UNIVERSITAS KHAIRUN
2021
1
DAFTAR ISI
Pengantar 3
2
PENGANTAR
Panduan clinical skill lab (CSL) kedokteran komunitas berisi 6 CSL yaitu:
1. Perencanaan program kerja
2. Rekam medis
3. Identifikasi masalah kesehatan
4. Teknik komunikasi
5. Pembuatan video, X banner dan flip chart
6. Teknik penyuluhan
Mahasiswa juga diharapkan mencapai Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) dengan waktu yang disediakan adalah 200 menit pada setiap
kemampuan. Beberapa langkah kegiatan, teori singkat dan contoh skenario juga ditampilkan di
dalamnya
Panduan atau manual ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu saran yang membangun
diperlukan.
3
TATA-TERTIB KEGIATAN KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL
LABORATORY (CSL)
Sebelum kegiatan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan.
4
4. Izin diberikan jika mahasiswa sakit, orang tua sakit dan keluarga inti yang meninggal
dengan memasukkan surat keterangan sakit dan surat izin
5. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL yang terjadi karena ulah mahasiswa,
resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.
6. Nilai ujian OSCE menjadi prasyarat ikut ujian blok. Jika tidak lulus OSCE maka tidak
diperkenankan ikut ujian blok Kedokteran komunitas
5
KEDOKTERAN KOMUNITAS
Tujuan Umum :
mahasiswa mampu melakukan penilaian masalah kesehatan di suatu wilayah kerja sesuai standar
kompetensi.
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan identifikasi masalah kesehatan.
2. Menentukan prioritas masalah kesehatan dengan Metode Hanlon Kuantitatif.
3. Merumuskan masalah kesehatan
4. Menentukan akar penyebab masalah kesehatan dengan Metode Pohon Masalah
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
Media dan Alat Bantu:
1. Penuntun CSL
2. Alat tulis
3. Jas Laboratorium
6
Penilaian :
DESKRIPSI KEGIATAN
7
DASAR TEORI
Setiap dokter yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan primer harus mampu menanggulangi
masalah kesehatan di komunitas tanpa mengesampingkan masalah kesehatan individu. Masalah
kesehatan di komunitas dapat ditanggulangi dengan perencanaan program yang baik berdasarkan
masalah nyata di lapangan. Tahap awal dalam membuat program-program kesehatan di suatu
komunitas atau wilayah dimulai dengan mengidentifikasi masalah kesehatan agar program yang
dibuat tepat tujuan, tepat sasaran, efisien dan efektif. Pada keterampilan klinik ini, mahasiswa
akan diperkenalkan langkah-langkah dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, menentukan
prioritas masalah kesehatan, merumuskan masalah kesehatan, dan menentukan akar penyebab
masalah kesehatan sebagai dasar pembuatan rencana kerja program di fasilitas pelayanan
kesehatan primer.
Langkah Kerja
1. Melakukan Identifikasi Masalah Kesehatan
a. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis program, target, pencapaian, kesenjangan.
b. Identifikasi masalah dikelompokkan berdasarkan tabel berikut :
Cakupan kunjunungan
1. anak balita 85 % 75 % 11 %
Cakupan pelayanan
kesehatan orang dengan
3. TB berat 100 % 43 % 57 %
Cakupan pelaksanaan
4. survei jentik nyamuk 90 % 44,2 % 45,8 %
Cakupan penemuan
penanganan pneumonia
5. balita 97 % 16,49 % 80,51 %
c. Pengisian tabel di atas berdasarkan profil kesehatan dan target standar pelayanan minimal
yang terdapat pada lampiran penuntun ini.
8
2. Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan Dengan Metode Hanlon Kuantitatif
Metode hanlon lebih tepat digunakan untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dengan
memperhatikan teknik responsive dimana tujuan yang dicapai dari program jelas yang
dituangkan dalam kriteria dan faktor-faktor lain yang memungkinkan dengan langkah
kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria A : Besar masalah (nilai 0-10)
i. Besar masalah dinilai berdasarkan presentasi kesenjangan pada tabel identifikasi
masalah sebelumnya.
ii. Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kelas N = 1 + 3,3 log n ( n = jumlah klp masalah)
Rumus Interval
= 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 5
= 1 + 2,277
= 3,277
=3
Jumlah kelas
= (80,51 – 5 )
= 25,17
9
iii. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel berikut :
Nilai
.
