Level 2
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada penerapan
prosedur/instruksi dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
menuntut adanya :

• Kemampuan penanggulangan masalah.


• Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.

Level 3

9
Pada level ini seseorang dituntut mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang bersifat rutin berdasar pada prosedur/instruksi
dan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menuntut adanya:
• Kemampuan analisa masalah.
• Kemampuan pemecahan masalah
• Kemampuan mengajukan gagasan kepada atasan.
• Kemampuan koordinasi dan supervisi kepada bawahannya

E. PENGELOMPOKAN UNIT-UNIT KOMPETENSI

Unit-unit kompetensi dapat dikelompokan berdasar pada sifat


tugas/pekerjaan yang ditanganinga.:

• Unit Kompetensi Umum (general units)


Pada kelompok ini tuntutan kemampuan bersifat mendasar dan
dibutuhkan pada hampir pada semua sub bidang pekerjaan pada
bidang pekerjaan tertentu (misal ketenagalistrikan), yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain unit kompetensi yang mencakup
tentang:
> Keselamatan dan kesehatan kerja.
> Mengoperasikan komputer
> Menangani peralatan dan tempat kerja
> Membaca gambar
> Menggunakan “hand & power tools”
> Berkomunikasi di tempat kerja dan sebagainya

• Unit Kompetensi inti (common core units)


Pada kelompok ini tuntutan kemampuan pada tingkat dasar dan
menengah dan dibutuhkan pada beberapa sub bidang pekerjaan
pada bidang pekerjaan tertentu (misal dibutukan untuk
pengoperasian pembangkitan listrik dengan penggerak diesel dan
dengan turbin gas atau pekerjaan pemeliharan), yang termasuk
dalam kelompok ini antara lain unit kompetensi yang mencakup
tentang :

> Mengoperasikan panel pembangkit


> Memasang dan merawat pompa air sentrifugal
> Melakukan alignmen, dan sebagainya

• Unit Kompetensi berdasar fungsi (function units)

10
Pada kelompok ini tuntutan kemampuan dibutuhkan pada spesifik
sub bidang pekerjaan pada bidang pekerjaan tertentu (misal
hanya berlaku/dibutuhkan untuk pengoperasian hidrogen plant
atau pekerjaan spesifik lainnya), yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain unit kompetensi yang mencakup tentang:
> Merencanakan operasi HRSG
> Merawat dan memperbaiki “steam economizer”, dan
sebagainya.

F. PEMAKETAN UNIT-UNIT KOMPETENSI BERDASAR PADA


KEBUTUHAN DI LAPANGAN PEKERJAAN ATAU KUALIFIKASI
DIKLAT

Pada dasarnya pemaketan unit-unit kompetensi kedalam “kantong-


atau pundi-pundi” yang sesuai dengan kebutuhan, didasarkan atas
analisa kebutuhan yang riel dalam suatu bidang pekerjaan. Apabila
analisa tersebut dilakukan melalui suatu proses yang sesuai dengan
prosedur yang lazim dipakai dan dilakukan konsensus antara pihak
yang berkompeten, maka hasil analisa tersebut dapat disepakati
sebagai suatu paket atau memiliki kesetaraan dengan kualifikasi
tertentu dan dapat dituangkan kedalam sertifikat. Pola-pola
pemaketan dapat menggunakan referensi dari berbagai sumber
antara lain. NEUTAB Australia Training Package.

Matrik di bawah ini merupakan lontaran ide untuk didiskusi


kemungkinannya untuk diimplementasikan

1. Bidang Pembangkit Ketenagalistrikan sub-bidang perawatan dan


pemeliharaan.

