Mida Nurani1, Mayya Shofa Mahfud2, Riska Lail Agustin3, Hendrata Vive
Kananda4
1,2,3,4
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret
1
Email: midanurani2017@gmail.com
Received: Dec 20, 2020 Accepted: Dec 29, 2020 Published: Dec 30, 2020
Abstract
The purpose of this research is to analyze the mathematics literacy skills of high school
students in terms of gender, especially in the material linear program. This research is a
qualitative descriptive study. Data Collection was carried out on the eleventh-grade
students of SMA Negeri 1 Meraksa Aji. The subject was 31 students which consisted of
14 females and 17 males. The data was collected using tests and interviews and analyze
use method triangulation. The results showed that female students' literacy skills were
better than male students. Female students find the indicators of interpreting mathematics
to solve problems, formulate problems systematically and use concepts, facts, procedures,
and reasoning in mathematics. Meanwhile, male students have only fulfilled the
indicators of interpreting mathematics to solve problems.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan literasi matematika siswa SMA
ditinjau dari gender khususnya pada materi program linear. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Meraksa Aji. Subjek penelitian adalah 31 siswa dimana terdiri dari 14 siswa
perempuan dan 17 siswa laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan
wawancara yang dianalisis menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa perempuan lebih baik dari pada siswa
laki-laki. Siswa perempuan memenuhi indikator menafsirkan matematika untuk
menyelesaikan masalah, merumuskan masalah secara matematis dan menggunakan
konsep, fakta, prosedur dan penalaran dalam matematika. Sedangkan siswa laki-laki
hanya memenuhi indikator menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu pondasi untuk kemajuan suatu bangsa
dan merupakan modal besar dalam menghadapi persaingan. Akan tetapi kenyataannya
sistem pendidikan di Indonesia masih banyak mengalami masalah. Menurut
Supraptinah, Budiyono dan Subanti (2015) kualitas pendidikan di Indonesia saat ini
masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini terlihat dari
Programme For International Student Assesment (PISA) tahun 2018 bahwa Indonesia
berada di urutan 72 dari 77 negara. Artinya kemampuan akademis siswa di Indonesia
masih rendah, terutama matematika.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting
dalam pendidikan. Belajar matematika diharapkan tidak hanya belajar dengan
kemampuan yang menggunakan perhitungan atau rumus dalam mengerjakan soal.
Sejalan dengan National Council of Teacher Mathematics (NCTM) tahun 2000 yang
merumuskan bahwa keterampilan belajar matematika meliputi pemecahan masalah
(problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), koneksi
(connection), komunikasi (communication) dan representasi (representation). Artinya
belajar matematika perlu melibatkan proses bernalar maupun proses dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah yang dimaksudkan tidak
sekedar masalah berupa soal rutin, akan tetapi permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga dibutuhkan kemampuan yang disebut dengan kemampuan literasi
matematika.
Literasi matematika adalah suatu kemampuan dalam merumuskan, menggunakan
dan menafsirkan matematika dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Sejalan
dengan Ojose (2011:90) yang menyatakan bahwa literasi matematika adalah sebuah
kemampuan untuk mengetahui dan menggunakan dasar matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam hal ini, siswa memiliki literasi matematika yang baik jika mengetahui
konsep yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Dengan demikian siswa dapat
melanjutkannya dengan memecahkan masalah menggunakan konsep matematika.
Menurut Muzaki dan Masjudin (2019) literasi matematika dapat membantu
seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-
hari yang menggunakan pemikiran matematika dalam pemecahan masalah agar lebih siap
menghadapi tantangan kehidupan. Pemikiran yang dimaksudkan adalah pola pikir
penalaran secara logis, pemecahan masalah, mengkomunikasikan dan menjelaskan.
Dalam penulisan lain, literasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks,
termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep,
prosedur dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan
fenomena/kejadian (Wardani dan Rumiati, 2011).
Dalam menyelesaikan permasalahan, siswa yang memiliki literasi matematika akan
menyadari dan memahami konsep matematika mana yang relevan untuk menghadapi
permasalahan tersebut. Dari kesadaran tersebut, kemudian berkembang untuk
merumuskan masalah kedalam bentuk matematisnya yang kemudian akan diselesaikan.
337
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
338
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa persentase daya serap siswa SMA Negeri 1
Meraksa Aji masih kurang, khususnya dalam menyelesaikan permasalahan program
linear. Hal ini dapat terjadi karena diduga rendahnya kemampuan literasi matematika
siswa SMA. Literasi matematika dikatakan baik jika nilai daya serap siswa yaitu lebih
dari 55,00%.