.
.
.
.
.
.
3,3 6,6 9,9 .
Cakupan kunjungan
1 anak balita 3,3 3,3
Cakupan pelayanan
kesehatan orang
3 dengan TB berat 9,9 9,9
Cakupan pelaksanaan
4 survei jentik 6,6 6,6
Cakupan penemuan
penanganan
5 pneumonia 9,9 9,9
10
b. Kriteria B : Kegawatan masalah (nilai 1-5)
i. Masing-masing peserta diskusi memberikan penilaian terhadap masing-masing
masalah kesehatan dengan rentang nilai 1 – 5, dengan kriteria sebagai berikut :
Keganasan Biaya
Sangat ganas :5 Sangat murah :5
Ganas :4 Murah :4
Cukup berpengaruh :3 Cukup murah :3
Kurang ganas :2 Mahal :2
Tidak ganas :1 Sangat mahal :1
Urgensi
Sangat mendesak :5
Mendesak :4
Cukup mendesak :3
Kurang mendesak :2
Tidak mendesak :1
11
ii. Nilai total dari peserta diskusi dirata-ratakan untuk masing-masing masalah dan
kriteria, kemudian dimasukkan ke dalam tabel berikut :
Cakupan
kunjungan
1 anak balita 3 2,6 4,8 10,4
Cakupan
D/S balita
2. di posyandu 3,7 3,6 5 12,3
Cakupan
pelayanan
kesehatan
orang
dengan TB
berat
3 4 4 5 13
Cakupan
pelaksanaan
survey
jentik
4 nyamuk 3,1 4 5 12,1
Cakupan
penunjang
penangan
pneumonia
5 balita 4 4,4 3 11,4
12
c. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)
+ ... +...
1 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,3
+ ... +...
2 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,8
+ ... +...
3 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,4
4 3,9
+ ... +...
5 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,1
13
d. Kriteria D: PEARL faktor (nilai 0 atau 1)
1 = setuju
0 = tidak setuju
Nilai yang diambil adalah hasil perkalian, jadi jika ada satu orang saja peserta diskusi
memberikan nilai 0 (nol) atau tidak setuju terhadap salah satu kriteria, maka nilainya
menjadi 0 (nol)
1. Cakupan kunjungan 1 1 1 1 1 1
anak balita
3. Cakupan pelayanan 1 1 1 1 1 1
kesehatan orang
dengan TB berat
4. Cakupan pelaksanaan 1 1 1 1 1 1
survey jentik nyamuk
5. Cakupan penemuan 1 1 1 1 1 1
penangan pneumonia
balita
14
e. Menilai Prioritas Masalah Kesehatan
Setelah Kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus ; Nilai Prioritas Dasar
(NPD) = ( A+B ) x C
Nilai Prioritas Total ( NPT) = ( A+B ) x C x D
Rangking prioritas diambil berdasarkan urutan skor tertinggi sampai terendah
Untuk memudahkan, dapat dimasukkan ke dalam tabel berikut :
1
Cakupan kunjungan
anak balita 2,3 10,4 2,3 1 31,51 31,51 5
Cakupan pelayanan
orang dengan TB
3 berat 9,9 13 2,4 1 54,96 54,96 2
Cakupan pelaksanaan
4 survey jentik nyamuk 6,6 12,1 3,9 1 72,93 72,93 1
15
Cakupan penemuan
penanganan
5 pneumonia balita 9,9 11,412,1 1 44,73 44,73 3
KEMUNGKINAN PENYEBAB
KOMPONEN MASALAH
INPU
T MAN Tenaga kesehatan lingkungan sedikit
(Sumber Daya
Manusia)
16
MATERIAL Tidak ada masalah
(Alat dan Bahan)
MARKETING
(Sosialisasi) Jadwal kegiatan bertabrakan dengan kegiatan lain
1. Perilaku
LINGKUNG masyarakat yang
AN acuh terhadap 3M
PROS
ES P1 Tidak ada masalah
P2 Kerjasama lintas sektor tidak proaktif
P3 Tidak ada masalah
a. Tempatkan kertas metaplan masalah utama pada kotak di puncak pohon masalah.
