Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cerminan

kesehatan. Kulit menjaga bagian dalam tubuh dari segala bentuk gangguan

dari pengaruh lingkungan di luar tubuh seperti gangguan fisis, mekanis, kimiawi

maupun infeksi bakteri, virus, jamur dan sebagainya. Kulit juga sangat kompleks,

elastis dan sensitif sehingga kulit merupakan bagian yang rentan terhadap

berbagai macam penyakit kulit (Adhi, 2011). Penyakit kulit sangat umum di

negara berkembang adalah skabies. Skabies adalah penyakit infeksi kulit yang

sering terjadi pada anak-anak, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada

anak yang terinfeksi dan juga untuk keluarga. Faktor utama dari penyakit ini

seperti: kebersihan yang rendah, kontak dengan orang lain yang mungkin

terinfeksi, dan kepadatan rumah tangga (Hay et al, 2012).

Skabies biasanya sering terjadi pada manusia yang berada dalam

suatu komunitas seperti pesantren atau asrama, dan mudah menular kepada

orang di sekitar penderita, karena faktor kebersihan diri, lingkungan, gizi, daya

tahan tubuh, dan kondisi ruangan yang terlalu lembab. Skabies menular dengan

dua cara yaitu dengan cara kontak langsung dan kontak tidak langsung. Kontak

langsung terjadi jika orang lain bersalaman, tidur bersama, dan berhubungan

seks dengan penderita yang positif skabies. Kontak tidak langsung yaitu menular

dari pakaian, handuk, sepatu, dan barang lain milik penderita (Djuanda &

Sularsito, 2013).
Menurut Zeba (2015) perilaku berbagi handuk dan pakaian, kebiasaan

mencuci pakaian dan mandi yang buruk berhubungan dengan penyakit kulit.

Dengan demikian, timbulnya penyakit merupakan hasil hubungan interaktif

antara manusia dengan lingkungan, antara perilaku dan kebiasaanya dengan

komponen lingkungan yang memiliki potensi penyakit. Mengingat perilaku

penduduk yang tidak sama, maka terdapat perbedaan keragaman

penyakit. Inilah yang dikenal sebagai keanekaragaman

pola penyakit yang disebabkan perbedaan perilaku (Acmadi, 2013).

Faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit adalah

iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya

pertumbuhan jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik, dan faktor

sosioekonomi yang kurang memadai. Sedangkan faktor-faktor yang dapat

mencegah terkena penyakit kulit diantaranya dengan meningkatkan sanitasi

lingkungan mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih;

membuat rumah sehat, kondisi rumah dapat mempengaruhi perkembangan fisik

dan mental penghuninya (Maharani, 2011) Sebanyak 18 studi prevalensi umum

di negara-negara berkembang untuk penyakit skabies sebanyak (21-87%), dan

untuk skabies (0,2-24%). Angka prevalensi di Asia Tenggara: India (9,7%- 13%),

Bangladesh (23-30%). Asia Timur (4,3% di Kamboja). Di Brazil (8,8%) dan di

Afrika (1-2%). Di sebuah daerah pedesaan dekat Bamako 47% dari kasus skabies

pada anak-anak dilaporkan berlangsung selama lebih

dari 4 bulan, 14% selama lebih dari 1 tahun (WHO, 2013).

Kejadian penyakit skabies di Indonesia masih tergolong tinggi. Hal

tersebut karena kurangnya kesadaran dan ketidakpedulian masyarakat terhadap

2
lingkungan sekitar. Berbagai penyakit kulit dapat disebabkan oleh lingkungan

dan kebiasaan

3
sehari-hari yang buruk, perubahan iklim, virus, bakteri, alergi, daya tahan tubuh

dan lain-lain (Kholid, 2012).

Puskesmas Lampisang adalah tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti.

