Anda di halaman 1dari 57

MANUAL KETERAMPILAN MAHASISWA

“BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS”

Tahun Akademik 2020 - 2021

Diberikan pada Mahasiswa Semester VII

BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS KHAIRUN

2021

1
DAFTAR ISI

Pengantar 3

Tata-tertib kegiatan keterampilan klinik / Clinical Skill Laboratory (CSL) 4

CSL 1: identifikasi masalah kesehatan 6

CSL 2: perencanaan program kesehatan 18

CSL 3: pengisian rekam medis 24

CSL 4: teknik komunikasi 31

CSL 5: pembuatan video dan cross banner 43

CSL 6: teknik penyuluhan 49

2
PENGANTAR

Panduan clinical skill lab (CSL) kedokteran komunitas berisi 6 CSL yaitu:
1. Perencanaan program kerja
2. Rekam medis
3. Identifikasi masalah kesehatan
4. Teknik komunikasi
5. Pembuatan video, X banner dan flip chart
6. Teknik penyuluhan

Mahasiswa juga diharapkan mencapai Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) dengan waktu yang disediakan adalah 200 menit pada setiap
kemampuan. Beberapa langkah kegiatan, teori singkat dan contoh skenario juga ditampilkan di
dalamnya
Panduan atau manual ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu saran yang membangun
diperlukan.

Ternate, Juli 2021

dr. Fera The, M.Kes


dr. Dini, MARS

3
TATA-TERTIB KEGIATAN KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL
LABORATORY (CSL)
Sebelum kegiatan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan.

Pada saat pelatihan


1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapi pada setiap kegiatan
CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas
laboratorium.
5. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
6. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia.
7. Bekerja dengan hati-hati.
8. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap
alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
9. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapikan kembali alat dan bahan
yang telah digunakan.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL


1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka
mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal berikutnya
untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL tidak sesuai dengan jadwal rotasinya
dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya 100 % dari seluruh jumlah tatap muka
CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian OSCE.

4
4. Izin diberikan jika mahasiswa sakit, orang tua sakit dan keluarga inti yang meninggal
dengan memasukkan surat keterangan sakit dan surat izin
5. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL yang terjadi karena ulah mahasiswa,
resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.
6. Nilai ujian OSCE menjadi prasyarat ikut ujian blok. Jika tidak lulus OSCE maka tidak
diperkenankan ikut ujian blok Kedokteran komunitas

5
KEDOKTERAN KOMUNITAS

CSL 1: IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

Tujuan Umum :
mahasiswa mampu melakukan penilaian masalah kesehatan di suatu wilayah kerja sesuai standar
kompetensi.

Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan identifikasi masalah kesehatan.
2. Menentukan prioritas masalah kesehatan dengan Metode Hanlon Kuantitatif.
3. Merumuskan masalah kesehatan
4. Menentukan akar penyebab masalah kesehatan dengan Metode Pohon Masalah

Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
Media dan Alat Bantu:
1. Penuntun CSL
2. Alat tulis
3. Jas Laboratorium

6
Penilaian :

0 = Sama sekali tidak melakukan

1 = Perlu perbaikan : langkah-langkah dilakukan tapi tidak lengkap

2 = Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan lengkap

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Melakukan langkah- 150 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


langkah pemecahan 2. mahasiswa mendiskusikan hasil masalah
masalah 3. masalah dicatat di kertas HVS yang diberikan
4. dosen menyimpulkan dan menjelaskan
mengenai masalah yang ada di puskesmas
5. membuat laporan berdasarkan hasil diskusi
3. Curah 40 menit Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
pendapat/diskusi dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

7
DASAR TEORI

Setiap dokter yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan primer harus mampu menanggulangi
masalah kesehatan di komunitas tanpa mengesampingkan masalah kesehatan individu. Masalah
kesehatan di komunitas dapat ditanggulangi dengan perencanaan program yang baik berdasarkan
masalah nyata di lapangan. Tahap awal dalam membuat program-program kesehatan di suatu
komunitas atau wilayah dimulai dengan mengidentifikasi masalah kesehatan agar program yang
dibuat tepat tujuan, tepat sasaran, efisien dan efektif. Pada keterampilan klinik ini, mahasiswa
akan diperkenalkan langkah-langkah dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, menentukan
prioritas masalah kesehatan, merumuskan masalah kesehatan, dan menentukan akar penyebab
masalah kesehatan sebagai dasar pembuatan rencana kerja program di fasilitas pelayanan
kesehatan primer.

Langkah Kerja
1. Melakukan Identifikasi Masalah Kesehatan
a. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis program, target, pencapaian, kesenjangan.
b. Identifikasi masalah dikelompokkan berdasarkan tabel berikut :

No Program Target (%) Pencapaian (%) Kesenjangan (%)

Cakupan kunjunungan
1. anak balita 85 % 75 % 11 %

Cakupan D/S balita di


2. posyandu 80 % 75 % 5%

Cakupan pelayanan
kesehatan orang dengan
3. TB berat 100 % 43 % 57 %

Cakupan pelaksanaan
4. survei jentik nyamuk 90 % 44,2 % 45,8 %

Cakupan penemuan
penanganan pneumonia
5. balita 97 % 16,49 % 80,51 %

c. Pengisian tabel di atas berdasarkan profil kesehatan dan target standar pelayanan minimal
yang terdapat pada lampiran penuntun ini.

8
2. Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan Dengan Metode Hanlon Kuantitatif
Metode hanlon lebih tepat digunakan untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dengan
memperhatikan teknik responsive dimana tujuan yang dicapai dari program jelas yang
dituangkan dalam kriteria dan faktor-faktor lain yang memungkinkan dengan langkah
kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria A : Besar masalah (nilai 0-10)
i. Besar masalah dinilai berdasarkan presentasi kesenjangan pada tabel identifikasi
masalah sebelumnya.
ii. Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kelas N = 1 + 3,3 log n ( n = jumlah klp masalah)

Interval = ( nilai tertinggi –nilai


terendah ) Jumlah kelas

Rumus Interval

= 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 5

= 1 + 2,277

= 3,277

=3

Interval = ( nilai tertinggi - nilai


terendah )

Jumlah kelas

= (80,51 – 5 )

= 25,17

9
iii. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel berikut :

No Masalah Besar masalah terhadap pencapaian program Nilai


Inte
rval
.
.
.
.
5– .
30,1 30,18 – 55,36 – .
7 55,35 80,53 .

Nilai
.
.
.
.
.
.
.
3,3 6,6 9,9 .