17
b. Buat garis vertikal menuju kotak tersebut.
c. Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
d. Lakukan brainstorming dan fokuskan pada masing masing kategori.
e. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama yang lain.
f. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada
dibawahnya.
g. Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan duplikasi, ketidaksesuaian dengan masalah, dll.
Penilaian
ANAMNESIS 0 1 2
18
A. MELAKUKAN IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, target,
1 pencapaian, kesenjangan.
2 Identifikasi masalah dikelompokkan
B. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
DENGAN METODE HANLON KUANTITATIF
1 Kriteria A : Besar masalah (nilai 0-10)
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan perencanaan program kesehatan di suatu wilayah kerja sesuai standar kompetensi
Tujuan Khusus :
Mahasiswa diharapkan dapat :
Penilaian :
DESKRIPSI KEGIATAN
21
1. Pengantar 10 menit Pengantar
22
mahasiswa tersebut.
6. Curah 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
pendapat/diskusi dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit
DASAR TEORI
23
A
Dst
Apabila salah satu kriteria tidak dapat dipenuhi, maka rencana kegiatan tidak dapat dilaksanakan. Range nilai 0 : Tidak Setuju,
1 = Setuju.
3. Menentukan program yang akan dilaksanakan
Urutkan program yang telah terpilih untuk dilaksanakan berdasarkan hasil dari pemilihan berdasarkan kriteria mutlak dan
kriteria keinginan.
24
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kesling Penyuluhan Mencegah , Masyaraka 100% Kelurahan Petugas kesling Teiwulan 1 dan terintegrasi
& aksi mengendalikan t 2
Program 3M populasi dan
Plus penyebaran vektor
nyamuk
Pengandaan Untuk menciptkan Halaman 100% Kelurahan Petugas kesling Juni – agustus Terintegrasi
bibit lingkungan rumah rumah
tanaman masyarakat yang masyarakat
25
Lavender indah, untuk
pengusir nyamuk
serta sebagai
aromaterapi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
26
serta aksi
pembrantasan
jentik nyamuk
27
PENUNTUN BELAJAR PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN
Penilaian
PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN 0 1 2
A. MEMBUAT RENCANA KEGIATAN
Diskusikan rencana kegiatan apa sajakah yang akan dilakukan
1 untuk memecahkan akar penyebab masalah
B. MENENTUKAN KRITERIA MUTLAK
Diskusikan kriteria mutlak yaitu kriteria yang tidak dapat ditawar
dan harus dipenuhi oleh keputusan yg akan kita hasilkan. Hal ini
2
menyangkut 2 hal : input (sumber daya) dan output (hasil) dan
memiliki mutlak, terukur, dan realistis.
C. MENENTUKAN PROGRAM KESEHATAN
Urutkan program yang telah terpilih untuk dilaksanakan
3 berdasarkan hasil dari pemilihan berdasarkan kriteria mutlak dan
kriteria keinginan.
