11 Bab Ii Huda
11 Bab Ii Huda
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiel var, hominis, dan produknya. Ditandai gatal pada malam
hari, mengenai sekelompok orang, dengan tempat presileksi di lipatan kulit yang tipis,
hangat, dan lembab. Gejala klinis dapat terlihat polimirfi tersebar diseluruh badan
(Aminah, 2015)
2.1.2 Epidemiologi
tungau kecil berkaki delapan (Sarcoptes scabiei), dan didapatkan melalui kontak fisik
yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit ini, sering kaling berpegangan
tangan dalam waktu yang sangat lama yang merupakan penyebab umum terjadinya
penyebaran 10 penyakit ini. Semua kelompok umur bisa terkena. Penyakit ini
biasanya menyerang anak-anak dan dewasa muda, walaupun akhir-akhir ini juga
pesantren. Kontak sesaat tidak cukup untuk dapat menimbulkan penularan, sehingga
siapapun yang biasa menghadapi kasus skabies dalam tugas pelayanan kesehatan
sosial ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang tanpa
aturan, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermatografik atau etiologik
(Djuanda, 2010). Penularan dapat terjadi, karena: (1) kontak langsung kulit dengan
kulit penderita skabies, seperti menjabat tangan, hubungan seksual, tidur bersama;
(2) kontak tidak langsung (melalui benda), seperti penggunaan perlengkapan tidur
bersama dan saling meminjam pakaian, handuk dan alat-alat yang bersifat pribadi
2.1.3 Etiologi
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna
putih kotor, dan tidak bermata. Ukuran yang betina berkisar antara 330-450 mikron
x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200
mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki didepan sebagai alat
untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
Setelah kopulasi biasanya yang jantan mati, namun kadang-kadang masih dapat
hidup dalam beberapa hari. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan
telurnya sekitar 2-4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40-50. Bentuk betina yang
8
Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat
juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk,
jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur
sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari (Djuanda, 2010).
2.1.4 Patogenesis
infeksi dan sensitasi parasit. Keadaan tersebut menimbulkan adanya lesi primer pada
tubuh (Widoyono, 2011). Lesi primer skabies berupa beberapa terowongan yang
Sifat yang dimiliki dari lesi primer skabies adalah distribusinya yang sangat
khas. Burrows adalah tanda khusus yang menunjukkan suatu penyakit dan
ketinggian berkisar 2-10 milimeter. Mereka tidak nampak dan harus aktif dicari.
Sebuah titik hita dapat dilihat di salah satu ujung liang itu, yang mengindikasikan
ditemukan di daerah lipatan atau hangat dan dilindungi (Audhah dkk, 2012).
9
Sifat yang dimiliki dari lesi sekunder adalah lesi yang merupakan hasil dari
menggaruk, dan atau respon kekebalan host terhadap kutu dan produk mereka (Lubis
& Alwin, 2011). Dengan garukan pada kulit dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan
infeksi sekunder lainnya. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi pun dapat lebih luas
2.1.5 Diagnosis
(Listautin, 2012). Diagnosis skabies dapat ditegakkan dengan menemukan dua dari
1. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari) karena aktifitas tungau lebih tinggi
pada suhu yang lembab dan panas. Biasanya timbul pada fase-fase awal penyakit.
lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada ujung timbul pustul dan
yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, aerola mammae, lipat glutea, umbilikus, bokong, genitalia
10
Prosedur pemeriksaan lanjut adalah untuk scrapping kulit, tempatkan setetes
minyak mineral pada slide kaca, menyentuh minyak mineral, dan menggores kulit
penuh dengan menggunakan scapel blade No.15, sebaiknya lesi primer seperti
vesikula, papula. Kulit dikorek diletakkan pada slide kaca, ditutupi dengan coverslip,
dan diperiksa di bawah mikroskop cahaya pada pembesaran 40x. Beberapa korekan
diperlukan untuk mengidentifikasi tungau atau produk mereka (Lubis & Alwin, 2011).