Cakupan kunjungan
1 anak balita 3,3 3,3

Cakupan D/S balita di


2 posyandu 3,3 3,3

Cakupan pelayanan
kesehatan orang
3 dengan TB berat 9,9 9,9

Cakupan pelaksanaan
4 survei jentik 6,6 6,6

Cakupan penemuan
penanganan
5 pneumonia 9,9 9,9

10
b. Kriteria B : Kegawatan masalah (nilai 1-5)
i. Masing-masing peserta diskusi memberikan penilaian terhadap masing-masing
masalah kesehatan dengan rentang nilai 1 – 5, dengan kriteria sebagai berikut :

Keganasan Biaya
Sangat ganas :5 Sangat murah :5
Ganas :4 Murah :4
Cukup berpengaruh :3 Cukup murah :3
Kurang ganas :2 Mahal :2
Tidak ganas :1 Sangat mahal :1
Urgensi
Sangat mendesak :5
Mendesak :4
Cukup mendesak :3
Kurang mendesak :2
Tidak mendesak :1

11
ii. Nilai total dari peserta diskusi dirata-ratakan untuk masing-masing masalah dan
kriteria, kemudian dimasukkan ke dalam tabel berikut :

No Masalah Keganasan Tingkat Biaya yg Nilai


Kesehatan urgensi dikeluarkan

Cakupan
kunjungan
1 anak balita 3 2,6 4,8 10,4

Cakupan
D/S balita
2. di posyandu 3,7 3,6 5 12,3

Cakupan
pelayanan
kesehatan
orang
dengan TB
berat
3 4 4 5 13

Cakupan
pelaksanaan
survey
jentik
4 nyamuk 3,1 4 5 12,1

Cakupan
penunjang
penangan
pneumonia
5 balita 4 4,4 3 11,4

12
c. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)

 Masing-masing peserta diskusi memberikan penilaian melalui voting terhadap


masing-masing masalah kesehatan berdasarkan kemudahan penanggulangan dengan
rentang nilai 1 – 5.
 Kemudian nilai dan nilai rata-rata dimasukkan ke dalam tabel berikut :

No Masalah Kemudahan Penanggualangan Nilai


Kesehatan Rata-
Rata

+ ... +...
1 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,3

+ ... +...
2 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,8

+ ... +...
3 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,4
4 3,9

+ ... +...
5 .... + ..... .+....+....+.... .dst 2,1

13
d. Kriteria D: PEARL faktor (nilai 0 atau 1)

 Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :

Propriety : Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/ dunia

Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya

Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan lembaga terkait

Resources : Tersedianya sumber daya

Legality : Tidak melanggar hukum dan etika

 Skor yang digunakan diambil melalui voting peserta diskusi

1 = setuju

0 = tidak setuju

 Nilai yang diambil adalah hasil perkalian, jadi jika ada satu orang saja peserta diskusi
memberikan nilai 0 (nol) atau tidak setuju terhadap salah satu kriteria, maka nilainya
menjadi 0 (nol)

 Kemudian hasil voting dimasukkan ke dalam tabel berikut

No Masalah Kesehatan P E A R L Nilai

1. Cakupan kunjungan 1 1 1 1 1 1
anak balita

2. Cakupan D/S balita di 1 1 1 1 1 1


posyandu

3. Cakupan pelayanan 1 1 1 1 1 1
kesehatan orang
dengan TB berat

4. Cakupan pelaksanaan 1 1 1 1 1 1
survey jentik nyamuk

5. Cakupan penemuan 1 1 1 1 1 1
penangan pneumonia
balita

14
e. Menilai Prioritas Masalah Kesehatan
 Setelah Kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus ; Nilai Prioritas Dasar
(NPD) = ( A+B ) x C
Nilai Prioritas Total ( NPT) = ( A+B ) x C x D
 Rangking prioritas diambil berdasarkan urutan skor tertinggi sampai terendah
 Untuk memudahkan, dapat dimasukkan ke dalam tabel berikut :

No Masalah Kesehatan A B C D NPD NPT Rangking


( A+B ) x C x
( A+B ) x C D

1
Cakupan kunjungan
anak balita 2,3 10,4 2,3 1 31,51 31,51 5

Cakupan D/S balita


2 di psoyandu 3,3 12,3 2,8 1 43,68 43,68 4

Cakupan pelayanan
orang dengan TB
3 berat 9,9 13 2,4 1 54,96 54,96 2

Cakupan pelaksanaan
4 survey jentik nyamuk 6,6 12,1 3,9 1 72,93 72,93 1

15
Cakupan penemuan
penanganan
5 pneumonia balita 9,9 11,412,1 1 44,73 44,73 3

3. Merumuskan Masalah Kesehatan


 Perumusan masalah mencakup : Apa masalahnya, Siapa yang terkena masalah, Besarnya masalah, Dimana terjadinya dan
Bilamana masalah itu terjadi (4W, 1H), What, Who, When, Where, dan How Much.
Contoh Rumusan Masalah
Masih tingginya angka kematian balita akibat diare yaitu sebesar 20% di desa X, wilayah Puskesmas A, pada tahun 2014.
4. Menentukan Akar Penyebab Masalah Kesehatan Dengan Metode Pohon Masalah
 Semua peserta mendiskusikan akar penyebab masalah prioritas, sesuai dengan pendekatan sistem sebagai berikut :

KEMUNGKINAN PENYEBAB
KOMPONEN MASALAH

INPU
T MAN Tenaga kesehatan lingkungan sedikit
(Sumber Daya
Manusia)

MONEY Tidak ada masalah


(Anggaran)

16
MATERIAL Tidak ada masalah
(Alat dan Bahan)

METODE Pelacakan yang kurang efektif

MARKETING
(Sosialisasi) Jadwal kegiatan bertabrakan dengan kegiatan lain

1. Perilaku
LINGKUNG masyarakat yang
AN acuh terhadap 3M

PROS
ES P1 Tidak ada masalah
P2 Kerjasama lintas sektor tidak proaktif
P3 Tidak ada masalah

 Setiap kemungkinan penyebab masalah yang diidentifikasi dituliskan di kertas metaplan

a. Tempatkan kertas metaplan masalah utama pada kotak di puncak pohon masalah.