D. MEMBUAT PoA
4 Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-
masing penanggungjawab program/kegiatan berdasarkan
RPK yang telah disusun
Rincian kegiatan diisi penjabaran secara lengkap
mengenai kegiatan yang dilakukan
Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program
yang dilaksanakan
Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja
yang akan dicakup kegiatan
Lokasi pelaksanaan diisi lokasi pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab diisi dengan penanggung jawab
28
kegiatan
Jadwal diisi dengan waktu pelaksanaan kegiatan
Sumber biaya diisi dengan sumber pendanaan
Tujuan Umum :
29
Mahasiswa mampu mengisi rekam medis dengan tepat
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Memahami tujuan pengisian rekam medis
2. Mengidentifikasi tata cara penulisan rekam medis yang baik
3. Melakukan tatalaksana rekam medis yang baik dan benar
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
Penilaian :
DESKRIPSI KEGIATAN
DASAR TEORI
Menurut PERMENKES RI Nomor 269 Tahun 2008; Rekam medis adalah berkas yg berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yg diberikan kepada pasien. Setiap dokter yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan primer harus mampu melakukan pengisian rekam medis dengan benar. Hal ini karena rekam medis memiliki
manfaat sebagai berikut :
1. Menjamin kelengkapan administrasi pasien
2. Memudahkan perencanaan dan penilaian pelayanan medis
3. Melindungi kepentingan hukum pelbagai pihak
4. Membantu memperlancar administrasi keuangan pasien
5. Sumber data penelitian
6. Bahan rujukan pendidikan dan pelatihan
7. Kelengkapan dokumentasi
8. Memperlancar hubungan antar petugas kesehatan.
Rekam medis merupakan bagian dari pencatatan dan pelaporan yang wajib dibuat oleh semua dokter. Pada keterampilan klinik ini,
mahasiswa akan diperkenalkan tentang pengisian rekam medis yang baik dan benar.
32
Rawat Jalan Rawat Inap Gawat Darurat
34
kesehatan tertentu
35
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
Tujuan Umum :
mahasiswa mampu melakukan teknik komunikasi secara tepat
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan teknik komunikasi dalam menyampaikan kabar buruk.
2. Melakukan konseling keluarga
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
36
Penilaian :
DESKRIPSI KEGIATAN
DASAR TEORI
SKENARIO:
38
Pasien yang menemui anda adalah penderita appendisitis. Hasil akhir kesepakatan tim dokter adalah pasien harus segera
dioperasi. Anda adalah salah satu dokter yang bertanggung jawab untuk menyampaikan tindakan tersebut pada pasien.
1. Sebelum bertemu pasien persiapkanlah mental anda (merilekskan tubuh, pikiran dan perasaan). Hal ini bertujuan agar anda
tidak ikut terlarut dalam emosi pasien, dan tetap dapat berempati dalam proses nantinya.
2. Aturlah ruangan anda dengan menyiapkan 3 kursi di dekat tempat tidur periksa. Selain kursi yang ada dibalik meja dan
didepan meja anda. Persiapkan tissue diatas meja anda dan disaku anda. Handphone dan telepon diruang anda disetting tidak
bordering selama anda dalam proses penyampaian kabar buruk pada pasien. Jika ada tamu maka anda telah menunda untuk
bertemu setelah proses ini selesai.
3. Anda menyampaikan kabar buruk pada pasien di dalam ruang praktik anda, dan telah mempersiapkan diri anda sendiri dan
ruang praktik anda.
4. Anda akan didampingi dengan seorang dokter koass/perawat di ruang praktik anda dan juga pada saat proses penyampaian
kabar buruk pada pasien.
5. Pasien akan dipanggil oleh perawat dan anda menunggu di dalam ruang praktik dengan sikap yang tenang dan hindari
nervous/cemas pada saat menunggu dan bertemu pasien. Ketika pasien terdengar mendekat di ruang praktik anda maka anda
bersiap di depan pintu.
6. Anda tetap harus membangun rapport awal dengan membuka pintu dan memanggil pasien masuk ke dalam ruang periksa,
disertai dengan menyapa/memberi salam pada pasien dengan senyum.
7. Bersalaman dengan pasien sembari mempersilakan duduk sambil memperkenalkan diri (menyebut nama anda) dan
menanyakan kabar pasien. Anda sudah mengetahui kondisi pasien secara rinci, nama pasien, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan jumlah anak dari data inform concern pasien.
39
8. Menyebut nama pasien selama percakapan (komunikasi) di ruang praktik.
9. Menanyakan atau mengecek kembali keluhan pasien dan memberikan kesempatan pasien untuk bercerita tentang keluhan-
keluhannya dan mendengarkan pasien secara empatik dengan pandangan dan perhatian yang tertuju kearah pasien secara
seksama.
