Anda di halaman 1dari 7

USAHA BORDERIS MENDAPATKAN PENDAPATAN TAMBAHAN

PASCA TRAGEDI NANGGALA-402

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Etnografi semester genap

Dosen Pengampu :

Dr. Muhammad Khodafi., S S.sos, M.si

Disusun oleh :

Romadhon NurBahrullah (A02219040)

PROGRAM STUDI STUDY ETNOGRAFI


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Pertama marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah, karena dengan
taufik dan hidayahnyalah kita bisa melakukan aktivitas-aktifitas sehari hari demi
mewujudkan cita-cita yang luhur yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Kedua kalinya sholawat dan salamnya senantiasa kita limpahkan kepada


pemimpin sejati kita yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman yang penuh kemiskinan motivasi hingga pada hari yang selalu memberikan kita
jalan yang lurus yakni agama islam.

Dengan ini saya berharap kepada seluruh teman-teman mahasiswa mahasiswi


apabila dalam pembuatan makalah ini kurang sampurna saya mohon untuk mengkritiki
buku,karna kami sadar bahwa kemampuan kami jauh dari sampurna maka dari itu
untuk mengevaluasi apa yang telah saya cetak, dengan tujuan supaya untuk penulisan
yang selanjutnya saya bisa lebih baik.

Harapan saya dengan adanya buku ini lebih menjadi insan yang lebih baik dan
semoga pembaca bisa merenungkan perjuangan perjuangan nabi ketika hendak beliau
ber dakwah dan semoga buku yang kecil ini bisa memberi manfaat khususnya bagi saya
sendiri dan umumnya bagi pembaca, Terlepas kekurangan dari buku ini, kami berharap
semoga buku inibermanfaat bagi pembaca dan menjadikan kita lebih semangat dalam
berjuang. Terlepas kekurangan dari buku ini, kami berharap semoga buku ini
bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan kita lebih semangat dalam berjuang.
Terlepas kekurangan dari buku ini, kami berharap semoga buku ini bermanfaat bagi
pembaca dan menjadikan kita lebih semangat dalam berjuang ilmu Allah. Amiin Ya
robbal Alamiin.      
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bordir adalan hiasan diatas kain atau bahan lain yang dibbuat menggunakan jarum jahit
dan benang dalam berbagai variasi warna dengan tujuan untuk mempercantik tampilan itu
sendiri. Seni bordir dipercaya sudah ada sejak sekitar tahun 30.000 SM di salah satu belahan
dunia. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya sisa fosil pakaian, topi, dari masa lalu yang
dihiasi oleh bordir hasil jahitan tangan. Semakin berkembangnya teknologi, industri bordir
sudah tidak menggunakan jahitan tangan, akan tetapi sudah menggunakan mesian bordir yang
kini dikenal dalam bahasa Inggrisnya dengan embroidery.

Sekitar abad ke 5 hingga ke 3 SM di Tiongkok pada masa peperangan antar kawasan


sebelum mereka bersatu untuk pertama kalinya di bawah dinasti Qin. Pada tahun 300-700
Masehi, teknik bordir ini juga ditemukan pada periode migrasi Swedia, meskipun tampaknya
teknik bordir ini sudah ada sejak jaman yang lebih kuno lagi, karena bangsa Yunani Kuno
kerap menyebut Dewi Athena sebagai yang memberkati manusia dengan ketrampilan untuk
menyulam atau bordir.

Sepanjang sejarah, penerapan bordir ini sangatlah beragam, mulai dari menyulam
bendera dengan logo kerajaan, menyulam seragam para prajurit, menyulam pakaian sehari-hari
atau untuk bangsawan, dan teknik ini sering diasosiasikan ke dalam legenda serta cerita rakyat
di Eropa.

Pada masa kesultanan Ottoman di Turki pada abad ke 16, bordir menjadi ketrampilan
yang banyak digunakan, mulai dari menyulam kaligrafi bernuansa islami, menyulam seragam,
bendera, sepatu, sandal, bantal, dan bahkan pada ikat pinggang kulit yang sering mereka
kenakan.

Teknik bordir semakin berkembang dengan pesat pada masa Revolusi Industri di
Eropa, terutama pada saat ditemukannya mesin bordir pertama kali oleh Josué Heilmann,
seorang warga negara asal Perancis, pada tahun 1832.
Hingga saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi, mesin bordir yang semakin
canggih juga berperan penting dalam menjadikan keterampilan ini semakin mudah dikerjakan,
dan bahkan terkadang suatu pakaian disebut terlihat lebih eksklusif apabila dihiasi dengan
bordir ketimbang menggunakan sablon.