17
b. Buat garis vertikal menuju kotak tersebut.
c. Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
d. Lakukan brainstorming dan fokuskan pada masing masing kategori.
e. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama yang lain.
f. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak yang ada
dibawahnya.
g. Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan duplikasi, ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

 Pohon masalah dapat digambarkan sebagai berikut :

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN IDENTIFIKASI MASALAH

Penilaian
ANAMNESIS 0 1 2

18
A. MELAKUKAN IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, target,
1 pencapaian, kesenjangan.      
2 Identifikasi masalah dikelompokkan      
B. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
DENGAN METODE HANLON KUANTITATIF      
 1 Kriteria A : Besar masalah (nilai 0-10)      

 2 Kriteria B : Kegawatan masalah (nilai 1-5)


     

3 Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)

4 Kriteria D: PEARL faktor (nilai 0 atau 1)

C. MERUMUSKAN MASALAH KESEHATAN


Perumusan masalah mencakup : Apa masalahnya, Siapa yang
terkena masalah, Besarnya masalah, Dimana terjadinya dan
 1
Bilamana masalah itu terjadi (4W, 1H), What, Who, When,
Where, dan How Much      
D. METODE POHON MASALAH
Semua peserta mendiskusikan akar penyebab masalah prioritas,
1
sesuai dengan pendekatan system      
2  Setiap kemungkinan penyebab masalah yang      
diidentifikasi dituliskan di kertas metaplan
 Tempatkan kertas metaplan masalah utama pada kotak di
puncak pohon masalah.
 Buat garis vertikal menuju kotak tersebut.
 Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada
19
kotak dibawahnya dengan arah panah menuju ke kotak
masalah.
 Lakukan brainstorming dan fokuskan pada masing
masing kategori.
 Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan
untuk kategori utama yang lain.
 Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba
membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak
yang ada dibawahnya.Setelah semua pendapat tercatat,
lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan duplikasi,
ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

CSL 2: PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan perencanaan program kesehatan di suatu wilayah kerja sesuai standar kompetensi
Tujuan Khusus :
Mahasiswa diharapkan dapat :

1. Membuat rencana kegiatan


20
2. Menentukan kriteria mutlak dari rencana kegiatan
3. Menentukan program yang akan dilaksanakan
4. Membuat PLAN OF ACTION
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

Penilaian :

0 = Sama sekali tidak melakukan

1 = Perlu perbaikan : langkah-langkah dilakukan tapi tidak lengkap

2 = Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan lengkap

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

21
1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


dan jawab 2. Seorang dosen (instruktur) memberikan contoh
bagaimana cara melakukan perencanaan program
kesehatan secara tepat. Dosen (instruktur) sebagai
dokter dan seorang mahasiswa lagi sebagai pasien.
Mahasiswa lain wajib menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa bertanya
kepada instruktur dan instruktur menjawab dan
memberikan penjelasan tentang perencanaan
program kesehatan
3.Praktek bermain peran 120 menit 1. Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
dan umpan balik Satu orang berperan sebagai dokter/pemeriksa
dan satu orang berperan sebagai pasien secara
serentak. Instruktur mengamati setiap pasangan.
2. Mahasiswa melakukan perencanaan program
kesehatan secara tepat dan saling bertukar peran
sebagai dokter pasien
3. Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih.
4. Mahasiswa bertukar peran secara serentak dan
kemudian instruktur menilai performa

22
mahasiswa tersebut.
6. Curah 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
pendapat/diskusi dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

DASAR TEORI

1. Membuat Rencana Kegiatan


Diskusikan rencana kegiatan apa sajakah yang akan dilakukan untuk memecahkan akar penyebab masalah yang telah
ditentukan pada CSL – Identifikasi Masalah Kesehatan sebelumnya.
2. Menentukan kriteria mutlak dari rencana kegiatan
Diskusikan kriteria mutlak yaitu kriteria yang tidak dapat ditawar dan harus dipenuhi oleh keputusan yg akan kita hasilkan. Hal
ini menyangkut 2 hal : input (sumber daya) dan output (hasil) dan memiliki mutlak, terukur, dan realistis.
Contoh :
o Hasil dapat dilihat dalam waktu 6 bulan
o Biaya penanggulangan kurang Rp 5 juta/kegiatan
← Masukkan ke dalam tabel penilaian sebagai berikut :

Kegiatan Input Output Keterangan

23
A

Dst

Apabila salah satu kriteria tidak dapat dipenuhi, maka rencana kegiatan tidak dapat dilaksanakan. Range nilai 0 : Tidak Setuju,
1 = Setuju.
3. Menentukan program yang akan dilaksanakan
Urutkan program yang telah terpilih untuk dilaksanakan berdasarkan hasil dari pemilihan berdasarkan kriteria mutlak dan
kriteria keinginan.

4. Membuat PLAN OF ACTION


a. Diskusikan masing-masing program untuk diisi sesuai matriks di bawah yang ditentukan berdasarkan :
i. Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-masing penanggungjawab program/kegiatan
berdasarkan RPK yang telah disusun
ii. Rincian kegiatan diisi penjabaran secara lengkap mengenai kegiatan yang dilakukan
iii. Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program yang dilaksanakan
iv. Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup kegiatan
v. Lokasi pelaksanaan diisi lokasi pelaksanaan kegiatan
vi. Penanggung jawab diisi dengan penanggung jawab kegiatan
vii. Jadwal diisi dengan waktu pelaksanaan kegiatan
viii. Sumber biaya diisi dengan sumber pendanaan

24
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

UPAYA Target Lokasi


No Kegiatan Tujuan Sasaran Penangung jawab Jadwal Sumber Biaya
KESEHATAN sasaran pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kesling Penyuluhan Mencegah , Masyaraka 100% Kelurahan Petugas kesling Teiwulan 1 dan terintegrasi
& aksi mengendalikan t 2
Program 3M populasi dan
Plus penyebaran vektor
nyamuk

Pengandaan Untuk menciptkan Halaman 100% Kelurahan Petugas kesling Juni – agustus Terintegrasi
bibit lingkungan rumah rumah
tanaman masyarakat yang masyarakat

25
Lavender indah, untuk
pengusir nyamuk
serta sebagai
aromaterapi

Pos Sebagai program Masyarakat 100% Kelurahan Kader Januari - JKN


Pelaporan berkelanjutan September
jentik dalam
nyamuk pemberantasan
jentik nyamuk

PLANNING OF ACTION (POA)

UPAYA Lokasi Penangung


No Kegiatan Rincian kegiatan Tujuan Sasaran Jadwal Sumber Biaya
KESEHATAN pelaksanaan jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kesling Penyuluhan Sosialisi Mencegah , Masyarakat Kelurahan Petugas Teiwulan 1 terintegrasi


& aksi melalui mengendalikan kesling dan 2
Program pembagian populasi dan
3M Plus leflet, stiker, penyebaran
vektor
pemberian
nyamuk
bubuk abate

26
serta aksi
pembrantasan
jentik nyamuk

Pengandaan Penanaman Untuk Halaman Kelurahan Petugas Juni – Terintegrasi


bibit tanaman menciptkan rumah kesling agustus
tanaman bersama lingkungan masyarakat
Lavender masyarakat rumah
masyarakat
yang indah,
untuk pengusir
nyamuk serta
sebagai
aromaterapi