10. Mempersilahkan dan membantu pasien berbaring di tempat tidur yang telah disediakan dengan gerakan tangan kanan
menunjuk kearah tempat tidur sembari berkata “silahkan
Pak/ibu/sdr…, jangan tegang tapi lebih santai dan tenang Pak/ibu/sdr…” sembari tersenyum.
11. Melakukan pemeriksaan terkait keluhan-keluhan pasien dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa.
12. Setelah pemeriksaan dilakukan, bantulah pasien menuju tempat duduk yang telah anda siapkan ditepi tempat tidur
pemeriksaan. Setelah pasien duduk dengan nyaman, anda juga langsung duduk dengan posisi berhadapan dengan pasien dan
tidak ada penghalang antara anda dan pasien.
13. Tanyakanlah kepada pasien, sejauh mana informasi yang diketahui tentang penyakitnya, serta kemungkinan terburuk yang
akan ditimbulkan oleh penyakit pasien, serta harapannya. Jika pasien memiliki informasi yang jelas tentang penyakitnya, maka
bersiaplah untuk menyampaikan kabar buruk tersebut, tetapi jika pasien tidak memiliki informasi yang jelas maka
sampaikanlah terlebih dahulu informasi tersebut sampai pasien dapat pemahaman dari informasi yang anda berikan. Ketika
pasien telah memiliki informasi yang jelas tentang penyakitnya, kesenjangan antara harapan dan persepsi dengan
kenyataan akan memberikan anda gambaran pertimbangan yang akan lebih memudahkan anda untuk proses untuk
penyampaian berita buruk yang efektif-empatik.
14. Ketika akan menyampaikan berita buruknya (akan dioperasi), anda mendekatkan posisi duduk anda ke pasien, dan tanyakanlah
apakah pasien bersedia untuk mendengarkan lebih jauh tentang perkembangan hasil pemeriksaan tim dokter.
15. Jika pasien bersedia maka sampaikanlah hasil pemeriksaan medis sedikit demi sedikit (perhatikan ekspresi emosi dan
tanggapan pasien), dengan menggunakan bahasa yang sesuai latarbelakang pendidikan pasien (memudahkan untuk
40
memahamkan informasi) dengan suara yang tenang, lembu, pelan dan jelas (tidak berbelit-belit). Tetapi jika pasien tersebut
tidak bersedia mengetahui hasil pemeriksaan tim dokter, maka pertimbangkanlah terlebih dahulu untuk menyampaiknnya di
waktu lain, yang lebih tepat dan meminta pasien untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu, dan bertemu kembali dengan anda
(tidak melewati batas waktu untuk segera dioperasi).
Proses boleh dilanjutkan jika pasien bersedia, jika tidak bersedia maka cukup sampai pada tahap ini penyampaian kabar
buruk efektif-empatik.
Dibawah ini adalah tahap kelanjutan proses penyampaian kabar buruk efektif-komunikatif jika pasien bersedia untuk
mendengarkan hasil pemeriksaan medis.
16. Jika pasien bersedia maka sampaikanlah hasil pemeriksaan medis sedikit demi sedikit (perhatikan ekspresi emosi dan
tanggapan pasien) dengan menggunakan bahasa yang sesuai latarbelakang pendidikan pasien (memudahkan untuk
memahamkan informasi) dengan suara yang tenang, lembut, pelan dan jelas (tidak berbelit-belit). Jika masih memungkinkan
disampaikan lebih jauh maka lanjutkan, jika tidak maka ditunda sejenak hingga pasien merasa tenang kembali dan siap
mendengarkan kelanjutannya.
17. Dengarkanlah jawaban pasien dengan seksama, penuh perhatian dan pandangan yang tertuju kearah pasien. Dan hindari untuk
memotong kata-kata pasien ataupun berbicara tumpang tindih dengan pasien. Ulangi kata-kata pasien atau berikan tanggapan
sebagai bentuk pemahaman anda terhadap apa yang disampaikan pasien. Jika ada reaksi pelibatan unsur emosi pasien
(menangis) maka anda ikut merasakan kesedihan itu (memberikan tissue) tetapi tidak terlarut dengan kondisi itu (menangis).