Selain itu, penelitian yang mengkaji tentang pentingnya literasi matematika untuk
dikaji yaitu: analisis kemampuan literasi matematik calon guru matematika (Prabawati,
2018) dan pengembangan lembar kerja siswa berbasis masalah dengan strategi heuristic
untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis (Prabawati, Herman dan Turmudi,
2019). Dari beberapa perbedaan pendapat ahli dan permasalahan yang telah dipaparkan,
di SMA Negeri 1 Meraksa Aji belum pernah diadakan penelitian yang mengkaji
kemampuan literasi matematika ditinjau dari gender. Sehingga penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kemampuan literasi matematika siswa SMA Negeri 1 Meraksa Aji
ditinjau dari gender khususnya pada materi program linear.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di
salah satu SMA Negeri 1 Meraksa Aji, Lampung. Subjek dalam penelitian adalah 31
siswa dengan 14 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Untuk mengumpulkan data,
subjek diberikan soal tes literasi matematika. Setelah subjek menyelesaikan tes literasi
matematika, selanjutnya dipilih 2 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki dengan teknik
purposive sampling. Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan pertimbangan guru, dimana
guru mengetahui karakteristik siswanya. Selain itu, siswa dipilih berdasarkan
kemampuan komunikasinya yang baik, karena dibutuhkan siswa yang mampu
memberikan atau menyampaikan ide dan alasan, sehingga dapat digali lebih dalam terksit
literasi matematika dari subjek penelitian. Untuk meningkatkan kepercayaan terhadap
data, penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Data jawaban siswa dan wawancara
dikatakan valid jika data jawaban siswa sesuai dengan hasil wawancara, dan sebaliknya.
Indikator literasi matematika yang digunakan ditampilkan pada Tabel 2.
339
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
Hasil jawaban tes kemampuan literasi matematika yang diselesaikan oleh subjek
disajikan sebagai berikut:
340
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
341
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
342
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
titik potong, daerah penyelesaian, nilai fungsi tujuan dan menentukan titik minimum
secara tepat. Selain itu, S2 juga telah menggunakan konsep penyelesaian masalah tersebut
secara sistematis dan tepat.
343
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara subjek 4 didapat bahwa subjek belum
merumuskan masalah secara benar. S4 melakukan kesalahan dalam menuliskan model
matematikanya. Penulisan 5𝑥 + 10𝑦 ≥ 25 harusnya ditulis dengan 5𝑥 + 10𝑦 ≤ 25.
344
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
SIMPULAN
Didalam penelitian ini, didapat bahwa kemampuan literasi matematika siswa
perempuan lebih baik dibandingkan siswa laki-laki. Siswa perempuan memenuhi seluruh
indikator literasi matematika, sedangkan siswa laki-laki hanya memenuhi indikator
literasi matematika yaitu menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah.
Sehingga, guru perlu meningkatkan kembali kemampuan matematika siswa, terutama
kemampuan literasi matematika. Meningkatkan literasi matematika dapat dilakukan
345
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
REFERENSI
Arkham, P. H. (2014). Penalaran Adaptif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Materi Bangun Ruang di SMP Negeri 4 Surabaya Berdasarkan
Perbedaan Gender. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kusumaningsih, W., Darhim, Herman, T., & Turmudi. (2018). Gender Differences in
Algebraic Thinking Ability to Solve Mathematics Problems. Journal of
Physics: Conference Series, 1013: 1 – 5.
Ojose, B. (2011). Mathematics Literacy: are We Able to Put the Mathematics We Learn
Into Everyday Use. Journal of Mathematics Education, 4(1): 89 – 100.
Prabawati, M. N., Herman, T., & Turmudi, T. (2019). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Masalah dengan Strategi Heuristic untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Matematis. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika,
8(1): 37–48.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i1.383
Pujiati, A. (2019). Literasi Sains dan Kecerdasan Adversity Siswa Sekolah Menengah di
Cilodong Kota Depok. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kaluni, 2, 28–
35.
https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.6
Rifai & Wutsqa, D. U. (2017). Kemampuan Literasi Matematika Siswa SMP Negeri Se-
Kabupaten Bantul. Junal Pendidikan Matematika dan Sains, 4(2): 152–162.
https://doi.org/10.21831/jpms.v5i2.15747
Salmina, M., & Nisa, S. K. (2018). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Berdasarkan
Gender pada Materi Geometri. Jurnal Numeracy, 5(1): 41–48.
346
Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 8, No. 4, 2020
Syawahid, M., & Putrawangsa, S. (2017). Kemampuan Literasi Matematika Siswa SMP
Ditinjau Dari Gaya Belajar. Jurnal Tadris Matematika, 10(2): 222–240.
https://doi.org/10.20414/betajtm.v10i2.121
Wardani, S., & Rumiati. (2011). Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP:
Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: PPPPTK.
Zainiyah, U., & Marsigit. (2018). Literasi Matematika: Bagaimana Jika Ditinjau dari
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SD Kelas Tinggi?. Jurnal
Riset Pendidikan Matematika, 4(1): 5–14.
347