5 6062108306921489130
5 6062108306921489130
Abstrak
Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat dua faktor utama, yaitu pendidik dan peserta didik.
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang di harapkan dibutuhkan juga faktor-faktor
pendukung seperti faktor tujuan, alat, dan juga lingkungan belajar.
Model belajar tematik dengan rumpun model sosial bermain peran (role playing) merupakan
salah satu model yang dapat membantu pendidik dalam menentukan perencanaan pembelajaran
dan penilaian yang terukur supaya menghasilkan prosedur pembelajaran yang efisien dan
efektif, sehingga hasil pembelajaran yang di dapat mengalami peningkatan yang signifikan.
Kata kunci : Rumpun model sosial, bermain peran, pembelajaran tematik, PKLH dan
Bahasa Indonesia
I. PENDAHULUAN
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah tersampaikannya materi pelajaran kepada
seluruh peserta didik. Pada prosesnya penyampaian materi ini harus menggunakan
model-model serta metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi
belajar peserta didik, sehingga baik pendidik maupun peserta didik mendapatkan hasil
belajar yang diharapkan.
Model belajar tematik menjadi acuan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Model
pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan
beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Rumpun model sosial bermain peran (role playing) sebagai salah satu rumpun model
pembelajaran dapat membantu pendidik dalam merencanakan pembelajaran, menyiapkan
bahan dan media ajar, juga menentukan instrumen penilaian yang efektif.
Dengan menggunakan rumpun model sosial bermain peran (role playing) diharapkan
terjadi proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Sehingga hasil
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Pembelajaran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Proses pembelajaran pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup di sekolah dasar
antara lain agar anak memiliki pengertian sikap dan tingkah laku yang rasional, serta
tanggung jawab terhadap masalah-masalah kependudukan sebagai bekal melanjutkan
pelajaran maupun untuk terjun kemasyarakat (Kurikulum Pendidikan dan Kependudukan
dalam Pelaksanaan Kurikulum Tahun l975: 9).
Arah yang mendasar dari proses pembelajaran pendidikan kependudukan dan lingkungan
hidup adalah pembentukan sikap dan perubahan sikap. Pembentukan dan perubahan
sikap terjadi sebagai proses belajar atau sebagai proses kesadaran (Sarlito Wirawan
Sarwono, 1992: 52). Dan tumbuhnya sikap, bukan karena pengalaman langsung, tetapi
sikap dapat terjadi pengembangan dan penggunaan ketrampilan proses harus
dilaksanakan dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah
(Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994 : 123).
Menurut Udin Winataputra 1994, Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktifitas belajar mengajar.
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran
merupakan salah satu metode pembelajaran dengan menempatkan peserta didik untuk
melakukan kegiatan bermain atau memainkan peran tokoh lain dengan penuh
penghayatan dan kreativitas berdasarkan peran suatu masalah yang sedang dibahas
sebagai materi pembelajaran bermain peran pada saat itu
Terdapat empat karakteristik bermain peran menurut Yamin (Dalam Sutino 2005: 81)
yaitu:
1) Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan kegiatan itu atas
kemauannya sendiri.
2) Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak merasa bebas
memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi kegiatan bermainnya.
3) Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun mental.
4) Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain,
seperti kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampuan berbahasa,
kemampuan memperoleh teman sebanyak mungkin dan sebagainya.
Model bermain peran (role playing) dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki
nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkahlaku mereka sendiri dan nilai-nilai yang
menjadi sumber dari penyelidikan itu. Bermain peran juga membantu siswa
mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu sosial, mengembangkan rasa
empati kepada teman, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.
Langkah-langkah pembelajaran bermain peran (role playing):
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum KBM
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari beberapa siswa
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
IV. Simpulan
Tindak lanjut dalam penelitian ini, yaitu model sosial bermain peran (role
playing) disarankan kepada para pendidik untuk menerapkan dalam
pembelajarannya karena dengan dapat membuat pendidik menjadi lebih
profesional dan terampil dalam mengajar sehingga peserta didik memiliki minat
yang tinggi dalam mengikuti pelajaran tematik. Pembelajaran menjadi efektif dan
menyenangkan sehingga metode demonstrasi dapat diterapkan pada mata
pelajaran yang lain
V. DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. (2008). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
http://eprints.umm.ac.id/39267/3/BAB%20II.pdf
SukoPratomo,
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_11-
April_2009/MODEL_PEMBELAJARAN_TEMATIK__DALAM_PENDIDIKAN_LIN
GKUNGAN_HIDUP_%28PLH%29_DI_SEKOLAH_DASAR.pdf
https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-pembelajaran-bermain-
peran/
Casmito, https://core.ac.uk/download/pdf/16508262.pdf