DISUSUN OLEH
MAIDA AISHA RACHMADIANTI (A02219027)
DOSEN PENGAMPU
MOHAMMAD ALVIAN, M. Hum
SURABAYA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
taufiq serta hidayahnya sehingga kita bisa berkumpul dan belajar bersama di dalam
kelas online. Terimakasih kami haturkan atas semua kalangan terutama dosen
pembimbing kami yang telah mengajar dan membimbing penulis untuk menyelesaikan
makalah tepat waktu meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Penulis telah
mencari dari berbagai sumber dan referensi yang Bapak dosen berikan sehingga
memudahkan kami mencari sumber-sumber ilmu.
Yang kedua, sholawat serta salam tetap penulis curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW penuntun zaman, yang telah menerangi dan menunutun kami dari
zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang yakni addinul Islam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1. Agar mengetahui dan memahami teknik atau cara-cara mengumpulkan data yang baik
dan benar ketika membuat proposal, karya ilmiah maupun penelitian.
2. Agar mengetahui jenis-jenis kutipan.
3. Supaya mengetahui teknik mengutip yang benar ketika membuat proposal, karya
ilmiah maupun penelitian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Data berwujud dari beberapa hal, seperti angka, simbol, huruf, gambar, angka,
bahasa, suara, simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat dikatakan sebagai
data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek,
kejadian, ataupun suatu konsep.1
A. Wawancara (interview)
Dalam wawancara ini, media penunjangnya yakni kamera, alat tulis atau
recorder yang digunakan selama wawancara berlangsung. Hal tersebut dapat
1
.Faisal, Sanafiah. 2001. Format-format Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
3
digunakan sebagai bukti dalam penelitian karya ilmiah ataupun pengajuan proposal
ketika dosen ingin sebuah bukti. Dan hal tersebut berguna juga jika setelah
melakukan wawancara terjadi insiden lupa sehingga dapat memutar kembali apa
yang telah dibicarakan sebelumnya oleh sang informan.
1. Wawacara Terstruktur
Wawancara terstruktur yakni wawancara yang sudah disusun dan
dirancang sedemikian rupa oleh peneliti sehingga berjalan sesuai
diinginkan penulis. Biasanya wawancara ini memerlukan briefing kepada
informan. Contohnya; Wawancara variety show seperti rumah uya, dan
lain-lain.
B. Angket
Kemudian pengumpulan data dengan cara pengisian angket atau
kuesioner. Cara ini memiliki kelebihan, yakni secara kuantitatif peneliti
dapat memperoleh data yang cukup banyak, yang disebarkan secara merata
dalam target wilayah yang akan diselidiki. Angket sebagai alat pengumpul
data, berisi pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada
subjek/resfonden penelitian. Kuesioner berguna dalam penyelidikan formal,
menambah data dan memeriksa data yang terakumulasi sebelumnya dan
membantu memvalidasi hipotesis penelitian sebelumnya. Kemudian jenis
4
angket tersaji dalam beberapa macam atau beragam bentuk. Berikut macam-
macam angket, antara lain:
1. Angket Terstruktur
Angket terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif.
Angket terstruktur dapat disebut angket tertutup. Biasanya hanya
memasukkan jawaban seperti sangat buruk, buruk, baik, sangat baik dan
sebagainya. Pertanyaan yang diajukan pasti dan konkret. Biasanya
digunakan untuk masalah sosial dan ekonomi, untuk mempelajari tentang
perubahan yang disebabkan karena perubahan kebijakan, hukum, dan lain-
lain. Contoh angket tertutup, yakni:
Berilah tanda check list atau centang (√) pada kotak yang telah
disediakan sesuai dengan kondisi Anda.
1) Jenis kelamin Anda
Laki-laki
Perempuan
2) Status Anda
Jomblo
Pacaran Rasa Teman
Menikah
5
pendapat mereka sendiri tanpa dibatasi oleh alternatif jawaban dari angket
tersebut.
Contoh angket terbuka, yakni:
1) Bagaimanakah pendapat Anda tentang diadakannya program Vokasi di
tempat kuliah Anda?
2) Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang
diselenggarakan di tempat kuliah Anda?
6
Akan tetapi, pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan
membutuhkan waktu yang lebih panjang, hal itu terjadi karena peneliti perlu
manganalisis dan mengkaji kembali data yang telah dikumpulkan.