TURBIN &
KUALIFIKASI BOILER AUXILARY WORKSHOP
GENERATOR

Supervisor
Teknisi Utama V V V V
Teknisi Senior V V V V
Teknisi Yunior V V V V

11
G. BIDANG DAN JENIS PEKERJAAN Ketenagalistrikan

Berdasar pada hasil identifikasi bidang dan jenis pekerjaan


ketenagalistrikan, diperoleh 5(lima) -bidang dan masing-masing
memiliki sub-bidang masing-masing untuk perencanaan, konstruksi,
operasi dan pemeliharaan serta inspeksi. Adapun rincian bidang dan
sub-bidang adalah sebagai berikut:

Bidang dan Sub-Bidang Ketenagalistrikan


Jenis Jasa
Operasi &
Perencanaan Konstruksi Inspeksi
pemeliharaan
Bidang
Pembangkit V V V V
Transmisi V V V V
Distribusi V V V V
Instalasi
pemanfaatan V V V V

H. KODE UNIT

Kode Unit dimaksudkan untuk memudahkan bagi pengguna untuk


mengenali unit dimaksud, yang dikaitkan dengan bidang keahlian,
sub bidang keahlian, nomor urut, jenjang kompetensi serta
versi/edisi standar tersebut dikeluarkan. Untuk bidang keahlian
ketenagalistrikan disepakati komposisi sebagai berikut:

Untuk Bidang Pembangkit Ketenagalistrikan


KUB. IUK. 001 (3) . A
Versi
pengembangan/edisi
Angka Arab
menunjukkan level
kompetensi
Nomor urut unit

Sub-bidang operasi
Bidang pembangkit

12
Untuk bidang dan sub-bidang lain mengikuti pola yang sama,
dengan menggunakan huruf dan angka yang merekfleksikan bidang
dan sub-bidang tersebut.

I. KEDUDUKAN STANDAR KOMPETENSI DALAM


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pada dasarnya Standar Kompetensi suatu bidang keahlian,
merupakan salah satu sub sistem dari Sistem Pengembangan
Sumber daya Manusia yang memberikan informasi tentang standar
minimal kompetensi yang dibutuhkan oleh suatu sektor industri atau
usaha. Skematik kedudukan standar kompetensi tersebut
diilustrasikan dengan bagan sebagai berikut:

BADAN OTORITAS NASIONAL


DALAM BIDANG DIKLAT DARI
INTERDEP DAN INDUSTRI SEBAGAI
PENGARAH KEBIJAKAN NASIONAL

PENGEMBANGAN STANDAR
KOMPETENSI BERDASAR PADA
KEBUTUHAN INDUSTRI/USAHA
OLEH KELOMPOK PROFESI

PENGEMBANGAN KURIKULUM
BERDASAR STANDAR
KOMPETENSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


DAN MODUL

PENGEMBANGAN SISTEM
PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI

13
J. PENGGUNAAN STANDAR KOMPETENSI
BIDANG Ketenagalistrikan

Beberapa “tip” berikut ini akan membantu anda dalam menggunakan


Standar Kompetensi:
1. Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dimiliki oleh seseorang agar mampu melakukan suatu pekerjaan
di tempat kerja/industri, sehingga standar tersebut tidak
dirancang untuk mencakup secara detail tentang kemampuan
yang mungkin dibutuhkan untuk seseorang dalam
melaksanakan suatu tugas.
2. Standar ditulis secara umum sehingga dapat secara fleksibel
dipakai diberbagai situasi, sehingga sering dijumpai penggunaan
sesuai “Standar Operation Procedure” (SOP) yang ditetapkan
oleh perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan
fleksibilitas bagi pengguna untuk merancang program sesuai
dengan kebutuhan yang spesifik.
3. Ketentuan-ketentuan yang mengikat baik berupa peraturan
perundang-undangan, standar produk /jasa yang ditetapkan dan
ketentuan lain yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan hidup, dimasukan kedalam
Kondisi Unjuk Kerja, sebagai acuan/patokan untuk
menetapkan ketercapaian/keterukuran uraian dalam Kriterian
Unjuk Kerja
4. Standar harus mampu memberikan fleksibilitas dalam merancang
suatu pelatihan.
5. Informasi-insformasi yang sangat dibutuhkan dalam menggali
pengetahuan yang mendukung tercapainya kompetensi dapat
diperoleh dari kondisi unjuk kerja dan acuan penilaian.
6. Penggabungan dua atau lebih unit kompetensi untuk satu
penugasan dapat memberikan hasil yang lebih efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Anna Rifai Adam, Pendidikan Berdasar Kompetensi –