2.1.6 Pengobatan
Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap
hari. Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah digunakan harus dicuci secara
teratur dan bila perlu direndam dengan air panas. Demikian pula halnya dengan
anggota keluarga yang berisiko tinggi untuk tertular, terutama bayi dan anak-anak,
juga harus dijaga kebersihannya dan untuk sementara waktu menghindari terjadinya
perorangan dan tingkatkan status gizinya. Beberapa syarat pengobatan yang harus
diperhatikan, yaitu:
b. Sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi, pakaian yang akan dipakai pun
harus disetrika.
c. Bantal, kasur, dan selimut harus dibersihkan dan dijemur di bawah sinar matahari
11
Dengan menggunakan obat-obatan dalam bentuk topikal, antara lain:
Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Kekurangannya ialah
Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari.
Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal
setelah dipakai
digunakan, dan jarang memberi iritasi. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih
d. Krotamiton 10%
Merupakan pilihan, mempunyai dua efek sebagai anti skabies dan anti gatal.
sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh, diulangi setelah seminggu.
12
2. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, dan selimut secara teratur minimal dua
5. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
sangat penting untuk menjaga infestasi parasit. Sebaiknya mandi dua kali sehari,
Walaupun penyakit ini hanya merupakan penyakit kulit biasa dan tidak
Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas dari infeksi
1. Cuci sisir, sikat rambut, dan perhiasan rambut dengan cara merendam di cairan
antiseptik.
2. Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air, dan gunakan setrika panas untuk
13
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Skabies
bersumber dari perilaku yang kurang baik terhadap sanitasi lingkungan, pemukiman
yang kumuh, hygiene yang buruk, pengetahuan yang kurang, usia, jenis kelamin dan
manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes)
dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan
sikap dan perilaku hidup sehat. 3. Sikap; Sikap adalah sebuah kecenderungan untuk
merespon secara suka atau tidak kepada sebuah objek. 3) Kepercayaan; Kepercayaan
adalah sikap yang ditunjukkan oleh sesorang saat ia merasa cukup tahu dan
diindera.
14
b. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau
sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi sikap dan perilaku
petugas kesehatan dan pengurus pesantren apakah mendukung atau tidak perilaku
1. Kebersihan Perorangan
Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Tubuh yang
penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang tidak baik. Praktik
kebersihan diri yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai
penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit
saluran cerna (Lubis & Alwin 2011). Upaya yang bisa dilakukan untuk memelihara
a. Kebersihan Kulit
berbagai dampak baik fisik maupun psikososial. Dampak fisik yang sering dialami
seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit. Kulit yang
maupun pengaruh buruk dari luar. Kulit berfungsi untuk melindungi permukaan
15
tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Kulit
juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal dari sinar ultraviolet.
dalamnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Penyakit kulit dapat disebabkan
oleh jamur, virus, dan parasit hewan. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
tubuh yang lain. Oleh karena itu, butuh perhatian ekstra untuk kebersihan tangan
Menyabuni dan mencuci harus meliputi area antara jari tangan, kuku, dan
punggung tangan
(3) Jangan menggaruk atau menyentuh bagian tubuh seperti telinga dan hidung
c. Kebersihan Pakaian
Pakaian adalah bahan tekstil dan serat yang digunakan untuk melindungi dan
menutupi tubuh. Alat penutup tubuh ini merupakan kebutuhan pokok manusia selain
makanan dan tempat tinggal. Keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan tubuh
akan terserap pakaian. Dalam sehari, pakaian berkeringat dan berlemak ini akan
berbau busuk dan mengganggu. Dalam keadaan ini masalah kesehatan akan muncul
16
terutama masalah kesehatan kulit karena tubuh dalam keadaan lembab. Untuk itu
perlu mengganti pakaian dengan yang bersih setiap hari. Pemakaian pakaian khusus
pakaian, atau handuk memegang peranan penting, maka diberikan edukasi untuk
mencuci pakaian, sprei, dan tempat tidur. Hal ini dilakukan untuk mematikan semua
tungau dewasa dan telur sehingga tidak terjadi kekambuhan (Setyowati, D. 2014)
2. Kebersihan Lingkungan
ketentuan teknis kesehatan yang wajib di penuhi dalam rangka melindungi penghuni
dan masyarakat yang bermukim dari bahaya atau gangguan kesehatan (Yusmita,
2011).