Pos Bentuk Sebagai Masyarakat Kelurahan Kader Januari – JKN


Pelaporan Pelaporan program September
jentik jentik nyamuk berkelanjutan
nyamuk oleh jumatik dalam
pemberantasan
jentik nmyamuk

27
PENUNTUN BELAJAR PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN
Penilaian
PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN 0 1 2
A. MEMBUAT RENCANA KEGIATAN
Diskusikan rencana kegiatan apa sajakah yang akan dilakukan
1 untuk memecahkan akar penyebab masalah      
 B. MENENTUKAN KRITERIA MUTLAK
Diskusikan kriteria mutlak yaitu kriteria yang tidak dapat ditawar
dan harus dipenuhi oleh keputusan yg akan kita hasilkan. Hal ini
2
menyangkut 2 hal : input (sumber daya) dan output (hasil) dan
memiliki mutlak, terukur, dan realistis.      
C. MENENTUKAN PROGRAM KESEHATAN
Urutkan program yang telah terpilih untuk dilaksanakan
3 berdasarkan hasil dari pemilihan berdasarkan kriteria mutlak dan
kriteria keinginan.      
 D. MEMBUAT PoA      
 4  Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari masing-      
masing penanggungjawab program/kegiatan berdasarkan
RPK yang telah disusun
 Rincian kegiatan diisi penjabaran secara lengkap
mengenai kegiatan yang dilakukan
 Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program
yang dilaksanakan
 Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja
yang akan dicakup kegiatan
 Lokasi pelaksanaan diisi lokasi pelaksanaan kegiatan
 Penanggung jawab diisi dengan penanggung jawab

28
kegiatan
 Jadwal diisi dengan waktu pelaksanaan kegiatan
 Sumber biaya diisi dengan sumber pendanaan

SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

CSL 3: PENGISIAN REKAM MEDIS

Tujuan Umum :
29
Mahasiswa mampu mengisi rekam medis dengan tepat
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Memahami tujuan pengisian rekam medis
2. Mengidentifikasi tata cara penulisan rekam medis yang baik
3. Melakukan tatalaksana rekam medis yang baik dan benar
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

Penilaian :

0 = Sama sekali tidak melakukan

1 = Perlu perbaikan : langkah-langkah dilakukan tapi tidak lengkap

2 = Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan lengkap

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


dan jawab 2. Seorang dosen (instruktur) memberikan contoh
30
bagaimana cara mengisi rekam medis secara tepat.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa bertanya
kepada instruktur dan instruktur menjawab dan
memberikan penjelasan tentang rekam medis
3.Praktek bermain peran 120 menit 1. Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
dan umpan balik Satu orang berperan sebagai dokter/pemeriksa dan
satu orang berperan sebagai pasien secara serentak.
Instruktur mengamati setiap pasangan.
2. Instruktur memberikan tema khusus untuk
dilakukan pengisian rekam medis atau mengambil
topik sebelumnya
3. Mahasiswa juga melakukan pengisian rekam
medis secara tepat dan saling bertukar peran
sebagai dokter dan pasien
4. Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih.
5. Mahasiswa bertukar peran secara serentak dan
kemudian instruktur menilai performa
mahasiswa tersebut.
4.Curah pendapat/diskusi 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
31
Total waktu 200 menit

DASAR TEORI

Menurut PERMENKES RI Nomor 269 Tahun 2008; Rekam medis adalah berkas yg berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yg diberikan kepada pasien. Setiap dokter yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan primer harus mampu melakukan pengisian rekam medis dengan benar. Hal ini karena rekam medis memiliki
manfaat sebagai berikut :
1. Menjamin kelengkapan administrasi pasien
2. Memudahkan perencanaan dan penilaian pelayanan medis
3. Melindungi kepentingan hukum pelbagai pihak
4. Membantu memperlancar administrasi keuangan pasien
5. Sumber data penelitian
6. Bahan rujukan pendidikan dan pelatihan
7. Kelengkapan dokumentasi
8. Memperlancar hubungan antar petugas kesehatan.
Rekam medis merupakan bagian dari pencatatan dan pelaporan yang wajib dibuat oleh semua dokter. Pada keterampilan klinik ini,
mahasiswa akan diperkenalkan tentang pengisian rekam medis yang baik dan benar.

Isi Rekam Medis


Adapun isi rekam medis terbagi atas 3 jenis pelayanan, yaitu pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Isi rekam medis
pada masing-masing pelayanan yaitu:

32
Rawat Jalan Rawat Inap Gawat Darurat

1. Identitas pasien 1. Identitas pasien 1. Identitas pasien


2. Tanggal dan waktu 2. Tanggal dan waktu 2. Kondisi saat pasien tiba di
3. Hasil anamnesis, 3. Hasil anamnesis, sarana pelayanan
mencakup sekurang- mencakup sekurang- kesehatan
kurangnya keluhan dan kurangnya keluhan dan 3. Identitas pengantar pasien
riwayat penyakit riwayat penyakit 4. Tanggal dan waktu
4. Diagnosis 4. Hasil pemeriksaan fisik 5. Hasil anamnesis,
5. Rencana Penatalaksanaan dan penunjang medik mencakup sekurang-
6. Pengobatan dan atau 5. Diagnosis kurangnya keluhan dan
tindakan 6. Rencana Penatalaksanaan riwayat penyakit
7. Pelayanan lain yang telah 7. Pengobatan dan atau 6. Hasil pemeriksaan fisik
diberikan kepada pasien tindakan dan penunjang medik
8. Persetujuan tindakan bila 8. Persetujuan tindakan bila 7. Diagnosis
diperlukan diperlukan 8. Pengobatan dan atau
9. Catatan observasi klinis tindakan
dan hasil pengobatan 9. Ringkasan kondisi pasien
10. Ringkasan pulang sebelum meninggalkan
(discharge summary) pelayanan unit gawat
11. Nama dan tanda tangan darurat dan rencana
dokter, dokter gigi, atau tindak lanjut
tenaga kesehatan 10. Nama dan tanda tangan
tertentu yang dokter, dokter gigi, atau
memberikan pelayanan tenaga kesehatan tertentu
kesehatan yang memberikan
12. Pelayanan lain yang telah pelayanan kesehatan
dilakukan oleh tenaga
11. Sarana transportasi yang
kesehatan tertentu
digunakan bagi pasien
yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan
kesehatan lain
12. Pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien
33
PENUNTUN BELAJAR PENGISIAN REKAM MEDIS
Penilaian
PENGISIAN REKAM MEDIS 0 1 2
A. REKAM MEDIS RAWAT JALAN
 Identitas pasien
 Tanggal dan waktu
 Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit
 Diagnosis
 Rencana Penatalaksanaan
 Pengobatan dan atau tindakan
 Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
1  Persetujuan tindakan bila diperlukan      
 B. REKAM MEDIS RAWAT INAP      
 2  Identitas pasien      
 Tanggal dan waktu
 Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit
 Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
 Diagnosis
 Rencana Penatalaksanaan
 Pengobatan dan atau tindakan
 Persetujuan tindakan bila diperlukan
 Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
 Ringkasan pulang (discharge summary)
 Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
 Pelayanan lain yang telah dilakukan oleh tenaga