IATVEP B. 1995

2. Australia National Training Authorithy, Utilities

Training Package UTP.98

National Utilities & Electro Technology ITB. 1999

3. P.Thomson, Getting Grips With Developing

Competences Standard – NCVR South

Australia/IAPSD

4. Caltex, CompetencyMatrix

15
BIDANG DAN SUB BIDANG Ketenagalistrikan

SUB BIDANG
OPERASI &
NO PERANCANGAN KONSTRUKSI INSPEKSI
PEMELIHARAAN
BIDANG
PEMBANGKITAN K.. O..
1 K.. R.. K.. K.. K.. I..
K.. K.. H..
TRANSMISI T.. O..
2 T.. R.. T.. K.. T.. I..
T.. T.. H..
DISTRIBUSI D.. O..
3 D.. R.. D.. K.. D.. I..
D.. D.. H..
INSTALASI
I.. O..
4 PEMANFAATAN I.. R.. I.. K .. I.. I..
I.. H..
I..

16
BIDANG PEMBANGKITAN

JENIS PEMBANGKITAN KODE BIDANG KETERANGAN

PLTA KAA Karakter I:


K = Pembangkit
PLTD MINYAK KDM Karakter II:
A=Air
PLTG MINYAK/GAS KGG/M D=Diesel
G=Gas
PLTGU MINYAK/GAS KKG/M K=Combine Cycle
U=Uap
PLTU BATUBARA KUB Karakter III:
A=Air
PLTU MINYAK KUM M=Minyak
G=Gas
PLTU PANAS BUMI KUP B=Batubara
P=Panas Bumi
PLTU NUKLIR KUN N=Nuklir

17
BIDANG SUB BIDANG UNIT KOMPETENSI LEVEL

3 Huruf 3 Huruf 3 Angka 1 Angka

Contoh:

KUB ROK 001 3

PLTU Batubara Perencanaan Operasi Unit Lokal untuk bidang Unit Kompetensi 101 (Merencanakan
Pendapatan Niaga) dengan level 3

KUB KMT 201 2

PLTU Batubara Teknisi Pemeliharaan Mekanik untuk bidang Unit Kompetensi 001 (Memasang
Peralatan Turbin Gas) dengan level 2

KUB IMT 201 2

PLTU Batubara Teknisi Inspeksi Mekanik untuk bidang Unit Kompetensi 001 (Menginspeksi Turbin
Gas) dengan level 2

18
GLOSSARY

Advanced
Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang tinggi yang harus dapat
ditunjukan oleh seorang yang dianggap ahli (yang mengandung unsur
kemampuan analisa, konseptual dan pemecahan masalah yang tinggi)

Alkalinity Reduction/Pengurangan alkalin


Adalah proses untuk mengontrol pH pada sistem air pendingin untuk
meningkatkan kandungan alkalin karena berkurangnya karbon dioksida.
Proses ini dimaksudkan untuk menjaga kandungan optimum pH agar
klorinisasi berjalan efektif, biasanya menggunakan injeksi asam sulfat.

Analysis/Analisa
Diartikan sebagai pengolahan data menjadi informasi melalui langkah yang
rasional.

Apparatus/peralatan
Adalah peralatan yang dipergunakan pada proses pembangkitan tenaga
listrik

Ash/abu
Adalah bahan sisa pembakaran dan terutama abu dasar yang berada
pada “ pulverised fuel combustion”

Assemble/merakit
Adalah proses yang merifer kepada pemilihan, pemeriksaan secara visual,
pemasangan dan penyetelan komponen pada suatu struktur atau
peralatan ataupun suatu “plant”.