Anda harus tetap tenang dan mengendalikan dengan menenangkan pasien (memberikan semangat atau motivasi) dengan situasi
tersebut.
18. Jika kondisi dan situasi sudah tenang, dan pasien juga sudah menerima dengan ikhlas apa yang anda sampaikan, maka
lakukanlah review kembali perckapan anda. Simpulkan kabar buruk dengan efektif-empatik secara bertahap (sedikit demi
sedikit), simpulkan tanggapan pasien selama proses diatas (dokter mendengarkan dan mengerti apa yang disampaikan pasien).
41
19. Berikan kesempatan lagi kepada pasien untuk bertanya, dan berikan feed back.
20. Percakapan harus terdokumnetasikan dalam rekam medis pasien (apa yang telah disampaikan, kepada siapa, terms used,
informasi spesifik pilihan terapi dan prognosis).
21. Anda mendiskusikan rencana penindaklanjutan kabar buruk yang telah anda sampaikan pada pasien
Konseling Keluarga
Pada dasarnya pelaksanaan konseling keluarga dan konseling individu relatif sama. Hanya saja proses konseling berlangsung
bukan pada pasien tapi kepada keluarga pasien yang belum dapat menerima keputusan tim dokter (baca petunjuk di bawah).
Konseling keluarga yang dilakukan oleh dokter sangat membantu dalam memberikan pemahaman kepada anggota keluarga akan
pentingnya tindakan amputasi, sehingga pada akhirnya keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien.
SKENARIO:
Pasien menceritakan kepada keluarga terdekatnya mengenai hasil pemeriksaan medis dan tindakan operasi yang akan
dilakukan oleh tim dokter. Namun keluarga pasien masih sulit menerima tindakan tersebut.
42
2. Mulailah dengan memberikan pemahaman kepada keluarga pasien akan tindakan yang diambil oleh tim dokter anda. Misalnya:
“bapak/ibu/sdr…”kami tim dokter melakukan tindakan operasi dalam upaya penyelamatan nyawa pasien (nyawa keluarga
saudara), yang merupakan dampak dari penyakit yang diderita oleh pasien”.
3. Dengarkanlah cerita keluarga pasien dengan penuh perhatian dan pandangan tertuju padanya dan hindari pemotongan kata jika tidak
diperlukan. Misalnya: “saya mengerti yang dirasakan bapak/ibu/sdr...,lalu bagaimana selanjutnya?”
4. Berikanlah dorongan-dorongan minimal kepada keluarga pasien ketika sedang berbicara.
Misalnya : anggukan, memberi sepatah kata yang bermakna motivasi atau semangat(“saya yakin bapak/ibu/sdr mampu
melewati ini semua).
5. Setelah keluarga pasien bercerita tentang ketidaksanggupannya untuk menerima salah satu anggota keluarganya dioperasi, maka
anda mengajak keluarga pasien untuk memikirkan sesuatu yang lain. Lakukanlah dialog dengan memberi pandangan kepada keluarga
pasien akibat-akibat jika operasi tidak dilakukan. Sehingga akhirnya kelurga pasien memiliki keyakinan dan keikhlasan untuk
dioperasi. Misalnya: Jika kelurga bapak/ibu/sdr… tidak dioperasi maka akibat dari penyakit keluarga bapak/ibu/sdr…akan lebih
parah, dan berbahaya bagi keselamatan keluarga bapak/ibu/sdr…bahkan akibatnya pada kematian. Harapan untuk hidup lebih
lama, masih dapat dirasakan jika operasi dilakukan.