Semakin berkembangnya waktu, industri bordir terbagi menjadi 2 jenis yaitu bordir manual
dan bordir computer. Bordir manual adalah sesuai namanya, pengerjaannya menggunakan
keterampilan tangan. Tentunya jenis bordir ini tidak akan mampu bersaing dengan bordir
digital, terutama dalam mengerjakan pesanan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang
singkat, namun banyak yang melihat bordir manual memiliki nilai jual lebih terutama apabila
yang dibutuhkan berkaitan dengan seni dan hasil kerajinan. Sedangkan bordir komputer adalah
jenis bordir yang tidak lagi mengandalkan ketrampilan tangan, melainkan menggunakan
perangkat mesin bordir yang terhubung dengan komputer, dan anda di sini bertindak sebagai
operator yang mengeksekusi supaya file desain yang dibuka menggunakan software bordir di
dalam komputer dapat dicetak melalui mesin bordir.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode penelitian
Dalam proses penelitian ini, metode yang dipergunakan adalah metode observasi.
Dalam metode ini peneliti mengumpulkan informasi dan juga data yang relevan dengan
mengamati.Sehingga dalam hal ini observasi disebut sebagai studi partisipatif. Metode observasi
digunakan jika peneliti ingin menghindari kesalahan yang dapat menjadi hasil bias selama
proses evaluasi dan interpretasi. Oleh karena itulah cara untuk metode pengumpulan data yang
obyektif dengan melihat partisipan dan merekamnya untuk dianalisis di tahap
selanjutnya.Observasi partisipatif ini dapat digolongkan menjadi beberapa macam, Peneliti
menggunakan metode observasi parsitipatif aktif dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan
observasi partisipatif aktif ini, maka data yang diperoleh akan lebih tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

B. Prosedur penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah :
1. Menjalankan pengamatan terlebih dahulu terhadap aktivitas masyarakat dari waktu pagi
hari sampai waktu malam hari.
2. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka langkah yang selanjutnya di ambil adalah
menentukan dan juga memilih informan untuk bisa di wawancara. Informan yang di pilih
tersebut adalah orang yang ikut terlibat langsung dalam melakukan aktivitas yang menjadi
tempat penelitian. Untuk mendapatkan informasi, data dan juga sumber yang terpercaya.

C. Hasil penelitian
Hasil dari observasi yang saya lakukan di lapangan. Saya memilih kehidupan para
pengrajin bordir atribut seragam Tentara Nasional Indonesia khususnya atribut seragam Kapal
selam di pertokoan Jalajaya, Surabaya pasca tragedi tenggelamnya kapal selam Nanggala yang
dilaporkan hilang kontak pada hari Rabo tanggal 24 April 2021 saat melakukan latihan di
perairan Selat Bali kemaren. Customer atribut tentara itu mayoritas dari orang kapal selam,
disamping orang angkatan-angkatan lain yang ikut memesan.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah membantu kinerja mereka dalam teknik
membordir yang kebetulan menggunakan mesin bordir bukan teknik bordir menggunakan
manual, seperti menjalankan proses bordir di mesin bordir yang meliputi pemasukan gambar
yang akan dibordir setelah digambar di computer, mengatur jalan benang, warna desain gambar,
dan lain-lain. Disamping itu saya juga ikut menggunting atribut-atribut yang sudah selesai dan
akan dikirim atau diambil oleh para pemesan atribut hingga membantu transaksi pembayaran.
Kebetulan toko yang saya lakukan penelitian adalah toko milik orang yang masih terhitung
kerabat saya sendiri.
Kemudian sesudah membantu apa saja yang diperlukan untuk keperluan bordir, saya
sebelumnya meminta izin untuk bertanya-tanya sedikit kepada kerabat saya, sebut saja pak
Amin, seputar bagaimana keadaan dan solusi untuk menambali kekurangan pemasukan yang
disebabkan tidak adanya para customer yang sudah memesan tapi belum diambil pesanannya
dan juga belum dibayar oleh pemesan yang menjadi korban tragedi Nanggala-402.
Pak Amin menuturkan, hal yang dilakuakan oleh pak Amin untuk kerja sampingan
setelah pulang dari toko pada habis Ashar adalah membuka lapak di depan rumahnya berupa
warung makan nasi Padang sebagai kerja sampingannya setelah kembali dari lapaknya. Beliau
membuka warung mulai sekitar habis Ashar hingga menjelang jam 9 malam. Hari pertama
jualan pak Amin dibantu oleh kakak laki-laki dan istrinya. Beliau mempunyai inisiatif membuka
warung makan dikarenakan beliau sadar dengan mengandalkan hasil bordir computer yang
sekarang sedikit sepi ditambah dengan melonjaknya harga bahan baku bordir seperti benang,
jarum, dan kain yang digunakan untuk bordir hari demi hari menjadi semakin mahal.
Cara lain yang dilakukan oleh pak Amin selain membuka warung makan Padang pada
sore hari yaitu dengan rajin menabung uang yang telah diperoleh guna untuk menambah
pemasukan beliau agar bisa mencukupi kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bordir merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan oleh manusia sejak lama dan
bahkan dilihat sebagai suatu kerajinan tangan yang bernilai tinggi hingga saat ini, terutama
apabila dilakukan secara manual alias menggunakan tangan. Adanya beragam teknik untuk
menyulam benang pada produk tekstil menunjukkan bahwa bordir telah diwariskan turun
temurun dan disebarkan oleh beragam kebudayaan sejak lama hingga bisa memberikan
beragam solusi untuk berbagai kebutuhan. Untuk kebutuhan yang lebih massal dan umum,
maka mesin bordir lebih sering digunakan dikarenakan proses pengerjaannya yang lebih
mudah, cepat dan biayanya pun umumnya lebih murah. Berkurangnya pendapatan pasca
tragedi inilah yang membuat pak Amin membuka lapangan pekerjaan dirumah mereka.

B. Saran
Dengan sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan sumbang saran serta kritikan
dalam memperbaiki makalah kami untuk yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Hasil wawancara dari pak Amin

https://blog.porinto.com/definisi-bordir/

Mulyana, Annisa. Bordir Kerancang di kota Pakayumbuh (study kasus di Centong Embroidery).
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Universitas negeri Padang. 2015

Anda mungkin juga menyukai