34
kesehatan tertentu

C. REKAM MEDIS GAWAT DARURAT


 Identitas pasien
 Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
 Identitas pengantar pasien
 Tanggal dan waktu
 Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit
 Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
 Diagnosis
 3
 Pengobatan dan atau tindakan
 Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan
pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut
 Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
 Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang
akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain
 Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien      

35
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

CSL 4: TEKNIK KOMUNIKASI

Tujuan Umum :
mahasiswa mampu melakukan teknik komunikasi secara tepat
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan teknik komunikasi dalam menyampaikan kabar buruk.
2. Melakukan konseling keluarga
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

36
Penilaian :

0 = Sama sekali tidak melakukan

1 = Perlu perbaikan : langkah-langkah dilakukan tapi tidak lengkap

2 = Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan lengkap

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


dan jawab 2. Seorang dosen (instruktur) memberikan contoh
bagaimana cara melakukan teknik komunikasi
secara tepat. Dosen (instruktur) sebagai dokter dan
seorang mahasiswa lagi sebagai pasien. Mahasiswa
lain wajib menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa bertanya
kepada instruktur dan instruktur menjawab dan
memberikan penjelasan tentang teknik komunikasi
3. Praktek bermain peran 120 menit 1. Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
dan umpan balik Satu orang berperan sebagai dokter/pemeriksa dan
satu orang berperan sebagai pasien secara serentak.
Instruktur mengamati setiap pasangan.
37
2. Instruktur memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan selanjutkan
ditanyakan oleh pemeriksa.
3. Mahasiswa juga melakukan teknik komunikasi
secara tepat dan saling bertukar peran sebagai
dokter pasien
6. Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih.
7. Mahasiswa bertukar peran secara serentak dan
kemudian instruktur menilai performa
mahasiswa tersebut.
4. Curah pendapat/diskusi 40 menit 2. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

DASAR TEORI

Menyampaikan Kabar Buruk secara Efektif-Empatik

SKENARIO:

38
Pasien yang menemui anda adalah penderita appendisitis. Hasil akhir kesepakatan tim dokter adalah pasien harus segera
dioperasi. Anda adalah salah satu dokter yang bertanggung jawab untuk menyampaikan tindakan tersebut pada pasien.

LANGKAH-LANGKAH MENYAMPAIKAN KABAR BURUK SECARA EFEKTIF-EMPATIK

1. Sebelum bertemu pasien persiapkanlah mental anda (merilekskan tubuh, pikiran dan perasaan). Hal ini bertujuan agar anda
tidak ikut terlarut dalam emosi pasien, dan tetap dapat berempati dalam proses nantinya.
2. Aturlah ruangan anda dengan menyiapkan 3 kursi di dekat tempat tidur periksa. Selain kursi yang ada dibalik meja dan
didepan meja anda. Persiapkan tissue diatas meja anda dan disaku anda. Handphone dan telepon diruang anda disetting tidak
bordering selama anda dalam proses penyampaian kabar buruk pada pasien. Jika ada tamu maka anda telah menunda untuk
bertemu setelah proses ini selesai.
3. Anda menyampaikan kabar buruk pada pasien di dalam ruang praktik anda, dan telah mempersiapkan diri anda sendiri dan
ruang praktik anda.
4. Anda akan didampingi dengan seorang dokter koass/perawat di ruang praktik anda dan juga pada saat proses penyampaian
kabar buruk pada pasien.
5. Pasien akan dipanggil oleh perawat dan anda menunggu di dalam ruang praktik dengan sikap yang tenang dan hindari
nervous/cemas pada saat menunggu dan bertemu pasien. Ketika pasien terdengar mendekat di ruang praktik anda maka anda
bersiap di depan pintu.
6. Anda tetap harus membangun rapport awal dengan membuka pintu dan memanggil pasien masuk ke dalam ruang periksa,
disertai dengan menyapa/memberi salam pada pasien dengan senyum.
7. Bersalaman dengan pasien sembari mempersilakan duduk sambil memperkenalkan diri (menyebut nama anda) dan
menanyakan kabar pasien. Anda sudah mengetahui kondisi pasien secara rinci, nama pasien, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan jumlah anak dari data inform concern pasien.

39
8. Menyebut nama pasien selama percakapan (komunikasi) di ruang praktik.
9. Menanyakan atau mengecek kembali keluhan pasien dan memberikan kesempatan pasien untuk bercerita tentang keluhan-
keluhannya dan mendengarkan pasien secara empatik dengan pandangan dan perhatian yang tertuju kearah pasien secara
seksama.
10. Mempersilahkan dan membantu pasien berbaring di tempat tidur yang telah disediakan dengan gerakan tangan kanan
menunjuk kearah tempat tidur sembari berkata “silahkan
Pak/ibu/sdr…, jangan tegang tapi lebih santai dan tenang Pak/ibu/sdr…” sembari tersenyum.
11. Melakukan pemeriksaan terkait keluhan-keluhan pasien dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa.
12. Setelah pemeriksaan dilakukan, bantulah pasien menuju tempat duduk yang telah anda siapkan ditepi tempat tidur
pemeriksaan. Setelah pasien duduk dengan nyaman, anda juga langsung duduk dengan posisi berhadapan dengan pasien dan
tidak ada penghalang antara anda dan pasien.
13. Tanyakanlah kepada pasien, sejauh mana informasi yang diketahui tentang penyakitnya, serta kemungkinan terburuk yang
akan ditimbulkan oleh penyakit pasien, serta harapannya. Jika pasien memiliki informasi yang jelas tentang penyakitnya, maka
bersiaplah untuk menyampaikan kabar buruk tersebut, tetapi jika pasien tidak memiliki informasi yang jelas maka
sampaikanlah terlebih dahulu informasi tersebut sampai pasien dapat pemahaman dari informasi yang anda berikan. Ketika
pasien telah memiliki informasi yang jelas tentang penyakitnya, kesenjangan antara harapan dan persepsi dengan
kenyataan akan memberikan anda gambaran pertimbangan yang akan lebih memudahkan anda untuk proses untuk
penyampaian berita buruk yang efektif-empatik.
14. Ketika akan menyampaikan berita buruknya (akan dioperasi), anda mendekatkan posisi duduk anda ke pasien, dan tanyakanlah
apakah pasien bersedia untuk mendengarkan lebih jauh tentang perkembangan hasil pemeriksaan tim dokter.
15. Jika pasien bersedia maka sampaikanlah hasil pemeriksaan medis sedikit demi sedikit (perhatikan ekspresi emosi dan
tanggapan pasien), dengan menggunakan bahasa yang sesuai latarbelakang pendidikan pasien (memudahkan untuk