6. Ketika kelurga pasien telah merubah keyakinannya untuk dioperasi, maka segeralah memberikan ucapan dan menunjukkan sikap
dukungan penuh kepada keluarga pasien bahwa anda sangat bangga dengan keputusan akhir keluarga pasien. Misalnya: “keputusan
terbaik telah diambil bapak/ibu/sdr…semoga semuanya berjalan dengan lancar, kami tim dokter juga memberikan yang terbaik
pada bapak/ibu/sdr…
43
0 1 2
A. PERSIAPAN
1 persiapkanlah mental anda
Mengatur ruangan anda dengan menyiapkan 3 kursi di dekat
tempat tidur periksa. Persiapkan tissue diatas meja anda dan
2 disaku anda. Handphone dan telepon diruang anda disetting tidak
berdering selama anda dalam proses penyampaian kabar buruk
pada pasien.
Pasien akan dipanggil oleh perawat dan anda menunggu di dalam
3
ruang praktik dengan sikap yang tenang
Bersalaman dengan pasien sembari mempersilakan duduk sambil
memperkenalkan diri (menyebut nama anda) dan menanyakan
4 kabar pasien. Anda sudah mengetahui kondisi pasien secara
rinci, nama pasien, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan
jumlah anak dari data inform concern pasien
Menyebut nama pasien selama percakapan (komunikasi) di ruang
5
praktik.
6 Melakukan pemeriksaan kembali berkaitan dengan keluhan
B. MENYAMPAIKAN BERITA BURUK KE PASIEN
Setelah pemeriksaan dilakukan, bantulah pasien menuju tempat
1 duduk yang telah anda siapkan ditepi tempat tidur pemeriksaan.
(jika memungkinkan)
2 Tanyakanlah kepada pasien, sejauh mana informasi yang
diketahui tentang penyakitnya, serta kemungkinan terburuk yang
akan ditimbulkan oleh penyakit pasien, serta harapannya. Jika
44
pasien memiliki informasi yang jelas tentang penyakitnya, maka
bersiaplah untuk menyampaikan kabar buruk tersebut, tetapi jika
pasien tidak memiliki informasi yang jelas maka sampaikanlah
terlebih dahulu informasi tersebut sampai pasien dapat
pemahaman dari informasi yang anda berikan.
Ketika akan menyampaikan berita buruknya (akan dioperasi),
anda mendekatkan posisi duduk anda ke pasien, dan tanyakanlah
3
apakah pasien bersedia untuk mendengarkan lebih jauh tentang
perkembangan hasil pemeriksaan tim dokter.
Jika pasien bersedia maka sampaikanlah hasil pemeriksaan medis
sedikit demi sedikit (perhatikan ekspresi emosi dan tanggapan
pasien) dengan menggunakan bahasa yang sesuai latarbelakang
pendidikan pasien. Tetapi jika pasien tersebut tidak bersedia
mengetahui hasil pemeriksaan tim dokter, maka
4
pertimbangkanlah terlebih dahulu untuk menyampaiknnya di
waktu lain, yang lebih tepat dan meminta pasien untuk
mempersiapkan diri terlebih dahulu, dan bertemu kembali
dengan anda (tidak melewati batas waktu untuk segera
dioperasi).
Jika kondisi dan situasi sudah tenang, dan pasien juga sudah
menerima dengan ikhlas apa yang anda sampaikan, maka
5
lakukanlah review kembali perckapan anda. Simpulkan kabar
buruk dengan efektif-empatik secara bertahap
45
Berikan kesempatan lagi kepada pasien untuk bertanya, dan
6 berikan feed back.
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu membuat media penyuluhan seperti video dan cross banner dengan baik
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Merancang media penyuluhan/pendidikan kesehatan yang sesuai kebutuhan.
2. Membuat media penyuluhan/pendidikan kesehatan yang sederhana berupa video & cross banner.
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
Penilaian :
0 = Sama sekali tidak melakukan
47
2 = Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan lengkap
DESKRIPSI KEGIATAN
48
5. Instruktur menilai hasil kerja mahasiswa
tersebut.