7
Semakin cermat dalam menganalisa kejadian atau sebab dan akibat kejadian maka
akan semakin baik pula jalan yang diberikannya.2
9
a. Singkatan-singkatan dan angka-angka yang terdapat pada sebuah judul buku,
ditempatkan dalam urutan sesuai kepanjangannya, misalnya: R.A. Kartini
akan disusun dalam urutan kepanjangannya Raden Ajeng Kartini dan 1000
Peribahasa akan disusun dalam urutan kepanjangan Seribu Peribahasa.
b. Penyusunan nama pengarang adalah: Nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-
gelar. Nama-nama asing yang mempergunakan de, van, von diperlakukan
agak lain dari ketentuan tadi. Unsur-unsur itu ditempatkan di belakang nama
kecil, misalnya: Berg, C.C., van de, Prof. Dr. Einstein, von, Prof.
c. Judul-judul buku disusun menurut kata-kata yang terpenting. Sebab itu unsur-
unsur: The, De, Das, A, An, Une, Le, La, dan semacamnya yang mengawali
judul buku itu tidak diperhitungkan. Kata berikutnya yang dipakai untuk
menyusun urutan alfabetis.
d. Kartu katalog subyek disusun menurut urutan alfabetis:
Ilmu Bumi - Amerika
Ilmu Bumi - Belgia
Ilmu Bumi - Congo
Ilmu Bumi - Indonesia
Ilmu Bumi - Zelandia Baru
e. Tetapi pokok yang mengenai sejarah selalu disusun menurut urutan
kronologis:
Indonesia - Sejarah - sampai tahun 700
Indonesia - Sejarah - tahun 700 – 1600
Indonesia - Sejarah - tahun 1600 – 1940
Indonesia - Sejarah - tahun 1940 – 1966
2. Buku-buku Referensi
Buku-buku referensi adalah buku-buku yang dimaksudkan untuk dipakai
sebagai penerangan atau sebagai dasar untuk mencari keterangan yang khusus
mengenai pokok-pokok tertentu, biasanya terdapat di ruang baca
perpustakaan. Yang termasuk dalam buku-buku referensi adalah:
10
a. Buku Katalogus
Buku katalogus adalah sebuah buku yang berisi buku-buku yang
terdapat di berbagai perpustakaan, sebagai pelengkap kartu-kartu katalog
yang sudah dibicarakan di atas. Buku-buku semacam itu biasanya
diterbitkan oleh perpustakaan untuk dikirim ke perpustakaan-perpustakaan
lain yang memerlukannya. Buku-buku katalogus terdapat di ruang baca.
b. Indeks Majalah
Indeks majalah adalah daftar tentang semua artikel yang pernah ditulis
dalam majalah tersebut. Artikel-artikel dalam majalah-majalah merupakan
bahan bacaan mutakhir yang penting, didaftarkan dalam kartu-kartu
katalog, hanya nama majalah itu sendiri yang bisa dimasukkan dalam kartu
katalog.
Bila kita akan mempergunakan indeks majalah, pertama-tama kita harus
mengetahui bagaimana cara memakainya. Pada halaman pertama dari buku
indeks itu biasanya diberikan keterangan tentang singkatan-singkatan yang
dipergunakan, tentang urutan bagian-bagiannya dan lain-lain. Sebelum
memindahkan bahan-bahan dari indeks majalah ke dalam sebuah
bibliografi, maka sangat penting memahami kedua sistem itu, yaitu sistem
indeks dan sistem yang dipergunakan dalam menyusun bibliografi dalam
sebuah karya ilmiah.
c. Indeks Harian
Pada umumnya artikel-artikel dalam harian-harian tidak dimasukkan
dalam daftar indeks. Tetapi ada beberapa harian yang terkenal biasanya
membuat indeks bagi artikel-artikel atau berita-berita yang dimuat dalam
harian tersebut. Oleh karena itu, sebagai bahan perbandingan dapat
dipergunakan bahan-bahan dari surat-surat kabar tersebut, mengingat pada
umumnya surat-surat kabar biasanya memuat berita-berita yang sama pada
tanggal yang sama.
11
Harian yang terkenal yang biasa membuat indeks bagi berita-berita
atau artikel-artikel yang pernah dimuatnya adalah di luar negeri seperti
New York Times dan Times (London). Harian-harian Indonesia belum
memiliki indeks. Untuk kepentingan penelitian di kemudian hari sebaiknya
harian-harian yang besar sudah memikirkan hal itu
d. Kamus Umum
Kamus umum yang tidak dipersingkat, merupakan sumber yang paling
baik tentang kata-kata umum. Ia memberikan keterangan tentang
maknanya, tentang ejaannya, etimologisnya, dan sebagainya. Sebab itu,
hal-hal yang umum sangat mudah dicari dalam Kamus Umum.
Contoh kamus-kamus umum adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta; A Dictionary of American
English diterbitkan oleh University of Chicago Press; The Oxford English
Dictionary Clarendon Press, Oxford; Webster's Third New International
Dictionary of the English Language, G. C. Merriam Co.
e. Ensiklopedia Umum
Untuk mencari bahan-bahan keterangan, hendaknya dipergunakan
ensiklopedia terbitan terakhir, karena edisi-edisi terakhir itu
mencerminkan juga hasil-hasil karya sarjana terakhir. Kecuali kalau
penulis ingin mengetahui bagaimana pendapat orang-orang dulu tentang
suatu hal, maka boleh dipergunakan edisi terdahulu.