Assessment/pengujian
Diartikan sebagai: mendiagnosis unjuk kerja, klasifikasi kemampuan atau
pengukuran atas kemajuan proses pembelajaran

Auxiliary Steam System/Sistem Uap Bantu


Uap yang dipergunakan untuk membantu pada proses pembangkitan
misal, “air extraction, gland sealing dan sebagainya.

Basic/dasar
Aplikasi yang sederhana atau mendasar

19
Batching (chemical)
Pencampuran bahan kimia yang dibutuhkan untuk proses “water
treatment”.

Boiler/ketel Uap (termasuk di dalamnya Heat Recovery Steam


Generator – HRSG)

Adalah bejana untuk memproduksi uap yang bertekanan


Peralatan yang dipergunakan pada pembangkitan ini pada umumnya
merupakan konstruksi peralatan yang besar yang mampu menghasilkan
uap dengan volume yang besar dan bertekanan tinggi yang dibutuhkan
untuk proses pembangkitan tenaga dengan panas. Pada umumnya ketel
uap memiliki beberapa tingkat “superheating”.

Brine Concentrator/
Adalah peralatan untuk mengkonsentrasi kandungan garam pada
“discharged cooling water” yang bertujuan untuk memurnikan air untuk
pemakaian kembali.

Bulk/tumpukan
Sejumlah besar (biasanya yang dimaksud batubara atau bahan padat
lainnya)

Chemical/Bahan kimia
Adalah bahan kimia yang dipergunakan dalam proses pembangkitan
tenaga listrik

Clean/Membersihkan
Menjaga tempat kerja, bangunan, plant, peralatan tetap bersih, rapi dan
bebas dari hambatan.

Commissioning/Komisioning
Adalah kegiatan yang dilakukan agar peralatan/unit atau sistem siap untuk
operasional kembali.

Communications/Komunikasi
Adalah menyampaikan informasi melalui media yang ditetapkan

Competency/Kompetensi
Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan untuk
kerja yang dipersyaratkan.

20
Component/Komponen
Adalah bagian-bagian dari suatu peralatan atau unit yang memiliki fungsi
dalam pengoperasian suatu sistem.

Compressed/Pemampatan
Adalah berkurang dalam volume

Condensate System/Sistem Kondensasi


Adalah salah satu bagian dari unit pembangkit uap atau sirkulasi air yang
berfungsi untuk mengubah kembali air panas bertekanan rendah menjadi
air pengisi turbin. Rangkaian sistem ini antara lain pumps, low pressure
feed water heaters, air ejectors, water treatment plants, deaerators “

Condenser/Kondensor
Adalah peralatan untuk mengubah uap tekanan rendah menjadi air pengisi
turbin

Condition Changing
Pengontrol tegangan, peralatan yang meliputi “tap changers, reactors dan
synchronous condenser”.

Conduct/Konduksi
1. Melaksanakan suatu aktifitas
2. Perpindahan panas atau arus listrik

Contaminated/kontaminasi
Bahan atau subtansi yang tercemar

Cooling System/Sistem Pendingin


Adalah metode untuk mengontrol kenaikan temperatur dalam “plant”
dengan mengubah panas kedalam temperatur medium selama proses
pembangkitan tenaga

Coordinate/Koordinasi
Memfungsikan hubungan antar sub-sistem hingga berfungsi dengan
benar.

Crisis/Krisis
Kondisi yang berbahaya, resiko tinggi yang mungkin menimpa sistem yang
dapat mengakibatkan kegagalan sistem.

Critical/kritikal

21
1. Suatu kecelakaan yang mengandung resiko tinggi dan membutuhkan
respon segera.
2. Sekuen suatu proses yang menuntut kecepatan dalam memutuskan
suatu keputusan (critical path)

Decommission/Dekomisioning
Mengeluarkan unit/peralatan dari sistem secara permanen atau tidak
dipergunakan untuk waktu yang lama.

Defect/kerusakan
Kerusakan yang terjadi pada sistem atau sub-sistem /peralatan yang
memungkinkan terjadinya kegagalan sistem.