40
memahamkan informasi) dengan suara yang tenang, lembu, pelan dan jelas (tidak berbelit-belit). Tetapi jika pasien tersebut
tidak bersedia mengetahui hasil pemeriksaan tim dokter, maka pertimbangkanlah terlebih dahulu untuk menyampaiknnya di
waktu lain, yang lebih tepat dan meminta pasien untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu, dan bertemu kembali dengan anda
(tidak melewati batas waktu untuk segera dioperasi).
Proses boleh dilanjutkan jika pasien bersedia, jika tidak bersedia maka cukup sampai pada tahap ini penyampaian kabar
buruk efektif-empatik.
Dibawah ini adalah tahap kelanjutan proses penyampaian kabar buruk efektif-komunikatif jika pasien bersedia untuk
mendengarkan hasil pemeriksaan medis.
16. Jika pasien bersedia maka sampaikanlah hasil pemeriksaan medis sedikit demi sedikit (perhatikan ekspresi emosi dan
tanggapan pasien) dengan menggunakan bahasa yang sesuai latarbelakang pendidikan pasien (memudahkan untuk
memahamkan informasi) dengan suara yang tenang, lembut, pelan dan jelas (tidak berbelit-belit). Jika masih memungkinkan
disampaikan lebih jauh maka lanjutkan, jika tidak maka ditunda sejenak hingga pasien merasa tenang kembali dan siap
mendengarkan kelanjutannya.
17. Dengarkanlah jawaban pasien dengan seksama, penuh perhatian dan pandangan yang tertuju kearah pasien. Dan hindari untuk
memotong kata-kata pasien ataupun berbicara tumpang tindih dengan pasien. Ulangi kata-kata pasien atau berikan tanggapan
sebagai bentuk pemahaman anda terhadap apa yang disampaikan pasien. Jika ada reaksi pelibatan unsur emosi pasien
(menangis) maka anda ikut merasakan kesedihan itu (memberikan tissue) tetapi tidak terlarut dengan kondisi itu (menangis).
Anda harus tetap tenang dan mengendalikan dengan menenangkan pasien (memberikan semangat atau motivasi) dengan situasi
tersebut.
18. Jika kondisi dan situasi sudah tenang, dan pasien juga sudah menerima dengan ikhlas apa yang anda sampaikan, maka
lakukanlah review kembali perckapan anda. Simpulkan kabar buruk dengan efektif-empatik secara bertahap (sedikit demi
sedikit), simpulkan tanggapan pasien selama proses diatas (dokter mendengarkan dan mengerti apa yang disampaikan pasien).

41
19. Berikan kesempatan lagi kepada pasien untuk bertanya, dan berikan feed back.
20. Percakapan harus terdokumnetasikan dalam rekam medis pasien (apa yang telah disampaikan, kepada siapa, terms used,
informasi spesifik pilihan terapi dan prognosis).
21. Anda mendiskusikan rencana penindaklanjutan kabar buruk yang telah anda sampaikan pada pasien

Konseling Keluarga

Pada dasarnya pelaksanaan konseling keluarga dan konseling individu relatif sama. Hanya saja proses konseling berlangsung
bukan pada pasien tapi kepada keluarga pasien yang belum dapat menerima keputusan tim dokter (baca petunjuk di bawah).
Konseling keluarga yang dilakukan oleh dokter sangat membantu dalam memberikan pemahaman kepada anggota keluarga akan
pentingnya tindakan amputasi, sehingga pada akhirnya keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien.

SKENARIO:
Pasien menceritakan kepada keluarga terdekatnya mengenai hasil pemeriksaan medis dan tindakan operasi yang akan
dilakukan oleh tim dokter. Namun keluarga pasien masih sulit menerima tindakan tersebut.

LANGKAH-LANGKAH KONSELING KELUARGA


1. Anda membangun hubungan rapport pada keluarga diawal hingga akhir konseling (kontak mata, luwes, hangat, ramah,
senyum,terbuka).

42
2. Mulailah dengan memberikan pemahaman kepada keluarga pasien akan tindakan yang diambil oleh tim dokter anda. Misalnya:
“bapak/ibu/sdr…”kami tim dokter melakukan tindakan operasi dalam upaya penyelamatan nyawa pasien (nyawa keluarga
saudara), yang merupakan dampak dari penyakit yang diderita oleh pasien”.
3. Dengarkanlah cerita keluarga pasien dengan penuh perhatian dan pandangan tertuju padanya dan hindari pemotongan kata jika tidak
diperlukan. Misalnya: “saya mengerti yang dirasakan bapak/ibu/sdr...,lalu bagaimana selanjutnya?”
4. Berikanlah dorongan-dorongan minimal kepada keluarga pasien ketika sedang berbicara.
Misalnya : anggukan, memberi sepatah kata yang bermakna motivasi atau semangat(“saya yakin bapak/ibu/sdr mampu
melewati ini semua).
5. Setelah keluarga pasien bercerita tentang ketidaksanggupannya untuk menerima salah satu anggota keluarganya dioperasi, maka
anda mengajak keluarga pasien untuk memikirkan sesuatu yang lain. Lakukanlah dialog dengan memberi pandangan kepada keluarga
pasien akibat-akibat jika operasi tidak dilakukan. Sehingga akhirnya kelurga pasien memiliki keyakinan dan keikhlasan untuk
dioperasi. Misalnya: Jika kelurga bapak/ibu/sdr… tidak dioperasi maka akibat dari penyakit keluarga bapak/ibu/sdr…akan lebih
parah, dan berbahaya bagi keselamatan keluarga bapak/ibu/sdr…bahkan akibatnya pada kematian. Harapan untuk hidup lebih
lama, masih dapat dirasakan jika operasi dilakukan.
6. Ketika kelurga pasien telah merubah keyakinannya untuk dioperasi, maka segeralah memberikan ucapan dan menunjukkan sikap
dukungan penuh kepada keluarga pasien bahwa anda sangat bangga dengan keputusan akhir keluarga pasien. Misalnya: “keputusan
terbaik telah diambil bapak/ibu/sdr…semoga semuanya berjalan dengan lancar, kami tim dokter juga memberikan yang terbaik
pada bapak/ibu/sdr…