12
Yang termasuk dalam dokumen-dokumen pemerintah misalnya
brosur-brosur yang diterbitkan oleh departemen penerangan, atau oleh
departemen-departemen lainnya mengenai hal-hal yang menyangkut
bidangnya masing-masing.
2) Buku-buku tahunan
Buku tahunan diterbitkan untuk memperingati peristiwa-peristiwa
yang penting yang terjadi dalam tahun yang lalu. Buku ini dapat
diterbitkan oleh instansi-instansi resmi maupun swasta, dan dapat
berbentuk almanak seni, almanak musik, almanak kesehatan, atau
berupa laporan tahunan.
3) Buku-buku dari sumber-sumber khusus.
Yang dimaksud dengan sumber-sumber khusus adalah terbitan-
terbitan mengenai suatu bidang khusus, tetapi tidak termasuk dalam
laporan atau buku tahunan. Misalnya: ensiklopedi-ensiklopedi seni,
ensiklopedi musik, ensiklopedi sastra, sejarah seni lukis, sejarah
panggung, biografi dan sebagainya.
13
2) Data atau pendapat yang diperlukan.
Pencatatan tentang sumber merupakan hal yang sangat penting,
karena nantinya akan dipakai untuk menyusun catatan kaki dan
penyusunan bibliografi. Ini berarti kita harus mencatat dengan cermat,
yakni nama pengarangnya, judul buku, halaman tempat catatan itu
diambil. Atau kalau berupa artikel maka ditulis nama pengarang, judul
artikel, nama majalah atau harian, dan halaman.
2.2. Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan
seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Kutipan
dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap.
Dalam mengambil sebuah kutipan, hendaknya kutipan itu jangan terlalu panjang,
misalnya satu halaman atau lebih. Bila demikian, pembaca sering lupa bahwa apa yang
dibacanya pada halaman tersebut adalah sebuah kutipan. Sebab itu kutipan hendaknya
diambil seperlunya saja, sehingga tidak merusak atau mengganggu uraian yang sebenarnya.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih baik
memasukkannya dalam bagian apendiks atau lampiran.
Kutipan yang dapat diambil dari buku-buku atau majalah-majalah, namun ada pula
kutipan yang diambil dari penuturan lisan. Penuturan lisan ini bisa terjadi melalui
wawancara atau ceramah-ceramah. Namun kutipan semacam ini dalam karya-karya ilmiah
akan kurang nilainya kalau disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat
dipertanggungjawabkan, maka harus dimintakan pengesahannya lagi dari orang yang
bersangkutan.
14
3) Kutipan dibuat untuk memperkuat sebuah uraian atau untuk membuktikan
pendapat yang dikatakan oleh penulis.
15
dikemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung
ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi
catatan, atau yang tidak disetujui. Misalnya, kalau kita tidak setuju dengan
bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat: [sic!]. Kata sic! yang
ditempatkan dalam kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis tidak
bertanggungjawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan
apa yang terdapat dalam naskah aslinya.
Contohnya:
“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini
kami selalu berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan
[sic!] sentral/distribusi yang terbanyak sebagai bahan dari daftar
Swadesh.”
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; seharusnya
makna. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki
kesalahan itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan, dan ia
sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya. Untuk karya-karya ilmiah
penggunaan <i>sic! </i>dalam tanda kurung segi empat yang ditempatkan
langsung di belakang kata atau bagian yang bersangkutan, dirasakan lebih
mantap.
16
diperkenankan untuk menggunakan garis penghubung [-] sebagai
pengganti titik-titik. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu (baik pada
awal kutipan maupun pada akhir kutipan) harus dimasukkan dalam tanda
kutip sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari
kutipan.
17
e. Seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan; bila kutipan itu
dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu
dimasukkan lagi 5-7 ketikan.
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan.
Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara, yakni:
a. Mempergunakan tanda kutip ganda ["...] bagi kutipan asli dan tanda
kutip tunggal ['...] bagi kutipan dalam kutipan itu, atau sebaliknya.
b. Bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip, sedangkan kutipan
dalam kutipan itu mempergunakan tanda kutip ganda.
18
5) Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan ini berasal dari wawancara, ceramah maupun di perkuliahan. Bila
penulis ingin melakukan kutipan atas ucapan lisan, maka sebaiiknya ia
memperlihatkan naskah kutipan itu terlebih dahulu kepada orang yang
memberi keterangan dan mendapatkan pengesahan. Kalau ada kekurangan
atau kesalahan dapat diperbaiki oleh orang yang bersangkutan, sehingga tidak
muncul bantahan di kemudian hari.
BAB III
PENUTUP
19
atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat terdapat kutipan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Gorys Keraf. 1970. Komposisi. Jakarta: Penerbit Nusa Indah
20
21