karena kesulitan masyarakat dalam air bersih. Beban pengotoran air juga bertambah
17
Tinggal bersama dengan sekelompok orang memang berisiko mudah tertular
kebersihan pribadi dan lingkungan tidak terjaga dengan baik. Faktanya, sebagian
pesantren tumbuh dalam lingkungan yang kumuh, tempat mandi dan WC yang kotor,
3. Pengetahuan
Hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
hidung, telinga, lidah dan kulit. Mata dan telinga sebagai pancaindra dapat
atau peralatan agar sehat dan bebas tercemar dari bakteri, serangga, atau binatang
termasuk dalam pencegahan penyakit. Jadi dalam hal ini sanitasi ditujukan kepada
18
(presentase sakit), lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman (Kemenkes RI,
lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk
Ronny, P.H. (2007), lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga
kondisi luar manusia atau hewan yang bisa menyebabkan akan penularan penyakit.
optimal pula (Mubarak & Chayatin 2008). Pemeliharaan lingkungan yang bersih dan
sehat tentunya akan berdampak bagi kesehatan. Apabila lingkungan tidak terawat
Penyakit kulit skabies adalah salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.
Adapun faktor yang dominan yang paling penting adalah penyediaan air bersih,
kepadatan penghuni kesehatan kamar. Ketiga faktor ini akan berinteraksi bersama
lingkungan tidak sehat karena tercemar tungau skabies serta berakumulasi dengan
perilaku manusia yang tidak sehat pula maka akan menimbulkan penyakit kulit.
maupun masyarakat dalam berperilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat adalah
19
perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya proses penyakit. Secara
garis besar, unsur lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian utama (Rahmawati
2010).
a. Lingkungan biologis, seluruh makhluk hidup yang berada di sekitar manusia yang
meliputi berbagai mikroorganisme, serta berbagai jenis binatang dan tumbuhan yang
dan obat – obatan) maupun sebagai reservoir / sumber penyakit atau pejamu antara
penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab,
manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan
sosial manusia. Lingkungan fisik tersebut terdiri dari udara, keadaan cuaca, geografis
dan geologis, air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai sumber penyakit
serta berbagai unsur kimiawi serta berbagai bentuk pencemaran pada air.
c. Lingkungan sosial, lingkungan ini meliputi semua bentuk kehidupan sosial budaya,
ekonomi, sistem organisasi, serta institusi / peraturan yang berlaku bagi setiap
20
Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
menoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk
Menurut Riyadi (Kholid, 2012), sanitasi lingkungan adalah prinsip – prinsip untuk
meniadakan atau setidak – tidaknya mengurangi faktor – faktor pada lingkungan yang
mengendalikan: sanitasi air, pembuangan kotoran, air buangan dan sampah, sanitasi
udara, vektor dan binatang pengerat, tetapi dalam hal ini yang menjadi prioritas
Higiene adalah ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Fanani,
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Dikatakan
memiliki kebersihan diri baik apabila orang tersebut dapat menjaga kebersihan
tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan dan kuku serta kebersihan genitalia.
menciptakan keindahan.
21
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah ketidak mampu
hal yang sangat penting dan harus diperhatikan di dalam kehidupan sehari – hari
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial, anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
menyediakan beberapa alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo,
alat mandi.
e. Budaya, disebagian masyarakat jika seseorang sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain – lain.
g. Kondisi fisik, pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
22
Dampak yang ditimbulkan dalam higiene perseorangan dibedakan menjadi
dua yaitu dampak fisik dan dampak psikososial. Dampak fisik yang dialami dengan
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, dan gangguan fisik pada kuku. Sedangkan dampak psikososial yang dialami
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. Manfaat dalam merawat
berbagai dampak baik fisik maupun psikososial. Dampak fisik yang sering dialami
seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit (Wartonah,
2003). Kulit yang pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan,
rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar. Kulit berfungsi untuk melindungi
tertentu. Kulit juga penting bagi produksi Vit. D oleh tubuh yang berasal dari sinar
didalammnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya (Azizah & Setiyowaty, 2011).
sering dengan kontak lansung dan dapat pula melalui alat – alat seperti handuk,
pakaian, tempat tidur, bantal, selimut dan lain – lain. Selain itu juga dapat ditularkan
23
melalui hubungan seksual antara penderita dengan orang lain. Penyakit skabies
secara bersama – sama dengan orang banyak disatu tempat yang relatif sempit
Dari teori teori yang telah dikemukakan, maka Kerangka teori pada penelitian
24
Gambar 2.1
Kerangka Teori (Teori Lawrence Green)
25