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN TEKNIK KOMUNIKASI

MENYAMPAIAKAN KABAR BURUK Penilaian

43
0 1 2
A. PERSIAPAN
1 persiapkanlah mental anda      
Mengatur ruangan anda dengan menyiapkan 3 kursi di dekat
tempat tidur periksa. Persiapkan tissue diatas meja anda dan
2 disaku anda. Handphone dan telepon diruang anda disetting tidak
berdering selama anda dalam proses penyampaian kabar buruk
pada pasien.      
Pasien akan dipanggil oleh perawat dan anda menunggu di dalam
3
ruang praktik dengan sikap yang tenang      
Bersalaman dengan pasien sembari mempersilakan duduk sambil
memperkenalkan diri (menyebut nama anda) dan menanyakan
4 kabar pasien. Anda sudah mengetahui kondisi pasien secara
rinci, nama pasien, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan
jumlah anak dari data inform concern pasien
Menyebut nama pasien selama percakapan (komunikasi) di ruang
5
praktik.      
6 Melakukan pemeriksaan kembali berkaitan dengan keluhan      
 B. MENYAMPAIKAN BERITA BURUK KE PASIEN      
Setelah pemeriksaan dilakukan, bantulah pasien menuju tempat
 1 duduk yang telah anda siapkan ditepi tempat tidur pemeriksaan.
(jika memungkinkan)      
 2 Tanyakanlah kepada pasien, sejauh mana informasi yang      
diketahui tentang penyakitnya, serta kemungkinan terburuk yang
akan ditimbulkan oleh penyakit pasien, serta harapannya. Jika
44
pasien memiliki informasi yang jelas tentang penyakitnya, maka
bersiaplah untuk menyampaikan kabar buruk tersebut, tetapi jika
pasien tidak memiliki informasi yang jelas maka sampaikanlah
terlebih dahulu informasi tersebut sampai pasien dapat
pemahaman dari informasi yang anda berikan.
Ketika akan menyampaikan berita buruknya (akan dioperasi),
anda mendekatkan posisi duduk anda ke pasien, dan tanyakanlah
3
apakah pasien bersedia untuk mendengarkan lebih jauh tentang
perkembangan hasil pemeriksaan tim dokter.
Jika pasien bersedia maka sampaikanlah hasil pemeriksaan medis
sedikit demi sedikit (perhatikan ekspresi emosi dan tanggapan
pasien) dengan menggunakan bahasa yang sesuai latarbelakang
pendidikan pasien. Tetapi jika pasien tersebut tidak bersedia
mengetahui hasil pemeriksaan tim dokter, maka
4
pertimbangkanlah terlebih dahulu untuk menyampaiknnya di
waktu lain, yang lebih tepat dan meminta pasien untuk
mempersiapkan diri terlebih dahulu, dan bertemu kembali
dengan anda (tidak melewati batas waktu untuk segera
dioperasi).
Jika kondisi dan situasi sudah tenang, dan pasien juga sudah
menerima dengan ikhlas apa yang anda sampaikan, maka
5
lakukanlah review kembali perckapan anda. Simpulkan kabar
buruk dengan efektif-empatik secara bertahap

45
Berikan kesempatan lagi kepada pasien untuk bertanya, dan
6 berikan feed back.

Percakapan harus terdokumnetasikan dalam rekam medis pasien


(apa yang telah disampaikan, kepada siapa, terms used, informasi
7
spesifik pilihan terapi dan prognosis) dan mengucapkan terima
kasih
C. MELAKUKAN KONSELING KELUARGA
Anda membangun hubungan rapport pada keluarga diawal
 1 hingga akhir konseling (kontak mata, luwes, hangat, ramah,
senyum,terbuka).      
Dengarkanlah cerita keluarga pasien dengan penuh perhatian dan
2 pandangan tertuju padanya dan hindari pemotongan kata jika
tidak diperlukan      
Dengarkanlah cerita keluarga pasien dengan penuh perhatian dan
3 pandangan tertuju padanya dan hindari pemotongan kata jika
tidak diperlukan
Berikanlah dorongan-dorongan minimal kepada keluarga pasien
4
ketika sedang berbicara.      
Setelah keluarga pasien bercerita tentang ketidaksanggupannya
untuk menerima salah satu anggota keluarganya dioperasi, maka
5 anda mengajak keluarga pasien untuk memikirkan sesuatu yang
lain. Lakukanlah dialog dengan memberi pandangan kepada
keluarga pasien akibat-akibat jika operasi tidak dilakukan      
 6 Ketika kelurga pasien telah merubah keyakinannya untuk      
46
dioperasi, maka segeralah memberikan ucapan dan menunjukkan
sikap dukungan penuh kepada keluarga pasien bahwa anda
sangat bangga dengan keputusan akhir keluarga pasien.

SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

CSL 5: PEMBUATAN VIDEO DAN CROSS BANNER

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu membuat media penyuluhan seperti video dan cross banner dengan baik
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Merancang media penyuluhan/pendidikan kesehatan yang sesuai kebutuhan.
2. Membuat media penyuluhan/pendidikan kesehatan yang sederhana berupa video & cross banner.
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

Penilaian :
0 = Sama sekali tidak melakukan

1 = Perlu perbaikan : langkah-langkah dilakukan tapi tidak lengkap

47
2 = Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan lengkap

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


dan jawab 2. Seorang dosen (instruktur) memberikan cara
membuat media penyuluhan seperti video dan
cross banner. wajib menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa bertanya
kepada instruktur dan instruktur menjawab dan
memberikan penjelasan tentang pembuatan media
penyuluhan
3.Praktek bermain peran 120 menit 1. Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
dan umpan balik Setiap pasangan membuat video dan cross banner
sebagai media penyuluhan. Instruktur mengamati
setiap pasangan.
2. Instruktur memberikan tema khusus untuk
dilakukan pembuatan media penyuluhan
3. Mahasiswa juga membuat media penyuluhan
4. Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih.

48
5. Instruktur menilai hasil kerja mahasiswa
tersebut.
4. Curah pendapat/diskusi 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

DASAR TEORI

Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Promosi kesehatan kepada individu maupun masyarakat merupakan suatu
upaya kesehatan yang cukup penting. Hal ini karena promosi kesehatan kesehatan merupakan bagian dari pencegahan primer yang
bertujuan untuk mencegah individu maupun masyarakat terkena sakit.

Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui komunikasi massa maupun komunikasi interpersonal. Dalam melakukan
komunikasi massa, perlu disiapkan media komunikasi yang efektif bagi audiensi. Media yang sering digunakan adalah Video dan
Cross Banner. Melalui praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu untuk merancang dan membuat media Video dan Cross Banner.