Diagnose and Repairing/Diagnose dan perbaikan


Merefer kepada “corrective maintenance” yang meliputi: mengenali,
melokalisir dan meluruskan/memperbaiki kesalahan.

Direct/mengarahkan kerja
Memberikan arahan atau instruksi atau menetapkan sejumlah staf untuk
mengerjakan suatu tugas.

Distribution System/sistem distribusi


Sistem catu daya listrik yang terintegrasi

Drawings/gambar
Refer kepada, gambar teknik, rangkaian, PID, skematik, gambar layout
dan site plan.

Dust/debu
Debu yang berterbangan dan dikumpulkan oleh “electrostatic precipitators”
atau saringan fabrics.

Efficiency/Efisiensi
Memaksimalkan performan plant dengan perencanaan pengoperasian
parameter.

Electronic equipment/peralatan elektronik


Peralatan yang sebagaian besar menggunakan komponen elektronik.

Emergency Response/antisipasi kondisi darurat

22
Berkaitan dengan keadaan atau kondisi yang bahaya dan segera
membutuhkan penanganan.

Environment / Lingkungan
Berkaitan dengan masalah lingkungan secara komperhensif yang
kemungkinan memperoleh dampak dari pengoperasian PLTU baik
langsung maupun tidak langsung

Environment Control / Pengontrolan Lingkungan


Berkaitan dengan masalah upaya perlindungan lingkungan secara
komperhensif yang kemungkinan memperoleh dampak dari pengoperasian
PLTU baik langsung maupun tidak langsung. Secara operasional upaya
pengontrolan tersebut dapat mencakup pengontrolan emisi gas buang,
water treatment, dust collector dan sebagainya.

Erect / memberdirikan
Berkaitan dengan pekerjaan memberdirikan struktur atau peralatan listrik.

External / Eksternal
Wilayah atau lokasi di luar daerah pembangkit listrik

Feed water
Air yang bertemperatur dan bertekanan tinggi yang dimasukan kedalam
ketel uap.

Feed Water System / Sistem Pemasukan Air


Bagian dari sistem unit sirkulasi air atau uap, terutama sistem air
bertekanan tinggi dari pompa pengisap pemasukan kedalam ketel uap
termasuk di dalamnya pompa, economiser high pressure feed water
heater, feedwater regulating valves dan sebagainya

Fuel/Bahan Bakar
Material yang dipergunakan untuk pembakaran dapat berupa batu bara,
gas, minyak solar, limbah pabrik yang dapat dibajar ( ampas tebu)

Generation / Pembangkit
Proses untuk menghasilkan listrik

Hardware/Perangkat Keras
Merujuk pada bahan atau komponen yang tidak bergerak dari suatu sistem
misal insulator dan sebagainya.

High Voltage / Tegangan Tinggi

23
Merujuk pada tegangan listrik AC lebih dari 150 KV

HV Apparatuse
Peralatan yang dipergunakan untuk penyaluran dan pengontrolan arus
listrik

Implement
Melaksanakan

Inspect/Memeriksa
Memeriksa atau mengecek/menguji suatu sistem, rangkaian, komponen
atau bagian tertentu secara visual atau secara phisik lainnya untuk
mengetahui kerusakan atau penyimpangan yang terjadi.

Inspection / Pengujian
Melakukan pemeriksaan secara lebih detail.

Install/ Memasang
Berkaitan dengan pemasangan dan penyetelan instalasi baru, atau
penggatian suatu.

Component
Adalah suatu bagian peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan sub
Sistem dalam suatu kesatuan unit

Multi System
Adalah suatu peralatan Sistem intern di unit yang terintegrasi dengan
peralatan diluar sistem dalam suatu unit kegiatan operasional.

Peralatan Bantu
Adalah suatu Sistem yang yang dapat berdiri sendiri atau bagian dari
suatu unit pembangkit untuk mendukung pengoperasian Sistem utama
didalam suatu sistem di unit pembangkitan.