4. Curah pendapat/diskusi 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit
DASAR TEORI
Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Promosi kesehatan kepada individu maupun masyarakat merupakan suatu
upaya kesehatan yang cukup penting. Hal ini karena promosi kesehatan kesehatan merupakan bagian dari pencegahan primer yang
bertujuan untuk mencegah individu maupun masyarakat terkena sakit.
Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui komunikasi massa maupun komunikasi interpersonal. Dalam melakukan
komunikasi massa, perlu disiapkan media komunikasi yang efektif bagi audiensi. Media yang sering digunakan adalah Video dan
Cross Banner. Melalui praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu untuk merancang dan membuat media Video dan Cross Banner.
SYARAT VIDEO
5. Nama mahasiswa & Pembimbing di bagian bawah banner, dan disertai logo universitas.
6. Karya harus orisinil dan menggunakan bahasa yang baik dan benar dan menjadi properti FK.
7. Pada sarung banner dituliskan judul banner, kelompok/angkatan, Ikkom 2019
Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
50
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)
Penilaian
TEKNIK PEMBUATAN VIDEO DAN CROSS BANNER 0 1 2
A. PEMBUATAN VIDEO
1 Video berdurasi maksimal 3 menit
2 Minimal terdiri dari 6 scene.
Karya harus orisinil dan menggunakan bahasa yang baik dan
3 benar dan menjadi properti FK
4 Tulisan mudah dibaca
51
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu memberikan ceramah/ penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dengan baik
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan bahan – bahan penyuluhan dengan baik dan sesuai sasaran
2. Mahasiswa mampu memilih, membuat dan menggunakan alat bantu peraga yang tepat untuk menunjang penyuluhan
yang ia lakukan.
3. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi dengan masyarakat dengan baik
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
52
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
Penilaian :
DESKRIPSI KEGIATAN
53
kepada instruktur dan instruktur menjawab dan
memberikan penjelasan tentang teknik penyuluhan
3.Praktek bermain peran 120 menit 1. Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
dan umpan balik Satu orang berperan sebagai dokter/pemeriksa dan
satu orang berperan sebagai pasien secara serentak.
Instruktur mengamati setiap pasangan.
2. Instruktur memberikan tema khusus untuk
dilakukan penyuluhan atau mengambil topic
sebelumnya
3. Mahasiswa juga melakukan teknik penyuluhan
secara tepat dan saling bertukar peran sebagai
audiens
4. Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih.
5. Mahasiswa bertukar peran secara serentak dan
kemudian instruktur menilai performa mahasiswa
tersebut.
4. Curah pendapat/diskusi 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit
54
DASAR TEORI
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat merupakan satu bentuk komunikasi dalam komunitas, kemampuan ini
merupakan satu hal yang harus dimiliki seorang dokter dalam peranannya sebagai The Five Stars Doctor, di mana ia harus
memenuhi kompetensi sebagai seorang : Communicator, Manager, dan Community Leader.
Penyuluhan sebagai bagian dari Pendidikan Kesehatan
Pendidkan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu usaha/ kegiatan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok, atau individu
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Dan dari pengetahuan tersebut diharapkan terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih positif.
Pendidikan kesehtan merupakan suatu proses yang mempuanyai input dan output. Faktor-faktor yang mempengaruhi
berhasilnya suatu proses pendidikan yaitu :
1. Isi materi atau pesan
2. Performa pendidik/penyuluh
3. Alat-alat bantu/ peraga.
Agar dicapai hasil yang optimal, maka fsktor-faktor tersebut harus dapat bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti
bahwa untuk untuk sasaran tertentu, harus menggunakan cara tertentu pula, materi juga disesuaikan dengan sasara, demikian pula
dengan alat bantunya. Untuk sasaran kelompok metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individu
Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)
55
Penilaian
TEKNIK PENYULUHAN KESEHATAN 0 1 2
A. MATERI PENYULUHAN
1 Sederhana
2 Menarik
3 Menggunakan media/alat secara tepat
4 Menggunakan bahasa/gambar yang mudah dimengerti audiens
7 Menguasai keadaan
10 Tidak bertele-tele
56
11 Menggunakan istilah yang mudah dimengerti
57