Pada saat pengambilan data awal pada Puskesmas tersebut, berdasarkan

laporan penyakit kulit skabies pada Puskesmas Lampisang terdapat 34 kasus

penyakit (2016). Di tahun 2017 terjadi peningkatan kasus penyakit kulit skabies

menjadi sebanyak 46 kasus. Di tahun 2018 terjadi peningkatan kasus skabies

menjadi 75 kasus. Di Tahun 2019 terjadi lagi peningkatan kasus skabies

menjadi 88 kasus di Puskesmas Lampisang. Kasus skabies di wilayah kerja

Puskesmas Lampisang yang meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebanyak

29 kasus, dari tahun 2018 ke tahun 2019 meningkat sebanyak 13 kasus.

Menyatakan besarnya urgenitas masalah scabies di Puskesmas Lampisang.

100
90
80 88
70 75
60
50
40 46
30 34
20
10
0
2016 2017 2018 2019

Grafik 1.1 Kasus Penyakit Kulit Skabies Puskesmas


Lampisang Kabupaten Aceh Besar
Berdasarkan grafik 1.1 yang ditampilkan diatas, dapat diketahui bahwa

kasus penyakit kulit skabies di Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar

dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Kasus penyakit kulit skabies yang

selalu naik ini tidak baik


bagi kesehatan masyarakat, karena penyakit kulit dapat mengakibatkan hilangnya

rasa percaya diri seseorang, dapat menular bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Berdasarkan data prevalensi penyakit kulit skabies di Puskesmas

Lampisang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan

menganalisis yang lebih mendalam terhadap penyakit kulit skabies.

1.2 Rumusan Masalah

Gangguan penyakit kulit skabies di wilayah kerja Puskesmas Lampisang

Kabupaten Aceh Besar memerlukan perhatian yang serius. Kondisi lingkungan

yang banyak terdapat bakteri yang bersinggungan langsung terhadap kulit

dapat mengakibatkan gangguan kulit pada tubuh. Faktor perilaku hidup bersih

dan sehat harus diterapkan dalam pribadi masing-masing agar terhindar dari

penyakit kulit skabies. Penyakit kulit skabies, apabila tidak dicegah dengan

baik, dapat memperburuk kondisi fisik seseorang. Beberapa penyakit kulit

dapat ditularkan kepada orang lain, terutama keluarga terdekat dengan

penderita. Dalam kondisi tertentu, penyakit kulit dapat mengakibatkan

kematian.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis hubungan sanitasi

lingkungan dan personal hygiene terhadap penyakit kulit skabies di wilayah

Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar. Peneliti membatasi

variabel penelitian pada strategi promosi yaitu umur, pendidikan,

pengetahuan, sanitasi lingkungan dan personal hygiene.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan sanitasi lingkungan dan personal

hygiene dengan kejadian skabies di Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis hubungan umur dengan kejadian skabies di Wilayah

Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2020.

b. Untuk menganalisis hubungan pendidikan dengan kejadian skabies di

Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar Tahun

2020.

c. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan kejadian skabies di

Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar Tahun

2020.

d. Untuk menganalisis hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies di

Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar Tahun

2020.

c. Untuk menganalisis hubungan personal hygiene dengan kejadian

skabies di Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar

Tahun 2020

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Untuk menambah pengetahuan mengenai penyakit kulit skabies di

Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar.

b. Untuk meningkatkan ketrampilan serta wawasan baru yang lebih

aplikatif dalam menerapkan serta menyelaraskan antara ilmu yang


didapat dibangku kuliah dengan kondisi yang sebenarnya dilokasi

penelitian khususnya mengenai sanitasi lingkungan dan personal hygiene

dengan kejadian skabies di Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2020.


2. Bagi Instansi Terkait

a. Untuk mengetahui pentingnya sanitasi lingkungan dan personal hygiene

dalam upaya pencegahan penyakit kulit skabies di Wilayah Kerja

Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2020 serta menjadi

masukan bagi instansi terkait dalam mencari solusi/cara dalam

pencegahan penyakit kulit skabies di wilayah kerjanya.

b. Sebagai masukan pada pimpinan instansi, para tenaga kesehatan serta

tenaga promosi kesehatan di Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh

Besar, untuk menjalankan strategi promosi kesehatan dalam upaya

pencegahan penyakit skabies untuk kesehatan masyarakat yang lebih

baik.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peniliti lain untuk kepentingan

pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan pencegahan penyakit kulit

skabies.

Anda mungkin juga menyukai