Peralatan Utama
Adalah suatu Sistem dimana peralatan tersebut merupakan bagian utama
dari suatu Unit Pembangkitan (Boiler, Turbin, Generator dll).

Sistem
Adalah suatu peralatan yang terintegrasi dengan sub-sub sistem lainnya
yang ditetapkan oleh Perusahaan.

24
SOP Perusahaan (diartikan Standard Operating Procedure atau
Standing Operation Procedure)
Adalah suatu ketentuan yang dikeluarkan oleh Perusahaan didalam
melakukan kegiatan Operasi maupun Pemeliharaan suatu Unit
Pembangkit, baik itu mengacu kepada Instruction manual maupun
modifikasi dari instruction manual tersebut sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan.

Sub Sistem
Adalah suatu bagian dari sitem peralatan tertentu yang ditetapkan oleh
Perusahaan.

Standar Kompetensi Tenaga Teknik Bidang Pembangkitan Sub Bidang


Pemeliharaan & Inspeksi Bangunan Sipil Pembangkit dimaksudkan untuk
tenaga teknisi yang melaksanakan pemeliharaan dan inspeksi bangunan
sipil.
Yang termasuk pekerjaan pemeliharaan di sini adalah perencanaan dan
konstruksi bilamana dalam pemeliharaan tersebut memerlukan perbaikan.

Pemeliharaan
Adalah merawat dan memperbaiki bangunan, mesin, atau benda-benda
lain yang sudah ada, sesuai SOP.

Inspeksi
Adalah melakukan pemeriksaan phisik terhadap bangunan, mesin, atau
benda-benda lain yang sudah ada, sesuai SOP.

Pemeliharaan Bangunan Sipil


Adalah meliputi perawatan dan perbaikan yang dilakukan sendiri
(swakelola) atau dilakukan oleh pihak lain (pemilik sebagai supervisor /
pengawas pekerjaan).

Bangunan Sipil Pembangkit


Adalah bangunan sipil yang digunakan untuk keperluan pusat listrik, terdiri
dari : pondasi mesin pembangkit, bangunan struktur, bangunan air dan
bangunan penunjang pada pembangkit listrik.

Bangunan Struktur
Adalah bangunan sipil yang digunakan untuk keperluan pusat listrik, terdiri
dari pondasi dan struktur atasnya dengan besaran dimensi sesuai dengan
perencanaan peruntukan operasional, pembebanan, faktor keamanan
stabilitas dan estetika.

25
Pondasi
Adalah bagian bangunan sipil paling bawah yang berfungsi sebagai
penyalur beban diatasnya untuk diteruskan kedalam bumi dengan besaran
dimensi sesuai dengan sistem pembebanan, faktor keamanan dan kondisi
lapisan tanah/batuan yang ada.

Pondasi Dinamis
Adalah bagian bangunan sipil paling bawah, berfungsi sebagai penyalur
beban dinamis diatasnya untuk diteruskan kedalam bumi dengan besaran
dimensi sesuai beban dinamis, faktor keamanan dan kondisi lapisan
tanah/batuan yang ada.
Termasuk pondasi dinamis pada bangunan sipil pembangkit diantaranya
adalah : pondasi dinamis pada turbine, mesin (engine), generator, dll.

Pondasi Statis
Adalah bagian bangunan sipil paling bawah yang berfungsi sebagai
penyalur beban statis diatasnya untuk diteruskan kedalam bumi dengan
besaran dimensi sesuai dengan beban statis, faktor keamanan dan kondisi
lapisan bawah/batuan yang ada.

Penstock/Pipa Pesat
Adalah pipa bertekanan yang berfungsi mensuplai air ke turbin air.