SYARAT VIDEO

1. Berdurasi maksimal 3 menit.


2. Minimal terdiri dari 6 scene.
3. Karya harus orisinil dan menggunakan bahasa yang baik dan benar dan menjadi properti FK.
49
4. Tulisan mudah dibaca.
5. Gambar sesuai dengan topik.
6. Penulisan nama kelompok scene terakhir.
7. Dikumpulkan dalam bentuk CD dalam format .mkv, .wmv.
8. Pada sampul CD dituliskan judul video, kelompok/angkatan, Ikakom 2019.

SYARAT CROSS BANNER

1. Ukuran 60 cm x 160 cm + kaki, bahan cetak foto.


2. Jenis poster banner adalah poster publik.
3. Komponen; judul, isi materi, kesimpulan.
4. Tidak mengandung unsur SARA & dilengkapi dengan gambar yang relevan.

5. Nama mahasiswa & Pembimbing di bagian bawah banner, dan disertai logo universitas.
6. Karya harus orisinil dan menggunakan bahasa yang baik dan benar dan menjadi properti FK.
7. Pada sarung banner dituliskan judul banner, kelompok/angkatan, Ikkom 2019

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN PEMBUATAN VIDEO DAN CROSS BANNER

Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
50
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)
Penilaian
TEKNIK PEMBUATAN VIDEO DAN CROSS BANNER 0 1 2
A. PEMBUATAN VIDEO
1 Video berdurasi maksimal 3 menit      
2 Minimal terdiri dari 6 scene.      
Karya harus orisinil dan menggunakan bahasa yang baik dan
3 benar dan menjadi properti FK
     
4 Tulisan mudah dibaca

5 Gambar sesuai dengan topic


     
6 Penulisan nama kelompok scene terakhir

 B. PEMBUATAN CROSS BANNER      


 1 Ukuran 60 cm x 160 cm + kaki, bahan cetak foto      
 2 Jenis poster banner adalah poster public
     
3 Komponen; judul, isi materi, kesimpulan.
Tidak mengandung unsur SARA & dilengkapi dengan gambar
4
yang relevan.

51
SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

CSL 6: TEKNIK PENYULUHAN

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu memberikan ceramah/ penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dengan baik
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan bahan – bahan penyuluhan dengan baik dan sesuai sasaran
2. Mahasiswa mampu memilih, membuat dan menggunakan alat bantu peraga yang tepat untuk menunjang penyuluhan
yang ia lakukan.
3. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi dengan masyarakat dengan baik
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Diskusi Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
52
3. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
Penilaian :

0 = Sama sekali tidak melakukan

1 = Perlu perbaikan : langkah-langkah dilakukan tapi tidak lengkap

2 = Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan lengkap

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 10 menit Pengantar

2. Bermain peran Tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa


dan jawab 2. Seorang dosen (instruktur) memberikan contoh
bagaimana cara melakukan teknik penyuluhan
secara tepat. Dosen (instruktur) sebagai penyuluh
dan seorang mahasiswa lagi sebagai audiens.
Mahasiswa lain wajib menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan mahasiswa bertanya

53
kepada instruktur dan instruktur menjawab dan
memberikan penjelasan tentang teknik penyuluhan
3.Praktek bermain peran 120 menit 1. Mahasiswa dikelompokkan secara berpasangan.
dan umpan balik Satu orang berperan sebagai dokter/pemeriksa dan
satu orang berperan sebagai pasien secara serentak.
Instruktur mengamati setiap pasangan.
2. Instruktur memberikan tema khusus untuk
dilakukan penyuluhan atau mengambil topic
sebelumnya
3. Mahasiswa juga melakukan teknik penyuluhan
secara tepat dan saling bertukar peran sebagai
audiens
4. Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih.
5. Mahasiswa bertukar peran secara serentak dan
kemudian instruktur menilai performa mahasiswa
tersebut.
4. Curah pendapat/diskusi 40 menit 1. Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit

54
DASAR TEORI

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat merupakan satu bentuk komunikasi dalam komunitas, kemampuan ini
merupakan satu hal yang harus dimiliki seorang dokter dalam peranannya sebagai The Five Stars Doctor, di mana ia harus
memenuhi kompetensi sebagai seorang : Communicator, Manager, dan Community Leader.
Penyuluhan sebagai bagian dari Pendidikan Kesehatan
Pendidkan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu usaha/ kegiatan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok, atau individu
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Dan dari pengetahuan tersebut diharapkan terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih positif.
Pendidikan kesehtan merupakan suatu proses yang mempuanyai input dan output. Faktor-faktor yang mempengaruhi
berhasilnya suatu proses pendidikan yaitu :
1. Isi materi atau pesan
2. Performa pendidik/penyuluh
3. Alat-alat bantu/ peraga.
Agar dicapai hasil yang optimal, maka fsktor-faktor tersebut harus dapat bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti
bahwa untuk untuk sasaran tertentu, harus menggunakan cara tertentu pula, materi juga disesuaikan dengan sasara, demikian pula
dengan alat bantunya. Untuk sasaran kelompok metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individu

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN TEKNIK PENYULUHAN

Berikan nilai pada setiap langkah pemeriksaan dengan criteria sebagai berikut:
0 : sama sekali tidak melakukan
1 : langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan)
2 : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)
55
Penilaian
TEKNIK PENYULUHAN KESEHATAN 0 1 2
A. MATERI PENYULUHAN
1 Sederhana      
2 Menarik      
3 Menggunakan media/alat secara tepat      
4 Menggunakan bahasa/gambar yang mudah dimengerti audiens

5 Banyaknya materi sesuai dengan waktu penyuluhan


     
 B. PENAMPILAN PENYULUH      
 1 Cara berpakaian rapi dan sopan (sesuai untuk menyuluh)      
 2 Menghadap ke arah audiens selama menyuluh
     
3 Tenang/tidak gugup

4 Suara dapat terdengar jelas oleh audiens

5 Menguasai materi/ bahan penyuluhan

6 Cara membawakan materi menarik

7 Menguasai keadaan

8 Kontak mata dengan audiens

9 Tidak mengulang-ulang kata yang berlebihan

10 Tidak bertele-tele
56
11 Menggunakan istilah yang mudah dimengerti

12 Isi materi dapat diterima/dimengerti oleh audiens

13 Cara berpakaian rapi dan sopan (sesuai untuk menyuluh)

14 Menyelipkan selingan/humor yang tepat


C. MELAKUKAN KONSELING KELUARGA
Pembukaan tepat isi dan waktu (tidak terlalu singkat/tidak terlalu
 1
panjang      
Inti materi tepat waktu (tidak terlalu singkat / tidak terlalu
2
panjang      
Penutup tepat isi dan waktu (tidak terlalu singkat/ tidak terlalu
3
panjang
4 Secara keseluruhan sesuai tepat waktu      

57

Anda mungkin juga menyukai