Boiler House
Adalah Rumah Ketel

Powerhouse
Adalah Rumah Pembangkit

Underground Powerhouse
Adalah Rumah Pembangkit Bawah Tanah

Control Building
Adalah Gedung Kontrol

Chimney/Cerobong
Adalah bangunan cerobong yang terbuat dari konstruksi beton

Stack/Cerobong

26
Adalah bangunan cerobong yang terbuat dari konstruksi baja

Jetty/Dermaga
Adalah tempat penambatan kapal

Coal bunker/penampungan batubara


Adalah tempat penampungan batubara sementara sebelum proses
pembakaran
Coal handling/penanganan batubara
Adalah penanganan batubara mulai dari dermaga sampai dengan
penampungan batubara

Ash handling/penanganan abu batubara


Adalah penanganan abu batubara setelah proses pembakaran sampai
tempat penampungan

Switch yard/serandang hubung


Adalah tempat merubah tegangan, menerima, menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik

Storage tank/tangki penampungan


Adalah tempat penampungan bahan bakar dan air

Pump house/rumah pompa


Adalah bangunan tempat pengoperasian pompa

Incenerator
Adalah tempat untuk pembakaran oli bekas

Cooling tower/menara pendingin


Adalah bangunan/menara yang berfungsi mendinginkan air

Radiator
Adalah alat pendingin

Upperstructure/bangunan atas
Adalah bangunan yang terletak diatas pondasi
Bangunan Struktur
Adalah bagian bangunan sipil yang berdiri di atas (disangga) pondasi,
mempunyai dimensi berdasarkan kebutuhan operasional, pembebanan,
faktor keamanan dan estetika sesuai dengan peruntukan bangunan sipil
pembangkit.

27
Intake structure/bangunan pengambilan
Adalah bangunan untuk pengambilan air dari waduk, danau, sungai atau
laut

Discharge channel
Adalah saluran pelepas air

Break water
Adalah pemecah gelombang

Boat house
Adalah tempat penambatan perahu yang khusus digunakan untuk inspeksi
waduk atau danau untuk pembangkitan

Cavern
Adalah bukaan/galian bawah tanah yang berdimensi besar (lebih besar
dari terowongan) dan digunakan untuk rumah pembangkit

Hydraulic structure/Bangunan Air


adalah bangunan sipil untuk keperluan pusat listrik tenaga air yang
mempunyai besaran dimensi berdasarkan dimensi hidrolis (debit, pola
aliran), pembebanan, faktor keamanan dan estetika sesuai dengan
perencanaan peruntukan bangunan sipil pusat listrik tenaga air.

Reservoir/Waduk
adalah tempat penampungan air yang terbuat akibat dibangunnya
bendungan yang melintang sungai, untuk memenuhi kebutuhan
pengoperasian pembangkit sesuai perencanaan.

Green belt/bantaran waduk/danau


Adalah lahan kosong yang dipersiapkan untuk tempat penampungan banjir
rencana yang terletak ditepian waduk/danau

Lake/Danau
adalah tempat penampungan air yang terbentuk secara alami.
Dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pengoperasian pembangkit
sesuai perencanaan.

Dam/Bendungan

28
Adalah bangunan melintang sungai untuk membuat tempat penampungan
air (waduk) yang mempunyai ketinggian > 15.0 m dengan volume
tampungan sekurang – kurangnya 100.000 m³, atau tinggi < 15.0 m
dengan daya tampung sekurang – kurangnya 500.000 m³.

Spillway/bangunan pelimpah
Adalah bangunan pelimpas banjir rencana

Bangunan Inspeksi (Inspection Gallery)


Adalah bangunan fasilitas untuk keperluan penempatan peralatan
pemantau perilaku bendungan dan peralatan penunjang lainnya.

Dam instrumentation
adalah alat ukur untuk mengetahui deformasi / kondisi parameter tubuh
bendungan yang mempengaruhi stabilitasnya

Bangunan Bendung (Weir)


Adalah bangunan melintang sungai yang mempunyai ketinggian < 15.0 m
dan volume tampungan air < 100.000 m³ yang berfungsi untuk
mengalihkan dan menaikkan tinggi muka air dari sungai/danau agar dapat
masuk kebangunan pengambilan (intake) sesuai dengan perencanaan.

Stilling basin
Adalah bangunan pemecah energi

Bangunan Pembawa Air (water way)


Adalah bangunan sipil pembangkit yang berfungsi untuk mengalirkan air,
mulai dari bangunan pengambilan air (intake) sampai mesin pembangkit
dan air kembali ke sungai/laut dengan dimensi berdasarkan dimensi
hidrolis (debit, pola aliran), pembebanan, faktor keamanan stabilitas dan
estetika sesuai dengan perencanaan peruntukan bangunan sipil pusat
listrik tenaga air.

Termasuk bangunan pembawa air


Diantaranya adalah: bangunan pengambilan (intake), saluran terbuka,
saluran tertutup, terowongan gravitasi, terowongan tekan, bangunan
control sedimen (sediment trap), talang air (aquaduct), sipon (syphon),
gorong-gorong (culvert), bangunan pelimpah, tangki pendatar air (surge
tank/head tank), pipa pesat (penstock) bangunan pembuang (tailrace), dll.

Daily pondage/Kolam Tando Harian (KTH)

29
Adalah bangunan air yang berfungsi untuk menampung kelebihan air yang
berasal dari pengoperasian beban dasar untuk memenuhi debit pada
pengoperasian beban puncak, dengan dimensi sesuai dengan
perencanaan pada operasi pusat listrik tenaga air.

Termasuk bangunan KTH


Diantaranya adalah: bangunan kolam, bangunan inlet (masuk KTH) dan
bangunan outlet (masuk ke penstock/saluran pembawa air), bangunan
pelimpah, bangunan penguras, bangunan by pass, bangunan pelengkap,
dll.

Bangunan Penunjang Pembangkit


Adalah bangunan sipil yang dipergunakan sebagai penunjang
pelaksanaan pengoperasian pembangkit, baik yang bersifat penunjang
secara teknis mempengaruhi produksi pembangkitan maupun bangunan
sipil penunjang untuk kepentingan umum, dengan besaran / dimensi
sesuai dengan perencanaan peruntukan bangunan sipil pembangkit.

Sarana Penunjang Bangunan Penunjang Pembangkit


Adalah bangunan sipil yang dipergunakan sebagai penunjang
pelaksanaan pengoperasian pembangkit.

Termasuk sarana penunjang diantaranya


Adalah : gedung administrasi, bengkel, gudang, stock yard, disposal area,
dll.

Sarana umum Bangunan Penunjang Pembangkit


Adalah bangunan sipil fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang
kelancaran pelaksanaan pengoperasian pembangkit.

Termasuk sarana umum diantaranya


Adalah : bangunan perumahan, sarana ibadah, sarana olah raga,
landscape, water tower, dll.

Perkuatan Tebing
Adalah bangunan sipil yang dipergunakan untuk melindungi dan
memperkuat faktor keamanan stabilitas dari struktur tanah asli, tanah
galian, tanah timbunan, sesuai dengan perencanaan peruntukan
bangunan sipil pembangkit.

30
Termasuk Perkuatan Tebing diantaranya adalah ; gebalan rumput, sistem
drainase, dinding pasangan batu kali, dinding beton, bronjong (gabion),
pelapis beton tembak (shotcrete),
perkuatan pada tanah (soil nailing) peng-angkeran pada batuan (rock
anchor), dinding rangka beton (concrete frame), kombinasi dari sistem
perkuatan tebing, dll.

Jalan dan Jembatan


Adalah bangunan sipil untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas perhubungan
antar lokasi sesuai dengan perencanaan peruntukan bangunan sipil
pembangkit.
Termasuk jalan dan jembatan pada bangunan sipil pembangkit
diantaranya adalah : jalan dan jembatan yang berada di dalam komplek
pembangkit atau menghubungkan antara wilayah pembangkitan dengan di
luar wilayah pembangkitan dan yang menghubungkan antara bangunan
sipil di dalam wilayah pembangkitan, termasuk sistem drainase dan
bangunan pelengkapnya

31

Anda mungkin juga menyukai